Iswanto (39) warga Desa Sukunan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dengan gentong-gentong untuk pengomposan. Foto Bowo Leksono
Percik
Mei 2009
62
olah sam p ah ber an gkat d ar i lah an pekarangan rum ahnya yang sem pit dan karena di kam pung tidak m endapatkan akses pelayanan pengangkutan sam pah d ar i Din as Kim p r aswil Kabu p aten Slem an.
"Bagi war ga yan g m em p u n yai p e- karangan luas, sam pah belum m enjadi soal, m eskipun pen an ganannya kurang benar yaitu dengan cara dibakar, dikubur, atau d ibu an g sem bar an gan ," u n gkap dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta ini.
Masalah sam pah d i Su ku n an ju ga dialam i para petani karena saluran irigasi kerap m em bawa sam pah plastik ke areal p er sawah an . Sejak saat itu , tep atn ya tahun 20 0 2, Iswanto m encoba beragam cara m engatasi soal sam pah. Ia selalu m em ulai m enerapkan dari keluarganya sendiri. Mem buat kom pos organik dari sam p ah d ap u r ad alah yan g p er tam a. Berhasil atau tidak berhasil, ia kabarkan pada tetan gga saat giliran jaga ron da m alam .
J atuh bangun pun dialam i Iswanto bersam a beberapa warga yan g m erasa yakin untuk terus m engelola sam pah de- ngan kem am puan sendiri. Sam pai pada akhirnya, hingga tahun 20 0 4 baru warga
kebanyakan di Sukunan tergerak secara bersam a-sam a m engelola sam pah dan 24 J an uari 20 0 4 dijadikan hari kelahiran pengelolaan sam pah m andiri di Sukunan. "Sekarang ini m asyarakat Sukunan sudah m erasakan asyiknya m engelola sam pah. Disam ping lingkungan jadi bersih, juga m en gh asilkan secar a ekon om i," kata ketua Paguyuban Sukunan Bersem i yang kerap jadi pem bicara soal sam pah hingga ke luar negeri.
Selain Sukunan, ada puluhan kam - pu n g d i Daer ah Istim ewa Yogyakar ta yang m enerapkan Pengelolaan Sam pah Ber basis Masyar akat (PSBM). Di Kabupaten Slem an sendiri ada sekitar 16 kam pu n g sepr ti Mu lu n gan Ngem plak, Sidokarto, dan Minom artani. Dari kam - pung-kam pung pengelola sam pah terse- but terjalin J aringan Pengelola Sam pah Mandiri yang diketuai oleh Iswanto. B e rta h a n d e m i P e ru b a h a n
Tidak m udah m em ang m enggerakkan m asyarakat un tuk m elakukan pen gelo- laan sam pah. Lebih sulit lagi m em perta- hankan m asyarakat yang sudah dinilai berhasil dalam PSBM. Sehingga bisa jadi, san g in isiator akan tin ggal sen d ir ian . Bertahan atau ikut arus tidak lagi peduli
pada lingkungan.
Nam un, bagi Wisnu Wardhana (50 ) lebih m em ilih untuk bertahan. Pria yang lebih suka m enyebut pekerjaannya seba- gai tu kan g sam p ah in i m en gan ggap kekaryaan di bidang sam pah ini sebagai suatu profesi yan g belum ban yak ter- jam ah or an g. "Seben ar n ya p r ofesi m enangani sam pah ini strategis tapi tidak seksi, karena itu tidak ada perusahaan apalagi swasta yang berani m enjam in," ujar Wisnu yang tinggal di pinggiran su- n gai Klan duan tak jauh dari kom plek Per u m ah an Min om ar tan i, Kabu p aten Slem an.
Sejak 1996, Wisn u sudah m erin tis pengelolaan sam pah m enjadi kom pos di tanah seluas 6.0 0 0 m eter persegi sebagai TPA. Di tem pat tinggalnya itu, ia m en- dirikan sanggar bernam a Karya Penarik Sam pah (KPS) yang belakangan berganti nam a m enjadi Citizen Based Initiativ e- Karya Pengayuh Sentosa (CBI-KPS).
Kejayaan TPA di sanggar KPS itu ber- jaya sekitar tahun 20 0 3. Lebih dari 40 pekerja sam pah m engelola 18 ton sam pah per bulan yang sam a dengan dua per tiga tim bulan sam pah se-Slem an. Tak luput, untuk inisiatifnya ini Wisnu pun m enda- pat dukungan dari berbagai pihak antara lain dari Ashoka Indonesia di tahun 1999, yang m engenali inisiatifnya sebagai pem - baharuan sosial.
Sekarang ini, Wisnu sedang jengkel sekaligus wujud protes kepada keadaan. J engkel kepada para pekerjanya yang ke- luar karena tidak bangga pada profesi itu padahal taraf hidupnya m eningkat dan protes kepada pem erintah daerah yang ti- dak serius dalam m enangani persam pah- an. "Apa m ungkin pem erintah dan m a- syarakat harus m enunggu bencana yang ditim bulkan dari sam pah seperti yang ter- jad i d i TPA Lu ewigajah Ban d u n g?," ujarnya. Bowo Leksono
Wisnu (kiri) dan Harini Bambang Wahono (kanan). Foto: Bowo Leksono.
P R A K T E K U N G G U L A N
Percik
M
edia m assa diharapkan m enjadi panglim a dalam setiap gerakan m asyarakat m enuju kebaikan dan kesejahteraan. Karena m edia, baik cetak m aupun elektronik, adalah corong ter- depan dalam m engajak dan m em pengaruhi m asyarakat di segala bidang.Peran sebagai panglim a jelas terbukti di bidang pengelolaan kebersihan lingkungan. Media, baik berlingkup lokal m aupun nasional, sam a-sam a m em punyai peran penting dalam m enga- jak m asyarakat m encintai kotanya.
Keberhasilan suatu program bisa dipastikan tidak terlepas d ar i per an m ed ia m assa. Ter m asu k pr ogr am Pen gelolaan Sam pah Berbasis Masyarakat (PSBM) di berbagai kota. Media biasanya tidak sekedar m enjadi pelengkap tapi turut aktif m e- rancang hingga evaluasi program .
Belakangan, banyak kota di Indonesia yang berupaya m en- jadikan lingkungannya bersih dan sehat. Melalui program Green an d Clean , kota-kota itu berupaya m en jadikan lin gkun gan bersih dengan m enerapkan pola berbasis m asyarakat.
Sebu ah yayasan m ilik PT Un ilever Tbk yaitu Yayasan Unilever Peduli (Uli Peduli) m enjadi salah satu pelopor program kebersihan kota. Sebagaipilot project, Kota Surabaya m endapat kesem patan pertam a program Green and Cleandi tahun 20 0 5.
Keberhasilan Surabaya kem udian direplikasikan ke kota-kota besar lain di Indonesia seperti J akarta, Yogyakarta, Bandung, Makassar, Medan, Ujung Pandang, dan Banjarm asin.
Selain peran pem erintah daerah sebagai fasilitator, swasta, LSM, perguruan tinggi, dan tentunya m asyarakat. Ternyata m edia m assa di m asing-m asing kota sangat besar peranannya dalam m engom pori kegiatan di m asyarakat. Pem beritaan yang dibuat m edia tentang sem arak pengelolaan lingkungan diharap- kan m am pu m em pengaruhi kota-kota kecil terdekat.
Dari sinilah terlihat bagaim ana m edia m assa m enem patkan fungsinya bagi m asyarakat. Pada dasarnya, m edia berfungsi penyebar inform asi, pendidikan, dan hiburan.
"Sem ua m edia in gin m en jadi pelopor perubah an yaitu m erubah budaya m asyarakat dari yang kurang baik m enjadi lebih baik. Dan itu ternyata bisa dilakukan," ungkap Manager Marketing Support J awa Pos Erry Suharyadi.
J awa Pos adalah surat kabar lokal berpengaruh di J awa Tim ur yang m endukung penuh kegiatan PSBM dalam program Green and Cleandi Kota Surabaya. "Bahkan fungsi m edia disini lebih sebagai pen ghubun g dian tara pem an gku kepen tin gan sehingga terjalin sinergi yang baik," ujar Erry m enam bahkan.
Di Kota Yogyakarta, yang sudah sejak 20 0 7 m enerapkan pro- gram PSBM, Kedaulatan Rakyat adalah koran lokal yang digan- deng Unilever Peduli untuk bersam a-sam a m enjalankan pro- gram Green and Clean."Dukungan Kedaulatan Rakyat ini lebih kepada fungsi pendidikan, yaitu m endidik m asyarakat untuk berperilaku sehat," kata Wakil Pem im pin Redaksi Kedaulatan Rakyat Ahm ad Lutfi.
Sementara di Ibukota J akarta, selain program Jakarta Green and Clean yang dim ulai tahun 20 0 7, juga program Jakarta Gr een Office, yaitu lom ba keber sih an d an p en gh ijau an an tarkan tor pada tahun 20 0 8 . Mem asuki tahun 20 0 9 in i, Un ilever Pedu li yan g ju ga m en ggan den g Pem er in tah DKI J akar ta m en ggelar lom ba keber sih an d an p en gh ijau an antarsekolah dalam program Jakarta Green School.
Dua m edia m assa yaitu Harian Um um Republika dan Radio Delta FM m engawal secara penuh setiap program tersebut. Secara tegas Prom otion Manager Radio Delta J unas Mir ad iar syah m en gatakan d u ku n gan Rad io
Delta m erupakan bagian dari Corporate Social R esponsibility (CSR ). "Ini ju ga kom itm en kam i dalam bidan g