Major Indices
Close Chg Chg %
JCI 3,915.16 (71.25) -1.82%
LQ-45 686.97 (15.65) -2.28%
Turnover (in Mn Rp.)
Volume Value
JCI 2,856.63 3,574.86
LQ-45 1,132.34 2,876.80
Market Cap (in Tn Rp.)
Value JCI 3,428,123.00 LQ-45 2,386,084.00
Foreign Transaction (in Bn Rp.)
Buy Sell Net
Foreign 1.31 2.07 (0.76)
JCI Top 5 Leading Movers
Close Chg %
EMTK IJ 3,700 8.82 MAYA IJ 1,700 18.06 SRAJ IJ 455 16.67 BNII IJ 460 1.10 PNBN IJ 820 1.23
JCI Top 5 Lagging Movers
Close Chg %
ASII IJ 77,100 -2.9 UNVR IJ 19,600 -4.39 BMRI IJ 6,650 -2.92 BBCA IJ 7,950 -1.85 INTP IJ 16,850 -4.53
World Indexes
Close Chg % PER
NIKKEI 8,827.92 0.40% 17.40
HANGSENG 20,160.41 -1.66% 9.14
KOSPI 1,949.88 0.48% 21.36
STI 2,888.29 -0.96% 7.17
DOW JONES 12,653.72 -0.05% 13.03
FTSE 5,671.09 -1.09% 10.24
Commodities
Close Chg %
WTI Crude (US$/barrel) 99 0.51
Gold 100 (US$/t oz) 1,734 0.24
CPO (RM/MT) 3,126 -0.37
Coal Newc. (US$/MT) 119 3.62
Nickel (US$/MT) 21,305 -1.82
Tin (US$/MT) 23,975 -1.74
source : Bloomberg
Daily N ws Market Snapshot
• Market Prediction
Pada perdagangan Senin (30/1) Indeks Dow Jones ditutup turun 7 poin (-0.05%) ke level 12,653.70 ditengah aksi para investor yang menunggu hasil negosiasi antara pemerintah Yunani dengan kreditor. Minyak light sweet diperdagangkan di level US$99.28 per barel menyusul naiknya jumlah pasokan minyak di AS. IHSG kemarin (30/1) ditutup turun 71 poin (-1.79%) ke level 3,915.16 dengan asing tercatat melakukan net sell di pasar regular sebesar Rp773 miliar dengan saham yang paling banyak di jual a.l. BMRI, SMGR, ASII, TLKM dan INTP. Mata uang Rupiah terdepresiasi 14 poin ke level 8,990 per Dollar AS. Secara teknikal, IHSG terkoreksi dengan candlestick membentuk pola bearish marubozu kendati berhasil ditutup di atas garis support- nya di 3,907. Dari pergerakan indikator, perhatikan MACD yang membentuk deathcross dengan MACD histogram yang bergerak memanjang di area negatif. Pada perdagangan hari ini (31/1), IHSG diperkirakan akan melanjutkan koreksinya dan bergerak dikisaran 3,875-3,948 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. GJTL, BWPT dan ANTM.
Tuesday, 31 January 2012
“Risk comes from not knowing what you're doing.”
~Warren Buffet~
• Chart in Focus
BMTR (Trading Sell) ANTM (Trading Sell)
SSIA (SoS) BWPT (Spec Buy)
UNTR (Trading Buy) GJTL (Trading Buy)
Imbauan untuk seluruh nasabah untuk
segera membuka
Investor Account. For mulir dapat diunduh di http://www.etrading.co.id/atau hubungi Call Center kami di (021) 25531000. Nasabah belum memiliki rekening dana hingga akhir Januari 2012 akan dikenaka n penghentian transaksi sementara sampai Bapak/Ibu memiliki rekening dana sesuai dengan Peraturan yang berlaku.
Economy: Kenaikan Listrik & Pembatasan BBM Dorong Harga Barang
• Economy & Strategy
GIAA : Dapat SIUP, Citilink Jadi Anak Usaha Garuda GZCO : Siapkan Belanja Modal Rp350 Miliar
• News & Analysis
MTLA : Recurring Income Rp181 Miliar UNTR : Penjualan Alat Berat Capai 8.467 Unit
Comment: Pertumbuhan penumpang LCC (Low Cost Carrier) di Indonesia lebih cepat daripada FSC (Full Services Carrier), walaupun margin keuntungan lebih rendah namun tingkat occupancy lebih tinggi. Bila Garuda menjadi pemain local satu-satunya di FSC maka di LCC, perseroan harus bersaing dengan maskapai yang lebih lama di segment ini seperti Lion Air ,Air Asia, dll. Namun kami cukup yakin dengan nama besar Garuda Indonesia, perseroan mampu bersaing. Hanya tidak terelakan akan terjadi kanibalisasi dalama arti sebagian penumpang FSC garuda akan beralih ke LCC, namun menurut kami impactnya tidak besar.
Berdasarkan konsensus analis, 3 merekomendasikan Buy, 0 Hold dan 1 Sell dengan target price rata-rata Rp680 per lembar.
PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk (GIAA) telah menyelesaikan Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) bagi unit usahanya Citilink. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan proses spin off anak usahanya. Demikian disampaikan oleh Direktur Angkutan Udara Djoko Murjatmodjo. "Jadi tinggal mengurus AOC saja. Dengan AOC, maka Citilink akan memiliki nomor register pesawat sendiri, selama ini registernya masih terdaftar Garuda,"
ungkap Djoko. Menurutnya, ketika AOC didapatkan maka Citilink tinggal mengurus rute penerbangan baru. Dijadwalkan seluruh proses akan selesai di April 2012. Hingga Januari 2012, Citilink telah mengoperasikan 10 unit pesawat Boeing 737-300 dan Airbus A320. Pada 2012 akan dioperasikan 19 pesawat. Garuda sendiri kabarnya akan menyiapkan modal dasar Rp 1,72 triliun untuk Citilink. Modal itu berupa berupa lima unit pesawat B 737 -300 dan setoran tunai sekitar Rp 430 miliar. (detik/btr)
News & Analysis
GIAA: Dapat SIUP, Citilink Jadi Anak Usaha Garuda
Open High Low Close
550 560 540 550
Open High Low Close
285 285 275 280
GZCO
Comment: Kami menyambut positif rencana perseroan dalam menanam tanaman baru pada lahan seluas 5.000 hektar. Melalui penanaman dan pemeliharaan yang baik, perseroan akan menuai hasilnya dalam beberapa tahun kedepan. Dengan demikian kelangsungan kehidupan (going concern) perseroan tetap terjaga. Dana belanja modal yang berasal dari internal juga menandakan posisi keuangan perseroan yang cukup kuat. Saat ini GZCO diperdagangkan pada PE 7.48x dengan PE rata-rata industry sebesar 8.97x. Berdasarkan consensus analis bloomberg, 1 merekomendasikan Buy, 2 Hold. Dengan target harga rata- rata sebesar Rp. 371.67.
PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) tahun ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp350 miliar. Investor Relation PT Gozco Plantation Tbk Ferryan Syukri mengatakan, dana itu akan digunakan untuk biaya penanaman tanaman baru pada lahan seluas 5.000 hektar, biaya pemeliharaan TBM, biaya angsuran pembangunan pabrik kelapa sawit dan pelabuhan di anak perusahaan PT Golden Blossom Sumatra, serta biaya konstruksi bangunan kantor. "Dana belanja modal berasal dari kas internal,"
ujar Ferryan (kabarbisnis/sly)
GZCO: Siapkan Belanja Modal Rp350 Miliar
GIAA
PT Metropolitan Land Tbk, pengembang properti di bawah Grup Metropolitan, membukukan nilai pendapatan berkelanjutan atau recurring income sebesar Rp181 miliar pada tahun lalu. Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo menjelaskan a ngka tersebut merefleksikan kontribusi sehesar 34,5% terhadap total penjualan yang mencapai Rp718 miliar. (Bisnis/bsms)
MTLA: Recurring Income Rp181 Miliar
Comment: Perusahaan menjelaskan dalam paparan publiknya angka tersebut merefleksikan kontribusi sebesar 34,5% terhadap total penjualan yang mencapai Rp718 miliar, dimana pada tahun lalu kontribusi terbesar pendapatan masih berasal dari penjualan unit properti yang mencapai Rp537 miliar atau meningkat 97% dibandingkan penjualan pada tahun sebelumnya. Perusahaan juga menjelaskan kontribusi terbesar dari proyek residensial adalah Metland Menteng sebesar 17% dan Metland Cileungsi 13%. Sementara itu, lanjutnya properti komersial kondotel Horison Seminyak Bali memberikan kontribusi sebesar 12%. Peningkatan pendapatan perusahaan tersebut sangat menjanjikan bagi perusahaan dimana “recurring income” tersebut menggambarkan kinerja Perusahaan yang tidak hanya mengandalkan penjualan unti property (One time sales) seperti pada umumnya developer dan dapat dijadakin proyeksi pendapatan berulang unutk beberapa tahun kemudian. Melihat dari kinerja penjualan MTLA berhasil meningkatakan Revenue sebesar 117% dan Income yang juga bertumbuh sangat signifikan sekitar Rp. 150 miliar, maka EPS MTLA dengan sekitar Rp. 20,- dengan P/E 11,4x dimana P/E rata-rata industrinya sekitar 23x.
kontribusi sehesar 34,5% terhadap total penjualan yang mencapai Rp718 miliar. (Bisnis/bsms)
Comment: Kenaikian Tarif Dasar Listrik (TDL) dan pembatasan BBM bersubsidi yang akan diterapkan secara bersamaan menurut kami akan berdampak siginifikan pada laju inflasi. Pembatasan BBM bersubsidi dan kenaikan TDL yang direncanakan sebesar 10% disatu sisi dapat mengurangi subsidi pada APBN. Namun disisi lain, laju inflasi yang tidak terkendali akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga (BI rate) dan pada gilirannya akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi (sektor riil). Ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global akibat krisis zona Eropa dan Amerika diharapkan pemerintah dan BI melalui kebijakan fiskal dan moneternya dapat memberikan prioritas pada ekonomi terutama sektor riil sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Economy & Strategy
Pemerintah mulai 1 April 2012 berencana melakukan dua kebijakan sekaligus yakni pembatasan konsumsi BBM subsidi dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) 10%. Dampak paling cepat terasa akan diikuti oleh kenaikan harga berbaga i barang. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, jika dua kebijakan itu dibarengi, laju inflasi bisa bertambah 1,5% sampa i 2%.
"Perencanaan dan kebijakan pemerintah di sektor energi yang tertuang dalam UU APBN 2012 memang b uruk. Pemerintah seperti tidak tahu prioritas mana yang harus diatasi terlebih dulu," kata Pri kepada detikFinance, Senin (30/1/2012). (Detik/AA)
Economy: Kenaikan Listrik & Pembatasan BBM Dorong Harga Barang
MTLA
Open High Low Close
215 220 215 220
Comment: Penjualan yang sebesar 8.467 unit ini sesuai dengan perkiraan perseroan yang sebelumnya memperkirakan total penjualan alat berat sepanjang 2011 sebesar 8.400 unit dengan dominasi penjualan alat berat untuk pertambangan. Sementara untuk peningkatan penjualan batubara pada tahun ini disebabkan oleh tambang Tuah Turangga Agung yang sudah dapat beroperasi penuh pada tahun ini. Sebagai informasi, hingga saat ini unit bisnis penjualan alat berat masih menjadi kontributor utama penapatan UNTR.
Berdasarkan konsensus analis sebanyak 26 analis merekomendasikan buy, 2 hold, dan 1 sell dengan Target Price rata-rata sebesar Rp 30.540,91.
PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan penjualan alat berat sebesar 8.467 unit hingga 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya 5.404 unit.
Demikian seperti dikutip dari situs perseroan, Sementara itu, penjualan batu bara perseroan mencapai 4,48 juta ton pada 2011 dibandingkan periode sama sebelumnya sebesar 3,05 juta ton yang berasal dari tambang PMM dan Tuah Turangga Agung (TTA). (inilah/wsn)
UNTR: Penjualan Alat Berat Capai 8.467 Unit
Open High Low Close
27,850 28,100 27,350 27,850
UNTR
Charts in Focus
BMTR (Trading Sell) ANTM (Trading Sell)
SSIA (SoS) BWPT (Spec Buy)
UNTR (Trading Buy)
Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume
R1 3,000 CC 3,594 EP 2,306
R2 3,050 ZP 2,905 CS 2,006
S1 2,850 DB 1,258 YU 1,587
S2 2,800 BS 257 CD 635
Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume
R1 28,250 KZ 3,007 CG 1,944
R2 28,800 CC 386 DB 1,349
S1 27,450 KI 265 RX 602
S2 26,950 ML 246 DX 430
Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume
R1 1,270 YU 9,705 PO 2,837
R2 1,300 ML 995 DR 1,407
S1 1,210 IN 251 XA 879
S2 1,180 XL 196 CP 830
Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume
R1 950 DB 16,000 FZ 25,638
R2 1,000 YP 12,938 ZP 6,896
S1 840 RX 10,000 KI 5,911
S2 770 DR 8,445 DH 5,514
Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume
R1 1,110 EP 4,277 ZP 5,300
R2 1,140 AK 2,222 PD 1,678
S1 1,030 BF 1,500 FS 620
S2 1,000 YU 1,430 LS 478
GJTL (Trading Buy)
Level Price Top Buyers Volume Top Sellers Volume
R1 1,900 ZP 6,427 GR 2,745
R2 1,940 PK 4,970 MI 2,000
S1 1,830 DX 829 KC 1,500
S2 1,790 YP 809 PD 1,479
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT eTrading Securities. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable.
No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT eTrading Securities (“eTS”) and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any represe ntation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opin ions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of eTS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceed ings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither eTS, its affiliated companies or their respective employees or a gents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the repor t or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees ma y have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company ment ioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recomm endations herein before they have been provided to you. © PT eTrading Securities 2012.
Betrand Raynaldi Head of Research
Cement & StrategistAndrew Argado
Consumer GoodsBudhy S M Siallagan
Property & ConstructionLinda Lauwira
PlantationMuhammad Wafi
Banking
Irlanda Zatira
Eva Puspawati
Nurul Tiffani
Fitri Purnamasari Utfi Humaya
Research Analyst :
Research Support :