Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
PENGARUH KONSENTRASI GULA DAN
CAMPURAN SARI BUAH (MARKISA, WORTEL DAN JERUK)
TERHADAP MUTU SERBUK MINUMAN PENYEGAR
SKRIPSI
OLEH
NOVA HELIANA P. BANGUN
050305023 / TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
PENGARUH KONSENTRASI GULA DAN
CAMPURAN SARI BUAH (MARKISA, WORTEL DAN JERUK)
TERHADAP MUTU SERBUK MINUMAN PENYEGAR
SKRIPSI
OLEH
NOVA HELIANA P. BANGUN
050305023 / TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing :
Ir. Rona J. Nainggolan, SU Linda Masniary Lubis, STP, M.Si Ketua Anggota
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
RINGKASAN
NOVA HELIANA PUTRI BANGUN, ”Pengaruh Konsentrasi Gula dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar” yang dibimbing oleh Ir. Rona J. Nainggolan, SU dan Linda
Masniary Lubis, STP MSi sebagai ketua dan anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula dan
campuran sari buah (markisa, wortel dan jeruk) terhadap mutu serbuk minuman
penyegar.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 2
faktor, faktor I yaitu: Konsentrasi campuran sari buah markisa, wortel dan
jeruk (K) K1 = 50% : 30% : 20%, K2 = 60% : 25% : 15%, K3 = 70% : 20% : 10%
dan K4 = 80% : 15% : 5% dan faktor II : Konsentrasi gula (P) yaitu: P1 = 185 %,
P2 = 200 %, P3 = 215 % dan P4 = 230 %.
1. Kadar Vitamin C (mg/100g bahan)
Konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh yang sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar vitamin C. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada K4
(konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel:jeruk = 80%:15%:5%) sebesar
18,451 mg/100g bahan dan terendah pada K1 (konsentrasi campuran sari buah
markisa:wortel:jeruk = 60%:25%:15%) sebesar 13,546 mg/100 g bahan.
Konsentrasi gula memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap kadar vitamin C. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada P4 (konsentrasi
gula 230 %) sebesar 17,344 mg/100g bahan dan terendah terdapat pada P1
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Interaksi antara konsentrasi campuran sari buah dan konsentrasi gula
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C
serbuk minuman penyegar yang dihasilkan sehingga pengujian secara LSR tidak
dilanjutkan.
2. Total Asam (%)
Konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh yang sangat nyata
(P<0,01) terhadap total asam. Total asam tertinggi terdapat pada K4 (konsentrasi
campuran sari buah markisa:wortel:jeruk=80%:15%:5%) sebesar 3,013 % dan
terendah pada K1 (konsentrasi campuran sari buah markisa : wortel : jeruk
= 50%:30%:20%) sebesar 2,525 %.
Konsentrasi gula memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap total asam. Total asam tertinggi terdapat pada P1 (konsentrasi gula 185%)
sebesar 3,021 % dan terendah terdapat pada P4 (konsentrasi gula 230%) sebesar
2,521 %.
Interaksi antara konsentrasi campuran sari buah dan konsentrasi gula
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam serbuk
minuman penyegar yang dihasilkan sehingga pengujian secara LSR tidak
dilanjutkan.
3. Total Padatan Terlarut (oBrix)
Konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh yang sangat nyata
(P<0,01) terhadap total padatan terlarut. Total padatan terlarut tertinggi terdapat
pada K4 (konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel:jeruk=80%:15%:5%)
sebesar 88,9 oBrix dan terendah pada K1 (konsentrasi campuran sari buah
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Konsentrasi gula memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap total padatan terlarut. Total padatan terlarut tertinggi pada perlakuan P4
(konsentrasi gula 230%) sebesar 88,725 oBrix dan terendah pada P1 (konsentrasi gula
185%) sebesar 82,625 oBrix.
Interaksi antara konsentrasi campuran sari buah dan konsentrasi gula
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan
terlarut. Total padatan terlarut tertinggi terdapat pada K4P4 yaitu sebesar 94,6
o
Brix dan terendah pada perlakuan K1P1 yaitu sebesar 79,6 oBrix.
4. Daya Larut dalam Air (%)
Konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh yang berbeda tidak
nyata (P>0,05) terhadap daya larut dalam air serbuk minuman penyegar yang
dihasilkan sehingga pengujian secara LSR tidak dilanjutkan
Konsentrasi gula memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap daya larut dalam air. Daya larut dalam air tertinggi pada perlakuan P4
(konsentrasi gula 230%) sebesar 93,75 % dan terendah pada P1 (konsentrasi gula
185%) sebesar 80 %.
Interaksi antara konsentrasi campuran sari buah dan konsentrasi gula
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap daya larut dalam
air serbuk minuman penyegar yang dihasilkan sehingga pengujian secara LSR tidak
dilanjutkan.
5. Organoleptik Warna (Numerik)
Konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh yang sangat nyata
(P<0,01) terhadap organoleptik warna. Nilai organoleptik warna tertinggi terdapat
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
sebesar 3,419 dan terendah pada K4 (konsentrasi campuran sari buah
markisa:wortel:jeruk = 80%:15%:5%) sebesar 1,963.
Konsentrasi gula memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap organoleptik warna. Nilai organoleptik warna tertinggi pada perlakuan P4
(konsentrasi gula 230%) sebesar 2,948 dan terendah pada P1 (konsentrasi gula
185%) sebesar 2,308.
Interaksi antara konsentrasi campuran sari buah dan konsentrasi gula
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap organoleptik
warna serbuk minuman penyegar yang dihasilkan. Nilai organoleptik warna tertinggi
terdapat pada K1P4 yaitu sebesar 3,69 dan terendah pada perlakuan K4P1 yaitu
sebesar 1,800.
6. Organoleptik Aroma dan Rasa (Numerik)
Konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh yang sangat nyata
(P<0,01) terhadap organoleptik aroma dan rasa. Nilai organoleptik aroma dan rasa
tertinggi terdapat pada K4 (konsentrasi campuran sari buah
markisa:wortel:jeruk=80%:15%:5%) sebesar 3,239 dan terendah pada K4
(konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel:jeruk = 50%:30%:20%) sebesar
2,596.
Konsentrasi gula memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
terhadap organoleptik aroma dan rasa. Nilai organoleptik aroma dan rasa tertinggi
pada perlakuan P4 (konsentrasi gula 230%) sebesar 3,265 dan terendah pada P1
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Interaksi antara konsentrasi campuran sari buah dan konsentrasi gula
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai
organoleptik aroma dan rasa serbuk minuman penyegar yang dihasilkan sehingga
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
RIWAYAT HIDUP
NOVA HELIANA PUTRI BANGUN dilahirkan di Batukarang pada
tanggal 19 Nopember 1986. Anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak E S Bangun
dan Ibu B Br Ginting beragama Katolik.
Pada tahun 1999 lulus dari SD Inpres Batukarang, pada tahun 2002 lulus dari
SLTP Negeri 1 Batukarang dan pada tahun 2005 lulus dari SMA Cahaya Medan.
Diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur
SPMB.
Penulis telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan di PT. Central Windu Sejati
Kawasan Industri Medan-Belawan. Selama mengikuti kuliah, penulis menjadi
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya.
Skripsi ini berjudu l ”Pengaruh Konsentrasi Gula dan Campuran Sari
Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Rona J.
Nainggolan, SU dan Linda Masniary Lubis, STP, M.Si selaku ketua dan anggota
komisi pembimbing, atas arahan dan bimbingan yang diberikan selama penyusunan
skripsi ini.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada kedua orang tua
Bapak E S Bangun dan Mamak B Br Ginting, Abangku Alm Hendra Cipta Putra
Bangun, Nenek Tigan, Bibik Uda dan seluruh keluarga yang terkasih atas doa,
dukungan dan kasih sayang yang diberikan selama penulis mengikuti kuliah dan
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk teman-teman stabuk 2005 dan seluruh
staf Laboratorium Teknologi Pangan atas kerjasama dan bantuan yang telah
diberikan bagi penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
DAFTAR ISI
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Tahap Pembuatan Serbuk Penyegar
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 26
Parameter Yang Diamati ... 29
Penentuan Kadar Vitamin C ... 30
Penentuan Total Asam ... 30
Penentuan Total Padatan Terlarut ... 31
Penentuan Daya Larut dalam Air ... 31
Uji Organoleptik Warna ... 32
Uji Organoleptik Aroma dan Rasa ... 32
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Parameter yang Diamati 34 Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Parameter yang Diamati ... 35
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Total Padatan Terlarut (oBrix)
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
DAFTAR TABEL
Hal
1. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Markisa per 100 gram bahan ... 8
2. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Wortel per 100 gram bahan ... 10
3. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Jeruk per 100 gram bahan ... 12
4. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Gula per 100 gram bahan ... 14
5. Skala Uji Hedonik Warna ... 32
6. Skala Uji Hedonik Aroma dan Rasa ... 32
7. Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Parameter yang Diamati ... 34
8. Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Parameter yang Diamati ... 36
9. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) ... 37
10. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) ... 38
11.Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Total Asam (%) ... 40
12. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Total Asam (%) ... 42
13. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Total Padatan Terlarut (oBrix) ... 44
14. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Total Padatan Terlarut (oBrix) ... 46
15. Uji LSR Pengaruh Interaksi Konsentrasi Campuran Sari Buah dan Konsentrasi Gula Terhadap Total Padatan Terlarut (oBrix) ... 48
16. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Daya Larut dalam Air(%) ... 50
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
18. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Organoleptik Warna (Numerik) ... 53
19. Uji LSR Pengaruh Interaksi Konsentrasi Campuran Sari Buah dan
Konsentrasi Gula terhadap Organoleptik Warna (Numerik) ... 55
20. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Aroma dan Rasa (Numerik) ... 57
21. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Organoleptik Aroma
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Skema Pembuatan Serbuk Minuman Penyegar dari Buah
(Markisa, Wortel dan Jeruk) ... 33
2. Histogram Hubungan Konsentrasi Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk) dengan Kadar Vitamin C (mg/100g bahan) ... 38
3. Grafik Hubungan Konsentrasi Gula dengan Kadar Vitamin C
(mg/100g bahan) ... 39
4. Histogram Hubungan Konsentrasi Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk) dengan Total Asam (%) ... 41
5. Grafik Hubungan Konsentrasi Gula dengan Total Asam (%) ... 43
6. Histogram Hubungan Konsentrasi Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk) denganTotal Padatan Terlarut (oBrix) ... 45
7. Grafik Hubungan Konsentrasi Gula terhadap Total Padatan
Terlarut (oBrix) ... 47
8. Grfaik Hubungan Interaksi Konsentrasi Campuran Sari Buah dan
Konsentrasi Gula dengan Total Padatan Terlarut (oBrix) ... 49
9. Grafik Hubungan Konsentrasi Gula dengan Daya Larut dalam
Air (%) ... 51
10. Histogram Hubungan Konsentrasi Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk) dengan Organoleptik Warna (Numerik) ... 53
11. Grafik Hubungan Konsentrasi Gula dengan Organoleptik
Warna (Numerik) ... 54
12. Grafik Hubungan Interaksi Konsentrasi Campuran Sari Buah dan
Konsentrasi Gula dengan Nilai Organoleptik Warna (Numerik) ... 56
13. Histogram Hubungan Konsentrasi Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel, dan Jeruk) dengan Organoleptik Aroma dan Rasa (Numerik) ... 58
14.Grafik Hubungan Konsentrasi Gula dengan Organoleptik Aroma
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Berbagai
ragam tanaman buah dapat tumbuh dengan subur di berbagai wilayah kawasan kita.
Hal ini seharusnya dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memenuhi asupan
vitamin serta penambah pendapatan penduduk Indonesia. Namun kesadaran akan
pentingnya vitamin bagi tubuh masih cukup memprihatinkan di negara kita ini.
Dari data BPS didapatkan bahwa pada tahun 1991 konsumsi buah-buahan
penduduk Indonesia adalah 32,5 kg per kapita per tahun dan meningkat menjadi 35
kg per kapita per tahun pada tahun 1995. Walaupun terjadi peningkatan, ternyata
bahwa konsumsi buah-buahan tersebut masih jauh dari yang direkomendasikan
FAO, yaitu 60 kg per kapita per tahun.
Salah satu buah lokal yang diharapkan dapat dikembangkan menjadi buah
ekspor adalah buah markisa (passion fruit atau gradila). Buah markisa yang ada di
Indonesia ada beberapa jenis, antara lain adalah buah markisa sayur atau erbis
(Passiflora quadrangularis), konyal (Passiflora longularis), markisa ungu atau siuh
(Passiflora edulis) dan markisa kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa). Erbis
tidak dibudidayakan secara komersial dan hanya dikonsumsi lokal, sedangkan koyal
yang berwarna kuning banyak diperjual belikan sebagai buah segar di tempat-tempat
tertentu karena rasanya cukup manis walaupun aromanya relatif tidak ada. Lain
halnya dengan markisa ungu atau siuh, karena rasanya yang asam maka buah ini
lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti sirup markisa, selai, tepung
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Buah jeruk juga merupakan jenis buah tropis yang dapat tumbuh dengan baik
di Indonesia. Wilayah yang subur dan iklim tropis yang mendukung membuat
produksi buah ini sangat tinggi. Buah jeruk biasa dinikmati oleh masyarakat kita
dalam bentuk buah segar dan ini dilakukan oleh kebanyakan penduduk Indonesia.
Namun, buah ini juga dapat dinikmati dalam bentuk hasil olahan berbentuk cairan
seperti sirup. Selain itu jeruk juga dapat diproduksi menjadi bentuk serbuk atau
tepung jeruk.
Wortel atau brotel merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput.
Batangnya sangat pendek, sehingga hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya
berubah bentuk menjadi umbi. Akar samping sangat sedikit dan timbul pada
umbinya. Umbi wortel berwarna kuning kemerah-merahan karena mengandung
karoten (provitamin A) yang sangat tinggi. Selain provitamin A umbi wortel ini
banyak digemari karena rasanya enak, gurih, renyah dan sedikit agak manis.
Dewasa ini dengan semakin tingginya pendidikan dan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya kesehatan, maka permintaan produk pangan yang
berserat dan bervitamin semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan serat dan
vitamin banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi buah-buahan karena
dapat menyediakan kebutuhan akan serat dan vitamin dalam bentuk segar.
Pengolahan buah-buahan adalah salah satu alternatif untuk penyediaan serat
dan vitamin dalam bentuk instan yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu pengolahan
juga dapat mengantisipasi hasil produksi buah yang berlimpah. Buah-buahan yang
tidak memenuhi standar untuk dipasarkan dengan harga tinggi dapat diolah mejadi
produk yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi tentunya. Buah tersebut
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
buah kering, acar, saos, tepung buah dan sebagainya. Sehingga dengan pengolahan
buah-buahan tersebut menjadi berbagai produk, maka selain mendapat nilai tambah,
penganeka ragaman produkpun tercapai. Selain itu masyarakat juga akan semakin
mudah mendapatkan asupan vitamin dan serat dengan cara instan.
Serbuk minuman penyegar adalah salah satu bentuk penganeka ragaman
produk yang dihasilkan. Serbuk minuman penyegar dapat diperoleh dengan cara
mengeringkan ekstrak buah-buahan seperti markisa, wortel dan jeruk yang
kemudian ditambahkan zat penstabil, gula, asam sitrat serta NaHCO3 sebagai
penghasil soda. Dari pencampuran buah tersebut diharapkan memperoleh cita rasa
yang lebih disukai masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mencoba meneliti
tentang Pengaruh Konsentrasi Gula dan Campuran Sari Buah (Markisa,
Wortel dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula dan
campuran sari buah (markisa, wortel dan jeruk) terhadap mutu serbuk minuman
penyegar.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai sumber informasi pada pembuatan serbuk minuman penyegar dengan
menggunakan campuran sari buah (markisa, wortel dan jeruk) yang baik.
- Sebagai sumber data didalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi
Pertanian Fakulatas Peratanian Universitas Sumatera Utara.
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
- Diduga ada pengaruh konsentrasi gula terhadap mutu serbuk minuman penyegar.
- Diduga ada pengaruh konsentrasi campuran sari buah (markisa, wortel dan jeruk)
terhadap mutu serbuk minuman penyegar.
- Diduga ada pengaruh interaksi antara konsentrasi gula dan campuran sari buah
(markisa, wortel dan jeruk) terhadap mutu serbuk minuman penyegar.
TINJAUAN PUSTAKA
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Di Indonesia ada dua jenis markisa, yakni markisa yang buahnya ungu
disebut Passiflora edulis Sains (buah negri atau siuh), dan markisa yang buahnya
kuning disebut Passiflora laurifolia L. atau Passiflora longularis (buah susu atau
konyal). Buah negri rasanya agak masam dan buahnya baik dikembangkan di lahan
dataran tinggi. Buah konyal rasanya manis dan baik di tanam di dataran rendah.
Selain markisa yang telah disebutkan, di Indonesia masih terdapat buah balewa
(markisa besar) yang disebut erbis. Buah erbis ini umumnya hanya ditanam di
dataran rendah dan buahnya hanya untuk sari buah segar (dicampur dengan sirup)
(Sunarjono, 2000).
Markisa ungu merupakan salah satu jenis markisa yang paling banyak
dibudidayakan untuk diambil sari buahnya. Sari buah markisa ungu mempunyai cita
rasa manis asam dengan aromanya yang khas. Di Indonesia, sari buah markisa dijual
di pasaran hanya berasal dari sari buah markisa ungu. Di luar negeri selain
dimanfaatkan sari buahnya sebagai bahan campuran untuk yoghurt, ice cream, jam,
jelly, kue-kue atau dicampur dengan sari buah lain (panache), markisa ungu juga
banyak dijual dalam bentuk buah segar (Wikipedia, 2008).
Buah markisa ungu dapat dimakan mentah dan markisa kuning dapat
dijadikan jus. Pulp buah markisa dapat dijadikan jem, agar-agar, perasa ataupun
campuran kepada yoghurt dan ice cream. Jus buah markisa juga merupakan sumber
pro vitamin A, niacin, riboflafin dan vitamin C disamping cita rasa dan aromanya
yang unik. Ia juga boleh dijadikan komponen untuk minuman sirup, kek, roti dan
susu (Wikipedia, 2008).
Tanaman markisa Passiflora edulis merupakan buah yang berbentuk agak
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
berubah menjadi ungu sampai hitam saat matang. Bijinya banyak dan kecil berwarna
hitam dan berbentuk pipih, diselimuti daging buah yang mengandung cairan
berwarna kuning dan rasanya asam (Risamunandar, 1986).
Buah markisa dilapisi oleh lapisan serupa jeli yang rasanya manis dan
beraroma harum. Dapat dikonsumsi segar bersama bijinya, disamping itu dapat pula
diolah menjadi sirup atau selai markisa. Markisa mengandung nutrisi yang cukup
lengkap dan berguna untuk kesehatan, diantaranya passiflorine yang
berkhasiat menentramkan urat saraf. Buah ini juga mengadung zat gizi lainnya
seperti vitamin A, vitamin C dan berbagai mineral (Fruit
Export Development Center, 2005)
Tanaman markisa merupakan tanaman tahunan, batangnya merambat,
ditanam untuk diambil buahnya. Bagian buahnya dimakan segar atau dibuat salad, es
krim, selai atau sari buah. Diperkirakan 300 spesies yang sebagian besar berasal dari
daerah panas lembab di Amerika (Ashari, 1995).
Di Indonesia ada empat jenis markisa yang dibudidayakan, yaitu:
- Markisa ungu / markisa asam / siuh (Passiflora edulis var. edulis)
Buah muda berwarna hijau, buah masak berwarna ungu sampai coklat. Rasa buah
asam dan beraroma kuat, sehingga banyak diolah menjadi sirup dan jus dari
markisa.
- Markisa konyal / markisa manis (Passiflora longularis)
Buah muda berwarna hijau keunguan, buah masak berwarna kuning kecoklatan
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
dikonsumsi segar. Namun demikian dapat pula diolah menjadi sirup dan jus sari
markisa.
- Markisa kuning / markisa rola ( Passiflora edulis var. flavicarp)
Buah muda berwarna hijau, buah masak berwarna kuning cerah berbintik putih.
Rasa buah asam dan kurang beraroma, umumnya diolah menjadi sirup dan jus sari
markisa.
- Markisa erbis / “giant grandila” (Passiflora quadrangulari L)
Buah berwarna hijau kekuningan . Buah sangat besar, dapat mencapai 2,5 kg.
Daging buah tebal, rasa segar, dikonsumsi segar sebagai campuran minuman.
(Fruit Export Development Center, 2005)
Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Markisa
Markisa mengandung vitamin B kompleks yang menyenangkan dan
potassium yang merilekskan sistem syaraf. Orang-orang Amerika Selatan secara
tradisional makan markisa untuk membantu tidur. Bahkan menurut mereka, makan 1
buah markisa sebelum tidur bisa membuat mimpi indah (Ipteknet, 2009).
Komposisi buah markisa segar adalah sebagai berikut :
- Kulit 52 %
- Jus 34 %
- Biji 14 %
Bahagian yang boleh dimakan 48 %. Komposisi kimia dan nilai gizi markisa per 100
gram bahan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Markisa per 100 gram bahan
Komposisi kimia Jumlah
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Unsur surih (g) 1,5 - 2,5
Dari famili Umbeliflorae, wortel merupakan sayuran terpenting dan yang
paling banyak ditanam di berbagai tempat. Kegunaan awalnya hanyalah sebagai
obat, tetapi sekarang wortel telah menjadi sayuran utama, dan umumnya dikenal
karena kandungan alfa-karoten dan beta-karoten akar tunggangnya. Kedua jenis
karoten ini penting dalam gizi manusia sebagai prekursor vitamin A. Kultivar
yang ditanam di Asia bertekstur agak lunak, kurang manis, beraroma lemah,
beradaptasi dengan suhu panas dan umbinya sering berwarna merah terang atau
jingga kemerahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Wortel termasuk dalam famili Umbeliflorae. Tanaman ini termasuk tanaman
semusim berbentuk rumput. Akar tunggang tanaman wortel berubah bentuk serta
fungsinya menjadi umbi berbentuk bulat, panjang dan langsing. Umbi wortel berasa
manis dan bertekstur renyah. Warna daging buahnya kuning kemerah merahan.
Wortel dikenal memiliki kandungan beta karoten yang sangat tinggi. Karoten adalah
pigmen berwarna kuning orange yang larut dalam lemak (Ipteknet, 2009).
Berdasarkan bentuk umbinya, wortel dapat dibedakan menjadi tiga tipe,
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
- Wortel tipe imperator umbinya berbentuk bulat panjang dengan ujungnya runcing
seperti kerucut. Biasanya tumbuh akar serabut pada umbinya. Jenis wortel yang
termasuk tipe ini adalah scarlet wonder.
- Wortel tipe cantenay. Tipe ini umbinya berbentuk bulat panjang dengan ujungnya
tumpul. Biasanya pada umbinya tidak tumbuh akar serabut, contohnya royal cross.
- Wortel tipe nantes bentuk umbinya merupakan peralihan dari kedua tipe wortel.
Jenis wortel tipe nantes ialah early marketer.
Wortel tipe imperator kurang disukai karena rasanya kurang manis. Varietas lokal
lebih disukai karena rasanya enak (Sunarjono, 2004).
Wortel adalah salah satu sumber makanan detoksifikasi yang mempunyai
kemampuan untuk mengatur ketidakseimbangan dalam tubuh. Wortel merupakan
komoditas sayuran yang banyak mengandung beta karoten yang merupakan
prekursor vitamin A. Wortel sebagai sumber vitamin A berfungsi untuk membantu
proses pengelihatan ( Ipteknet, 2009).
Wortel mengandung pro-vitamin A yang sangat tinggi, oleh karena itu sangat
baik untuk menjaga kesehatan mata, khususnya pada anak-anak untuk menghindari
buta senja dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Untuk
memperoleh zat antikanker yang lebih banyak maka sebaiknya wortel dikonsumsi
dalam keadaan masak. Pemasakan akan meningkatkan karoten dua hingga lima kali
lebih banyak. Namun, pemasakan yang terlalu lama justru akan menghilangkan beta
karoten tersebut (Wirakusumah, 2000).
Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Wortel
Komposisi kimia dan nilai gizi wortel per 100 gram bahan dapat dilihat pada
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Tabel 2. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Wortel per 100 gram bahan
Komposisi Kimia Jumlah
Sumber : Departemen Kesehatan RI, (1996).
Salah satu karoten yang sangat penting adalah beta karoten. Beta karoten
berperan penting sebagai anti oksidan yang memberikan perlindungan pada tubuh
terhadap pengaruh negatif yang merusak dari aktifitas radikal bebas. Kandungan zat
gizi utama wortel adalah karoten, selain itu juga mengandung gula, pektin,
asparagin, vitamin B, C, D, E dan vitamin K, serat lemak, karbohidrat, kalisum,
fosfor, besi, sodium, potassium, asam amino, minyak essensial dan beta karoten.
Jika biasanya sayur atau buah lebih bermanfaat jika dikonsumsi segar, beda halnya
dengan wortel. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan wortel
justru meningkatkan jumlah beta karoten. Itu terjadi karena proses pengolahan akan
menghancurkan dinding selnya sehingga beta karoten lebih mudah larut dan
dimanfaatkan (Ipteknet, 2009).
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Pada mulanya, jeruk manis dimakan sebagai buah segar atau sebagai pencuci
mulut. Akan tetapi, karena kulitnya tebal dan sulit dikupas, seringkali orang
memerasnya untuk mengambil airnya. Air buah jeruk ini dapat dikonsumsi dalam
bentuk segar, didinginkan lebih dahulu, atau dipasteurisasi supaya lebih tahan lama.
Adapula yang dipekatkan dan dijadikan tepung (Pracaya, 2003).
Buah jeruk biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar atau langsung dibuat
minuman segar. Padahal, buah jeruk matang dapat diolah menjadi produk yang
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada buah jeruk segar. Salah satu produk
olahan buah jeruk adalah jeruk instan. Sari buah hasil perasan disaring dengan
saringan atau diendapkan dalam ruangan pendingin. Pada dasar wadah akan
terkumpul endapan dan cairan keruh. Endapan dan cairan keruh ini banyak
mengandung senyawa limonin yang akan memberikan rasa pahit bila terkena panas.
Oleh karena, itu endapan dan cairan keruh tersebut dibuang (Wikipedia, 2007).
Sari buah jeruk adalah sari buah yang diperoleh dengan memeras atau
menekan isi buah jeruk. Sari buah jeruk biasanya diekspor dalam bentuk kering dan
ditambah air di negara tujuan. Sari buah yang dikirim dalam bentuk cair disebut
dengan istilah “disarikan langsung” (direct juice) oleh produsen yang mengirimnya.
Sari buah jeruk segar memiliki rasa buah alami dan sedikit asam, dan mengandung
banyak vitamin C (asam askorbat) (Wikipedia, 2008).
Proses pengolahan serbuk sari jeruk berbeda dengan proses pembuatan sari
jeruk cair. Serbuk jeruk dibuat dengan bahan baku jeruk jenis tertentu, dan tidak
semua jenis jeruk dapat diolah menjadi serbuk sari jeruk. Biasanya serbuk ini dibuat
dengan memilih jeruk yang sehat dan tidak cacat kulitnya. Buah paling baik adalah
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
kata lain buah yang masak di pohon, sehingga serbuk yang dihasilkan manis rasanya
bukan sebaliknya pahit. Hanya buah jeruk yang sehat akan menghasilkan serbuk sari
buah yang baik, sehingga pentingnya melakukan pemilihan jeruk untuk keperluan
pembuatan produk ini (Ipteknet, 2009).
Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Jeruk
Komposisi kimia dan nilai gizi buah jeruk per 100 gram bahan dapat dilihat
pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Buah Jeruk per 100 gram bahan
Komposisi kimia Jumlah
Sumber : Departemen Kesehatan RI, (1996).
Pada umumnya, buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna
untuk kesehatan manusia. Sari buah jeruk mengandung 40 – 70 mg vitamin C per
100 cc bahan, tergantung jenisnya. Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang
kandungan vitamin C-nya. Vitamin C terdapat dalam sari buah, daging, dan kulit,
terutama terdapat pada bagian flavedo atau exocarp (lapisan terluar kulit buah) (
Pracaya, 2003).
Selain kaya zat gizi, buah jeruk juga mengandung zat kimia seperti biofanid,
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
menyembuhkan penyakit batuk, menurunkan demam, meningkatkan gairah seksual
dan membuat suara merdu (Wikipedia, 2008).
Jeruk berfungsi memperbaiki pencernaan, merangsang nafsu makan,
menghancurkan cacing-cacing dalam usus, menyebuhkan sembelit. Jus jeruk
membuat saluran usus tidak dapat didiami mikroba jahat. Unsur kimia yang banyak
terdapat dalam jeruk adalah potassium, kalsium, dan fosfor (Bangun, 2004).
Kehilangan zat gizi pada buah-buahan yang paling umum adalah kehilangan
vitamin C. Kerusakan vitamin C dapat terjadi sejak buah-buahan disimpan dan
belum di proses dalam waktu singkat melalui oksidasi oleh enzim oksidasi internal
yang diawali dari kerusakan sel. Rata-rata kehilangan vitamin C selama pemasakan
buah-buahan hanya 10 %. Sedangkan pada pengalengan dapat mencapai 25 %
(Auliana, 1999).
Gula
Gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering digunakan
adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan digunakan
oleh sel. Dalam istilah kuliner, gula adalah tipe makanan yang diasosiasikan dengan
salah satu rasa dasar, yaitu manis (Ipteknet, 2009).
Sugar atau gula merupakan salah satu bahan pemanis yang sangat penting
karena hampir setiap produk mempergunakan sugar/gula. White sugar yang
berbentuk kristal dan di dalam pastry produk jenis ini dipergunakan sebagai bahan
pembuatan simple syrup maupun sebagai bahan campuran dalam satu adonan
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Komposisi kimia dan nilai gizi gula per 100 gram bahan dapat dilihat pada
Tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Gula per 100 gram bahan
Komposisi kimia Jumlah
Sumber : Departemen Kesehatan RI, (1996).
Industri minuman penyegar dan minuman ringan memakai banyak gula.
Fungsi gula dalam produk ini bukanlah rasa manis saja meskipun sifat ini sangat
penting. Jadi gula bersifat menyempurnakan pada rasa asam dan cita-rasa lainnya
dan juga memberikan kekentalan. Pada minuman berkarbon, gula juga
mempengaruhi pelepasan gas. Jadi sementara pada air soda, pembukaan botol sering
menyebabkan letupan karena lepasnya CO2 dalam gelembung-gelembung besar,
pelepasan gas pada minuman berkarbon yang mengandung gula lebih teratur dan
gelembung-gelembungnya lebih kecil (Buckle, et al., 1987).
Gula dan alkohol merupakan bahan makanan sumber kalori, tetapi bukan
merupakan bahan makanan pokok seperti beras dan semua penggantinya.
Macam-macam gula antara lain gula pasir (dissacharida), gula merah, gula aren, gula bit,
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
mengandung hidrat arang 90 – 98 %. Berarti sebagian besar gula berupa zat hidrat
arang. Bandingkan dengan beras, selain hidrat arang juga mengandung zat-zat lain
yang dibutuhkan oleh tubuh (Tarwotjo, 1998).
Asam akan menghidrolisa dan memecah gula disakarida menjadi komponen
monosakarida. Beberapa produk dari asam dapat menghidrolisis sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa. Glukosa dan fruktosa lebih larut dan lebih mudah diserap dari
pada sukrosa dan dapat mempercepat pencoklatan (Parker, 2002).
Bahan-bahan Tambahan pada Pembuatan Serbuk Miuman Penyegar Pektin
Pektin adalah campuran polisakarida yang kompleks terdapat pada berbagai
buah-buahan dan sayuran asal akar. Buah apel dan kulit buah jeruk kaya akan
pektin. Pentingnya senyawa ini adalah sebagai agensia pembentuk gel, khususnya
pada pembuatan selai buah-buahan. Penambahan asam, misalnya sari buah jeruk
lemon dapat meningkatkan kemampuan terbentuknya gel oleh pektin
(Gaman and Sherington, 1992).
Bahan- bahan yang termasuk ke dalam bahan pengental diantaranya adalah
gum, pati, dekstrin, turunan-turunan protein dan bahan-bahan lainnya yang dapat
menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampur dengan air
untuk membentuk kekentalan tertentu atau gel. Beberapa makanan misalnya saus
selada, saus coklat, jeli, puding dan lain-lainnya adalah makanan yang
mengandung bahan pengental misalnya gum arabik, CMC (carboxymethyl
cellulose), karagenan, pektin, amilosa, gelatin dan lain-lain (Winarno,
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Pektin merupakan golongan polimer hetero sakarida yang diperoleh dari
dinding sel tumbuhan darat. Wujud pektin yang diekstrak adalah bubuk putih hingga
coklat terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai bahan
perekat dan stabilizer (agar tidak terbentuk endapan). Penggunaan pektin paling
umum adalah sebagai bahan perekat / pengental (gelling agent) pada selai dan jeli.
Pemanfaatannya sekarang meluas sebagai bahan pengisi, komponen permen, serta
sebagai stabilizer untuk jus buah dan minuman dari susu, juga sebagai sumber serat
makanan (Wikipedia, 2009).
Penggunaan pektin dalam pangan, pektin harus larut seluruhnya untuk
menghindari pembentukan gel yang tidak merata. Pelarutan seluruhnya
memungkinkan penggumpalan tidak terjadi. Jika pektin mengental akan sulit sekali
untuk melarutkannya. Pektin dapat dibuat dispersi terlebih dahulu dengan cara baku
biasa untuk pembuatan dispersi pada umumnya. Pektin seperti juga pembentuk gel
lainnya, tidak larut dalam suatu media. Makin sulit larut jika bahan produk dalam
medium makin banyak. Untuk memudahkan pelarutan, pektin dapat dicampur
dengan padatan yang mudah larut seperi natrium karbonat, gula atau dispersi dalam
alkohol atau melarutkan terlebih dahulu dalam air pada suhu 60-80 oC sampai
kepekatan 10% dengan pengadukan cepat. Karena pektin mempunyai sifat koloid
yang menyebabkan rasa sentuhan di mulut yang dikehendaki dalam air buah, pektin
bermetoksi tinggi dapat ditambahkan pada air buah (Cahyadi, 2006).
Asam Sitrat
Asam sitrat banyak digunakan dalam industri yang berkaitan dengan pangan,
seperti dalam minuman sari buah, permen, selai, buah-buahan yang diawetkan dll.
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
yang melibatkan jamur Aspergillus niger dan gula tetes (molasses) sebagai substrat.
Fermentasi dapat berupa kultur cairan statis di atas baki, atau dalam bioreaktor
berskala besar dengan tangki yang dalam (Smith, 1995).
Asam sitrat biasanya digunakan dalam industri permen, jus buah, es krim
marmalade dan jeli, pengalengan sayur dan produk susu seperti pengolahan keju dan
susu bubuk (memperbaiki aroma). Juga dapat digunakan untuk mencegah
pencoklatan buah dan sayuran dan sebagai komponen antioksidan. Asam sitrat
diproduksi dengan cara fermentasi dari bahan dasar molase dengan menggunakan
Aspergillus niger. Hasil asam sitrat yang diperoleh adalah 50-70% dari kandungan
gula fermentasi (Belitz and Grosch, 1987).
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa asam pada
makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai
senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk
hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup (Wikipedia, 2009).
Keasaman asam sitrat didapat dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat
melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion
sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam
sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga
digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air (Wikipedia,
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Asam sitrat memiliki fungsi seperti dapat menstabilkan warna makanan,
mengurangi kekeruhan, mengubah sifat mudah mencair atau meningkatkan
pembentukan gel. Asam sitrat digunakan pada minuman selain berfungsi sebagai
pengasam juga berguna untuk mengikat logam yang dapat mengkatalisis komponen
cita rasa/ warna (Luthana, 2009).
Salah satu tujuan utama penambahan asam pada makanan adalah untuk
memberikan rasa asam. Asam juga dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain.
Unsur yang menyebabkan rasa asam adalah ion H+ atau ion hidrogenium H3O+.
Asam yang banyak digunakan pada bahan makanan adalah asam organik seperti
asam asetat, asam laktat, asam sitrat, asam fumarat, asam malat, asam suksinat, dan
asam tartarat. Asam anorganik lain seperti HCl dan H2O4 mempunyai derajat
disosiasi yang tinggi sehingga berakibat kurang baik bagi mutu produk akhir
(Winarno, 1997).
Vitasweet
Vitasweet merupakan suatu zat pemanis sintetik yaitu merupakan zat yang
dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan
terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah
daripada gula. Umumnya zat pemanis sintetik mempunyai struktur kimia yang
berbeda dengan struktur polihidrat gula alam (Winarno, 1997).
Zat pemanis yang dimaksudkan disini adalah zat pemanis yang tidak
menghasilkan kalori misalnya sakarin serta natrium, kalsium, magnesium dan
minuman-Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
minuman penyegar, buah-buahan kaleng dan lain-lainnya. Zat pemanis ini juga
menolong bagi orang-orang yang tidak boleh makan gula (Winarno, et al., 1981).
Evaluasi terhadap pemanis buatan sebelum dilempar ke pasaran meliputi
mutu sensorik (rasa manis, ada tidaknya rasa pahit, ada tidaknya bau), keamanan,
pengaruhnya terhadap zat-zat lain dalam bahan pangan, stabilitas dalam proses dan
pengolahan pangan. Sama dengan aditif makanan lainnya, pemanis buatan yang
digunakan dalam makanan harus disertali label yang menunjukkan ADI maksimum,
sehingga konsumen dapat mengetahui batas keamanan produk yang dibelinya
(Widodo, 2008).
Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda,
sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini
merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat
larut dalam air (Wikipedia, 2005).
Soda kue akan menghasilkan gas CO2 yang dibutuhkan dalam proses
karbonasi. Karbonasi merupakan pelarutan karboksida (CO2) di dalam air dengan
kondisi temperatur dengan tekanan terkontrol. Penyerapan karbondioksida akan
semakin banyak dengan naiknya tekanan dan turunnya temperatur. Keuntungan dari
menggunakan NaHCO3 adalah relatif tigak mempengaruhi rasa, harganya relatif
murah dan tingkat kemurniannya tinggi (Hidayat dan Dani, 2005).
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Serbuk penyegar merupakan suatu serbuk yang dihasilkan dari pengeringan
sari buah-buahan dengan penambahan gula, asam sitrat dan NaHCO3 yang berfungsi
untuk menyembuhkan panas dalam. Panas dalam dan sariawan adalah penyakit yang
cukup unik di negara tropis seperti Indonesia. Penyakit ini tidak dijumpai di
negara-negara empat musim. Namun, bagaimanapun juga panas dalam dan sariawan telah
membuka peluang pasar bagi minuman penyegar. Sejatinya, minuman penyegar
memiliki beberapa varian seperti berbentuk larutan cair, serbuk dan ada juga yang
seperti tablet hisap namun dilarutkan (Istijanto, 2008).
Produk minuman buah digunakan sebagai bahan untuk membuat bubuk sari
buah secara cepat dan praktis. Produk berbentuk bubuk atau granula (partikel kasar)
tersebut biasanya sudah dicampur dengan gula kristal. Gula ditambahkan untuk
menambah rasa manis pada minuman yang dihasilkan dan untuk memperbaiki
kelarutannya. Bahan pangan berbentuk bubuk memiliki karakteristik kadar air
sebesar 2 -4 %. Sifat produk minuman bubuk yang paling penting adalah
kelarutannya, disamping warna, aroma dan cita rasa. Kelarutan produk ini sangat
dipengaruhi oleh porositas partikel (Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Ketika melarutkan serbuk penyegar atau tablet vitamin berkalsium tinggi ke
dalam segelas air, kita akan melihat gelembung-gelembung gas muncul dari dalam
larutan. Setiap senyawa karbonat (natrium karbonat dan kalsium karbonat) atau
senyawa bikarbonat akan bereaksi dengan asam (asam klorida atau asam sulfat) dan
menghasilkan gas karbon dioksida (Sutresna, 2008).
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Sortasi dan penggolongan mutu sangat diperlukan untuk menggolongkan
bahan pangan sesuai dengan ukuran dan ada tidaknya cacat. Penggolongan mutu
adalah klasifikasi komoditi dan kelompok menurut standar yang secara komersil
dapat diterima (Satuhu, 1996).
Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran (tanah) yang menempel,
residu fungisida atau insektisida dan memperoleh penampakan yang baik. Pencucian
dapat dilakukan dengan menggunakan air atau dengan sikat (Baliwati, et al., 2004).
Oleh karena kosumen menginginkan hasil yang bersih maka kebanyakan
buah-buahan dan sayuran dicuci setelah dipanen. Pencucian meningkatkan
penampakan hasil, dimana sering sekali pada hasil terdapat kotoran, tanah, serangga,
jamur dan sebagainya yang mengakibatkan hasil tidak sedap dipandang.
Tidak jarang pula masih terdapat sisa-sisa fungisida dan insektisida pada hasil
(Pantastico, 1993).
Penghancuran
Setelah daging buah dipisahkan dari kulitnya, maka proses selanjutnya
adalah proses penghancuran. Masukkan daging buah ke dalam blender dan
ditambahkan air. Penambahan air ini ditujukan agar memudahkan proses
penghancuran. Proses penghancuran ini dilakukan sampai halus untuk mengurangi
endapan pada sari buah yang dihasilkan (Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Penyaringan
Setelah dilakukan penghancuran, maka langkah selanjutnya adalah proses
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
ini adalah untuk mengurangi biji atau daging buah yang tidak hancur sempurna
sehingga nanti akan mempengaruhi penampilan dari produk yang dihasilkan
(Kumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Pengeringan
Pengeringan merupakan suatu metoda untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut
dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut
dikurangi sampai satu batasan tertentu (Winarno, et al., 1981).
Pencampuran
Sari yang sudah mengering ditambahkan gula dengan perbandingan 1 :2
kemudian dihancurkan dengan blender sehingga menjadi bubuk instan yang belum
jadi. Ditambahkan asam sitrat 30% dan gula vitasweet 1% kemudian dihomogenkan
dengan blender. Ditambahkan NaHCO3 sebesar 35% kemudian dihomogenkan
dengan blender (Srikumalaningsih dan Suprayogi, 2006).
Pengayakan
Pengayakan dimaksudkan untuk menghasilkan campuran butir dengan
ukuran tertentu agar dapat diolah lebih lanjut atau agar diperoleh penampilan atau
bentuk komersial yang diinginkan (Bernasconi, et al., 2005).
Ayakan biasanya berupa anyaman dengan mata jala yang berbentuk bujur
sangkar atau empat persegi panjang, berupa plat yang berlubang-lubang bulat atau
bulat panjang. Selama proses pengayakan ukuran lobang ayakan harus tetap konstan.
Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah:
1. Ukuran dalam mata jala
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
3. Jumlah mata jala per satuan luas, umumnya per cm2
(Bernasconi, et al., 1995).
Pengemasan
Kemasan mempunyai peranan penting dalam mempertahankan mutu bahan.
Pada saat ini pengemasan dianggap sebagai bagian integral dari proses produksi di
pabrik-pabrik, dan menurut fungsinya, kemasan berguna sebagai:
a. Wadah untuk menempatkan produk dan memberi bentuk sehingga memudahkan
dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
b. Memberi perlindungan terhadap mutu produk dari kontaminasi luar dan
kerusakan.
c. Iklan atau promosi untuk menarik konsumen supaya mau membeli
(Syarief dan Irawati,1988).
Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan dapat dibedakan
atas kemasan primer, skunder dan tersier. Kemasan primer adalah kemasan yang
langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen
bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.
Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan
tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk. Kemasan tersier
adalah kemasan lapis ketiga selain kemasan skunder, dengan tujuan untuk
memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien (Astawan, 2005).
Foil adalah bahan tipis dari logam yang digulung dengan ketebalan kurang
dari 0,15 mm dan memiliki lebar 1,52 meter hingga 4,06 meter. Umumnya foil tidak
berbasis logam. Karakteristik alumunium foil dikagumi karena kuat, ringan, tahan
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
memisahkan alumunium dari kaleng saat daur ulang. Kekedapan terhadap oksigen
membuat alumunium foil merupakan kemasan ideal untuk ekspor karena sering
mengalami kendala korosi. Selain itu, mudah dibentuk, sekalipun mudah berkerut
(Astawan, 2005).
Alumunium foil (alufo) seperti halnya kaleng alumunium merupakan jenis
kemasan berbahan dasar alumunium. Jika kaleng alumunium banyak digunakan
dalam industri minuman, maka alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian
dari kemasan bentuk kantong bersama-sama/ dilaminasi dengan berbagai jenis
plastik (misalnya tetort pouch atau susu UHT, sari buah) dan banyak digunakan
industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya. Alufo mengandung
alumunium tidak kurang dari 99%. Merupakan jenis kemasan yang ringan, atraktif,
tidak berbau/berasa, dan inert. Kelemahannya adalah tidak tahan secara mekanis,
mudah bocor jika ditusuk (Syamsir, 2008).
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
BAHAN DAN METODE PENELITAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juni tahun 2009 di
Laboratorium Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah markisa, wortel, jeruk
dalam kondisi segar dan gula pasir yang diperoleh dari pasar tradisional Pasar Sore
Padang Bulan Medan. NaHCO3, serbuk asam sitrat, pektin dan vitasweet yang
diperoleh dari Laboratoriun Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Bahan Kimia yang Digunakan
- Phenolepthalein 1% - Pati 1%
- NaOH 0,1N - Iodin 0,01N
Alat yang Digunakan
- Oven - Biuret - Lemari pendingin
- Hand refractometer - Timbangan - Loyang
- Termometer - Gelas ukur - Alumunium foil
- Hot plate - Erlenmeyer
- Kertas saring - Beaker glass
- Kain saring - Cawan porselen
- Kertas label - Pipet tetes
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 2 faktor, yaitu :
Faktor I : Konsentrasi campuran sari buah markisa, wortel dan jeruk (K)
K1 = 50% : 30% : 20%
K2 = 60% : 25% : 15%
K3 = 70% : 20% : 10%
K4 = 80% : 15% : 5%
Faktor II : Konsentrasi Gula (P)
P1 = 185 %
P2 = 200 %
P3 = 215 %
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Banyaknya kombinasi perlakuan (T) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan
(n) adalah sebagai berikut :
Tc(n-1) > 15
16(n-1) > 15
16n-16 > 15
16n > 31
n > 1,9………dibulatkan menjadi 2
Untuk memperoleh ketelitian dilakukan 2 kali ulangan.
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua
faktor dengan model sebagai berikut :
Yijk = µ + i + j + ( )ij + ijk dimana :
Yijk : Hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor P pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k.
µ : Efek nilai tengah
i : Efek dari faktor K pada taraf ke-i
j : Efek dari faktor P pada taraf ke-j
( )ij: Efek interaksi dari faktor K pada taraf ke-I dan faktor P pada taraf ke-j
ijk : Efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor P pada taraf ke-j dalam
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji LSR
(Least Significant Range).
Pelaksanaan Penelitian
1. Markisa, wortel dan jeruk disortasi dan dicuci.
2. Markisa dan wortel diblender dengan perbandingan 1 : 2 dengan air secara
terpisah sedangkan jeruk diperas untuk diambil sarinya.
3. Sari markisa, worel dan jeruk disaring dengan kain saring secara terpisah dan
diendapkan selama 1 jam.
4. Sari buah tanpa endapan dicampurkan dengan perbandingan antara markisa,
wortel dan jeruk yaitu 50%:30%:20%, 60%:25%:15%, 70%:20%:10% dan
80%:15%:5%.
5. Campuran sari buah kemudian dipanaskan sampai suhu 40o C.
6. Diangkat sari buah dari hot plate dan ditambahkan penstabil pektin sebanyak 1%
dari berat total sari buah.
7. Campuran sari buah yang telah ditambah penstabil disaring kembali.
8. Campuran sari buah dikeringkan dalam oven dengan suhu 60oC selama 24 jam.
9. Sari buah yang telah mengering ditambahkan gula dengan perbandingan
konsentrasi 185%, 200%, 215% dan 230% dari serbuk sari buah yang telah
kering dan diblender.
10. Disaring dengan penyaring 100 mesh.
11. Dihaluskan secara terpisah asam sitrat, vitasweet dan NaHCO3 dan diayak
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
12. Ditambahkan asam sitrat sebanyak 30 % ,vitasweet 1% dan NaHCO3 sebanyak
35 % dari campuran serbuk sari buah dengan gula dan dihomogenkan.
13. Dikeringkan campuran bahan dengan suhu 50 oC selama 30 menit dan
dihaluskan kembali.
14. Dikemas dengan alumunium foil, dilakukan penyimpanan selama 1 minggu dan
dianalisa.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisa sesuai
dengan parameter sebagai berikut :
1 Kadar Vitamin C
2 Penentuan Total Asam
3 Total Padatan Terlarut
4 Daya Larut dalam Air
5 Uji Organoleptik Warna
6 Uji Organoleptik Aroma dan Rasa
Penentuan Kadar Vitamin C (Sudarmadji, et al., 1984)
Kandungan vitamin C ditentukan dengan cara titrasi yaitu sebanyak 10 g
contoh, dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 200 ml dan ditambahkan aquades
sampai 100 ml kemudian diaduk hingga merata dan disaring dengan kertas saring.
Filtrat diambil sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur lalu dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2-3 tetes larutan pati 1% lalu dititrasi dengan
menggunakan larutan iodium 0,01 N hingga terjadi perubahan warna biru sambil
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Kadar vitamin C dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu :
Vitamin C (mg/100 g bahan) =
Penentuan Total Asam (Ranganna, 1978)
Ditimbang contoh sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam beaker glass dan
ditambahkan aquades sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan disaring
dengan kertas saring. Diambil filtratnya sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu ditambahkan indikator phenolpthalen 1% sebanyak 2-3 tetes
kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan setelah
timbul warna merah jambu yang stabil. Dihitung total asam dengan rumus:
Total Asam = 100%
Penentuan Total Padatan Terlarut (Sudarmadji, et al., 1986)
Ditimbang bahan sebanyak 1 gr, dilarutkan dalam aquades yang telah
ditimbang sebanyak 3 ml. Diambil larutan dengan menggunakan pipet tetes, substrat
diteteskan di atas kaca Hand Refractometer lalu dilihat titik terang dan gelapnya.
Total padatan terlarut dinyatakan dengan oBrix dengan mengalikan faktor
pengencernya.
Penentuan Daya Larut dalam Air (Standar Nasional Indonesia, 1989)
Ditimbang teliti 2 gram contoh, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Kemudian dikocok dan dibiarkan beberapa jam sambil sesekali digoyangkan.
Ditambahkan air sampai tanda tera dan dibiarkan sampai 24 jam didalam oven pada
suhu 37o C.Disaring dan diambil filtratnya dengan pipet tetes 10 ml dan dimasukkan
ke dalam kurs porselen 50 ml yang diketahui beratnya. Dipanaskan dalam oven
selama 3 jam hingga beratnya konstan
Daya Larut Dalam Air = 10(A – B) x 100% C
Dimana:
A = Berat pinggan porselin + isi (g) C = Berat contoh (g)
B = Berat pinggan (g)
Uji Organoleptik Warna (Soekarto, 1985)
Penentuan uji organoleptik dilakukan dengan uji kesukaan atau uji hedonik.
Contoh diuji secara acak dengan memberikan kode pada bahan yang akan diuji
kepada 10 panelis yang melakukan penilaian. Pengujian dilakukan secara indrawi
(organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala numerik. Untuk skala uji hedonik
warna adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Skala Uji Hedonik Warna
Skala Hedonik Skala Numerik
Merah Kekuningan 4
Kuning Kemerahan 3
Kuning 2
Kuning Keputihan 1
Uji Organoleptik Aroma dan Rasa (Soekarto, 1985)
Penentuan uji organoleptik dilakukan dengan uji kesukaan atau uji hedonik.
Dengan proporsi dan perbandingan 50 % uji rasa dan 50 % uji aroma. Contoh diuji
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
yang melakukan penilaian. Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang
ditentukan berdasarkan skala numerik. Untuk skala uji hedonik aroma dan rasa
adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Skala Uji Hedonik Aroma dan Rasa
Skala Hedonik Skala Numerik
Sangat Suka 4 Diblender dengan markisa :air
(1 :2) dan endapkan 1 jam
Didinginkan dan dituang dalam loyang
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Gambar 1. Skema Pembuatan Serbuk Minuman Penyegar dari Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel dan Jeruk)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi campuran sari buah
markisa, wortel, jeruk dan konsentrasi gula memberikan pengaruh terhadap
parameter yang diamati. Pengaruh konsentrasi campuran sari buah markisa, wortel,
jeruk dan konsentrasi gula terhadap parameter yang diamati dapat dijelaskan di
bawah ini.
Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Parameter yang Diamati
Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
konsentrasi campuran sari buah memberikan pengaruh terhadap kadar vitamin C,
total asam, total padatan terlarut, organoleptik warna dan organoleptik aroma dan
rasa serta tidak berpengaruh terhadap daya larut dalam air seperti pada Tabel 7. Dikeringkan
Ditambah asam sitrat 30%, vitasweet 1% dan NaHCO3 35%
dari serbuk sari buah dan gula
Dipanaskan campuran bahan dengan suhu 50 oC selama 30 menit dan
dihaluskan kembali
Serbuk minuman penyegar, dikemas alumunium foil, disimpan 1 minggu dan dianalisa
Dianalisa :
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
Tabel 7. Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Parameter yang Diamati
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa konsentrasi campuran sari buah
memberikan pengaruh terhadap parameter yang diuji. Kadar vitamin C tertinggi
terdapat pada K4 (konsentrasi campuran sari buah
markisa:wortel:jeruk=80%:15%:5%) sebesar 18,451 mg/100g bahan dan terendah
pada K1 (konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel:jeruk = 50%:30%:20%)
sebesar 13,546 mg/100 g bahan. Total asam tertinggi terdapat pada K4 (konsentrasi
campuran sari buah markisa:wortel:jeruk=80%:15%:5%) sebesar 3,013 % dan
terendah pada K1 (konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel:jeruk =
50%:30%:20%) sebesar 2,525 %. Total padatan terlarut tertinggi terdapat pada K4
(konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel jeruk = 80%:15%:5%) sebesar
88,9 oBrix dan terendah pada K1 (konsentrasi campuran sari buah
markisa:wortel:jeruk = 50%:30%:20%) sebesar 82,05 oBrix. Daya larut dalam air
tertinggi terdapat pada K4 (konsentrasi campuran sari buah
markisa:wortel:jeruk=80%:15%:5%) sebesar 90,625 % dan terendah pada K3
(konsentrasi campuran sari buah markisa:wortel:jeruk = 70%:20%:10%) sebesar
86,25 %. Nilai organoleptik warna tertinggi terdapat pada K1 (konsentrasi campuran
sari buah markisa :wortel :jeruk =50%:30%:20%) sebesar 3,419 dan terendah pada
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
80%:15%:5%) sebesar 1,963. Nilai organoleptik aroma dan rasa tertinggi terdapat
pada K4 (konsentrasi campuran sari buah markisa : wortel jeruk
=80%:15%:5%) sebesar 3,239 dan terendah pada K4 (konsentrasi campuran sari
buah markisa:wortel:jeruk = 50%:30%:20%) sebesar 2,596.
Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Parameter yang Diamati
Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
konsentrasi gula memberikan pengaruh terhadap kadar vitamin C, total asam, total
padatan terlarut, daya larut dalam air, nilai organoleptik warna dan nilai organoleptik
aroma dan rasa seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Pengaruh Konsentrasi Gula terhadap Parameter yang Diamati
Konsentrasi Gula
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa konsentrasi gula memberikan pengaruh
terhadap parameter yang diuji. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa kadar vitamin C
tertinggi terdapat pada P4 (konsentrasi gula 230 %) sebesar 17,344 mg/100g bahan
dan terendah terdapat pada P1 (konsentrasi gula 185%) sebesar 14,166 mg/100g
bahan. Total asam tertinggi terdapat pada P1 (konsentrasi gula 185%) sebesar 3,021
% dan terendah terdapat pada P4 (konsentrasi gula 230%) sebesar2,521 %. Total
padatan terlarut tertinggi pada perlakuan P4 (konsentrasi gula 230%) sebesar 88,725
o
Brix dan terendah pada P1 (konsentrasi gula 185%) sebesar 82,625 oBrix. Daya
Nova Heliana P. Bangun : Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Campuran Sari Buah (Markisa, Wortel Dan Jeruk) Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar, 2009.
dan terendah pada P1 (konsentrasi gula 185%) sebesar 80 %. Nilai organoleptik
warna tertinggi pada perlakuan P4 (konsentrsi gula 230%) sebesar 2,948 dan
terendah pada P1 (konsentrasi gula 185%)sebesar 2,308. Nilai organoleptik aroma
dan rasa tertinggi pada perlakuan P4 (konsentrsi gula 230%) sebesar 3,265 dan
terendah pada P1 (konsentrasi gula 185%)sebesar 2,606.
Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan)
Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Kadar Vitamin C
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa konsentrasi
campuran sari buah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar vitamin C serbuk minuman penyegar yang dihasilkan.
Hasil pengujian dengan LSR menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi
campuran sari buah terhadap kadar vitamin C tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Uji LSR Pengaruh Konsentrasi Campuran Sari Buah terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan)
Jarak LSR
Konsentrasi
Campuran Sari Buah Rataan Notasi
0.05 0.01 Markisa, Wortel, Jeruk 0.05 0.01
- - - K1= 50%:30%:20% 13,546 c C
2 1,135 1,562 K2= 60%:25%:15% 15,381 b B
3 1,192 1,642 K3= 70%:20%:10% 16,374 b B
4 1,222 1,683 K4= 80%:15%:5% 18,451 a A