DAFTAR PUSTAKA
C. Apa saja Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Mempertahankan kemitraan Bidan Desa Dan Dukun Bayi ?
1. Apakah anda mendukung kemitraan ini tetap ada?
Mendukung kak, dan sebaiknya tetap ada kak, karena manfaat yang saya rasakan itu bahwa dengan bermitra tidak ada lagi pasien yang ditolong langsung oleh dukun bayi sendiri.
25
apapun dapat kita selesaikan, lalu silaturahmi dengan dukun kalau hubungan kita baik pastinya semuanya akan lebih baik kak dan tetap melibatkan dukun dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan ibu hamil dan bersalin.
Desa Mukti Jaya, 19 Juli 2017 Yang memberi informasi
(Natran Wahyuni, Amd. Keb)
26 Sumber Informasi dari Wawancara Informan III
Data Umum
Nama Informan : Yeni Preskanti, Amd. Keb
Usia : 31 Tahun
Suku : Batak Pak-Pak
Pekerjaan : Bidan Desa Pea Jambu
Lama Bekerja : 10 Tahun
Alamat : Desa Pea Jambu
Pertanyaan dan Jawaban A. Proses Komunikasi
1. Berapa kali persalinan bersama dilakukan dengan mitra anda?
Enggaklah dihitung kak, sering kami bersama Cuma belakangan ini karena dukun bayi kakinya sakit jadi enggak gitu aktif lagi. Jadi kalau dia dipanggil dia bilang panggil juga bidannya. Tahun 2009 aku mulai disini kak setelah berumah tangga tinggal di pustu.
2. Siapa pertama kali berinisatif melakukan pendekatan untuk menjalin kemitraan?
Sebelum program kemitraan bidan desa dan dukun bayi ini dicanangkan disini kak, kami udah lama bekerjasama kak tapi aku dipanggil pada saat dukun bayinya enggak mampu lagi. Jadi ya aku lah kak melakukan pendekatan sama dia, kadang kalau sakit dia kak, berobat dia sama ku enggak juga kuterima duitnya, biar dekat kita sama dia kak. Gimana cara bisa kita rangkul dia kak. Kita pun menghargai dia juga, jadi kalau dia dipanggil untuk bersalin otomatis panggilnya kita, dia pun bilang sama keluarga untuk panggil bidan, kalau dulu masih melahirkan dirumah kak, tapi sekarang khan harus di pustu khan.
27
orang sunda, disini daerahnya rata-rata orang sunda kak.
4. Informasi apa saja yang sering dibahas dalam proses kemitraan ini?
Biasanya kalau ada ibu hamil baru kak, ibu yang akan melahirkan. Kalau dia kusuk orang hamil tu kak. Jadi kok orang sini kalau udah hamil kusuk dia sama nek asiah tu kak
5. Apakah dalam berkomunikasi dengan mitra anda, anda menggunakan alat komunikasi?
Tidak biasanya kami langsung berjumpa kak, karena nek asiah juga tidak memiliki Handphone. Kalaupun ada persalinan biasanya keluarga pasien yang menjemputnya. Mereka selalu bertanya “perlu enggak ku panggil dukun?” ku bilang “ ya terserah mau panggil boleh, enggak juga enggak apa-apa”.
6. Apakah anda mengalami kesulitan pada saat menyampaikan informasi kepada mitra anda?
Enggak, nenek itu khan dukun terlatih, jadi cepat dia mengerti apa yang kita sampaikan.
B. Kompetensi Komunikasi a. Motivasi
1. Bagaimana pandangan anda mengenai program kemitraan bidan desa dan dukun bayi?
Kemitraan itu kerjasama ya kak dalam menolong dan merawat ibu hamil, bersalin dan nifas, kita bidan dengan cara kita, dukun bayi dengan cara mereka yang pasti itu bidan itu wilayahnya dibawah, dan dukun bayi itu tempatnya disamping pasien. Dukun bayi yang memberikan saran kepada ibu hamil untuk melahirkan difaskes itu udah kemitraan itu kak, enggak harus terus dia ikut sama kita pas waktu bersalin aza kalau itu sesuai kebutuhan pasien, kalau mau didampingi ya silahkan yang penting tau posisi masing-masing.
28
sudah banyak, itu pastilah adalah sedikit banyaknya dukun juga yang menyarankan, karena kalau melahirkan dirumah pasti ada aja alat/alat yang ketinggalan. Lagipula kak melahirkan di faskes pun ada juga untungnya bagi kami kak (kebetulan rumah bidan di belakang faskes) jadi bisa kita pulang sebentar ngurus anak kita sama rumah, kalau dirumahnya aza sampai 2 jam suntuklah kita khan kak, kalau kita tinggalkan nanti dibilangnya kita enggak perhatian sama dia, nunggu lah kita berjam-jam disitu khan. Itulah senangnya kita kak, kalau dirumah pasien kak, rumah belum kita urus, makan anak sama suami juga belum dimasakkan.
3. Manfaat apa yang anda dapat dalam program kemitraan ini?
Ya itu kita jadi lebih tahu siapa yang akan melahirkan, pokoknya langsung dipanggillah. Setelah dipanggil dukun, kitalah nomor dua dipanggil keluarga. Sekarang baik itu persalinan normal maupun abnormal ya sama-sama lah kita. Kepercayaan itu jadi lebih besar kepada bidan lagi. Trus sejak ada kemitraan ini kerjaan kita juga berkurang kak, karena setelah kita mandikan pertama seterusnya sama dukun kak, sekalian dia kusuk mamaknya, palingan nanti ku kasih kain kassa satu kotak, satu betadine untuk tali pusat bayinya jadi dialah mandikan bayi. malah enggak ada dia makin berat tugas ku khan, kita lah yang mandikan lagi, kalau ada dukun bayi aku malah senang sangat terbantu kerjaan kita.
4. Apakah masyarakat mendukung proses kemitraan ini?
Mereka sangat mendukung kak, bagaimana pun mereka juga masih membutuhkan dukun bayi untuk merawat mereka kak seperti mengusuk ibu hamil, ibu lepas bersalin dan bayinya. Apalagi dia khan dapat honor dari desa, kalau enggak salah Rp. 350.000/bulan kak.belum lagi yang disalam khan sama ibu nifas yang dirawatnya kak. Banyak juga dah kasih orang tu kak, jumlah pastinya enggak juga aku tahu tapi lebihlah dari Rp. 500.000, kita bidan pun di bayar BPJS segitu lama lagi keluarnya. Sekarang dia enggak aktif lagi kak, karena sakit kakinya kayaknya dia mau minta mengunduran diri tapi siapalah yang menggantikannya, kalau dukun bayi itu orang zaman dulu jadi susahnya cari sekarang.
5. Apakah sebelum kemitraan ini berjalan, kerjasama antara bidan desa dan dukun bayi sudah terjalin?
Sudah kak, sebelum ada kemitraan (penandatanganan SK) kami udah lama bermitra kak. Karena mungkin dukunnya juga dapat ketrampilan
29
6. Menurut anda apa yang menyebabkan kemitraan disini dapat berjalan?
Komunikasi kali ya kak, kalau aku kasih tau dia mau dengar. Pande-pande kitalah kak ngasih taunya, misalnya sebelum ada kemitraan ini terkadang dia mau juga tu kak menolong sendiri seolah-olah khan apa itu namanya, dukun bayi itu merasa dirinya enggak perlu orang kak, enggak perlu orang medis, aku aza sanggup menanganinya. Begitulah mungkin perasaannya, Jadi setelah pelan-pelan kita kasih arahan bahwasanya “tanpa hands cool tidak boleh kita pegang vagina ibunya karena kuku kita ini mengandung kuman itu nek, walaupun nenek sudah cuci tangan masih kuman itu masih ada.
Kadang ku bilang juga “jangan sama khan jaman dulu sama jaman sekarang, kesehatan itu sudah jauh berubah, kita aza dari makanan aza kalau dulu masih murni, alami sekarang ikan baru kita tangkap langsung kita makan, kangkung dbuang aza ke belakang rumah tumbuh bisa kita makan, sekarang kalau enggak di semprot berulat, kalau enggak dipupuk enggak bagus ya khan? udah dengan kekuatan obat, pestisida, pupuk jadi penyakit sudah banyak sekarag, jadi jangan disamakan ya mbah” itulah yang ngendap dalam tubuh kita mbah.
“dulu umur orang sampai 100 tahun mbah, sekarang 65 udh jago” ku bilang kak alhamdulillah dia mau mendengarkan.
b. Pengetahuan
1. Darimana pengetahuan persalinan anda peroleh?
Dari bangku sekolah kak, aku dulu kuliah di Akademi Kebidanan (Akbid) Helvetia kak di medan sesuai dengan prosedur APN (asuhan persalinan normal), tamat aku kak tahun 2007 bulan 10 begitu pulang belum ijazah ditangan udah menolong orang melahirkan langsung, ditambah lagi masyarakat langsung percaya dengan posisi jenni kak.
Baru pulang dari wisuda belum lagi ngabdi udah langsung nolong karena dipanggil orang cemana kita bilangkan. Setelah menerima ijazah baru lah aku langsung ngabdi di puskesmas singkohor.
Tahun 2014 kemaren kuliah lagi aku ngambil S1 di Helvetia juga kak, sekarang udah tamat tapi belum penyesuaian.
2. Apakah ada pertemuan/ pelatihan yang dilakukan untuk menambah pengetahuan mitra anda mengenai kemitraan ini?
Kalau pertemuan formal gitu ada kak sekitar tiga kali, sekali di Dinas Kesehatan Singkil, dua kali dikantor camat untuk penandataganan SK Mou dan evaluasi tentang kemitraan ini.
30
Lebih enak diajak kerjasama lah kak, kalau dulu dia mau tu maen tunggal aza sekarang enggak lagi.
4. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaan kemitraan ini?
Inshaa Allah enggak ada kak, pokoknya apapun yang mereka lakukan misalnya bila ada kepercayaan orang itu bila lambat persalinannya ada yang berpendapat mungkin ini udah ditahan ini ada yang buat kunyit diletakkan didahi,3 kali di tangannya, 3 kali diperutnya ntah minum apa, kadang disembur, itu enggak ada ku larang yang penting jangan diganggunya wilayah ku gitu, kalau diatas ini mau kalian apakan terserah, kek gitu kak. Apapun yang kita bilangkan mau juga dia mengindahkan dan masuk juga ke akalnya penjelasan kita, kadang ada dukun enggak masuk keakalnya. Itu yang susah.
c. Ketrampilan
1. Bagaimana cara anda menolong persalinan?
Sesuai dengan yang diajarkan dibangku sekolah kak mengikuti prosedur APN (asuhan persalinan normal) dan juga dari pelatihan-pelatihan kebidanan dari dinas kak.
2. Menurut anda bagaimana ketrampilan mitra anda dalam menolong persalinan?
Ketrampilan meraka yang kulihat kak, memberikan kenyaman kepada pasien, kadang dia ada tu khan kak. Kalau agak susah sikit dikasihnya air minum dibaca-bacanya kak trus diminumkan sama ibu yang akan bersalin. kadang khan ari-arinya lama keluar, “kasih bawang putih ya”
ya terserah aku enggak melarang, namanya itu tradisi orang itu, kepercayaannya khan, enggak masalah, enggak ku larang yang penting jangan dibawah itulah, kalau diatas terserah. Kepercayaan tadi juga kak, karena mungkin anak pertama sama anak kedua yang nolong dukun, jadi pas anak kedua enggak boleh lagi dukunnya nolong minimal dukunnya tetap ada disampingnya ada juga sebagian kayak gitu kak walaupun enggak semua.
31
Percayalah kak, buktinya masyarakat juga percaya dan tenang kalau didampingi sama dukun bayi. kalau dia udah tenang gitu kak, kita enak membantunya.
4. Apakah dalam menolong persalinan ada pembagian tugas antara anda dan mitra anda?
Pembagian secara tertulis enggak ada kak, udah tau aza kak, kadang kalau aku memimpin suruh ngedan dia bantu-bantu supportlah, bilang baca-baca doa sebut Allah sama pasien. Kalau aku ya kak, secara pribadi biar sama-sama kerja jadi pada waktu bayinya lahir, aku suruh lan dia membedong bayinya kak supaya dia merasa dilibatkan.
C. Apa saja Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Mempertahankan kemitraan Bidan Desa Dan Dukun Bayi ?
1. Menurut anda apakah kemitraan ini harus tetap ada?
Sebaiknya tetap ada kak, karena dengan kemitraan terbantulah sedikit kerjaan ku kak.
2. Upaya-upaya apa yang anda lakukan agar kemitraan ini tetap berjalan?
Berkomunikasi yang baik dan tetap menjaga tugas masing-masing
Desa Pea Jambu, 20 Juli 2017 Yang memberi informasi
(Yeni Preskanti, Amd. Keb)
32 Sumber Informasi dari Wawancara Informan IV
Data Umum
Nama Informan : Parsiyem
Usia : 69 Tahun
Suku : Jawa
Pekerjaan : Dukun bayi Desa Singkohor
Lama Bekerja : 27 Tahun
Alamat : Desa Singkohor
Pertanyaan dan Jawaban A. Proses Komunikasi
1. Berapa kali persalinan bersama dilakukan dengan mitra anda?
Udah sering kalau nolong ya aku sama umdah aja, enggak pernah sendiri.
2. Siapa pertama kali berinisatif melakukan pendekatan untuk menjalin kemitraan?
Pertama nya gini, keluarga umdah itu khan saya kenal betul. Orang tua umdah itu bos nya orang tua saya waktu dulu nderes gula merah. Selain itu juga langganan aku sama mamak umdah. Terus setelah umdah kuliah kebidanan mamaknya bilang “buk tolong ya kalau nanti anak saya sudah jadi bidan harus selalu dibawa, ntah dia kemana, enggak tahu, kurang apa tolong dikasih tau gitu” itu pesan mamak umdah sama aku bu, yah namanya aku orang desa buk, ya paling pandai orang sekolah dari sana.
Pengalaman pasti lebih orang sana (orang sekolah) kalau aku Cuma modal kenekatan dan keberanian, “yah ibu enggak juga, ibuk khan udah tua pengalamannya udah banyak” kalau anak saya khan banyak kekurangan, kalau nanti mbah ada yang melahirkan jemput anakku ya mbah”
33
4. Informasi apa saja yang sering dibahas dalam proses kemitraan ini?
Biasanya tentang ibu hamil, ibu yang akan melahirkan, aku ya aku tahu semua siapa yang hamil dan akan melahirkan karena aku semua menggusuknya baik itu orang jawa maupun orang kampung.
5. Apakah dalam berkomunikasi dengan mitra anda, anda menggunakan alat komunikasi?
Iya nelpon, kadang kalau pasien kemari, tak suruh ke puskesmas ya aku nelpon dia “nie umdah ada yang mau melahirkan, umdah datang, mabah udah disini (puskesmas), Kadang kalu umdah mau nolong sendiri, pasiennya suruh jemputlah mbok. Jadi umdah nelpon dulu gitu. Kadang dia nanyak juga sama pasien “nie gimana mau jemput mbah parsiyem atau tidak, ya pasien jawab ya jemputlah mbah gitu”. Tapi kalau pasiennya enggak ngotot jemput mbah ya dia bilang ya udah enggak usah dijemput nie bayinya mau lahiran enggak usah jemput embahnya capek”
jadi umdah nelpon mbah bilang “ nie pasien udah melahirkan, anaknya ini” karena nanti aku yang mandikan ibunya, kusuk juga, dan menguburkan ari-arinya juga.
6. Apakah anda mengalami kesulitan pada saat menyampaikan informasi kepada mitra anda?
Ya enggak, karena dia itu juga kalau ngomong tu sopan, enggak sok-sok an. Kalau aku ada sesuatu yang tidak cocok menurut dia, ya dia bilang dengan sopanlah ke aku.
B. Kompetensi Komunikasi a. Motivasi
1. Bagaimana pandangan anda mengenai program kemitraan bidan desa dan dukun bayi?
Kemitraan itu ya aku enggak boleh nolong persalinan lagi, tidak boleh sendiri. Aku Cuma mendampingi, memberikan motivasi.
34
bingung kali waktu tidak ada dokter dan bidan. Dulu pernah ada anaknya mbah lasem ditolong sama mbok sukinah (teman mbah parsiyem) dia juga jadi dukun semenjak tinggal dijawa, ntah dia kurang pemahaman, ntah apa, ya terjadi pendarahan akhirnya ibu dan anaknya meninggal. Dari situ aku ya takut kali, pokoknya kalau aku bantu yang aku pikirkan gimana ibu sama anaknya selamat ya itu aza.
...Ya aku ikuti aturan dari pemerintahlah, kalau katanya aku enggak boleh menolong ya aku patuh dan nurut. Orang-orang itu (warga) sebagian bilang “khan dulu mbah bisa menangani sendiri, kadang ada yang sunsanglah, yang payahlah selamatnya mbah nangani” mereka bilang. ya aku bilang “ sekarang lain sama yang dulu, apalagi ada peraturan baru lagi, sekarang ada mitra kesehatan kalau menolong ya bidan kalau dukun bayi hanya untuk mendampingi aza, kalau kek mana-mana ya aku yang kena, aku dipenjaralah, aku bilang kayak gitu. Soalnya aku sekarang udah dikasih saran (perintah) katanya. Iya aku enggak mau sama sekali soalnya aku sering kali dikasih saran jadi kalau nanti aku melanggar ya aku pasti di hukum, “nanti kalau kerjanya enggak bagus/ membahayakan, ya bawa aza mbah parsiyem ke singkil suruh mendekem disana (Polres di Singkil)” ya kayak gitu.
Ya guguplah aku enggak mau. Kalau dulu ya karena enggak ada bidan, enggak ada dokter aku mau nolong sendiri, sekarang ya enggak bisa. “walaupun sekarang aku dibayar 10 juta ya aku enggak mau”.
Iya betul eggak mau harus ada bidan.
3. Manfaat apa yang anda dapat dalam program kemitraan ini?
Manfaat yang saya rasakan itu yang terpenting adalah ibu dan bayinya selamat. Manfaat lainnya saya ini orang bodoh, orang desa dengan kemitraan ini dapat pengalaman, dapat pengertian, pokoknya dapat segala-galanyalah. Dengan menolong bersama memang aku udah tahu tapi tambah tahunya, nambah keberanian, nambah persaudaraan pokoknya nambah semuanyalah.
4. Apakah masyarakat mendukung proses kemitraan ini?
...Alhamdulillah banyak dukungan dari sini dan mereka juga setuju sekali, karena masyarakat semua membutuhkan. Makanya sejak tahun 2015, aku itu udah dapat honor dari desa Rp. 350.000,-terimanya kadang 3 bulan sekali, kadang 6 bulan. Ya alhamdulillah kalau dapat aku bersyukur kalau enggak juga enggak apa-apa
...kalau dari bidan paling 1 tahun sekali adalah di kasih umdah kadang Rp. 100.000,- kadang Rp. 50.000 adalah, kalau enggak di kasih sama umdah juga enggak apa-apa.
35
Sudah, sebelum ada kemitraan (penandatanganan SK) aku dan umdah sudah lama bermitra.
6. Menurut anda apa yang menyebabkan kemitraan disini dapat berjalan?
Saling berkomunikasi, saling menghargai dan saling bekerjasama b. Pengetahuan
1. Cara mendapatkan informasi dari ibu hamil ?
Ya mereka kalau hamil itu ya kusuk ke aku semua baik orang jawa atau pun orang kampung setelah kusuk ku sarankan nanti ke Posyandu, malah kadang orang itu kalau hamil pertama, malah sebelum tes pack atau belum ke bidan ya ker rumah saya dulu
2. Darimana pengetahuan persalinan anda peroleh?
...Aku dapat pengetahuan menolong persalinan dari eyang aku, juga mamak aku. Dari eyang buyung sampai ke mamak aku ya semua dukun. Bahkan nenek aku yang anaknya lima, 4 perempuan semuanya itu dukun bayi di Jawa, tapi lain-lain desa. Kalau anak mamak aku itu aku yang nurun. Karena nenek aku orangnya keras jadi enggak ada yang berani dekat dia tapi aku sedniri yang berani akhirnya bakatnya menurun ke aku.
...pernah juga aku pelatihan sama bidan pada tahun 1990 sama buk ramidah orang subulussalam yang melatih aku pertama, secara menerima bayi, entah bayi melintang, entah bayi sunsang, udah diajarkan saya dulu dengan boneka, secara mutus pusar, secara menjapit dengan gunting jampitan itu. Dia yang ngajarin dulu, itu pelatihan untuk didaerah terpencil dulu disini (singkohor) khan terpencil kali, kalau mau kerimo atau ke subulussalam enggak terjangkau, jalanpun sulit. Apalagi didni dulu belum ada bidan, belum ada dokter. Mana tahu nanti ada kesulitan pada saat menolong persalinan, ntah ada bayi melintang, ntah anak itu pantatnya dulu atau tangannya dulu ya dilatih agar tau bila ada menemukan kondisi seperti ini sewaktu melakukan persalinan. Cara memandikan dengan boneka lah dipraktekkan gitu.
...pernah juga aku pelatihan dukun terlatih ke Banda Aceh selama 3 minggu.
36
Ada tiga kali sejak kemitraa ini itu sekali di Singkil, dua kali di Singkohor. Itu dikasih tau kalau dukun harus bekerja sama dengan bidan, jangan menolong sendiri, kalau ada apa-apa harus tanggung sendiri.
4. Bagaimana pendapat anda mengenai mitra anda setelah ada kemitraan ini?
Sejak kemitraan ini umdah udah berani, saya tidak pernah memberitahu dia, karena dia udah berani, ari-ari lengketpun dia berani menarik, tapi kalau dia enggak sanggup udah mbah dicoba dulu, jadi aku yang maju karena dia udah capek, Alhamdulillah ya enggak apa-apa.
5. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaan kemitraan ini?
...Enggak ada pokoknya kalau sudah bersama menolong, umdah udah siap menjahit, ya saya yang bersihkan darah-darah ya saya semua yang bersihkan, kadang membedong anak saya juga.
Terkadang kalau orang jawa ini pas potong tali pusat dukunnya dikasih duit Rp. 50.000,- terkadang umdah suruh kasih sama saya walaupun bukan saya yang potong tali pusat.
...Ya aku samalah, semua bidan sama lah perasaan kami. Baik semua hubungan kami. Semua baik sama aku, kalau sistem aku jangan pernah menjelakkan sama sekali, bagi orang kami itu enggak boleh kalau aku saling menjelekkan bidan yang satu dengan yang lain ya aku enggak ada kawan, nanti dibilang dukun bayi sombong atau gimana. Jadi ya perasaan aku ya sama semua.
c. Ketrampilan
1. Bagaimana cara anda menolong persalinan?
Kalau pas hamil dan persalinan saya pegang perut ibu hamil katanya kalau saya pegang enak “dingin” dan kalau nolong aku enggak suka buru-buru pulang, aku tungguin sampai melahirkan.
2. Menurut anda bagaimana ketrampilan mitra anda dalam menolong persalinan?
Dia cekatan, terampil dalam menolong persalinan, berani dan alat-alat persalinan nya juga lengkap
37
Percayalah, dia khan orang sekolahan pasti udah diajarka semuanya sedangkan aku cuma modal nekat dan keberanian aja. Lagipula umdah udah kemana-mana pelatihannya aku selama ini cuma dilatih 2 kali aza selain itu dari pengalaman-pengalaman nenek sama orangtua aku.
4. Apakah dalam menolong persalinan ada pembagian tugas antara anda dan mitra anda? puskesmas maupun pada saat posyandu. Kalau masa bersalin aku dijemput keluarga ibu hamil untuk mendampingi persalinannya, palingan aku juga baca-baca doa sambil ngelus-elus perutnya sama mengusapnya karena katanya pinggangnya sakit seperti mau putus.
Aku menyorong samping-samping sini (sambil pegang perutnya) kata ibu-ibu hamil yang aku dampingi kalau dipegang aku katanya
“dingin” kayak gitu. Aku nungguin mereka sampai bayinya keluar dan tali pusarnya diputus. Pokoknya harus ditungguin gitu “sini mbah
“dingin” kayak gitu. Aku nungguin mereka sampai bayinya keluar dan tali pusarnya diputus. Pokoknya harus ditungguin gitu “sini mbah