• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR RI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

E-PAPER

PERPUSTAKAAN

DPR RI

Telepon : (021) 5715876, 5715817, 5715887 Fax : (021) 5715846 e-mail: [email protected] Follow us @perpustakaandpr Become a Fan Perpustakaan DPR RI

http://perpustakaan.dpr.go.id http://epaper.dpr.go.id

Selasa 13 Juli 2021

No. Judul Surat Kabar Hal.

1. Konsumsi Turun Akibat PPKM Darurat, Ini Strategi Pemerintah Bisnis Indonesia

-2. Evaluasi Sepekan PPKM Darurat Jawa-Bali Kompas 0

3. Jokowi Mau Ubah Struktur Ekonomi dari Konsumsi ke Sektor Produktif Kompas

(2)

Selasa, 13 Juli 2021 Bisnis Indonesia Hal.

-Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan upaya pemerintah dalam memaksimalkan belanja anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dilakukan untuk memberikan kompensasi bagi sektor konsumsi yang terdampak oleh pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro dan PPKM Darurat. “Dengan PPKM Darurat dan pengetatan PPKM Mikro, tentunya akan mendorong sektor konsumsi ke bawah sebagai dampak pembatasan kegiatan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk menkompensasinya dengan optimalisasi belanja APBN dan salah satunya dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional, agar konsumsi bisa terus terdorong,” ujar Airlangga pada sambutannya di Investor Daily Summit 2021 secara virtual, Selasa (13/7/2021). Adapun, dia memaparkan realisasi anggaran program PEN telah mencapai Rp252,3 triliun atau 36,1 persen dari total pagu Rp699,43 triliun. Selain itu, untuk menopang penerapan PPKM Darurat dan pengetatan PPKM Mikro di seluruh Indonesia, dia juga menyebut pemerintah telah melakukan realokasi anggaran PEN yang memiliki lima kluster yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dukungan terhadap UMKM, program prioritas, dan insentif usaha. “Sektor kesehatan tetap menjadi priroitas dan direalokasikan sebesar Rp193,93 triliun,” ujar Airlangga yang juga merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Sementara itu anggaran untuk dukungan UMKM menjadi Rp171,77 triliun dan anggaran untuk perlindungan sosial menjadi Rp 153,86 triliun. Terkait perlindungan sosial, Airlangga mengatakan program tersebut akan berwujud perpanjangan penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) dan bantuan beras 10 kilogram untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH) serta penerima BST. “Program itu adalah tambahan [beras] 10 kilogram untuk 20 juta masyarakat. Kemudian juga diskon listrik bagi pelanggan rumah tangga 450 sampai 900 kwh, dan relaksasi serta percepatan jumlah penerima BLT Desa,” jelasnya. Selanjutnya, Airlangga memaparkan bantuan produktif usaha mikro (BPUM) dengan total sebesar Rp11,76 triliun telah disalurkan ke 9,8 juta pelaku usaha mikro per Juni 2021. Bantuan tersebut, katanya, akan kembali disalurkan dengan total Rp3,6 triliun kepada 3 juta penerima baru pada periode Juli sampai September 2021. “Pemerintah juga memperpanjang sejumlah insentif antara lain sektor-sektor usaha yang masih membutuhkan dukungan seperti perpanjangan PPnBm pada kendaraan bermotor yang akan berlaku sampai Agustus 2021,” imbuhnya.

(3)
(4)

Sejumlah kendala masih terjadi saat pelaksanaan PPKM darurat Jawa-Bali yang berlangsung selama satu pekan ini. Melihat kendala yang ada, diperlukan upaya ekstra secara lebih tegas dan konsisten untuk mencapai target. Oleh DEBORA LAKSMI INDRASWARI Sepekan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat Jawa-Bali, lonjakan kasus korona dan kematian pasien Covid-19 masih terus terjadi. Masih banyaknya pelanggaran disiplin kesehatan dan belum terpenuhinya target pengetesan dari pemerintah menjadi ujian keseriusan dalam menjalankan PPKM darurat. Merespons lonjakan kasus Covid-19, pemerintah telah menerapkan PPKM darurat untuk wilayah Jawa-Bali mulai 3 Juli sampai 20 Juli 2021. Sebanyak 122 kabupaten dan kota di wilayah ini harus membatasi kegiatan masyarakat lebih ketat dibandingkan kebijakan pembatasan sebelumnya. Tujuannya, untuk menekan laju penularan di Jawa-Bali yang menjadi episentrum lonjakan kasus. Namun, kasus Covid-19 tidak langsung berkurang pada sepekan berlakunya PPKM. Hingga hari ketujuh penerapan kebijakan ini, kasus Covid-19 terus meningkat. Bahkan, pada 8 Juli 2021, penambahan kasus harian menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi di Indonesia. Situasi ini dapat dipahami sebagai hasil dari pelacakan dan tes Covid-19 yang lebih banyak dilakukan. Jumlah kasus baru pada Jumat (9/7/2021) mencapai 38.124 kasus. Dari jumlah tersebut, 30.424 kasus atau 79,8 persennya berasal dari Jawa-Bali. Jika dilihat dari trennya selama tujuh hari berlakunya PPKM darurat, belum ada tanda-tanda penurunan kasus Covid-19. Secara nasional, pada periode 3-9 Juli 2021, rata-rata penambahan kasus mencapai 32.400 per hari. Serupa dengan kondisi nasional, di wilayah Jawa dan Bali terdapat rata-rata 25.900 kasus baru per hari. Angka ini meningkat 38 persen dibandingkan pekan lalu dengan rata-rata 18.800 kasus per hari. Rata-rata kasus meninggal dalam sehari juga meningkat sebesar 62 persen dibandingkan pekan sebelumnya, dari 370 kasus per hari menjadi 597 kasus per hari pada 9 Juli 2021. Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, terdapat dua provinsi yang mengalami lonjakan kasus lebih dari 50 persen, yaitu Bali dan Jawa Timur. Kenaikan rata-rata kasus baru per hari di Bali mencapai 64 persen dibandingkan sepekan sebelumnya. Pada 3 Juli 2021, rata-rata kasus harian di ”Pulau Dewata” adalah 253 kasus. Sementara saat ini, rata-rata kasus baru dalam sepekan mencapai 458 kasus per hari. Sementara peningkatan kasus harian di Jawa Timur sebesar 54 persen dibandingkan minggu lalu. Rata-rata kasus per hari naik dari 1.209 kasus menjadi 1.984 kasus. Melihat tren kenaikan kasusnya, lonjakan penularan Covid-19 diperkirakan masih akan terus terjadi. Tes dan pelacakan Perkiraan tersebut sangat mungkin terjadi mengingat upaya tes dan pelacakan sedang ditingkatkan. Dalam situasi seperti saat ini, peningkatan tes dan pelacakan diperlukan agar dapat mengetahui kondisi pandemi yang sesungguhnya. Karena itu, tes dan pelacakan turut menjadi bagian dari strategi PPKM darurat. Menteri Kesehatan menyebutkan, target tes Covid-19 ditingkatkan dari 100.000 per hari menjadi 400.000-500.000 per hari mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menginstruksikan tes Covid-19 dilakukan minimal untuk setiap satu dari 1.000 penduduk di suatu wilayah. Standar ini digunakan saat positivity rate (rasio kepositifan) di bawah 5 persen. Jika situasi bertambah buruk, yaitu rasio kepositifan mingguan lebih dari 5 persen dan kurang dari 15 persen, setidaknya lima dari 1.000 penduduk dites setiap minggunya. Kemudian, jika rasio kepositifan mingguan mencapai 15-24 persen, setidaknya 10 dari 1.000 penduduk dites setiap minggu. Lebih dari itu, sebanyak 15 per 1.000 orang harus dites setiap minggu. Sayangnya, hingga 9 Juli 2021, jumlah orang yang dites baru 142.005 orang. Jika dihitung, rasio jumlah orang dites per minggu hanya 3 per 1.000 orang. Memang jumlah ini meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Akan tetapi, angka ini masih jauh dari target rencana pemerintah ataupun standar WHO. Menurut WHO, per 9 Juli 2021 seharusnya Indonesia melakukan tes terhadap 581.500 penduduk per hari. Hal ini didasarkan pada standar WHO, yaitu pengetesan 15 per 1.000 penduduk per minggu jika rasio kepositifan mencapai 25 persen atau lebih. Kondisinya saat ini rasio kepositifan mingguan Indonesia mencapai 26,9 persen. Dengan demikian, dibutuhkan empat kali lipat tes Covid-19 di masyarakat. Dengan jumlah tes Covid-19 saat ini, gambaran situasi pandemi di Indonesia belum benar-benar jelas. Jika tes terus ditingkatkan seusai standar WHO, seharusnya kasus Covid-19 yang terdeteksi jauh lebih banyak. Karena itu, perkiraan itu perlu dihadapi dengan menyediakan lebih banyak ruang dan layanan perawatan. Sebab, saat ini saja ruang perawatan penuh karena pasien membeludak. Per 5 Juli, angka keterpakaian tempat tidur (BOR) rumah sakit rujukan di enam provinsi di Jawa sudah melebihi standar 70 persen. Keenam provinsi itu adalah Banten (91,63 persen), Jawa Barat (89,99 persen), DI Yogyakarta (89,48 persen), DKI Jakarta (87,51 persen), Jawa Tengah (86,66 persen), dan Jawa Timur (81,58 persen). Tidak hanya kekurangan tempat perawatan, kelangkaan oksigen dan obat-obatan juga harus dihadapi akibat lonjakan kasus. Sejumlah rumah sakit, seperti di Rembang dan Solo, Jawa Tengah, masih melaporkan adanya krisis oksigen. Hal yang sama terjadi di RS Wisma Atlet. Meskipun kapasitas oksigen sentral dan tabung oksigen terus ditambah, RS Wisma Atlet masih terus membutuhkan pasokan karena semakin banyak pasien kritis yang membutuhkan. Pelanggaran Hal lain yang menjadi kendala pelaksanaan PPKM darurat setelah seminggu berlaku adalah banyaknya pelanggaran oleh masyarakat. Hal ini ditemukan oleh pihak pemerintah daerah yang melakukan sidak dan pengawasan di wilayahnya. Dalam operasi yustisi yang dilakukan satgas penegakan hukum DKI Jakarta pada Senin (5/7/2021), ditemukan pelanggaran oleh 103 perusahaan. Perusahaan-perusahaan non-esensial itu masih mewajibkan karyawannya bekerja dari kantor. Selain perusahaan, pelanggaran juga banyak terjadi di rumah makan dan kafe. Aturan PPKM darurat menyebutkan, rumah makan tidak diperbolehkan membuka layanan makan di tempat. Sanksi telah diberikan berupa penyegelan atau penutupan usaha, denda, hingga sanksi pidana. Hal ini sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat, yaitu pemberian sanksi administratif hingga penutupan usaha. Masih dibukanya sektor non-esensial ini menyebabkan pembatasan mobilitas masyarakat menjadi kurang optimal. Dengan situasi ini, penurunan mobilitas masyarakat kurang dari 30 persen. Jika memperhitungkan ancaman varian Delta yang lebih ganas, penurunan mobilitas harus ditingkatkan menjadi 50 persen. Melihat kendala-kendala penerapan PPKM darurat yang berlangsung selama satu pekan ini, diperlukan upaya ekstra secara lebih tegas dan konsisten. Tidak hanya untuk tes dan pelacakan serta penindakan pelanggaran, tetapi juga untuk layanan perawatan di fasilitas kesehatan, penyediaan oksigen dan obat-obatan, dan isolasi mandiri. Upaya tersebut termasuk memastikan percepatan vaksinasi tetap terlaksana. Apalagi, hingga saat ini baru 35,8 juta orang yang mendapat vaksinasi pertama dan 14,9 juta orang yang menerima vaksinasi kedua. Capaian ini masih jauh dari target vaksinasi, yaitu 181,55 juta orang. Selain itu, dukungan anggaran juga harus menjadi prioritas pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk realokasi untuk bantuan sosial; penambahan layanan kesehatan, ruang perawatan, dan ruang isolasi; penambahan jumlah ambulans; serta jaminan ketersediaan obat dan oksigen medis yang semakin susah didapatkan seiring lonjakan kasus korona. Kehadiran pemerintah untuk mengatasi problem-problem darurat yang dirasakan masyarakat saat ini dapat menambah tumbuhnya kepercayaan masyarakat untuk mengikuti disiplin protokol kesehatan. Laporan Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan per 4 Juli 2021 menunjukkan naiknya partisipasi warga dalam mencegah penularan virus kroona. Meski demikian, masih ada 10,7 persen warga yang tidak memakai masker di lokasi kerumunan serta 12,3 persen masyarakat yang tidak menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Untuk mencapai tujuan PPKM darurat, dibutuhkan kerja sama semua pihak, yaitu pemerintah pusat dan daerah, swasta, serta masyarakat. Tanpa partisipasi dan kesatuan tujuan untuk mengatasi pandemi, PPKM darurat tidak akan berjalan maksimal. Apalagi, tidak tertutup kemungkinan kebijakan ini diperpanjang mengingat laju penularan yang masih tinggi dan banyaknya pelanggaran di masyarakat. (LITBANG KOMPAS)

(5)

Selasa, 13 Juli 2021 Kompas Hal.

-JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan, struktur ekonomi Indonesia jangan melulu bergantung pada konsumsi masyarakat. Menurut Jokowi, konsumsi masyarakat sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan-lahan harus dikurangi, menjadikan sektor produktif sebagai penopang utama ekonomi. Adapun saat ini, konsumsi masyarakat masih menjadi komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi terbesar dengan kontribusi mencapai 55 persen dari PDB. "Struktur ekonomi kita yang selama ini lebih dari 55 persen dikontribusikan oleh konsumsi masyarakat, harus perlahan kita alihkan menjadi lebih ke produktif, yakni dengan mendorong industrialisasi, hilirisasi, investasi, dan meningkatkan ekspor," kata Jokowi dalam Investor Daily Summit, Selasa (13/7/2021). Jokowi menyatakan, reformasi ini perlu dimulai. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19, investasi merupakan kunci utama dalam pemulihan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah kata Jokowi, menyadari hal itu. Makanya, berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong investasi, salah satunya dengan membentuk UU Cipta Kerja. "UU Cipta Kerja untuk meningkatkan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha di Indonesia serta memberikan perlindungan bagi koperasi dan UMKM dan industri nasional," ungkap dia. Dengan UU Cipta Kerja, investor semakin mudah karena adanya penyederhanaan perizinan berusaha di pusat dan daerah, penerapan perizinan berusaha berbasis risiko, serta pemberian berbagai insentif lainnya. Khusus untuk investor UMKM dan koperasi, pihaknya akan mendorong kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar (investor besar). Adapun untuk mendorong kolaborasi tersebut, Jokowi telah membentuk Satgas Percepatan Investasi melalui Keputusan Presiden Nomor 11/2021. Selain mendorong kerja sama, Satgas ini bertugas menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha. "Ini bertujuan meningkatkan pemerataan, kemandirian ekonomi, dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ungkap Jokowi. Lebih lanjut Jokowi juga mengingatkan, pengimpor produk luar negeri juga harus berubah menjadi produsen, masuk ke hilirisasi, dan mengambil peran dalam meningkatkan kekuatan industri dalam negeri. Seturut pandangannya, perubahan dapat meningkatkan peran Indonesia dalam rantai pasok global. "Potensi-potensi yang belum tergarap optimal harus kita temukan dan kita kembangkan. Teruslah membangun optimisme dan harapan agar kita mampu bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru yang semakin kokoh, tangguh, dan mandiri," pungkas Jokowi.

(6)

Selasa, 13 Juli 2021 Kompas Hal. 6

Indonesia sedang dalam gelombang besar, lebih besar dari sebelumnya. Kasus hari ini dua kali lipat dari puncak kasus di awal Februari 2021. Selain menambah pasokan tabungan oksigen kita bisa berusaha untuk tetap sehat. Oleh IQBAL ELYAZAR Sejak April 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan cara menghitung kebutuhan oksigen medis. Pasien dengan kondisi berat, membutuhkan sepuluh liter oksigen per menit atau 600 liter per jam, sedangkan pasien kritis butuh 30 liter per menit atau 1.800 liter per jam. Ketika tabung oksigen langka dan ditawarkan dengan harga Rp 6 juta (naik 3-5 kali lipat dari harga normal) untuk satu tabung oksigen volume 6.000 liter (biaya Rp 1.000 per liter oksigen), sungguh, pandemi mengajarkan berharganya oksigen yang dihirup. Oksigen dan kehidupan Organ paru-paru bertugas menyerap oksigen dan mendistribusikannya melalui peredaran darah ke seluruh sel-sel tubuh. Sel tubuh menggunakan oksigen untuk mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas. Ketika asupan oksigen ke paru-paru tidak maksimal, maka pasokan energi berkurang dan tubuh melemah. Di saat kritis, asupan oksigen ke paru-paru harus ditingkatkan dengan sumber oksigen tambahan. Sumber oksigen biasanya disimpan dalam tabung oksigen. Oksigen di dalam tabung ini lebih tinggi kemurniannya dibandingkan oksigen di udara bebas (di atas 99 persen versus 21 persen). Ketika suplai tabung oksigen tidak sanggup mengimbangi permintaan, maka kehilangan nyawa menjadi akibatnya. Keberanian tenaga kesehatan di sebuah rumah sakit di Yogyakarta untuk membuka fakta tentang akibat kelangkaan pasokan oksigen, telah membuka tabir kengerian yang terjadi. Hari Sabtu (3/7/2021) rumah sakit tersebut melaporkan pasokan oksigen medis cair sentral telah benar-benar habis pada jam delapan malam. Cadangan tabung oksigen yang tersedia hanya akan bertahan untuk 4-6 jam saja. Di tengah malam, bantuan 100 tabung oksigen datang dari Polda setempat. Permintaan oksigen ke distributor Jawa Tengah ditolak karena mereka pun kurang suplai. Bantuan datang dari distributor Jawa Timur dan Jakarta sebanyak 14 ton dan kiriman pertama sampai jam lima pagi. Pada hari Minggu (4/7/2021) rumah sakit tersebut mencatatkan 33 kematian pada hari itu. Seluruhnya diklaim mendapatkan pasokan dari tabung oksigen. Namun dilaporkan kemudian, empat orang di antaranya meninggal dengan posisi masih tersambung kepada ventilator dari oksigen sentral yang sudah habis tersebut dan 15 meninggal di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan kondisi klinis berat dengan pasokan oksigen sentral yang tidak maksimal. Tidak jelas apa yang terjadi dengan 14 orang lainnya. Keberanian terbuka harus dihargai supaya yang lain segera berbenah sehingga pengorbanan 33 orang itu tidak jadi sia-sia. Kebutuhan di masa pandemi WHO mengeluarkan panduan bagi pengambil kebijakan dan industri untuk menghitung kebutuhan oksigen medis, mengidentifikasi sumber oksigen medis dan cara terbaik meningkatkan kapasitas produksi sejak awal April 2020. Data di awal pandemi menunjukkan bahwa 15 persen orang yang menderita Covid-19 memiliki gejala berat dan 5 persen berada dalam kondisi kritis. Keduanya butuh bantuan oksigen (20 persen). Pasien dalam kondisi berat atau kritis butuh 10-30 liter per menit atau 600-1.800 liter per jam. Kebutuhan oksigen dihitung dengan mengalikan perkiraan jumlah pasien berat, pasien kritis dan lamanya jam perawatan yang membutuhkan bantuan oksigen. Perhitungan dapat dilakukan untuk tingkat fasilitas kesehatan, kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional. Krisis oksigen global telah diingatkan WHO sejak Juni 2020. Untuk setiap satu juta kasus baru per minggu, akan dibutuhkan 620.000 m3 oksigen per hari atau setara dengan 88.000 tabung oksigen besar. Brasil dan India pernah mengalami krisis ini. Di Brasil, tanda bahaya kekurangan pasokan oksigen mulai terjadi pada awal April 2020 di saat terjadi 1.000-2.000 kasus per hari. India mengalami krisis oksigen pada gelombang pertama pandemi Agustus-September 2020 ketika mereka dihantam 50.000-100.000 kasus baru per hari. India kembali dihantam krisis oksigen pada gelombang kedua di bulan April-Mei 2021 dengan 100.000-390.000 kasus per hari. Indonesia ikut membantu mengatasi krisis oksigen di India sejak awal Mei 2021. Kementerian Perindustrian bersama asosiasi dan pelaku industri gas, petrokimia dan tekstil mengirimkan 200 konsentrator oksigen pada 8 Mei 2021, 1.400 tabung oksigen pada 8 Juni dan 2.000 tabung oksigen pada 28 Juni. Dana bantuan diperoleh dari gabungan pelaku industri dan APBN. Akhir Juni 2021, Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) pernah mengklaim punya cadangan 2.000 tabung oksigen medis dan cukup ketika terjadi kenaikan kasus sampai 15 persen. Kenyataannya, kasus naik sampai 500 persen. Evaluasi kebutuhan, sumber, distribusi dan penimbunan Pemerintah daerah dan pusat perlu menghitung ulang kebutuhan oksigen untuk kondisi darurat kelangkaan oksigen. Misalnya, pemerintah Yogyakarta menyiapkan 20 ton meter kubik yang kemudian dibagikan kepada 27 rumah sakit rujukan Covid-19. Tetapi seiring dengan semakin banyak pasien, stok oksigen pun habis lebih cepat. Akhirnya, pemda meminta tambahan pasokan dari pemerintah pusat dan disetujui mendapatkan tambahan 47,6 ton per hari dan cadangan 50 persen dari kebutuhan harian. Kementerian Perindustrian menyebutkan permintaan oksigen medis naik 69 persen menjadi 800 ton per hari. Di tingkat distributor dilaporkan malah terjadi kenaikan permintaan 2-7 kali lipat. Kajian pemerintah mengungkap alokasi oksigen medis dari total produksi oksigen nasional masih rendah. Kapasitas produksi oksigen nasional bisa mencapai 866.000 ton per tahun, tetapi realisasinya hanya 640.000 ton (74 persen). Sekitar 459.000 ton per tahun (72 persen) digunakan bagi kepentingan industri, sedangkan kebutuhan medis hanya 181.000 ton per tahun (28 persen). Pemerintah perlu tambahan investasi untuk BUMN yang mampu meningkatkan produksi tabung oksigen. Pemerintah telah memutuskan 100 persen produksi akan dialokasikan untuk oksigen medis. Kementerian Perindustrian telah mewajibkan semua produsen untuk mengalokasikan seluruh produksi oksigennya untuk kepentingan medis. Dari produksi nasional 1.700 ton per hari, 1.400 ton per hari akan dialokasikan untuk Jawa. Alokasi ini harus segera dijalankan dalam beberapa minggu ke depan. Di saat yang sama, pemerintah telah membuka keran impor tabung oksigen besar untuk segera dikirim ke ruang-ruang darurat rumah sakit beberapa minggu ke depan. Jalur distribusi tabung oksigen perlu ditambahkan dengan memperbanyak alat transportasi pengiriman sehingga lebih cepat. Rantai distribusi dimulai dari produsen mengirimkan tabung oksigen besar (1-6 meter kubik) oleh truk pengangkut ke distributor di daerah. Oksigen dari tabung besar lalu dibagi-bagi ke dalam tabung kecil (1-2 liter) untuk kebutuhan perorangan. Ulah untuk menimbun dan menjual tabung oksigen di luar harga normal perlu segera ditertibkan. Tabung oksigen memang dapat dibeli tanpa resep dokter dan masyarakat pun bebas memperjualbelikanya. Masyarakat membeli setidaknya untuk keperluan perawatan orang sakit di rumah. Berita kelangkaan tabung oksigen di fasilitas kesehatan dan di pasar alat kesehatan telah memicu kepanikan masyarakat untuk membeli sendiri. Harga tabung melambungkan sampai 3-5 kali dari harga normal. Beberapa anggota masyarakat di Lampung yang butuh tabung untuk anggota keluarga yang sakit terpaksa harus merampas tabung oksigen ketika petugas di puskesmas menolak meminjamkannya. Pemerintah sudah mengecam tindakan penimbunan tabung oksigen sebagai musuh masyarakat, diancam pidana dan denda. Indonesia sedang dalam gelombang besar, lebih besar dari sebelumnya. Kasus hari ini dua kali lipat dari puncak kasus di awal Februari 2021. Angka proporsi orang dengan virus SARS-CoV-2 sebesar 40 persen (nasional) atau 50 persen di Jakarta, adalah indikasi orang terinfeksi tetapi tidak terdeteksi mungkin lebih besar lagi. Selain menambah pasokan tabungan oksigen baik dengan produksi nasional dan impor, kita bisa membantu dengan tak menjadi sakit, dirawat dan butuh oksigen. Singkatnya, jangan sampai tertular atau menularkan. Batasi keluar rumah selama 2-4 minggu. Konsistensi kebijakan, ketegasan eksekusi di lapangan dan kepatuhan masyarakat jadi ukuran keberhasilan pembatasan kali ini. Iqbal Elyazar Eijkman-Oxford Clinical Research Unit, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, Kolaborator Saintis LaporCovid-19

Referensi

Dokumen terkait

Oleh TIM KOMPAS JAKARTA, KOMPAS — Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut mengerahkan sejumlah kapal perang berteknologi tinggi untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402 yang

Wapres: Potensi dan Ruang untuk Menghimpun Zakat Masih Luas Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi zakat Rp 233,8 triliun, tetapi

Padatnya lalu lintas jalan raya Pantura kemudian memunculkan urgensi untuk merajut konektivitas bebas hambatan, juga dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa, untuk

Menariknya, upaya ”penyangkalan” tersebut tidak hanya dilakukan oleh lembaga pendidikan keagamaan yang bersangkutan atau instansi dari lingkungan yang terasosiasi dengan

Oleh DEONISIA ARLINTA JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menetapkan batas tertinggi untuk tarif pemeriksaan tes usap berbasis polimerase rantai ganda

Peraturan OJK (POJK) Republik Indonesia Nomor 11/Pojk.03/2020 itu menyatakan bahwa bank akan menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitor yang

“Sehingga secara teknikal Indonesia masuk dalam fase resesi ekonomi.” Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 sekitar

Dengan sistem itu, persediaan oksigen yang diperkirakan hanya cukup untuk 72 jam kemungkinan bisa lebih lama, artinya kemungkinan 53 awak kapal selam bisa bertahan lebih dari