• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya LSM dan Proyek dalam PSBM

P R A K T E K U N G G U L A N

Pengelolaan sampah mustahil berhasil tanpa keterlibatan masyarakat. Foto istimewa

Percik

Mei 2009

n ya secara rutin sehin gga m en guran gi ju m lah sam p ah yan g d ibu an g kelu ar rum ah, m engolah sam pah basah m enjadi kom pos dengan kom poster skala rum ah tangga kem udian m enggunakan tas daur ulang untuk belanja sehingga m engurangi jum lah sam pah kresek yang dibuang kelu- ar rum ah. "Keterlibatan pem erintah m ut- lak diperlukan karena untuk m endukung integrasi dan kesinam bungan program ," katanya.

Sem entara Program Manager Yayasan Bin tari Feri Prihan toro m en gharapkan kon tribusi m asyarakat dalam program PSBM m en er apkan pr in sip zer ow a st e sehingga m em inim alisir sam pah yang ke luar dari kom plek perm ukim an. "Untuk teknis pelaksanaannya diserahkan pada m asyar akat yan g m en gelola secar a m andiri," ungkapnya.

LSM m enilai efektif program PSBM yan g d ilaku kan d i ber bagai wilayah . Contoh di wilayah binaan ESP yaitu di RW VI Kelu r ah an Won okr om o Kota Surabaya, kegiatan ini bisa m engurangi volum e sam pah sebanyak 1 m eter kubik per hari. Efektivitas tim - bulan sampah juga terjadi di wi- l a y a h

kerja Mercy Corps seperti di RW 4 dan RW 5 Kelurahan Kapuk Muara dan RW 8, 12, dan 13 Kelurahan Penjaringan J akarta Utara, serta RW 8 Kelurahan Petojo Utara, J akarta Pusat.

Ke n d a la

Menurut Feri, kendala terbesar dalam m elaksan akan p r ogr am PSBM yaitu keber lan ju tan pr ogr am . Keber lan ju tan ini, katanya, terkait dengan kebosanan m asyarakat yang sudah lam a berproses d alam p en gelolaan sam p ah ap alagi sem akin banyak titik yang harus dibim - bing akan sem akin m em butuhkan tenaga. "Karena itu, kam i terus berusaha m eng- gan d en g p em er in tah d aer ah u n tu k ber sam a-sam a ter us m em buat in ovasi baru bagi m asyarakat," tuturnya.

Kendala um um , m enurut Mita, pang-

gilan Pram ita Harjati yaitu m asih rendah- nya perhatian pem erintah daerah dalam upaya PSBM. Hal ini terlihat dari sulitnya m encari lahan untuk kegiatan dan kurang dukungan teknis kepada m asyarakat dan perlu ada insentif bagi m asyarakat yang sudah m elakukan PSBM. Kendala lain, lan jutn ya, adalah kesiapan m asyarakat u n tu k m en an ggu n g biaya op er asion al (un tuk skala kom un al), kesulitan m e- ngum pulkan bahan untuk produk daur ulang plastik, m asih kurang variasi pro- duk dan biaya opera- sion al tin ggi serta

p en gatu r an waktu m asyar akat u n tu k m enggalang partisipasi.

Tak jau h bed a yan g d ialam i ESP, bahwa tidak sedikit pem erintah daerah (dinas kebersihan) yang kurang dukung- annya terhadap program PSBM. Hal ini berpengaruh juga pada paradigm a, peri- laku, dan kom itm en m asyarakat dalam m engelola sam pah.

"Per lu ter u s m en gkam p an yekan bah wa sam p ah m er u p akan tan ggu n g jawab bersam a dan sam pah bisa dija- dikan sum berdaya. Kecenderungan m a- syarakat ingin hasil PSBM iniinstandan generating incom e," kata Winces, pang- gilan akrab Winarko Hadi.

Ke b e rla n ju ta n P ro gra m P S B M Den gan ad an ya Un d an g-Un d an g Nom or 18 Tahun 20 0 8 tentang Penge- lolaan Sam pah yang dapat m em ayungi kegiatan PSBM dan J ejaring AMPL yang m ewadah i para praktisi PSBM, cukup m am pu m enggerakkan m asyarakat dalam pengelolaan sam pah.

H al in i juga diukur dar i besar n ya m inat dan perm intaan m asyarakat dan pem erintah daerah di kota atau kabupa- ten yan g m en jadi lokasi ESP. Tin ggal m endorong pem erintah lokal untuk lebih m enjadikan PSBM sebagai prioritas de- n gan m em beri berbagai stim ulan dan bukan sekedar slogan.

Un tu k m em astikan keber lan ju tan PSBM, Mer cy Cor ps m em per ku at ke- m am puan m asyarakat pelaksana dalam hal jejaring, m endukung m asyarakat agar terlibat dalam Musrenbang tingkat RW d an kelu r ah an , m elaku kan ad vokasi kep ad a p em er in tah lokal agar tetap m elanjutkan program m asyarakat yang sudah dibina dan berjalan.

Sem en tara m en urut ESP keberlan - jutan program PSBM ini bisa dipastikan apabila m asyarakat tetap m elakukan pe- ngelolaan sam pah dan jum lah m asyara- kat yang terlibat sem akin banyak m es- kipun sudah tidak didam pingi ESP atau pem erintah. Lingkungan m enjadi tam bah bersih dan asri serta kegiatan ini sudah m enjadi kebutuhan bagi m asyarakat.

Bowo Leksono

60

P R A K T E K U N G G U L A N

Warga Kelurahan Jomblang, Kota Semarang berembuk soal pemanfaatan keranj ang Tatakura. Foto Yayasan Bintari

Percik

Mei 2009

L

awan atau kawan! Mungkin itu tawar an yan g tep at bagi kita sem ua terkait sesuatu yang berna- m a sam p ah . Ya, h an ya d u a p ilih an . Apakah sam pah akan m am pu m enjadi kawan yang sangat baik bagi kita atau jus- tru sebaliknya, sam pah m enjadi lawan yang suatu saat bisa m em bahayakan kita, keluarga, dan m asyarakat secara luas.

Bila pilihan kita m enjadikan sam pah itu sebagai lawan , ten tu m u dah saja. Tin ggal kita biarkan dan kita abaikan sam pah -sam pah yan g setiap h ar i kita hasilkan . Tapi bila kita m en gin gin kan sam pah bersahabat den gan kita, ten tu kita harus bersikap peduli kepadanya.

Peduli m em ang tidak hanya diperun- tu kkan bagi sesam a m an u sia atau m akhluk hidup saja. Dan tentu tak m udah bersikap peduli pada barang-barang yang jelas wujudnya kotor, bau, dan m enji- jikkan seperti sam pah itu.

Disadari atau tidak, kita tak m am pu m enghindar dari sam pah. Karena pada dasarnya m anusia sendiri produsen sam -

pah. Artinya, sikap peduli pada keber- adaan sam pah agar bisa bersahabat dan tidak m em bayakan bagi kita, perlu tin- dakan kita secara personal yang berani untuk m em ulai.

Meskipun persoalan sam pah adalah salah satu bidang yang m enjadi tanggung jawab pem erin tah , n am un tidak bijak juga bila kita hanya m enyalahkan dan m en um pah kan kekesalan soal sam pah pada pem erintah. Dari sinilah dibutuhkan in isiatif dian tara kita sebagai an ggota m asyarakat untuk turut m engelola sam - pah untuk kepentingan bersam a.

Sudah banyak tercatat para inisiator yang m elakukan pengelolaan sam pah di m asyarakat dan lingkungan tinggal m ere- ka. Ham pir sem ua kota di Indonesia ter- dapat anggota m asyarakatnya yang ber- inisiatif m em bantu m enyelesaikan sam - pah kota dengan m engelolanya.

In is ia to r P e n ge lo la S a m p a h

J akarta, sebagai ibukota, kerap m en- jad i sor otan u tam a soal sam p ah .

Bahkan, kota yang setiap harinya m eng- hasilkan 6.0 0 0 ton sam pah ini tak m em - punyai lahan TPA sendiri. Sehingga tidak heran sam pah terus m enjadi polem ik di J akarta.

Ad a keban ggaan ketika salah satu warganya, Harini Bam bang Wahono, seo- rang nenek berusia 79 tahun yang sangat en er jik den gan pen u h keteku n an dan kesabar an m en gu bah kam p u n gn ya d i Kelurah an Ban jarsari, Cilan dak Barat, J akarta Selatan m enjadi bersih dengan lingkungan yang 'ijo royo-royo'.

"Kam i m en gelola sam p ah sebagai kegiatan pengabdian kepada m asyarakat kar en a kam i m en getah ui dan m elih at bahwa kondisi negeri ini m enuntut agar m asyarakat berperan serta secara aktif d alam m en an ggu lan gi p er sam p ah an ," tuturnya.

Saat ini, siapa yang tidak m engenal Eyan g H ar in i yan g su d ah sejak 198 5 ber gelu t d i d u n ia p er sam p ah an . Di J akarta sendiri, sudah banyak wilayah- wilayah yan g m en d ap at sen tu h an n ya sehingga terus m erem bet bahkan hingga ke berbagai kota di In don esia. H arin i kerap diundang m enjadi pem bicara dan m elatih m asyarakat di ban yak tem pat ten tan g bagaim an a m en gelola sam pah rum ah tangga. "Kam i m engem bangkan sistem pengelolaan sam pah tingkat dasar yan g m udah diker jakan tan pa m odal. Sebagai m odal hanyalah kem auan dan kepedulian," ujarnya.

Me n ge lo la S a m p a h d e n ga n As yik Modal kem auan dan kepedulian juga diterapkan Iswanto (39) untuk m engelola sam pah secara m andiri di kam pungnya di Su ku n an , Ban yu r ad en , Kabu p aten Slem an , Yogyakarta. Sejak 1997, awal kepin dahan n ya ke Sukun an dari Gon - d om an an , Yogyakar ta m en gh ad ap i m asalah sam pah.

Keber h asilan Iswan to m en gajak secar a ber sam a war ga

Su ku n an m en g-

61

P R A K T E K U N G G U L A N