• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kemampuan Soft Skills Pegawai Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kemampuan Soft Skills Pegawai Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER

ANALISIS KEMAMPUAN SOFTSKILL PEGAWAI DI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU)

Petunjuk Pengisian

Jawablah dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu alternatif jawaban

yang telah tersedia.

Mohon di isi dengan sebenar-benarnya untuk memperoleh hasil yang objektif. Untuk kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Keterangan :

1 Saya bekerja sesuai dengan tugas yang di berikan oleh pimpinan

2 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu telah ditentukan

3 Saya bertanggung jawab penuh pada setiap pengambilan keputusan yang saya lakukan

Kepercayaan Diri

4 Saya yakin terhadap kemampuan saya dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan/masalah

5 Saya tidak pernah khawatir dengan kegagalan

6 Penampilan saya mencerminkan kualitas diri saya

Kemampuan Sosialisasi

7 Saya selalu membuka diri untuk kritik dan saran terhadap apapun dari rekan kerja yang lain.

8 Saya memiliki teman di bagian divisi lain

9 Saya lebih menyukai bekerja dalam tim daripada bekerja sendiri

Mampu mengatur diri sendiri (Self-Management) 10 Saya bisa menyelaraskan kehidupan pribadi, keluarga

(2)

11 Saya membuat jadwal harian saya

12 Saya merasa dapat mengendalikan tujuan hidup saya.

Integritas/Kejujuran

13 Saya mengerjakan hal yang sesuai dengan jabatan saya

14 Saya akan melaporkan ke atasan saya apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja

15 Saya konsisten terhadap apa yang saya katakan dengan apa yang saya lakukan

Kepemimpinan (Leadership)

16 Saya mampu menjadi seorang pemimpin

17 Saya meneruskan informasi penting ke atasan dan/atau ke bawahan saya

18

Saya mampu memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan win-win

solutions.

Kemampuan Bernegosiasi

19 Saya mempengaruhi orang lain dengan pendekatan rasional (masuk akal)

20 Saya mampu memotivasi orang lain.

21 Saya mampu memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu

Kerja sama tim (Team work)

22 Saya biasa berbagi tugas dengan teman-teman kelompok saya

23 Saya mengabaikan hubungan antar bagian pekerjaan untuk mencapai target kerja

24 Saya mampu bekerja sama dalam tim dalam

pencapaian target kerja (sebagai anggota kelompok)

Berbagi ilmu

25 Saya memberi kesempatan kepada rekan saya untuk menyelesaikan pelaksanaan suatu tugas

26 Saya mampu menyampaikan ide/gagasan saya kepada

rekan kerja

27 Saya dapat menerima dengan baik ide/gagasan orang lain terhadap suatu pekerjaan

Melayani Pelanggan

(3)

29

Saya mampu mendiskusikan pendapat pemustaka dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat mereka

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Warsihna, Jaka, Modul Pelatihan Budaya Kerja Dan Kerja Sama Tim,

KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pendidikan :

http://belajar.kemdikbud.go.id, 2013.

Alhadi, Esya, Pentingnya Peningkatan Soft Skill Dalam Lingkungan Kerja,

Adiministrasi Niaga : Politeknik Negeri Sriwijaya, 2012

Nasution, Harmein, Proses Pengolahan Sumber Daya Manusia, USU Press :

Medan, 2008

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan : USU Press

Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung : Pustaka Setia.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Medan :

USU Press

LasaHs. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaha Book

Publisher.

Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1. Bandung : Offset Alumni.

Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. 2004. Jakarta : Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supriyanto. 2006. Meningkatkan Eksistensi IPI dalam Mengembangkan

Profesionalisme Pustakawan. Dalam Supriyanto dan Rimbarawa (Ed.),

Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan

(5)

Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Leksana, TH. 2003. Skill, Knowledge, Habit, Attitude, Talent Bisa Di Bina.

@Strategic Solution Center : Business Week

Basir, Syarief. 2011. Soft Skill vs Hard Skill. Edisi VII. Jakarta : Tim Praktisi

Audit dan Konsultan

Novita, Sari Chery. 2012. Kontribusi Soft Skill Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan PT. Lottemart Indonesia. Univ. Guna Darma : Fak. Psikologi

Robin Saputro, Niko Dimas dan Suseno, Miftahun Ni‟amah. 2012. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Employability Pada Mahasiswa. Univ.

Islam Indonesia : Fak. Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya ns, Stephen, P.

2008. Perilaku Organisasi. Buku I. Jakarta : Salemba Empat

Sumargono. 2012. Pengembangan Soft Skill dan Hard Skill Dalam Pembelajaran

Kewirausahaan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Merancang Prospek Usaha. Jombang : Univ. Pesantren Tinggi Darul Ulam

Utomo, Hardi. 2010. Kontribusi Soft Skill Dalam Menumbuhkan Jiwa

Kewirausahaan. Jurnal.Siteama.ac.id (diakses pada 30 Januari 2016)

Dixon J., Belnap, C., Albrecht, C., & Lee, K. 2010. The importance of soft skills.

Corporate finance review, 14(6), 35-38.

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu, metode-metode

penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang

bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan

fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan

interprestasi yang rasional dan akurat.

Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan

menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan

menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan

mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Sumatera

Utara yang terletak di Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan.

3.3. Populasi

Di dalam suatu penelitian terdapat populasi sebagai objek kajian yang

akan diteliti. Menurut Sugiyono (2010) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(7)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 94 orang.

3.4. Sampel

Sampel diambil dari populasi dengan menggunakan cara atau metode

tertentu. Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar dan

peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti

perlu mendefinisikan populasi target atau populasi terjangkau baru kemudian

menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi (Sugiyono, 2007 : 96). Alasan mengambil total sampling karena

menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi

dijadikan sampel penelitian semuanya.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut

peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut :

1. Angket, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pernyataan

kepada responden yakni pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

2. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai bahan pusataka

yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data dapat diperoleh dari buku,

jurnal, artikel lepas, atau dari internet.

(8)

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui angket.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui

buku, jurnal, artikel lepas, laporan penelitian, internet ataupun dari dokumen

lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari beberapa hal yang berhubungan dengan

penelitian. Menurut Sugiyono (2010) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara

spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Setiap angket berisi

pertanyaan yang memuat berbagai indikator variabel penelitian,

3.8. Angket

Menurut Sugiyono (2010) angket adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

A.Kisi – Kisi Variabel Penelitian

Untuk mengukur kemampuan soft skills pegawai di perpustakaan

Universitas Sumatera Utara, maka ditentukan beberapa pertanyaan dari 2

indikator. Adapun kisi-kisi angket penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut

(9)

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Variabel Soft Skills

Variabel Indikator Jumlah Item

Kuesioner

Jumlah

Soft Skill 1. Kualitas Personal

a. Dapat bertanggung jawab 1, 2, 3 3

b. Kepercayaan diri 4, 5, 6 3

c. Mampu bersosialisasi 7, 8, 9 3

d. Mampu mengatur diri sendiri 10, 11, 12 3

e. Integritas/Kejujuran 13, 14, 15 3

2. Interpersonal Skill

a. Leadership 16, 17, 18 3

b. Kemampuan bernegosisasi 19, 20, 21 3

c. Mampu bekerja sama dalam tim

22, 23, 24 3

d. Mau berbagi ilmu dengan orang lain

Semua data yang berasal dari kuesioner diolah sehingga menghasilkan

deskripsi jawaban yang akan dipersentasekan. Data yang terkumpul dari

penyebaran kuesioner dianalisis menggunakan metode deskriptif. Data tersebut

disusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya. Penghitungan

persentase menggunakan tafsiran data dengan menggunakan rumus. Setelah data

(10)

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, peneliti

menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh

n = Sampel (Hadi 1981, 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi

data, maka peneliti menggunakan penafsiran sebagai berikut:

1. Jika memiliki persentase 1-25 % : Sebagian kecil 2. Jika memiliki persentase 26-49% : Hampir setengah 3. Jika memiliki persentase 50 % : Setengah

4. Jika memiliki persentase 51-75 % : Sebagian besar 5. Jika memiliki persentase 76-99% : Pada umumnya

(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan

kuesioner dan studi kepustakaan. Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah

pengumpulan data berdasarkan kuesioner, dengan cara memberi daftar pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner diberikan kepada pegawai

yang bekerja pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sebagai responden,

jumlah sampel penelitian yaitu 94 orang responden. Jumlah angket yang kembali

adalah sebanyak 76 rangkap, jadi total responden adalah sebanyak 76 responden.

4.2. Analsis Deskriptif

4.2.1. Kualitas Personal

4.2.1.1. Dapat Bertanggung Jawab

Pada bagian ini diharapkan dengan rasa tanggung jawab pegawai membuat

kinerja menjadi lebih efektif sehingga mampu mengatasi hambatan dalam

pekerjaan.

Tanggapan responden mengenai kualitas personal mengenai kemampuan

bertanggung jawab diukur melalui pertanyaan kuesioner nomor 1, 2, dan 3. Hasil

pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel

(12)

Tabel 4.1

Tanggung Jawab Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

setuju untuk mengerjakan tugas sesuai yang diberikan oleh pimpinan mereka,

(21%) responden sangat setuju untuk bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan

oleh pimpinan, dan (8%) dari responden tidak setuju untuk bekerja sesuai dengan

yang diberikan pimpinan mereka.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari

setengah (71%) responden setuju untuk bekerja sesuai dengan apa yang diberikan

oleh pimpinan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pegawai perpustakaan

Universitas Sumatera Utara bekerja sesuai dengan apa yang diberikan kepada

mereka oleh pimpinan mereka masing-masing.

Tabel 4.2

Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

(13)

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa (64%) responden

dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan, (36%)

responden juga merasa sangat setuju untuk menyelesaikan pekerjaan mereka tepat

waktu.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

(64%) responden sering merasa dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada

waktu yang ditentukan, dan sebagian (36%) responden sangat yakin mereka dapat

menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai dengan waktu yang diberikan. Dalam hal

ini dapat dilihat pegawai perpustakaan dapat bekerja sesuai dengan waktu yang

ditetapkan.

Tabel 4.3

Tanggung Jawab Terhadap Keputusan Yang Dibuat

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa (50%) responden

setuju untuk bertanggung jawab pada setiap pengambilan keputusan yang

dilakukan, (40%) responden sangat setuju untuk bertanggung jawab penuh

terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah

(50%) responden merasa bertanggung jawab pada setiap pengambilan keputusan

(14)

keputusan yang dilakukan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa rasa tanggung jawab

pegawai perpustakaan USU sudah sangat baik.

4.2.1.2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan terhadap diri sendiri merupakan satu aspek kepribadian yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Percaya diri adalah kondisi psikologis

diri seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk melakukan sesuatu.

Tanggapan responden mengenai kepercayaan diri dapar di ukur melalui

kuesioner nomor 4, 5, dan 6. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini

dapat dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6.

Tabel 4.4

Kemampuan Menyelesaikan Masalah

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

setuju dengan pernyataan mengenai kemampuan dalam menyelesaikan masalah,

dan (47%) responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai

kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah/pekerjaan. Tidak ada

satupun (0%) responden yang merasa tidak dapat menyelesaikan

masalah/pekerjaannya.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

(53%) responden merasa yakin dengan kemampuannya untuk menyelesaikan

(15)

kemampuan dirinya untuk menyelesaikan masalah/pekerjaan yang diberikan

walaupun pekerjaan tersebut sulit.

Tabel 4.5

Mengatasi Kegagalan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

responden merasa setuju dengan pernyataan mengenai kekhawatiran akan

kegagalan, (36%) responden merasa tidak setuju dengan pernyataan mengenai

kekhawatiran akan kegagalan, (12%) responden merasa sangat setuju dengan

pernyataan mengenai kekhawatiran akan kegagalan, dan (0%) responden yang

merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan mengenai kekhawatiran akan

kegagalan.

Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui sebagian besar

(52%) responden merasa yakin dengan dirinya sendiri untuk menghadapi

kegagalan yang seandainya terjadi di pekerjaan mereka, namun (36%) masih

merasa kurang yakin terhadap dirinya dalam menghadapi kegagalan dalam

pekerjaan.

Tabel 4.6

Penampilan Diri

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Penampilan saya

mencerminkan

Sangat Setuju 36 47%

(16)

kualitas diri saya Tidak Setuju 14 18%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan data pada Tabel 4.6 dapat diketahui (47%)

responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai penampilan diri,

(35%) responden merasa setuju dengan pernyataan mengenai penampilan diri,

(14%) responden merasa tidak setuju dengan pernyataan mengenai penampilan

diri, dan (0%) responden yang merasa sangat tidak setuju dengan peryataan

mengenai penampilan diri.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (47%)

responden merasa sangat yakin bahwa penampilan seseorang merupakan

cerminan dari kualitas diri seseorang tersebut dan (35%) responden merasa yakin

bahwa penampilan seseorang merupakan cerminan dari kualitas diri orang

tersebut, namun (18%) responden merasa tidak yakin dengan penampilan diri

merupakan cerminan kualitas diri seseorang tersebut.

4.2.1.3. Kemampuan Sosialisasi

Kemampuan bersosialisasi adalah perolehan kemampuan berprilaku yang

sesuai dengan tuntutan sosial yang mampu bermasyarakat serta dapat

bersosialisasi pada setiap lingkungan dimana orang itu berada dan dapat

meghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi orang di sekitarnya.

Tanggapan responden mengenai kemampuan sosialisasi terhadap rekan

kerja dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 7, 8, dan 9. Hasil

pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.7, Tabel

(17)

Tabel 4.7

Membuka Diri Untuk Kritik dan Saran dari Rekan Kerja

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa (59%) responden

merasa sangat setuju dengan pernyataan untuk selalu membuka diri akan kritik

dan saran dari rekan kerja, (29%) responden merasa setuju dengan pernyataan

untuk selalu membuka diri akan kritik dan saran dari rekan kerja, (10%)

responden merasa tidak setuju degan pernyataan untuk selalu membuka diri akan

kritik dan saran dari rekan kerja, dan (0%) responden yang merasa sangat tidak

setuju dengan pernyataan untuk membuka diri akan kritik dan saran dari rekan

kerja.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(59%) responden merasa membuka diri untuk kritik dan saran dari rekan kerja

yang lain adalah suatu keharusan, (29%) responden juga merasa harus membuka

diri untuk kritik dan saran rekan kerja dan (12%) responden merasa tidak harus

membuka diri untuk kritik dan saran dari rekan kerja.

Tabel 4.8

Teman/Rekan Kerja

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

(18)

di bagian divisi lain

Berdasarkan keterangan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa (47%) responden

setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari divisi lain kantornya, (41%)

responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari

divisi lain kantornya, (12%) responden merasa tidak setuju dengan pernyataan

mengenai rekan kerja dari divisi lain, dan (0%) responden merasa sangat tidak

setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari divisi lain kantornya.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah

(47%) responden memiliki teman/rekan kerja dari divisi bagian perpustakaan lain,

namun (12%) dari responden merasa tidak harus memiliki teman dari divisi

bagian perpustakaan lain.

Tabel 4.9

Kerjasama Tim

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa (59%) responden

setuju untuk lebih suka bekerja dalam tim, (23%) responden sangat setuju untuk

lebih suka bekerja dalam tim, (17%) responden tidak setuju untuk lebih suka

bekerja bekerja dalam tim, dan (0%) responden yang sangat tidak setuju untuk

(19)

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(59%) responden merasa lebih suka untuk bekerja sama dalam sebuah tim

dibandingkan bekerja secara sendiri-sendiri dan (23%) responden merasa sangat

suka untuk bekerja dalam tim. Namun (17%) responden merasa lebih suka untuk

bekerja sendiri daripada bekerja dalam tim.

4.2.1.4. Self-Management

Self-management adalah prosedur dimana individu mengatur perilakunya

sendiri dimana setelah seseorang menetapkan tujuan hidup bagi dirinya, ia harus

mengatur dan mengelola dirinya sebaik-baiknya untuk membawanya ke arah

tercapainya tujuan hidupnya.

Tanggapan responden mengenai Self-Management dapat diukur melalui

pernyataan kuesioner nomor 10,11, dan 12. Hasil pengumpulan data untuk

mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.10, Tabel 4.11 dan Tabel 4.12.

Tabel 4.10

Pengaturan Urusan Pribadi, Keluarga dan Pekerjaan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

sangat setuju dengan pernyataan mengenai menyelaraskan urusan pribadi,

keluarga dan pekerjaan, (47%) responden setuju dengan pernyataan mengenai

(20)

setuju dengan pernyataan tersebut dan (0%) responden yang sangat tidak setuju

dengan pernyataan untuk menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

(53%) responden merasa mampu untuk menyelaraskan urusan pribadi, keluarga

dan pekerjaannya, dan (47%) responden merasa sangat mampu untuk

menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaannya. Tidak ada responden

yang tidak bisa menyelaraskan kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaanya.

Tabel 4.11

Membuat Jadwal Harian

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Saya selalu membuat

jadwal harian saya

Sangat Setuju 18 24%

Setuju 36 47%

Tidak Setuju 22 29%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Bedasarkan keterangan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa (47%)

responden setuju untuk membuat jadwal harian mereka masing-masing, (29%)

responden tidak setuju untuk membuat jadwal harian mereka masing-masing,

(24%) responden sangat setuju untuk membuat jadwal harian mereka

masing-masing dan (0%) responden sangat tidak setuju untuk membuat jadwal harian

mereka masing-masing.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

(47%) responden setuju untuk membuat jadwal apa yang harus dikerjakannya

sehari-hari, namun sebagian (29%) responden tidak merasa harus membuat daftar

(21)

setuju untuk membuat pekerjaanya lebih mudah denga membuat jadwal harian

untuk apa yang akan dikerjakannya sehari-hari.

Tabel 4.12

Tujuan Hidup

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa (55%)

responden setuju dengan pernyataan mengenai pengendalian tujuan hidup, (28%)

responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai pengendalian tujuan hidup,

(17%) responden tidak setuju dengan pernyataan mengenai pengendalian tujuan

hidup, dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(55%) reponden setuju bahwa mereka dapat mengendalikan hidup mereka untuk

lebih baik, dan (28%) responden merasa sangat setuju bahwa mereka dapat

mengendalikan tujuan hidup mereka sesuai dengan yang mereka harapkan.

Namun sebagian kecil (17%) responden merasa mereka belum mampu untuk

menentukan kemana arah tujuan hidup yang mereka inginkan.

4.2.1.5. Kejujuran/Integritas

Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki

sifat jujur biasanya mendapat kepercayaan dari orang lain. Sudah tentu setiap kita

(22)

merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang

pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam

tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip,

ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas

berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.

Tanggapan responden mengenai Kejujuran/Integritas dapat diukur melalui

pernyataan kuesioner nomor 13,14, dan 15. Hasil pengumpulan data untuk

mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.

Tabel 4.13

Pekerjaan Yang Dilakukan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa (61%)

responden setuju dengan pernyataan mengenai pekerjaan yang dikerjakannya

sesuai dengan jabatannya saat ini, (28%) responden tidak setuju dengan

pernyataan mengenai pekerjaan yang dikerjakannya sesuai dengan jabatannya saat

ini, (11%) responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai pekerjaan yang

dikerjakannya sesuai dengan jabatannya saat ini, dan (0%) reponden sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(61%) reponden setuju pekerjaan yang di kerjakan oleh pegawai tersebut sesuai

(23)

setuju bahwa pekerjaan mereka sesuai dengan jabatan yang di tempatinya. Namun

sebagian (28%) responden merasa mereka mengerjakan pekerjaan yang tidak

sesuai dengan jabatan yang mereka tempati saat ini.

Tabel 4.14

Menanggapi Hal-Hal Negatif

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa (55%)

responden setuju dengan pernyataan akan melaporkan hal-hal yang tidak sesuai

dengan prosedur kerja, (28%) responden tidak setuju dengan pernyataan akan

melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja, (17%) responden

sangat setuju dengan pernyataan akan melaporkan hal-hal yang tidak sesuai

dengan prosedur kerja dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(55%) reponden setuju untuk melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan

prosedur kerja ke atasan mereka masing-masing, dan (17%) responden merasa

sangat setuju untuk melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja

ke atasan mereka masing-masing. Namun ada sebagian (28%) responden merasa

tidak harus melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja ke atasan

(24)

Tabel 4.15

Konsisten Terhadap Diri Sendiri

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya konsisten terhadap apa yang saya katakan dengan apa yang saya lakukan.

Sangat Setuju 21 28%

Setuju 55 72%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa (72%)

responden merasa setuju dengan pernyataan mengenai konsistensi diri, (28%)

responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai konsistensi diri, (0%)

responden tidak setuju dengan pernyataan mengenai konsitensi diri dan (0%)

reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(72%) reponden setuju bahwa mereka konsisten dengan apa yang mereka katakan

dengan apa yang mereka kerjakan, dan (28%) responden merasa sangat setuju

bahwa mereka konsisten dengan apa yang mereka katakan dan apa yang mereka

kerjakan. Tidak ada responden yang merasa tidak setuju ataupun sangat tidak

setuju.

(25)

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian

kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen,

bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.

Tanggapan responden mengenai Leadership dapat diukur melalui

pernyataan kuesioner nomor 16,17, dan 18. Hasil pengumpulan data untuk

mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.16, Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.

Tabel 4.16

Kemampuan Sebagai Pemimpin

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Saya mampu menjadi

Berdasarkan keterangan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa (61%)

responden sangat setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi pemimpin, (33%)

responden setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi pemimpin, (6%)

responden tidak setuju bahwa mereka mampu menjadi seorang pemimpin dan

(0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(61%) responden sangat setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi seorang

pemimpin yang baik, dan (33%) responden merasa setuju bahwa mereka mampu

untuk menjadi pemimpin, namun ada (6%) responden masih merasa belum

(26)

Tabel 4.17

Penyampaian Informasi

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa (56%)

responden sangat setuju bahwa mereka akan menyanpaikan informasi penting ke

atasan/bawahan mereka masing-masing, (44%) responden setuju bahwa mereka

akan menyanpaikan informasi penting ke atasan/bawahan mereka masing-masing,

(0%) responden tidak setuju dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(56%) responden akan menyampaikan informasi penting yang di dapatnya ke

atasan/bawahannya, dan (44%) responden merasa harus menyampaikan informasi

penting ke atasan/kebawahan.

Tabel 4.18

Pemecahan Masalah

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa (61%)

(27)

solusi yang baik, (33%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat memahami

konflik dan dapat memberikan solusi yang baik, (6%) responden tidak setuju

bahwa mereka dapat memahami konflik dan dapatdan (0%) reponden sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(61%) responden setuju bahwa mereka dapat memahami permasalahan dalam

sebuah konflik dan dapat memberikan solusi yang baik, namun (6%) responden

merasa masih belum mampu untuk jadi penengah dalam sebuah konflik dan masih

belum mampu untuk memberikan solusi yang baik.

4.2.2.2. Kemampuan Bernegosiasi

Keterampilan negosiasi adalah bagian penting dalam kehidupan

sehari-hari agar kita dapat bertahan dalam segala bidang kehidupan,baik yang bersifat

formal maupun informal. Pengembangan ketrampilan dan percaya diri sangat

dibutuhkan dalam melaksanakan negosiasi.

Tanggapan responden mengenai kemampuan bernegosisasi dapat diukur

melalui pernyataan kuesioner nomor 19, 20, dan 21. Hasil pengumpulan data

untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.19, Tabel 4.20 dan Tabel

4.21.

Tabel 4.19

Mempengaruhi Orang Lain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

(28)

Jumlah 76 100% Berdasarkan keterangan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa (50%)

responden sangat setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam meyakinkan

orang lain, (44%) responden setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam

meyakinkan orang lain, (6%) responden tidak setuju bahwa mereka menggunakan

rasional dalam meyakinkan orang lain dan (0%) reponden sangat tidak setuju

dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (55%)

responden sangat setuju bahwa mereka meyakinkan orang lain dengan pendekatan

yang menurut mereka paling rasional dan dapat diterima orang lain, (44%)

responden merasa setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam meyakinkan

orang lain, namun ada sebagian kecil (6%) responden yang tidak menggunakan

rasional dalam meyakinkan orang lain.

Tabel 4.20

Memotivasi Orang Lain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Saya mampu

Berdasarkan keterangan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa (50%)

responden setuju bahwa mereka dapat memotivasi orang lain, (45%) responden

sangat setuju bahwa mereka dapat memotivasi orang lain, (5%) responden tidak

setuju bahwa mereka dapat memotivasi orang lain dan (0%) reponden sangat tidak

(29)

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (50%)

responden merasa mampu untuk memberikan motivasi kepada orang lain, dan

(45%) responden merasa sangat mampu untuk memotivasi orang lain, namun ada

sebagian kecil (5%) responden merasa mampu untuk memberikan motivasi untuk

orang lain. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai

perpustakaan USU mampu untuk memberikan motivasi ke rekan kerja maupun

orang lain.

Tabel 4.21

Penolakan Pendapat

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa (61%)

responden sangat setuju bahwa mereka dapat memberikan alasan apabila tidak

setuju terhadap sesuatu, (39%) responden setuju bahwa mereka dapat memberikan

alasan apabila tidak setuju terhadap sesuatu, (0%) responden tidak setuju bahwa

mereka dapat memberikan alasan apabila tidak setuju terhadap sesuatu dan (0%)

reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(61%) responden sangat setuju bahwa mereka selalu memberikan alasan apabila

mereka merasa tidak setuju akan sesuatu dan (39%) responden setuju untuk

(30)

4.2.2.3. Kerjasama Tim

Kerjasama tim atau teamwork merupakan bentuk kerja kelompok dengan

keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk

mencapai misiyang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan

bersama secara efektif dan efisien.

Tanggapan responden mengenai kerja sama tim dapat diukur melalui

pernyataan kuesioner nomor 22, 23, dan 24. Hasil pengumpulan data untuk

mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.22, Tabel 4.23 dan Tabel 4.24.

Tabel 4.22

Kemampuan Sebagai Pemimpin

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa (55%)

responden setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman kelompoknya,

(39%) responden sangat setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman

kelompoknya, (6%) responden tidak setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas

dengan teman kelompoknya dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(55%) responden setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman

(31)

selalu berbgai tugas dengan teman-teman kelompoknya yang lain, namun ada

(6%) responden yang mungkin lebih suka untuk bekerja sendiri daripada berbagi

tugas dengan temannya yang lain.

Tabel 4.23

Fokus

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa (39%)

responden sangat setuju bahwa dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara

untuk mencapai target kerja yang di tentukan, (39%) responden tidak setuju

bahwa mereka dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai

target kerja yang di tentukan, (22%) responden setuju bahwa mereka dapat

mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja yang di

tentukan dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(39%) responden dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk

mencapai target kerja yang di tentukan, dan (39%) responden merasa mereka

tidak dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja

(32)

Tabel 4.24

Team Work

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa (56%)

responden setuju bahwa mereka mampu bekerja sama dalam tim, dan (44%)

responden sangat setuju bahwa mereka dapat bekerja sama dalam tim, (0%)

responden tidak setuju bahwa mereka dapat bekerja sama dalam tim dan (0%)

reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(56%) responden setuju bahwa mereka dapat bekerja sama dengan tim nya dengan

baik untuk mencapai target kerja yang telah di tentukan, dan (44%) responden

merasa sangat bisa bekerja sama dengan timnya demi tercapainya tujuan kerja.

4.2.2.4. Berbagi Ilmu

Knowledge sharing merupakan sebuah aktivitas dimana pengetahuan

(informasi, skill, dan keahlian) ditukarkan kepada orang lain, teman, atau bahkan

anggota keluarga, dan komunitas pada sebuah organisasi. Knowledge sharing

tidak hanya sekedar memberikan sesuatu kepada orang lain atau mendapatkan

sesuatu dari mereka sebagai hasil timbal balik. Namun knowledge sharing terjadi

(33)

membangun kompetensi dan kapasitas yang baru untuk bertindak. Jadi knowledge

sharing bukan sesuatu yang dipaksakan atau di siapkan secara formal, namun

mengalir secara alamiah dan ada unsur kerelaan untuk membantu orang lain demi

kemajuan atau mencapai tujuan tertentu.

Tanggapan responden mengenai kemampuan bernegosisasi dapat diukur

melalui pernyataan kuesioner nomor 25, 26, dan 27. Hasil pengumpulan data

untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.25, Tabel 4.26 dan Tabel

4.27.

Tabel 4.25

Berbagi Tugas

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa (55%)

responden setuju bahwa mereka memberika kesempatan kepada rekan kerjanya

dalam mengerjakan suatu tugas, (45%) responden sangat setuju bahwa

merekamemebrikan kesempatan kepada reka kerjanya untuk menyelesaikan suatu

tugas, (0%) responden tidak setuju bahwa mereka untuk memebrikan kesempatan

kepada rekan kerjanya yang lain untuk menyelesaikan tugas dan (0%) reponden

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah dari (55%)

(34)

penyelesaian suatu tugas, dan (45%) responden merasa sangat setuju untuk

memberikan tugas kepada rekan kerjanya untuk diselesaikan.

Tabel 4.26

Penyampaian Ide/Gagasan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan keterangan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa (56%)

responden setuju bahwa mereka mampu menyampaikan ide ke rekan kerjanya,

(44%) responden sangat setuju bahwa mereka mampu menyampaikan ide ke

rekan kerjanya, (0%) responden tidak setuju dan (0%) reponden sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(56%) responden merasa mampu untuk menyampaikan ide/gagasan yang

dimilikinya kepada rekan kerja yang lain, dan (44%) responden merasa sangat

mampu untuk menyampaikan ide/gagasan yang dimilikinya kepada rekan kerja

yang lain.

Tabel 4.27

Menerima ide/gagasan dari orang lain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

(35)

Jumlah 76 100% Berdasarkan keterangan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa (50%)

responden sangat setuju bahwa mereka dapat menerima ide/gagasan dari orang

lain menegenai pekerjaannya dan (50%) responden setuju bahwa mereka dapat

menerima ide/gagasan dari orang lain menegenai pekerjaannya , (0%) responden

tidak setuju dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (50%)

responden sangat setuju bahwa mereka menerima ide/gagasan dari orang lain

mengenai suatu pekerjaan dan (50%) responden setuju untuk menerima

ide/gagasan dari orang lain.

4.2.2.5. Melayani Pelanggan

Pelayanan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula.

Pelanggan diibaratkan raja dan pelayanan yang baik mustinya wajib untuk kita

lakukan. Keterampilan dasar pelayanan terhadap pelanggan dapat diterapkan

dalam beberapa strategi pelayanan dalam rangka membangun dan meningkatkan

citra positif perpustakaan.

Tanggapan responden mengenai kemampuan bertanggung jawab diukur

melalui pertanyaan kuesioner nomor 28, 29, dan 30. Hasil pengumpulan data

untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.28, Tabel 4.29 dan Tabel

4.30.

Tabel 4.28

Mendengarkankan Pendapat Pemustaka

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

(36)

mendengarkan

setuju bahwa mereka dapat mendengarkan pendapat dari pemustaka, (39%)

responden sangat setuju bahwa mereka dapat mendengarkan pendapat dari

pemustaka dan (5%) dari responden tidak setuju bahwa mereka dapat

mendengarkan pendapat dari pemustaka.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah

(56%) responden meerasa mampu untuk mendnegarkan pendapat dari setiap

pemustaka yang datang ke perpustakaan dan (39%) sangat setuju bahwa mereka

dapat mendengarkan pendapat maupun keluhan dari pemustaka, namun (5%)

responden merasa tidak mampu untuk mendengarkan pendapat dari pemustaka.

Dalam hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai perpustakaan

Universitas Sumatera Utara dapat melayani pendapat pelanggan dengan baik.

Tabel 4.29

Penyampaian Ide Ke Pemustaka

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan data pada Tabel 4.29 dapat diketahui bahwa (61%) responden

(37)

(39%) responden juga merasa setuju untuk mendiskusikan pendapatnya dengan

pelanggan/ pengunjung dengan baik.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

(61%) responden merasa sangat mampu untuk menyampaikan pendapatnya

kepada pemustaka dan mendengarkan tanggapan balik dari pemustaka itu sendiri,

dan sebagian (39%) responden juga merasa mampu untuk menyampaikan

pendapatnya ke pelanggan/pemustaka. Dalam hal ini dapat dilihat pegawai

perpustakaan dapat melayani tanggapan pelanggan dengan baik.

Tabel 4.30

Analisa Komplain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Berdasarkan data pada Tabel 4.30 dapat diketahui bahwa (61%) responden

sangat setuju bahwa mereka dapat membuat analisa komplain

pelanggan/pemustaka, (39%) responden setuju bahwa mereka dapat membuat

analisa komplain.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setenga

(61%) responden merasa sangat mampu untul membuat analisa komplain dari

pemustaka. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa rasa peduli pegawai terhadap

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil tersebut dapat

memberikan informasi bahwa kemampuan soft skills pegawai di Perpustakaan

Universiats Sumatera Utara sudah masuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini

dapat dilihat dari hasil pembahasan sebelumnya yaitu :

1. Kualitas Personal

a. Kemampuan bertanggung jawab yang baik

b. Kepercayaan diri yang tinggi

c. Kemampuan Sosialiasi yang baik

d. Self-Management yang baik

e. Integritas/Kejujuran yang tinggi.

2. Interpersonal skill

a. Jiwa kepemiminan yang tinggi

b. Kemampuan bernegosisasi yang baik

c. Kerja sama tim yang baik

d. Mau berbagi ilmu dengan sesama pegawai

e. Melayani klien/pelanggan dengan baik

5.2.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan pada bagian sebelumnya, maka

(39)

1. Perlu adanya pelatihan atau diklat tentang soft skills bagi pegawai. Hal

ini dilakukan agar seluruh pegawai dapat lebih memahami tentang soft

skills itu sendiri dengan baik sebelum menerapkannya pada orang lain.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih luas

(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu perpustakaan yang

diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi dan dikelola sepenuhnya oleh

perguruan tinggi tersebut dengan tujuan membantu kelancaran pelaksanaan Tri

Dharmanya.

Menurut Noerhayati (Noerhayati 1987,1) Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Suatu unit kerja yang merupakan bagian interval dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya.

Sedangkan Hasugian (Hasugian 2009,79) mengemukakan bahwa Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan

merupakan suatu unit kerja yang dikelola oleh perguruan tinggi yang merupakan

bagian dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam

peranan yang berbeda. Perpustakaan yang di kelola suatu perguruan tinggi seperti

perpustakaan USU. Perpustakaan ini dikelola dibawah Unit Pelaksanaan Teknis

yang merupakan perangkat perlengkapan pusat dan sangat penting dalam

menunjang kegiatan edukatif di USU.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang selalu mengikuti

(41)

harus peka dalam menghadapi dan mentransfer kemajuan informasi yang semakin

maju dan canggih agar dapat disajikan serta di manfaatkan. Secara umum, tujuan

penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menunjang

pelaksanaan kurikulum di perguruan tinggi yang menjadi lembaga induk

perguruan tinggi tersebut.

Fungsi utama Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat (Sulistyo-Basuki

1991,107) yaitu:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan potensi tersebut dapat di capai dengan pemanfaatan informasi yang ada di perpustakaan.

2. Fungsi Informatif

Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu, kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga negara dan masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi yang ada di perpustakaan.

3. Menunjang Kegiatan Penelitian

Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidak akan berhasil. Dalam hal ini Perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan. 4. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan

Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan yang di alami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.

Menurut Hoerhayati (Hoerhayati 1987,2) tujuan khusus perpustakaan

perguruan tinggi adalah “untuk mendukung, memperlancar, serta mempertinggi

kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan

informasi, pengelolaan informasi, pemanfaatan informasi.”

Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia melalui Direktorat

(42)

bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah (Direktorat Jendral Perguruan

Tinggi 2004, 3) :

1. Fungsi Edukasi.

Perpustakaan merupakan sumber belajar sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang di sediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan diharapkan mampu menjadi sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan inovasi pemustaka. 5. Fungsi publikasi

Perpustakaan selayaknya juga dapat membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh masyarakat universitas yaitu para sivitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit.

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang telah dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi interpretensi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dihasilkan untuk membantu pengguna dalam melakukan tri dharmanya.

Sedangkan menurut Yuven (Yuven 2010, 1), fungsi perpustakaan

perguruan tinggi adalah :

1. Lembaga pengelola sumber-sumber informasi 2. Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi 3. Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan

4. Lembaga pendukung pendidikan (pencerdasan bangsa) 5. Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa fungsi utama

(43)

perguruan tinggi, mengelola sumber-sumber informasi dan melayankannya

kepada pengguna dalam hal ini perpustakaan melaksanakan berbagai aktivitas

sesuai dengan tujuan dan fungsinya terutama kegiatan belajar mahasiswa.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, tujuan

perpustakaan berbeda sesuai dengan jenis perpustakaan dan masyarakat yang

dilayaninya. Tujuan penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah

untuk membantu lembaga induknya dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan

Tinggi penaungnya (Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi 2004,47).

Sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, perpustakaan

merumuskan tujuannya sebagai berikut :

1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pegajaran dan penelitian di perguruan tinggi.

2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).

3. Menyediakan saran temu kembali untu menunjang pemakaian bahan

perpustakaan.

4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan.

5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.

Sedangkan tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menurut

Hasugian (2009:80) „adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan

belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka

(44)

perpustakaan perguruan tinggi harus benar-benar diarahkan untuk mendukung

pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma tersebut.

Dari uraian di atas dapat dikembangkan bahwa tujuan perpustakaan

perguruan tinggi adalah menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan

kebutuhan sivitas akademika, mendukung serta mempertinggi kualitas

pelaksanaan program pendidikan, yang dilaksanakan perguruan tinggi sehingga

mencapai visi dan misi perpustakaan perguruan tinggi.

2.2. Skill (Keterampilan)

Skill (keterampilan) ialah kemampuan (ability) untuk mengubah

pengetahuan (knowledge) ke dalam tindakan (action) yang menghasilkan tingkat

kinerja yang diinginkan, (Silalahi, 2002).

Skill bisa diartikan sebagai keterampilan atau how-to atau cara untuk

melakukan sesuatu (Leksana, 2003). Landasan dari skills adalah pengalaman dan

pembelajaran secara praktek lapangan. Skill memiliki karakter bisa ditransfer dari

individu ke individu lainnya melalui proses pembelajaran bertahap. Cara

yang paling efektif untuk mentransfer skills adalah dengan mengikutsertakan si

pembelajar melakukan tahapan pekerjaan dan membuatnya mempraktekkan

tahapan pekerjaan tersebut dalam konteks pelatihan lapangan dan

melakukan pengulangan. Praktek dan pengulangan merupakan dua kunci

utama bagi seseorang untuk mengakuisisi skills yang baru.

Menurut Sweny dan Towny (dalam Harmein, 2008), manusia jika

ditinjau dari segi kemampuannya untuk dapat bekerja dengan baik dan mampu

(45)

1. Hard skills merupakan kemampuan akademik yang dimiliki oleh seseorang.

2. Soft skills merupakan kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan

terutama dalam dunia kerja, baik sebagai pekerja (produk/jasa maupun

wirausaha).

2.2.1. Hard Skill

Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan

keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu tertentu (Iqbal, 2012).

Hard skills adalah kemampuan yang biasa dipelajari di sekolah atau universitas

yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual yang

berhubungan dengan subyek yang dipelajari (Basyir, 2011). Sedangkan menurut

Utomo (2010), hard skills didefenisikan sebagai penguasaan ilmu pengetahuan,

teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu tertentu.

Menurut Suharjono (dalam Utomo, 2010), hard skills berhubungan dengan

technical skills yang diterjemahkan dalam dua hal yaitu:

a. Pure technical knowledge or functional skills

b. Skill to improve the efficiency of technology, that is improvement or

problem-solving skills.

Hard skills sering juga disebut dengan kemampuan intelektual

(intellectuall ability). Kemampuan intelektual (intellectual ability) adalah

kemampuan yang dibutuhkan untuk menentukan berbagai aktivitas

mental-berpikir, menalar dan memecahkan masalah (Robbins, 2008),. Individu dalam

sebagian masyarakat menepatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada

(46)

2.2.2. Soft Skill

Soft skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan

orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri

(personal skills) yang mampu mengembangkan hasil kerja secara maksimal

(Iqbal, 2012).

Soft skills merupakan kesadaran yang membuat seseorang termotivasi dan

pantang menyerah sehingga bisa menempatkan diri di tengah orang lain secara

proporsional (Alhadi, 2012). Pengertian lain dari soft skills adalah kemampuan di

luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan

kemampuan intra dan interpersonal.

Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan

memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri.

Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif

dan berani. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) adalah

kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intense,

motivasi, watak dan temperamen orang lain. Kepekaan dan ekspresi wajah,

suara dan gerak tubuh orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjalin

relasi dan komunikasi dengan berbagai orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian, menurut Sailah (dalam Widayanti, 2012),

soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain

(47)

dkk (dalam Novita, 2012), soft skills diartikan sebagai kemampuan di luar

kemampuan teknis dan akademis, dan sudah dibangun sejak kecil (didikan

lingkungan dan keluarga) yang lebih mengutamakan intra dan interpersonal.

2.2.3. Penggolongan Soft Skill

Menurut Ikhsan (dalam Alhadi, 2012) mengatakan bahwa soft skil yang

perlu diasah dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu :

1. Keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills) 2. Keterampilan bernegosiasi (organizational skills)

3. Kepemimpinan (Leadership)

4. Kemampuan berfikir kreatif dan logis (logic and creative) 5. Ketahanan menghadapi tekanan (effort)

6. Kerja sama tim dan interpersonal (group skills) dan etika kerja (ethics)

Berdasarkan hasil penelitian, menurut Sailah (dalam Widayanti, 2012),

atribut soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan,

karakter dan sikap. Attribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar

yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak

dan bersikap. Begitu juga dengan penelitian lain, menurut Elfindri, dkk (dalam

Novita, 2012), menambahkan bahwa soft skills terdiri dari berbagai macam

keterampilan mulai dari talenta yang lengkap, percaya diri, cepat, smart, memiliki

keterampilan bahasa dan mendengar.

Menurut Putri (dalam Alhadi, 2012) mengatakan pada dasarnya soft skills

terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Kualitas personal

a. Dapat bertanggung jawab

(48)

b. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri secara bahasa adalah percaya pada kapasitas kemampuan diri dan terlihat sebagai kepribadian yang menunjukkan positif, (Saputro dkk, 2012). Salah satu ciri kepercayaan diri adalah adanya perasaan adekuat atau merasa yakin akan kemampuannya (Afiatin dkk,1998).

c. Mampu bersosialisasi

Menurut Harton dan Hunt (dalam Fatmahwati, 2012), mendefenisikan sosialisasi sebagai proses dimana seseorang internalisasikan norma-norma kelompok tempat hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik. Sedangkan menurut Stewart (dalam Fatmahwati, 2012), menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan sikap, nilai dan kebiasaan dalam kebudayaan.

d. Mampu mengatur diri sendiri (self-management)

Manajemen diri adalah suatu prosedur yang menuntut seseorang untuk mengarahkan atau mengatur tingkah lakunya sendiri, (Yunita dkk, 2009),. Gie (dalam Yunita dkk, 2009) mengungkapkan, strategi pertama dan utama dalam manajemen diri atau self management adalah berusaha mengetahui diri sendiri dari segala kelebihan dan kekurangan (kelemahan). Dengan mengenali diri sendiri, seorang individu dapat mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam hidup ini.

e. Integritas/kejujuran

Menurut nilai-nilai Kemenkeu, integritas diartikan sebagai berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Menurut Don Galer (dalam Iqbal, 2012) menyatakan bahwa integritas adalah apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan kita lakukan. Seseorang dikatakan tidak memiliki integritas apabila tidak melakukan apa yang dikatakan. Salah satu aspek dari kejujuran adalah adanya konsistensi antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya. Mereka merasa yakin bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin mengetahui bahwa mereka akan menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam komitmennya. Orang yang hidup dengan integritas tidak akan mau dan mampu untuk mematahkan kepercayaan dari mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang. Mengatakan kebenaran secara bertanggung jawab, bahkan ketika merasa tidak enak mengatakannya.

2. Interpersonal skills

(49)

Kepemimpinan didefenisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain, baik seseorang atau sekelompok orang, agar berperilaku untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Definisi ini menunjukkan : pertama, ada kegiatan mempengaruhi ialah usaha-usaha untuk membuat orang lain bertindak atau berperilaku. Dalam konteks ini ada orang yang mempengaruhi yang disebut pemimpin (leader), dan ada orang-orang lain (seorang atau sekelompok) yang dipengaruhi yang disebut pengikut (follower). Kedua, ada sasaran yang ingin dicapai yang terdiri atas sasaran antara dan sasaran akhir. Sasaran antara ialah agar pengikut menampilkan perilaku tertentu member kontribusi sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan yang merupakan tujuan kepemimpinan (leadership goals) sebagai hasil (outcome). Dan ketiga, ada situasi, yaitu berhubungan dengan latar belakang pemimpin, pengikut dan lingkungannya. Yang terakhir ini sangat ditekankan oleh para teorisi situasional atau kontingensi.

b. Kemampuan bernegosiasi

Negosiasi atau perundingan adalah proses mencapai kepuasan bersama melalui diskusi dan tawar menawar. Seseorang berunding untuk menyelesaikan perselisihan, mengubah perjanjian atau syarat-syarat, atau menilai komiditi atau jasa, atau permasalahan yang lain. Perunding yang baik akan tahu bagaimana menanggulangi konflik. Dengan kata lain bahwa negosiasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak/kelompok atau lebih dengan cara berunding untuk mencapai persetujuan yang sesuai dengan karateristik tertentu melalui beberapa tahapan yang saling bertentangan satu sama lain.

c. Mampu bekerja sama dalam tim

Secara teoritis, kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama untuk menuju suatu visi dan misi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Dalam kerja sama tim, setiap anggota harus memperlihatkan kompetensi yang kuat untuk berkolaborasi dengan karakter, potensi, bakat, pengetahuan, dan motivasi dari masing-masing individu secara efektif. Kerja sama tim harus berlandaskan pada visi yang berfokus pada tujuan, semangat yang tinggi, sikap ingin tahu, rasa percaya diri yang tinggi. Sebuah kerja sama tim harus memiliki landasan moral dan etika yang kuat.

d. Mau berbagi ilmu dengan orang lain.

Menurut Setiarso (2006), berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan salah satu metode dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman, dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki kesempatan yang luas dalam menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya kepada anggota lainnya.

e. Dapat melayani klien/pelanggan.

(50)

Gambar

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Variabel Soft Skills
Tabel 4.1
Tabel 4.4 Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Tabel 4.6 Penampilan Diri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sanksi yang Diberikan Pimpinan. Berpengaruh pada

Untuk responden yang memberikan jawaban Sangat setuju berjumlah 155 responden, setuju berjumlah 194 responden, kurang setuju berjumlah 42 responden dan tidak setuju

Jawaban responden tentang pengawasan kerja dilakukan sesuai dengan jam kerja, mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 36 orang atau 61,0 %. Karena mereka setuju

6) Jawaban responden tentang pujian dan semangat dari pimpinan dan rekan kerja membuat saya semakin bersemangat dalam bekerja, sebagian besar responden menjawab sangat

Dari jawaban responden tersebut dapat dinyatakan bahwa pada umumnya responden menyatakan setuju untuk mengunggah karya ilmiah ke dalam sebuah situs di internet melalui

Kepemimpinan Sangat Setuju Setuju Tidak Pasti Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 19 Saya menginginkan. pengakuan atas

8) Jawaban responden tentang Pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, responden menjawab sangat setuju 1%, setuju 34%, kurang setuju

menunjukkan bahwa pernyataan mengenai motivasi yang timbula dari dalam diri sendiri sangat berguna untuk bekerja secara maksimal sesuai tugas-tugas yang diberikan sebanyak 16 orang