WAWA S A N
Percik
Mei 2009
Oleh Yuyun Ismawati
Timbunan sampah di TPA yang tak tertangani merupakan penyebab pemanasan global. Foto: Istimewa.
P e rd a ga n ga n Ka rb o n
Dalam kesepakatan Protokol Kyoto, negara-negara m aju yang terdaftar dalam Annex 1, wajib m enurunkan em isi gas rum ah kacanya sam pai dengan 6% dari em isi GRK-n ya p ad a tah u n 1990 . Penurunan em isi tersebut bisa dilakukan di dalam negeri atau secara dom estik, dengan cara im plem entasi bersam a-sam a (join t im p lem en t a t ion ter u tam a d i negara-negara m antan USSR/ Rusia) dan ca r bon off-set (gan ti u n tu n g) beker - jasam a d en gan n egar a ber kem ban g m elalui Mekanism e Pem bangunan Ber- sih/ MPB atau Clean Dev elopm ent M e- chanism/ CDM.
Meski cukup kom pleks dan sulit ikut serta dalam MPB, sebagian besar investor atau swasta m asih banyak yang tertarik untuk investasi di sektor sam pah dengan m em anfaatkan skem a perdagangan kar- bon. Hal ini terutam a untuk alasan bahwa tanpa dukungan kredit karbon, proyek- proyek pengelolaan sam pah di TPA secara ekonom i tidak feasible. Unit yang digu- nakan dalam perdagangan karbon adalah CER (Carbon Em ission R eduction) de- ngan satuan setara ton CO2.
Dalam MPB ada dua skala proyek yang bisa dibiayai: skala kecil (sam pai dengan 60 ,0 0 0 ton CO2) dan skala besar (m ulai dari 60 ,0 0 0 ton CO2). Dari 10 0 0 jiwa sam pah dom estik atau sam pah per-
m ukim an m enghasilkan em isi m ethane sekitar 40 0 ton CO2/ tahun. Untuk skala kecil bisa diajukan m enjadi proyek skala besar dengan cara bundlingdari beberapa lokasi m enjadi satu. Atau kegiatan skala kecil ini, m engikuti rancangan kesepa- katan terakhir, dapat dijadikan Program - m atic of Action.
Un tuk proyek sektor sam pah skala besar, biasanya yang disasar adalah sam - pah di TPA. Pem bakaran gas dari TPA (landfill gas flaring) sebenarnya m eru- pakan kaidah baku dari teknik sanitary la n d fill. Tu m p u kan ter bu ka sam p ah
organik yang terdekom posisi dan air lindi di TPA yan g m en gan dun g kon sen trasi organik tinggi, tidak diolah dengan sek- sam a. Kalau dilihat dari besaran (m agni- tude) dan ukuran (size), TPA m erupakan sum ber em isi gas rum ah kaca, terutam a m ethane yang cukup signifikan. Sebuah TPA di kota sedang paling tidak m eng- hasilkan em isi gas rum ah kaca setara 140 ,0 0 0 ton CO2 per tahun.
Sayangnya perdagangan karbon memi- liki persyaratan yang sangat kompleks dan m ahal sehin gga CDM serin gkali diple- setkan menjadi Com plicated and Difficult Mechanism .Sekarang keputusan di tangan kita. Bila kita ingin serius berpartisipasi mengurangi kontribusi emisi gas rumah kaca terhadap pem an asan global, ada insentif karbon kredit atau tidak, kita bisa memulai menghindari terbentuknya m e- thane dengan cara melakukan minimisasi sampah, pemilahan, pengomposan dan da- ur ulang di rumah atau tempat kerja ma- sing-masing. Yang pasti sebetulnya kita bi- sa dan harus mengupayakan zero w aste for zero w arm ing, dari tingkat individu sam pai kota, agar bum i kita tetap lestari.
36
WAWA N C A R AWAWA S A N
Percik
Mei 2009
Alat untuk membakar sampah di sebuah TPA. Foto: Istimewa.
Mengelola sampah dan memlihara lingkungan merupakan tindakan pencegahan pemanasan global. Foto: Istimewa.
K
etika kr isis ekon om i m en d er a kegiatan bisnis dan banyak in- d u str i, ter n yata ad a seju m lah kegiatan p er ekon om ian yan g m am p u tetap ber op er asi kar en a p asok bah an m en tah un tuk kegiatan bisn is m ereka selalu tersedia. Pasar untuk m ereka pun selalu terbuka, karena bahan yang m ereka pasok dapat m em bantu kegiatan bisnis beroperasi lebih efisien.Kegiatan perekonom ian ini m em ang tidak cukup bergengsi, karena berurusan dengan pekerjaan kais-m engais sam pah, yang tentu saja bukan suatu kegiatan bis- nis yang m enarik. Nam un jangan disang- ka bahwa kegiatan ini tidak dapat m em - ber ikan keh id u p an bagi m er eka yan g berkecim pung di dalam nya.
Para pem ulung sam pah, apalagi yang sudah m enjadi pengepul, terutam a lagi jika m ereka dapat m em iliki akses di tem - pat pem buan gan akh ir sam pah (TPA) akan m am pu m em peroleh pen ghasilan yan g lu m ayan . H al in i m en jelaskan bahwa bisnis bisa digerakkan dari tem - pat-tem pat yang kum uh, nam un berperan besar untuk m em bantu lingkungan hidup m en jad i lebih baik, sekaligu s m em - berikan m ata pencaharian bagi sejum lah orang.
Saat in i kualitas lin gkun gan hidup terus m endapat tekanan berat akibat per- tum buhan penduduk, perkem bangan bis- n is d an in d u str i. Akibatn ya ku alitas lin gku n gan ter u s m em bu r u k d an m eningkatnya pem anasan global. Hal ini m en gh ar u skan p en gh u n i p lan et bu m i ber sam a-sam a m en car i jalan u n tu k m em astikan kehidupan bum i yang lebih panjang.
Di sini konsep 3R (R educe, R euse dan R ecy cle) bukan lagi sem ata sebagai jar- gon, nam un suatu keharusan untuk m em - ban tu p lan et bu m i yan g telah lelah
m em iku l beban yan g san gat ber at. Men ar ikn ya, h al in i ter n yata d ap at dilakukan sebagai kegiatan sukarela (v o- luntary) m aupun kegiatan bisnis.
Kegiatan sukarela oleh relawan jika m enjadi sebuah gerakan akan berdam pak besar bagi berkuran gn ya lim bah yan g m engganggu kualitas kehidupan. Nam un yang tak kalah pentingnya, kegiatan bis- nis juga dapat berperan dalam hal ini. Dengan m em anfaatkan bahan daur-ulang u n tu k p r od u k-p r od u k m er eka m aka kuantitas buangan tidak akan m elonjak secara eksponensial.
Sebaliknya dengan m elakukan upaya daur-ulang dari bahan m entah, kegiatan p r od u ksi akan m em p er oleh efisien si operasi, dan sekaligus kesem patan untuk m em bangun m erek sebagai produk yang akrab lingkungan (env ironm ental friend- ly). Hal ini sangat penting, ketika begitu banyak produk dan m erek yang tersedia di pasar. Banyaknya produk yang tersedia m em bu at per bed aan d i an tar a m er ek yan g ad a sem akin m en ip is, seh in gga m elahirkan product parity .
Padahal m erek adalah suatu pem beda (differen tiator) dalam pandangan kon-
sum en , ken apa m ereka m em ilih suatu m erek, dan bukan m erek yang lain. Ketika sem akin banyak konsum en yang peduli lin gku n gan , m en gasosiasikan su atu m er ek d en gan kep ekaan ter h ad ap lin gku n gan akan m en cip takan su atu kelebihan bersaing (com petitiv e adv an- tage) dibanding m erek yang lain. Tentu saja jika produk atau m erek itu betul- betul dapat m em perlihatkan dengan kon- sisten bahwa rangkaian kegiatan operasi m ereka betul-betul akrab lingkungan.
Seju m lah per u sah aan su dah m u lai m en gaitkan kegiatan m er eka d en gan upaya sem acam ini untuk m eningkatkan kem am puan bersaing m ereka. Unilev er Peduli, m isalnya, m em perlihatkan upaya ke arah itu. Sejum lah perusahaan yang lain juga m ulai m em perhatikan upaya u n tu k lebih h ijau kar en a m er eka m en yad ar i d en gan ber op er asi secar a akrab lingkungan m ereka dapat m em buat m ereknya m enjadi relevan dengan tun- tutan konsum ennya.
Ketika kon sum en m en jadi sem akin penuntut, bahkan pem berang --- seperti tercerm in dari gerakan N o Logo--- m erek m em ang harus m elakukan evolusi untuk tetap m enjadi relevan dengan khalayak sasar an n ya. Kar en a p r em is d asar pem asaran adalah upaya m em aham i apa yang diperlukan konsum en, m aka ketika konsum en kian peka terhadap m asalah lingkungan, m erek juga harus m elakukan hal serupa. Bukan sem ata karena kepedu- lian sem acam itu akan m em berikan m an- faat bagi lingkungan, nam un karena hal itu dapat berdam pak signifikan terhadap bottom line perusahaan.
P e ke rja a n H ija u Di sisi yan g lain , u p aya u n tu k