• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda

Sistem Budidaya Maggot BSF Terintegrasi sebagai Degradator Limbah Organik dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Nogosari Pacet

NAMA TIM PENGUSUL : 1. Jundu Muhammad Mufakkirul I.

2. Achmad Nur Alfian 3. Ahmad Abdullah Zawawi 4. Alfa Rusydiana Rusda 5. Alvian Pramadani H.

6. Cahyo Febri Wijaksono 7. Derida Achmad Bilhaq 8. Muafi Fathi Rizki

(Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)

Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation

2022

(2)

Profil Peserta PFmuda 2022 1 Nama Ketua Pengusul Jundu Muhammad Mufakkirul I.

2 Nama Kelompok Pergerakan Milenial

3 Tempat/Tgl Lahir Mataram, 23 Desember 2001 4 Pendidikan Terakhir SMA

5 Pekerjaan Mahasiswa

6 Tlp dan Alamat Email 08113224771, Email: [email protected] 7 Alamat Rumah/ Domisili

JL. Saturnus V No. 37 BTN BHP Telagawaru RT 003 RW 000, Des. Tegalwaru, Kec. Labuapi, Kab. Lombok Barat, Prov. Nusa Tenggara Barat

8 Organisasi yang diikuti/

pernah diikuti (jika ada)

1. HMJ Kurikulum & Teknologi Pendidikan FIP UNESA

9 Pengalaman Pengerjaan Proyek Sosial

Ada,

1. Crisis Center Gempa Lombok 2018 10 Pernah ikut lomba

(sejenis PFmuda)

Belum pernah ikut lomba/ kompetisi

Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022 Judul Proyek Sosial

(lengkap)

Sistem Budidaya Maggot BSF Terintegrasi sebagai Degradator Limbah Organik dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Nogosari Pacet

Judul Proyek Sosial (singkat 6 kata)

Maggot: Degradator Limbah dan Penggerak Ekonomi Kategori Isu Sosial

(Yaitu isu sosial bidang Lingkungan)

1. Kemiskinan

2. Pendidikan/ Pelatihan 3. Kesehatan

4. Penanganan Covid-19 5. Lingkungan

6. Energi

7. Teknologi/ Aplikasi/ Platform 8. Disabilitas/ kebutuhan khusus 9. Kewirausahaan/ ekonomi 10. Pariwisata & seni-budaya 11. Masyarakat terisolir/ adat 12. Lainnya, sebutkan...

Lokasi Proyek Desa Nogosari, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto, Prov. Jawa Timur, Indonesia

Nilai Yg diusulkan Rp 26.960.000 Lama Proyek : 5 Bulan Anggota Tim Pengusul

(jika ada)

1. Achmad Nur Alfian 2. Ahmad Abdullah Zawawi 3. Alfa Rusydiana Rusda 4. Alvian Pramadani H.

5. Cahyo Febri Wijaksono 6. Derida Achmad Bilhaq 7. Muafi Fathi Rizki Mentor/ Pembimbing

(jika ada)

Muhammad Farid Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd.

Tlp: 082243911291 Pekerjaan: Dosen Produk/ Hasil Dari

Proyek Sosial berupa

Kelompok atau komunitas masyarakat yang cakap dalam budidaya maggot BSF sebagai degradator limbah organik dan penggerak ekonomi

Manfaat Proyek bagi Masyarakat

Melestarikan lingkungan dengan pengelolaan limbah organik serta meningkatkan perekonomian di Desa Nogosari

(3)

Sistem Budidaya Maggot BSF Terintegrasi sebagai Degradator Limbah Organik dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Nogosari Pacet

Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nogosari adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pacet. Diapit tiga gunung yakni Gunung Welirang di Selatan, Gunung Arjuna di Tenggara dan Gunung Penanggungan di bagian Timur, Nogosari menawarkan potensi dan daya tarik tersendiri melalui suguhan pemandangan asri, suasana sejuk, hutan pinus yang luas dilengkapi dengan air terjun yang indah membuat siapapun merasa nyaman dan tidak bosan ketika mengunjunginya.

Kondisi masyarakat Nogosari merupakan masyarakat yang humanis, harmonis, dan jauh dari tindakan kriminal. Hal tersebut membuat masyarakat Desa Nogosari terbuka dalam kerjasama pembangunan desa dan merespon positif perubahan yang membawa desa menjadi lebih baik.

Menyadari besarnya potensi yang dimiliki desa Nogosari, salah satu anggota kami (Ahmad Abdullah Zawawi) menjadi ketua tim yang memelopori pembentukan wisata Desa Nogosari melalui program hibah bina desa yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset dan Perguruan Tinggi di tahun 2017. Wisata tersebut telah berkembang pesat dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa dan telah mempekerjakan lebih dari 20 pemuda desa dan telah membuka lapangan pekerjaan untuk 11 kepala keluarga melalui stand warung yang disediakan. Keberhasilan pelaksanaan program tersebut masih menyisahkan beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, tidak dipungkiri terdapat beberapa janda maupun tuna wisma yang belum maksimal memperoleh dampak dari keberadaan wisata tersebut. Sehingga diperlukan program tambahan yang mampu mengakomodir dan mensejahterakan mereka.

Selain potensi wisata yang dimilikinya, terdapat potensi agraria yang cukup menjanjikan. Hal tersebut dikarenakan mayoritas warga Desa Nogosari bermata pencaharian sebagai petani, pekerja kebun dan peternak. Melimpahnya potensi agraria yang tidak terkelola dengan baik tersebut menyebabkan tidak jarang hasil panen yang tidak terbeli oleh pengepul di buang ke sungai oleh masyrakat Desa Nogosari. Permasalahan tersebut ditambah dengan menumpuknya limbah organik yang dihasilkan dari rumah tangga dan juga wisata yang ada di Desa.

Melalui permasalahan yang telah kami sebutkan sebelumnya, kami mencoba mencari solusi atas permasalahan tersebut dengan mengusulkan gagasan program Sistem Budidaya Maggot BSF. Ada beberapa alasan yang membuat kami tertarik pada program tersebut. Pertama, maggot efektif dalam mengurai limbah organik, hal tersebut dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan Rukmini (2020) yang menjelaskan bahwa satu kandang Maggot BSF mampu mengurai hingga 3 KG limbah organic perharinya. Kedua, Maggot BSF mampu menjadi pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, hal tersebut dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2020) yang menjelaskan bahwasannya Maggot BSF memiliki kandungan nutrisi protein yang mencapai 45-50% dan lemak yang mencapai 24-30%.

Ketiga, Maggot BSF memiliki pasar yang luas dan memiliki nilai jual yang baik, hal tersebut dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rodli (2021) yang menjelaskan bahwasannya sampel penelitian pada penelitian tersebut mampu meraup profit yang cukup tinggi melalui budidaya maggot BSF yang dilakukan. Ketiga alasan tersebut menjadi latar belakang kuat bagi kami untuk mengangkat Maggot BSF sebagai solusi masalah limbah organik dan ekonomi di Desa Nogosari.

Melalui proposal yang kami buat dengan judul “Sistem Budidaya Maggot BSF Terintegrasi sebagai Degradator Limbah Organik dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Nogosari Pacet” besar harapan kami bisa memperoleh pendanaan dan pendampingan dari Pertamina Foundation sehingga menjadi wahana bagi kami untuk berkontribusi untuk membangun Negeri.

(4)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam proposal ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya pembuatan program yang mampu mendegradasi limbah organik yang berlebihan di Desa Nogosari?

2. Bagaimana upaya pembuatan program pengolahan limbah organik yang berlebihan dengan mudah dan memiliki nilai kebermanfaatan ekonomi yang tinggi?

C. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial

Sistem budidaya maggot BSF terintegrasi bermanfaat sebagai degradator limbah organik dan penggerak ekonomi masyarakat desa nogosari pacet. Adapun tujuan dari proposal ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya pembuatan program yang mampu mendegradasi limbah organik yang berlebihan di Desa Nogosari.

2. Upaya pembuatan program pengolahan limbah organik yang berlebihan dengan mudah dan memiliki nilai kebermanfaatan ekonomi yang tinggi.

Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek

Lokasi proyek ini akan kami laksanakan di Desa Nogosari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan

Gambar 2.1 Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Program C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam proyek budidaya maggot BSF ini dikategorikan menjadi 4, yaitu:

Bahan Baku Alat Bantu Alat Sosialisasi Alat Distribusi 1. Bibit Maggot

2. Ampas Tahu 3. Ikan Asin 4. Kotoran

Ternak

1. Bak 2. Tutup Bak 3. Ember/ Baskom 4. Seng Gelombang 5. Kelambu Jaring 6. Kayu uk. 5cm x

7cm x 200cm 7. Sekop

8. Paku

1. Banner 2. Poster

1. Bensin 2. Data

Internet

(5)

Persiapan dan Perencanaan

Kerjasama dan Sosialisasi

Pembuatan dan Penyiapan Kandang

Budidaya BSF

Pelaksanaan Pelatihan

Pendampingan Monitoring dan

Evaluasi Lokakarya Laporan

D. Pelaksana Proyek

Pihak yang terlibat dalam proyek adalah sebagai berikut:

1. Perintis proyek, yaitu tim yang bertanggung jawab sejak proses penyusunan proposal hingga akhir proyek.

2. Warga Desa Nogosari bermata pencaharian petani, pekebun, dan peternak, sebagai sasaran kegiatan.

E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek

Gambar 2.2 Alur Pelaksanaan Proyek Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN

A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek

Proyek ini akan berfokus pada dua hal, yaitu (1) mendegradasi limbah organik yang ada di Desa Nogosari; serta (2) memberdayakan janda maupun tuna wisma agar memiliki sumber pendapatan, melalui budidaya dan pengolahan maggot. Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang hidup dengan memakan sampah organik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengurai limbah pertanian Desa Nogosari yang mencapai 6.397,43 ton per tahun, sampah rumah tangga sejumlah 2-3 kg per hari, dan limbah wisata sejumlah 5.183 ton per tahun. Selain itu, maggot juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga potensial untuk dipasarkan kepada masyarakat luas.

Sistem budidaya maggot dilakukan dengan membentuk kelompok atau komunitas budidaya yang dikelola secara terpusat melalui sebuah program berkelanjutan. Melalui proses budidaya yang integratif, diharapkan proses pendampingan dan monitoring berjalan secara efektif. Adapun gambaran detail pelaksanaan proyek dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek B. Hasil Proyek Social

Proyek sosial ini akan menghasilkan kelompok atau komunitas masyarakat yang cakap dalam membudidayakan maggot BSF sebagai degradator limbah

(6)

organik guna mewujudkan kelestarian lingkungan, serta mampu mengolah hasil budidaya menjadi produk yang dipasarkan secara luas, sehingga dapat menjadi alternatif sumber pendapatan, khususnya bagi janda maupun tuna wisma yang belum memperoleh dampak secara maksimal oleh keberadaan wisata Desa Nogosari.

C. Penerima Manfaat

Proyek ini setidaknya akan memberi manfaat kepada 4 pihak pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Penerima Manfaat Proyek Sosial Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

A. Rincian Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan

No. Pembelanjaan Perencanaan (Rp)

1 Bahan Baku 14.760.000

2 Alat Bantu 1.000.000

3 Sosialisasi 900.000

4 Publikasi 7.750.000

5 Lain-Lain 2.550.000

Sub Total 26.960.000

1. Bahan Baku

No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Seng 0,8cm x 1,8cm 10 kandang

@4pcs 85.000 3.400.000

2. Kelambu Jaring 10 kandang

@17m 17.000 2.890.000

3. Kayu 5 x 7 x 200 cm 10 kandang

@12pcs 25.000 3.000.000

4. Paku 10 kandang

@1kg 17.000 170.000

5. Dedak 10 kandang

@60kg 5.000 3.000.000

6. Penyedap Rasa 10 kandang

@3kg 45.000 1.350.000

7. Kotoran Ternak 10 kandang

@30kg 1.500 450.000

8. Yoghurt 10 kandang

@20pcs 2.500 500.000

Sub Total 14.760.000

2. Alat Bantu

No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Holo Baja Ringan 4 meter 26.000 208.000

2. Alumunium plat 4 meter 58.000 464.000

(7)

0.3mm

3. Paku Rivet 1 pack 50.000 100.000

4. Engsel 4 Inch 4 pcs 9.000 72.000

5. Kaki Karet 4x4 4 pcs 12.000 96.000

6. Biaya Design Both 2 pcs 30.000 60.000

Sub Total 1.000.000

3. Sosialisasi

No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Administrasi 1 Kegiatan 300.000 300.000

2. Seminar Kit 30 pcs 20.000 600.000

Sub Total 900.000

4. Publikasi

No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1. Hosting 1 tahun 400.000 400.000

2. Domain 1 tahun 400.000 400.000

3. Lisensi Adobe 1 tahun 6.150.000 6.150.000

4. Maintenance 1 kali 800.000 760.000

Sub Total 7.750.000

5. Lain-Lain

No. Jenis Pengeluaran Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Kebutuhan

Administrasi 9 Kegiatan 150.000 1.350.000 2. Pembelian ATK 4 Kegiatan 100.000 400.000

3. Prokes 4 Kegiatan 200.000 800.000

Sub Total 2.550.000

B. Rekapitulasi Anggaran

1. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp 26.960.000 2. Swadaya/ kontribusi dana sendiri : Rp 0 +

Total Kebutuhan Anggaran : Rp 26.960.000

(8)

Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial

Gambar 5.1 Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan

Adapun sumber dana menurut rancangan tim penggerak milenial agar program ini kedepannya dapat bergerak secara berkelanjutan, diperoleh melalui:

1. BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

2. Laba Usaha.

C. Pelaksana Pasca Proyek

Tim penggerak milenial akan menjelaskan pelaksanaan program dalam 3 tahapan, yakni: 1) Tahun pertama; 2) Tahun ketiga; 3) Tahun kelima. Beberapa tahapan berikut merupakan langkah jangka pendek yang dilaksanakan oleh tim pasca pelaksanaan proyek PFmuda Pertamina.

Pada tahun pertama, fokus tim membangun kerja sama dengan sekolah, toko, yayasan, wisata desa, dan pasar sebagai penyuplai limbah organik, serta menjalin kerja sama juga dengan peternak, pembudidaya lele dan lain-lain sebagai pembeli maggot BSF agar tercapai terintegrasinya limbah organik dengan pihak-pihak pembudidaya maggot BSF serta peternak yang menjadikan maggot BSF sebagai pakan ternak.

Pada tahun ketiga, tim akan berfokus pada legalisasi komunitas atau kelembagaan yang mewadahi pembudidayaan maggot BSF melalui pengajuan CV yang juga secara langsung me-restrukturisasi organisasi pembudidaya maggot BSF di Desa Nogosari.

Pada tahu kelima, tim menargetkan bahwasannya program yang kami inisiasi mampu berkembang dengan baik dengan rincian sebagai berikut : 1) produk akan mengadopsi beberapa inovasi sehingga maggot nantinya bisa

(9)

didistribusikan menjadi olahan pakan kering, pakan bubuk maupun vitamin hewan; 2) produk dari program ini nantinya telah memperoleh legalitas usaha berupa hak merk dagang; 3) mampu membawa dampak positif bagi Desa Nogosari baik dari sisi lingkungan maupun kesejahteraan ekonomi.

Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek

Tim Penggerak milenial membuat beberapa target capaian yang menjadi ukuran keberhasilan proyek nantinya yang akan dijabarkan dalam tabel berikut:

Akhir Pelaksanaan Proyek 5 Tahun Pasca Proyek Waktu Proses pelaksanaan sesuai

dengan ketentuan pelaksanaan proyek yakni 5 bulan.

Target yang ditentukan untuk 5 tahun pasca proyek benar- benar tercapai di tahun ke-5 pasca proyek.

Konsumen 30 masyarakat desa. 300 masyarakat desa.

Mitra 10 mitra penyuplai sampah organik dan 5 pengepul atau pembeli.

50 mitra penyuplai sampah organik dan 50 pengepul atau pembeli.

Legalitas Menghasilkan merk dagang. Memperoleh sertifikat NPP (Nomer Pendaftar Pakan) untuk merk dagang B. Penutup

Sistem Budidaya Maggot BSF merupakan gagasan yang kami buat atas urgensi permasalahan mengenai permasalahan limbah organik dan berkebutuhan akan pakan ternak yang berkualitas sesuai dengan yang kami dapatkan dari proses observasi lapangan maupun studi literatur. Gagasan Sistem Budidaya Maggot BSF ini dirumuskan untuk menjadi salah satu solusi yang mampu menyukseskan pengolahan limbah organik yang ada di Desa Nogosari. Gagasan tersebut kami susun menjadi proposal yang akan kami ajukan pada Pertamina Foundation dalam ajang PFmuda Pertamina Foundation 2022. Proposal kami berjudul “Sistem Budidaya Maggot BSF Terintegrasi sebagai Degradator Limbah Organik dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Nogosari Pacet”.

Besar harapan kami untuk bisa menjadi salah satu Tim yang beruntung dengan memperoleh kesempatan untuk didampingi dan didanai dalam merealisasikan ide yang telah dirumuskan dalam proposal berikut. Kami berkomitmen untuk mengupayakan yang terbaik dari kami dalam ajang PFmuda Pertamina Foundation 2022 untuk bisa turut serta berkontribusi dalam proses pembangunan bangsa.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Rukmini, Piyantina. 2020. Pengolahan Sampah Organik Untuk Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF). Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP 2020,

[S.l.], dec. 2020. Retrivied from

http://proceedings.undip.ac.id/index.php/semnasppm2019/article/view/291

Putra, Yongki & Ariesmayana, Ade. 2020. Efektifitas Penguraian Sampah Organik Menggunakan Maggot (Bsf) Di Pasar Rau Trade Center. Jurnal Lingkungan dan Sumberdaya Alam (Jurnalis) Volume 3 Nomor 1. Retrivied from http://ejournal.lppm- unbaja.ac.id/index.php/jls/article/view/888

Rodli, Achmad Fathoni & Hanim, Anita Mauliya. 2021. Strategi Pengembangan Budidaya Maggot Bsf Sebagai Ketahanan Perekonomian Dimasa Pandemi. Iqtishadequity

Journal Vol 4 No 1. Retrivied from e-

journal.umaha.ac.id/index.php/iqtisad/article/view/1584

Referensi

Dokumen terkait

Terbentuknya kelompok perempuan “Wunlah Berdaya” yang dapat mengolah kelapa menjadi minyak goreng dengan kualitas yang lebih baik (masa kedaluwarsa lebih lama), sehingga

Bagaimana desain perancangan sistem penyiraman dan pemupukan tanaman otomatis terintegrasi sonic bloom dan gelombang ELF yang sesuai dengan kebutuhan mitra sehingga dapat digunakan

Sedyo Rukun memfokuskan diri tentang kebudayaan desa yang akan dimotori oleh grub- grup kesenian per dusun di desa Pageruyung maupun para penampil dalam festival Sedyo Rukun

Maringrang arts adalah memacu kreatifitas dan inovasi dari pemanfaatan limbah kulit kerang sehingga dapat menghasilkan keunikan tersendiri dari aneka produk yang

Langkah selanjutnya dari kegiatan ini adalah pembuatan desain desa tanggap bencana, pada proses ini dilakukan penentuan lokasi untuk evakuasi apabila terjadi

Luaran utama yang ingin diperoleh dari kegiatan ini adalah memberikan informasi spasial (peta) secara partisipatif kepada masyarakat dalam rangka pengembangan

Sebagai upaya dalam mengurangi sampah plastik yang berdampak buruk berupa bungkus makanan sekali pakai, penggagas mengajukan program pembuatan kotak makan dari

Terjalinnya kerjasama PFmuda dengan mitra program/stakeholder antara kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dan masyarakat sebagai pengelola serta pengembang proyek sosial