• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI. NILAI NILAI DASAR PNS DI RSCM Kencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI. NILAI NILAI DASAR PNS DI RSCM Kencana"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR PNS DI RSCM Kencana Pada Kegiatan

”Peningkatan komitmen Penata Anestesi dalam melakukan pencatatan penggunaan dan pemusnahan narkotik”

DISUSUN OLEH:

NAMA : ICASIA EDLYN DACHI

NIP : 199109152020122002

PROFESI : PENATA ANESTESI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas pertolongannya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN. Laporan kegiatan ini merupakan salah satu tugas Pelatihan Dasar CPNS Kemenkes Golongan II. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, selaku Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

2. Bapak Sjamsul Ariffin, SKM, M.Epid selaku Kepala BBPK Ciloto

3. Bapak Ns. Kodrat Prio Utama. SKep selaku mentor yang telah memberikan bimbingan dan arahan untuk rancangan aktualisasi ini.

4. dr. H. Eddy Siswanto, MPHM sebagai coach yang telah memberikan arahan dan masukan untuk rancangan aktualisasi.

5. Ibu Helvy Yunida, S.Tr.Keb, SAP. MM sebagai penguci rancangan dan laporan aktualisasi.

6. Bapak dan Ibu para Widyaiswara selaku fasilitator yang senantiasa membimbing kami di lapangan.

7. Panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan III Kementrian Kesehatan RI.

8. Rekan-rekan kerja di Kamar Bedah, Cluster Digestive, Cluster Yasmin dan Instalasi Radiologi RSCM Kencana yang telah membantu pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

9. Keluarga, teman-teman latsar dan rekan sejawat di unit kerja yang senantiasa memberikan masukan.

Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat dalam pelayanan publik di unit kerja penulis. Semoga kegiatan rancangan aktualisasi yang sudah buat bisa membawa kemajuan pelayanan.

Jakarta, 03 Agustus 2021

(3)

Icasia Edlyn Dachi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. LATAR BELAKANG ...

B. TUJUAN ...

C. MANFAAT ...

D. RUANG LINGKUP ...

BAB II PROFIL ORGANISASI ...

A. SEJARAH ORGANISASI ...

B. PERAN DAN FUNGSI ...

C. VISI DAN MISI ORGANISASI ...

D. NILAI-NILAI ORGANISASI ...

E. STRUKTUR ORGANISASI ...

F. TUGAS DAN FUNGSI PENATA ANESTESI ...

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ...

A. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU ...

B. TEKNIK ANALISIS ISU ...

C. PENETAPAN ISU ...

D. GAGASAN PEMECAHAN ISU ...

E. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ...

F. MATRIKS KEGIATAN AKTUALISASI ...

G. JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI ...

DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan mayarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan berrmoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Demi terwujudnya cita-cita tersebut, seluruh komponen bangsa harus ikut serta dalam setiap upaya pembangunan dan perbaikan yang berkelanjutan. Salah satu unsur yang penting adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).

UU Nomor 5 tahun 2014 memberikan amanat kepada ASN untuk menjadi pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN di bidang kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang kesehatan, dalam ruang lingkup pelayanan unit terkecil sampai unit terbesar dalam lingkup nasional. Mulai dari tingkat puskesmas, maupun balai kesehatan, rumah sakit, serta fasilitas penyedia layanan kesehatan lainnya.

Upaya pemerintah untuk melakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yaitu dengan adanya proses pembaruan dan perubahan sistem penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilanjutkan dengan proses pelatihan dasar yang juga mengalami penyelarasan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku untuk membentuk pibadi yang profesional dan berintegritas.

CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal tersebut ditegaskan dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelatihan Dasar CPNS Golongan II. Pelatihan ini memiliki dua tahap yakni tahap internalisasi nilai-nilai dasar ASN yang dilakukan secara klasikal dan tahapan habituasi dan aktualisasi yang dilakukan secara nonklasikal. Tahap internalisasi berupa penanaman nilai-nilai dasar ASN, yaitu Sikap dan Peilaku Bela Negara, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti

(5)

Korupsi (ANEKA), Peran dan Kedudukan ASN berupa Whole of Government (WoG), Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN serta Studi Lapangan.

Tahap habituasi dan aktualisasi merupakan penerapan nilai-nilai internalisasi yang dibuat dalam suatu pemecahan fenomena atau permasalahan yang dihadapi atau ditemui di unit kerja. Permasalahan yang diangkat dapat dianalisa dari uraian kegiatan Satuan Kerja Pegawai (SKP) masing-masing kompetensi, penugasan atasan, atau suatu inovasi. Proses ini diharapkan mampu menghasilkan ASN profesional yang dapat membawa pengaruh positif bagi rekan dan lingkungan kerjanya sehingga dapat tercipta pelayanan yang baik, bermutu, berkualitas, dan memuaskan bagi masyarakat.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Peserta pendidikan dan pelatihan dasar CPNS golongan II diharapkan mampu menyusun rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta peran dan kedudukan PNS dalam NKRI yaitu manajemen ASN, Whole Of Government (WOG) dan pelayanan publik yang didapatkan dari pelatihan dasar menjadi suatu kebiasaan saat melakukan kegiatan sehari-hari khususnya di RS Ciptomangunkusumo.

2. Tujuan Khusus

Dari tujuan umum diatas diharapkan peserta pendidikan dan pelatihan dasar CPNS golongan II mampu :

a. Mengidentifikasi isu yang ada di RS Ciptomangunkusumo.

b. Menganalisis dampak atau permasalahan yang ada jika isu tidak diselesaikan.

c. Menemukan gagasan kegiatan yang disertai output dalam penyelesaian isu.

d. Menetapkan tahapan-tahapan kegiatan penyelesaian isu beserta output.

e. Menganalisis keterkaitan tahapan-tahapan kegiatan penyelesaian isu dengan nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam pelaksanaan kegiatan pemecahan isu.

f. Menetapkan kontribusi kegiatan terhadap visi misi organisasi.

(6)

g. Menetapkan konstribusi kegiatan terhadap penguatan nilai organisasi.

C. MANFAAT

Adapun manfaat Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS yang saya lakukan adalah agar bisa berguna bagi:

1. Diri sendiri sehingga mampu menjadi ASN yang terampil dan professional.

2. Rekan-rekan kerja sehingga mampu menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan memudahkan dalam pelayanan anestesi.

3. Pasien dan masyarakat sehingga mampu menciptakan pelayanan yang profersioanal, efektif dan efisien.

4. Rumah Sakit sehingga mampu meningkatkan kualitas mutu demi pelayanan yang prioritas pada pelayanan publik.

D. Ruang Lingkup

Dalam hal ini, penulis sebagai peserta latsar akan membatasi ruang lingkup yang akan dilakukan kegiatan yaitu hanya pada Kamar Bedah dan Cluster-cluster tempat prosedur dengan anestesi sedasi / umum di tempat peserta bekerja yaitu di RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo khususnya di Instalasi Pelayanan Terpadu RSCM Kencana.

Karena peserta latsar adalah CPNS yang bekerja sebagai penata Anestesi di Kamar Bedah, maka peserta akan mengambil isu yang berhubungan dengan pekerjaannya langsung baik di Kamar Bedah maupun Cluster Yasmin, Cluster Digestive dan Unit Radiologi.

(7)

BAB II

PROFIL ORGANISASI

A. SEJARAH ORGANISASI

Sejarah berdirinya rumah sakit ini dimulai sejak masa pendudukan Belanda di Jakarta.

Tepat pada tanggal 19 November 1919, Belanda mendirikan Centrale Burgulijke Ziekenhuis (CBZ) atau Pusat Kesehatan Rakyat sebagai sarana praktikum bagi para siswa STOVIA.

STOVIA (Sekolah Dokter Jawa) sendiri adalah sekolah kedokteran pertama di Jakarta yang merupakan cikal bakal terbentuknya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pendirian rumah sakit ini berkaitan erat dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kedua instansi ini saling mengisi satu sama lain.

Dalam perkembangannya, CBZ kemudian berganti nama menjadi Ika Daigaku Byongin (Rumah sakit perguruan tinggi) pada masa pendudukan Jepang tahun 1942. Hingga pada masa kemerdekaan, CBZ diubah menjadi Roemah Sakit Oemoem Negeri, pimpinan Prof Dr Asikin Widjayakoesoema. Sejak 13 Juni 1994, sesuai SK Menkes nomor 553/Menkes/SK/VI/1994, pemerintah mengubah namanya menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo.

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (disingkat RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo atau RSCM) adalah sebuah rumah sakit pemerintah yang terletak di Jakarta Pusat, Indonesia. Selain menjadi RS pemerintah RSCM juga berfungsi sebagai RS pendidikan, salah satunya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nama rumah sakit ini diambil dari nama Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, seorang tokoh perjuangan Indonesia pada masa kolonial. Di RSCM ribuan dokter dan tenaga medis bersama-sama melayani ribuan pasien dari seluruh Indonesia yang setiap hari berkunjung ke RS ini. RSCM merupakan pusat rujukan nasional rumah sakit pemerintah dan merupakan tempat pendidikan dokter umum, dokter spesialis I dan subspesialis, perawat serta tenaga kesehatan lainnya.

Pada tahun 2008 diresmikan oleh Presiden RI gedung perawatan baru dengan ketinggian 8 lantai yaitu Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A. Gedung ini merupakan gedung rawat inap utama RSCM dengan kapasitas hampir 700 tempat tidur.

(8)

Pada tahun 2010 Menteri Kesehatan RI meresmikan Gedung RSCM Kencana dengan Pelayanan Berkelas Internasional (sebelumnya akan diberi nama International Wing).

Gedung berlantai 6 ini berkapasitas 30 tempat tidur. Selain RSCM Kencana, Menkes juga meresmikan Laboratorium Terpadu RSCM.

Pada tahun 2013 Presiden RI meresmikan Gedung RSCM Kirana untuk pelayanan paripurna kesehatan mata. Gedung berlantai 6 tersebut terletak di Jalan Kimia, Cikini, Jakarta Pusat. Pada tahun 2011 dimulai pembangunan Gedung Pusat Kesehatan Ibu dan Anak (PKIA) sampai dengan Januari 2014 pembangunannya masih dalam tahap penyelesaian akhir.

B. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI

Organisasi Nonstruktural merupakan satuan kerja di dalam organisasi dan tata kerja RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo yang berperan sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan di rumah sakit, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.

Organisasi Nonstruktural secara administratif maupun secara teknis fungsional dikoordinasikan dan dibina oleh Direktur Utama RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo sesuai dengan tugas dan fungsinya. Organisasi Nonstruktural bertugas melaksanakan kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi di rumah sakit.

Organisasi Nonstruktural di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, terdiri atas : a. Komite

b. Satuan Pemeriksaan Internal c. Instalasi

d. Unit.

Komite sebagaimana dimaksud di atas merupakan wadah nonstruktural yang terdiri atas tenaga ahli atau profesi yang bertugas melaksanakan pemberian pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan Rumah Sakit.

Satuan Pemeriksaan Internal sebagaimana dimaksud adalah merupakan wadah nonstruktural yang bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal Rumah

(9)

Sakit. Instalasi sebagaimana yang dimaksud merupakan unit pelayanan nonstruktural yang bertugas melaksanakan kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di Rumah Sakit. Unit sebagaimana yang dimaksud merupakan organisasi nonstruktural yang bertugas untuk melaksanakan pengembangan kemampuan pelayanan di Rumah Sakit.

C. VISI DAN MISI ORGANISASI

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat senantiasa berpegang teguh dan berpedoman pada visi dan misi Rumah Sakit yaitu sebagai berikut:

1. Visi :

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Terdepan Dalam Layanan, Pendidikan dan Penelitian Yang Berstandar Internasional.

2. Misi :

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo memiliki misi seperti di bawah ini:

a. Memberikan pelayanan Kesehatan paripurna dan profesional berstandar Internasional.

b. Menyelenggarakan layanan Kesehatan semesta berbasis institusi maupun komunitas melalui AHS ( Academic Health System ).

c. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang menghasilkan tenaga kedokteran dan Kesehatan unggul.

d. Menyelenggarakan Rumah Sakit berbasis Smart Horpital.

e. Menyelenggarakan system manajemen Rumah Sakit dengan tata kelola yang andal dan akuntabel.

D. NILAI-NILAI ORGANISASI

RS Ciptomangunkusumo memiliki nilai-nilai budaya dalam menjalankan peran dan fungsiny. Nilai- nilai yang dimaksud beserta makna dan contoh perilaku utamanya adalah:

(10)

1. Intergritas yakni keselarasan antara perkataan dan perbuatan sesuai etika, moral dan kemanusiaan. Contoh perilaku adalah beriman, bertaqwa, jujur, konsisten dan memegang teguh etika.

2. Profesionalisme yaitu kompeten dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas.

Contoh perilaku utamanya adalah kompeten dan belajar berkelanjutan, bertanggung jawab, berdedikasi, disiplit dan taat pada aturan.

3. Kepedulian yaitu melayani dengan empati, tulus dan peduli. Contoh perilaku utamanya adalah peduli, empati, cepat tanggap dan saling menghargai.

4. Kolaborasi yaitu bekerjasama secara terpadu dalam kesetaraan untuk mencapai tujuan bersama. Contoh perilaku utamanya adalah proaktif bekerja sama, saling menolong, bersinergi, integrasi dan kesetaraan.

5. Keunggulan yaitu menghasilkan yang terbaik secara kreatif, inovatif dan berkelanjutan. Contoh perilaku utamanya adalah Inovatif, kreatif, mutakhir, terbuka terhadap perubahan dan berwawasan ke depan.

E. STRUKTUR ORGANISASI

Rumah Sakit Ciptomangunkusumo mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 254/Menkes/Per/III/2008, sebagaimana dalam gambar di bawah ini:

(11)

Dari gambar bagan di atas, RSCM dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh oleh 4 (empat) Direktur lainnya yaitu :

1. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang 2. Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian 3. Direktur Keuangan dan Barang Milik Negara

4. Direktur Perencanaa Organisasi dan Umum

Kemudian Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang menaungi Bidang Pelayanan Penunjang yang merupakan komite atau wadah nonstruktural tempat Penata Anestesi bernaung.

F. TUGAS DAN FUNGSI PENATA ANESTESI

Sesuai dengan Permenpan No. 11 tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Penata Anestesi, maka Tugas Jabatan Fungsional Penata Anestesi yaitu melakukan pelayanan asuhan kepenataan anestesi dan / atau membantu pelayanan anestesi.

Jabatan Fungsional Penata Anestesi adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan pelayanan asuhan kepenataan anestesi sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan.

Penata Anestesi adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan asuhan kepenataan anestesi sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi adalah pelayanan asuhan kepenataan anestesi pada praanestesi, intraanestesi dan pascaanestesi. Pelayanan Anestesi adalah tindakan medis yang dapat dilakukan secara tim oleh tenaga kesehatan yang memenuhi keahlian dan kewenangan di bidang pelayanan anestesi;

Maka tugas penata Anestesi sesuai dengan Permenpan No. 11 Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

• Tindakan asuhan pra anestesi yang meliputi : 1. Melakukan penyusunan rencana kerja harian.

2. Melakukan penyusunan rencana kerja bulanan . 3. Melakukan penyusunan rencana kerja tahunan.

(12)

4. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan alat anestesi, obat dan bahan anestesi habis pakai harian.

5. Melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan anestesi habis pakai bulanan.

6. Melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan anestesi habis pakai tahunan.

7. Melakukan kajian penatalaksanaan pra anestesi.

8. Melakukan pendokumentasian hasil anamnesis / pengkajian.

9. Melakukan evaluasi pasca pemberian obat pre medikasi.

10. Melakukan pendokumentasian sebelum masuk ke ruang operasi.

11. Melakukan oksigenasi pra anestesi.

12. Melakukan komunikasi efektif kepada pasien tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan jika pasien sadar.

13. Melakukan pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan dalam pelayanan anestesi.

• Tindakan intra anestesi dengan kolaborasi / supervisi oleh dokter spesialis anestesiologi yang meliputi :

1. Melakukan tindakan intubasi.

2. Melakukan pelayanan terapi inhalasi.

3. Melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan selama proses anestesi.

5. Melakukan dan pencatatan pelaporan selama tindakan anestesi.

6. Melakukan tindakan anestesi sesuai dengan instruksi dokter anestesiologi.

7. Melakukan pendampingan dokter dalam pemasangan alat monitoring invasive.

8. Melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik.

• Tindakan asuhan pasca anestesi yang meliputi :

1. Melakukan pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang dipakai.

(13)

2. Melakukan tindakan asuhan pelayanan manajemen nyeri sesuai dengan instruksi dokter spesialis anestesi.

3. Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang anestesi.

4. Melakukan penyuluhan tentang pelayanan anestesi.

5. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Terpadu.

Adapun jabatan fungsional penata anestesi di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan tersebut tertuang dalam Satuan Kerja Pegawai (SKP) dengan menyesuaikan dinamika rumah sakit, yakni:

1. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif.

2. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik pada pasien untuk mencegah resiko cidera pada individu dalam rangka upaya preventif.

3. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya (melakukan pemeriksaan fisik, mengobservasi kondisi pasien) pada individu dalam rangka upaya preventif.

4. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka melakukan upaya preventif.

5. Melakukan mobilisasi posisi pasien.

6. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istrahat.

7. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pada pasien.

8. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan ( memasang blanket warmer ).

9. Melakukan komunikasi teraupetik dalam pemberian asuhan kepenataan anestesi.

10. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman.

11. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan kepenataan anestesi.

12. Menyusun laporan pelaksaan tugas.

13. Melakukan STATICS.

(14)

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU 1. Isu Tentang Pelayanan Publik

Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah suatu sistem di mana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden.

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Ketepatan identifikasi pasien merupakan salah satu poin diantara 6 sasaran keselamatan pasien. Identifikasi pasien dilakukan dengan pemasangan gelang identitas pasien yang disesuaikan dengan data diri pasien yang meliputi nama lengkap, tanggal lahir dan nomor Rekam Medis pasien. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki menggunakan gelang identitas berwarna biru dan pasien dengan jenis kelamin perempuan menggunakan gelang identitas berwarna merah muda.

Saat melakukan tindakan atau memberi terapi, petugas Rumah Sakit wajib mengidentifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan. Petugas harus mengkonfirmasi identitas pasien dengan cara membaca nama lengkap dan tanggal lahir yang disebutkan pasien sesuai dengan yang tercantum pada gelang pasien. Namun di Cluster Digestive, pasien-pasien rawat jalan jarang sekali dipasang gelang identitas.

Rumusan Isu : Peningkatan risiko terjadinya kesalahan tindakan atau prosedur pada pasien akibat tidak terpasangnya gelang identitas.

Dampak negatif yang akan terjadi jika isu ini tidak segera ditangani adalah:

a. Kekeliruan saat melakukan tindakan atau prosedur terhadap pasien.

b. Kesalahan pemberian obat yang mengakibatkan bahaya pada pasien.

(15)

c. Kesalahan sisi yang akan dilakukan prosedur pada pasien.

d. Kesalahan dalam menetapkan diagnose dan prognosis pada pasien.

e. Kesalahan dalam menyimpan informasi atau data pasien pada rekam medis.

f. Kesalahan dalam memberi rencana tindak lanjut saat pasien pulang.

2. Isu Tentang Whole of Government

Sebelum dilakukan pembedahan, pasien akan dilakukan tindakan anestesi atau pembiusan, baik itu anestesi lokal maupun anestesi umum atau pun regional yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri, memberi relaksasi serta rasa nyaman pada pasien.

Pada pasien dengan pembiusan umum atau regional, ada beberapa kategori obat yang digunakan. Salah satunya adalah fentanyl yang berfungsi sebagai analgetik narkotik.

Pemberian obat ini tentunya harus dalam pengawasan ketat dokter Spesialis Anestesi atau Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Anestesi.

Penata Anestesi yang merupakan mitra kerja dokter Spesialis Anestesi, memiliki tanggungjawab untuk mengawasi penggunaan dan pemusnahan obat narkotik yang digunakan dengan cara berkolaborasi dengan farmasi di unit terkait yang bertujuan menghindari penyalahgunaan obat narkotik tersebut. Pencatatan penggunaan dan pemusnahan narkotik tersebut harus benar-benar teliti dilaksanakan setiap habis digunakan untuk kebutuhan pasien. Di beberapa cluster yang melakukan Tindakan atau prosedur yang membutuhkan anestesi sedasi atau umum, pelaporan penggunaan dan pemusnahan narkotik ini tidak terlaksana.

Rumusan Isu : Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Dampak yang akan terjadi jika isu ini tidak segera diselesaikan adalah:

a. Kekeliruan dalam inventarisasi depo farmasi terkait penggunaan narkotik.

b. Penyalahgunaan narkotik oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

c. Peningkatan jumlah biaya yang harus dibayar oleh pasien.

(16)

3. Isu Tentang Manajemen ASN

Dalam pelaksaan tugasnya, Penata Anestesi melakukan pelayanan tidak hanya di kamar bedah tetapi juga di tempat atau unit yang membutuhkan tindakan/prosedur dengan pembiusan sedasi. Maka dari itu, jumlah ketenagaan Penata Anestesi harus disesuaikan dengan jumlah unit yang menjadi tempat pelayanan serta jumlah tindakan pembiusan agar pelayanan kepada pasien benar-benar maksimal.

Selain itu, kesesuaian jumlah kebutuhan tenaga Penata Anestesi sangat diperlukan agar mengurangi human error saat pelayanan berlangsung. Karna prioritas utama adalah keselamatan pasien dan juga petugas. Ketidaksesuaian jumlah ketenagaan salah satunya bisa menjadi pemicu terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) mulai dari yang ringan hingga berujung pada Kejadian Sentinental.

Rumusan Isu : Ketidaksesuaian jumlah tenaga Penata Anestesi dengan jumlah unit dan pasien dengan anestesi yang dilayani.

Dampak yang akan terjadi jika isu ini tidak segera diselesaikan adalah:

a. Petugas yang kelelahan akan tidak fokus mengerjakan tugasnya.

b. Tidak terlayaninya pasien dengan optimal karna kurangnya tenaga.

c. Kesalahan pemberian obat / tindakan karna kurangnya fokus dari petugas yang kelelahan.

d. Resiko peningkatan komplain dari pasien yang tidak tertangani / dilayani dengan optimal.

B. PENETAPAN ISU

Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:

a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;

(17)

b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;

c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;

d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.

No. ISU KRITERIA ISU +/-

A K P L 1. Peningkatan risiko terjadinya kesalahan tindakan

atau prosedur pada pasien akibat tidak terpasangnya gelang identitas.

+ + + + +

2. Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

+ + + + +

3. Ketidaksesuaian jumlah tenaga Penata Anestesi dengan jumlah unit dan pasien dengan anestesi yang dilayani.

+ + + + +

Analisis isu ini juga menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Analisis ini digunakan untuk menentukan Isu prioritas yang terjadi dengan menggunakan skala penilaian. USG sendiri merupakan singkatan dari:

a. Urgency yaitu seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.

b. Seriousness yakni seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu

(18)

tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain kalu masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain).

c. Growth yaitu seberapa seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.

Maka untuk menentukan isu prioritas dari ketiga kasus di atas maka perlu dilakukan Teknik analisis isu USG dengan cara memberi skor pada setiap kasus sesuai dengan kondisi USG masing.

NO. ISU U S G SCORING RANKING

1. Peningkatan risiko terjadinya kesalahan tindakan atau prosedur pada pasien akibat tidak terpasangnya gelang identitas.

3 5 5 13 3

2. Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

5 5 5 15 1

3. Ketidaksesuaian jumlah tenaga Penata Anestesi dengan jumlah unit dan pasien dengan anestesi yang dilayani.

4 5 5 14 2

Keterangan :

Skala Likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil)

Berdasarkan metode USG yang sudah dilakukan terhadap ketiga isu tersebut maka didapatkan Isu prioritas di lingkungan Unit Pelayanan Terpadu Kencana-RSCM khususnya di Cluster (Cluster Yasmin, Cluster Digestive dan Unit Radiologi Kencana) adalah Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

C. TEKNIK ANALISIS ISU

(19)

Setelah mengetahui isu prioritasnya berdasarkan tabel USG di atas, maka analisis penyebab isu “ Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik “ akan digambarkan menggunakan Pohon Masalah untuk mengetahui akar masalahnya.

Sebelum menggambarkannya dalam Pohon Masalah, maka perlu dicari terlebih dahulu penyebab terjadinya isu “Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik”. Setelah ditelaah, maka ditemukan beberapa penyebabnya yaitu :

1. Kurangnya pengawasan atau bimbingan dari penanggung jawab.

2. Kurangnya motivasi atau kesadaran dari petugas.

3. Adanya masalah atau kegiatan yang lebih mendesak.

4. Kurangnya pengetahuan atau informasi terkait narkotik.

Setelah ditemukan beberapa penyebab terjadinya isu, maka perlu dilakukan USG agar kita dapat menemukan penyebab prioritasnya. Tabel USG yang dimaksud adalah seperti berikut.

No Akar Masalah U S G Scoring Ranking

1 Kurangnya pengawasan atau bimbingan dari penanggung jawab.

3 5 4 12 3

2 Kurangnya motivasi atau kesadaran dari petugas.

5 5 5 15 1

3 Adanya masalah atau kegiatan yang lebih mendesak.

5 4 4 13 2

4 Kurangnya pengetahuan atau informasi terkait narkotik.

2 5 4 11 4

Setelah dilakukan USG, maka ditemukan penyebab utama terjadi Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik yaitu kurangnya motivasi atau kesadaran dari petugas. Setelah ditelaah, maka ditemukan penyebab terjadinya kurangnya motivasi atau kesadaran dari petugas yaitu:

(20)

1. Peningkatan beban kerja.

2. Tidak berjalannya system reward dan punishment.

3. Pendapatan yang tidak sesuai.

4. Bosan mengerjakan hal yang sama.

Setelah ditemukan beberapa penyebab terjadinya isu, maka perlu dilakukan USG agar kita dapat menemukan penyebab utamanya. Tabel USG yang dimaksud adalah seperti berikut.

No Akar Masalah U S G Scoring Ranking

1 Peningkatan beban kerja. 5 5 5 15 1

2 Tidak berjalannya system reward/punishment. 3 5 5 13 3

3 Pendapatan yang tidak sesuai. 5 5 4 14 2

4 Bosan mengerjakan hal yang sama. 3 5 4 12 4

Setelah dilakukan USG, maka ditemukan penyebab utama terjadi kurangnya motivasi atau kesadaran dari petugas yaitu peningkatan beban kerja. Setelah ditelaah kembali, maka ditemukan beberapa penyebab terjadinya peningkatan beban kerja yaitu :

1. Kurangnya kerjasama antartim saat bekerja.

2. Jumlah ketenagaan yang tidak sesuai dengan jumlah pelayanan yang dilakukan.

3. Pembagian tugas yang tidak optimal.

4. Kurangnya dukungan kinerja seperti waktu istrahat, makanan pendukung dan hiburan.

Setelah ditemukan beberapa penyebab terjadinya isu, maka perlu dilakukan USG agar kita dapat menemukan penyebab utamanya. Tabel USG yang dimaksud adalah seperti berikut.

No Akar Masalah U S G Scoring Ranking

1 Kurangnya kerjasama antartim saat bekerja. 3 4 5 12 4

(21)

2 Jumlah ketenagaan yang tidak sesuai dengan jumlah pelayanan yang dilakukan.

5 4 5 14 2

3 Pembagian tugas yang tidak optimal. 5 5 5 15 1 4 Kurangnya dukungan kinerja seperti waktu

istrahat, makanan pendukung dan hiburan.

4 5 4 13 3

Setelah dilakukan USG, maka ditemukan penyebab utama terjadinya kelelahan akibat peningkatan beban kerja yaitu Pembagian tugas yang tidak optimal. Setelah ditelaah kembali, maka ditemukan beberapa penyebab terjadinya pembagian tugas yang tidak optimal yaitu:

1. Kurangnya dukungan dari ketua tim atau penanggung jawab tim.

2. Kurangnya komitmen dalam bertugas.

3. Kontrol dari anggota tim yang tidak berjalan.

4. Hubungan antar anggota tim yang kurang harmonis.

Setelah ditemukan beberapa penyebab yang menjadi akar masalah, maka perlu dilakukan USG agar kita dapat menemukan akar masalah utamanya. Tabel USG yang dimaksud adalah seperti berikut.

No Akar Masalah U S G Scoring Ranking

1 Kurangnya dukungan dari ketua tim atau penanggung jawab tim.

3 4 5 12 4

2 Kurangnya komitmen dalam bertugas. 5 5 5 15 1 3 Kontrol dari anggota tim yang tidak berjalan. 4 5 4 13 3 4 Hubungan antar anggota tim yang kurang

harmonis.

5 4 5 14 2

Setelah dilakukan USG, maka ditemukan penyebab utama terjadinya pembagian tugas yang tidak optimal yaitu kurangnya komitmen dalam bertugas. Jadi secara keseluruhan setelah dilakukan beberapa kali USG, maka ditemukanlah akar masalah dari isu prioritas “ Rendahnya tingkat kepatuhan petugas dalam pengisian laporan

(22)

penggunaan dan pemusnahan narkotik “ adalah Kurangnya komitmen dalam bertugas.

Lalu jika digambarkan dalam bentuk Pohon Masalah, maka semua penyebab atau akar masalah akan digambarkan sebagai berikut.

USG I

USG II

USG III

USG IV

Rendahnya tingkat kepatuhan Penata Anestesi dalam pengisian laporan penggunaan

dan pemusnahan narkotik.

Kurangnya pengawasan / bimbingan dari penanggung jawab.

Kurangnya motivasi / kesadaran petugas.

Adanya masalah atau kegiatan yang lebih

urgent.

Kurangnya pengetahuan atau

informasi.

Peningkatan beban kerja.

Tidak berjalannya system reward/punishment.

Pendapatan yang tidak sesuai.

Bosan mengerjakan hal yang sama.

Kurangnya Kerjasama antar tim.

Jumlah ketenagaan yang tidak sesuai.

Pembagian tugas yang tidak optimal.

Kurangnya dukungan kinerja (waktu istrahat, makanan,

hiburan).

Kurangnya dukungan dari ketua tim.

Kurangnya komitmen dalam bertugas.

Kontrol dari anggota tim tidak berjalan.

Hubungan antar anggota tim yang kurang harmonis.

(23)

D. GAGASAN PEMECAHAN ISU

Menindaklanjuti isu Rendahnya tingkat kepatuhan petugas dalam pengisian penggunaan dan pemusnahan narkotik di RSCM Kencana berdasarkan akar masalah

“Kurangnya komitmen dalam bekerja”, maka penulis merumuskan gagasan kreatif penyelesaian akar masalah yaitu Peningkatan komitmen Penata Anestesi dalam melakukan pencatatan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Dari gagasan kreatif tersebut maka dirancang beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan selama masa aktualisasi di lingkungan kerja penulis, yaitu :

1. Melakukan telaah faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi dan komitmen dalam mengisi laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

2. Melaksanakan rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait (penata Anestesi, perawat dan farmasi) dalam pemantauan kepatuhan pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik sekaligus merancang kegiatan edukasi.

3. Membuat media edukasi berupa leaflet yang berisi tentang pentingnya kepatuhan dalam pengisian laporan pemusnahan narkotik.

4. Melaksanakan kegiatan edukasi dalam bentuk sosialisasi.

5. Melakukan pendampingan hasil edukasi dengan media group WA sebagai sarana informasi, sarana untuk mengingatkan dan mengontrol agar setiap petugas shift melaksanakan tugas pencatatan pada akhir kegiatan / dinas harian.

6. Melakukan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

E. DAFTAR RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Instalasi Pelayanan Terpadu RSCM Kencana sebagai instalasi unit kerja memiliki tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Dalam proses pelaksanaanya masih terdapat sejumlah permasalahan yang menjadi kendala bagi terwujudnya cita-cita tersebut. Oleh karena itu diperlukan gagasan-gagasan yang bermanfaat sebagai wujud kontribusi untuk pengembangan lembaga.

(24)

Rencana kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Instalasi RSCM Kencana sesuai dengan pedoman Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara yaitu ANEKA dan berprinsip pada Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG). Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi isu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak) dan USG ( Urgency, Seriousness, Growth ).

Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis selama kurang lebih 30 hari kerja mulai tanggal 09 Agustus 2021 sampai dengan 21 September di RSCM Kencana.

Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci sebagai berikut:

Unit Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kencana ( Cluster Digestive, Cluster Yasmin dan Radiologi )

Identifikasi Isu 1. Peningkatan risiko terjadinya kesalahan tindakan atau prosedur pada pasien akibat tidak terpasangnya gelang identitas.

2. Rendahnya tingkat kepatuhan petugas dalam pengisian penggunaan dan pemusnahan narkotik.

3. Ketidaksesuaian jumlah tenaga Penata Anestesi dengan jumlah unit dan pasien dengan anestesi yang dilayani.

Isu Yang Diangkat Rendahnya tingkat kesadaran petugas akan kepatuhan pengisian penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Gagasan Kreatif Penyelesaian Akar Masalah

Peningkatan komitmen Penata Anestesi dalam melakukan pencatatan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Butir Kegiatan 1. Melakukan telaah faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi dan komitmen dalam mengisi laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

2. Melaksanakan rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait (penata Anestesi, perawat dan farmasi) dalam pemantauan kepatuhan pengisian laporan

(25)

penggunaan dan pemusnahan narkotik sekaligus merancang kegiatan edukasi.

3. Membuat media edukasi berupa leaflet yang berisi tentang pentingnya kepatuhan dalam pengisian laporan pemusnahan narkotik.

4. Melaksanakan kegiatan edukasi dalam bentuk sosialisasi.

5. Melakukan pendampingan hasil edukasi dengan media group WA sebagai sarana informasi, sarana untuk mengingatkan dan mengontrol agar setiap petugas shift melaksanakan tugas pencatatan pada akhir kegiatan / dinas harian.

6. Melakukan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

(26)

F. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Tahapan Nilai-nilai Dasar ASN (ANEKA)

Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi.

Penguatan Nilai Organisasi 1 Melakukan telaah

faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya

motivasi dan komitmen dalam mengisi laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik

a) Berdiskusi dengan Penanggungjawab Penata Anestesi dan rekan kerja terkait factor penyebab menggunakan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan sopan.

b) Mencari referensi lewat literatur dan internet tentang hal yang meningkatkan motivasi dan komitmen dalam

a) Data hasil diskusi dengan

Penanggungjawab dan rekan kerja.

b) Adanya data hasil pencarian referensi dari beberapa literatur dan internet.

• Akuntabilitas Adanya kejelasan dan transparansi faktor penyebab dari masing- masing individu terkait masalah yang ada.

Sikap teliti dan cermat juga merupakan salah

satu bentuk

akuntabilitas.

• Nasionalisme Musyawarah dalam bentuk diskusi kepada Penanggungjawab

Dengan

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam setiap tahap kegiatan akan membantu

meningkatkan

kualitas pelayanan, pendidikan, dan penelitian sesuai dengan visi RS Ciptomangunkusumo yaitu Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Terdepan Dalam

Dengan

menginternalisasi dan

mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dan

Peran serta

Kedudukan ASN dalam setiap tahap kegiatan, akan memperkuat nilai- nilai dasar RS Ciptomangunkusumo yaitu:

a. Integritas b. Kepedulian c. Keunggulan

(27)

bekerja secara teliti dan cermat agar lebih efisien dan efektif.

penata anestesi dan rekan kerja.

Menggunakan Bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk nasionalisme.

• Etika Publik

Menerapkan nilai kepedulian, orientasi organisasi, respek dan inovatif.

• Komitmen Mutu Diskusi dilakukan

dengan dasar

komitmen mutu untuk meningkatkan kinerja dengan melakukan upaya perbaikan dan inovatif agar lebih efisien dan efektif

Layanan, Pendidikan dan Penelitian Yang Berstandar

Internasional.

(28)

dalam melakukan kegiatan.

• Anti Korupsi Berani menyampaikan gagasan dan inovasi demi kemajuan organisasi.

2 Melaksanakan rapat koordinasi dengan pihak- pihak yang terkait (penata Anestesi, perawat dan farmasi) dalam pemantauan kepatuhan

pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik sekaligus

a) Melakukan

koordinasi dan meminta ijin kepada Kepala Ruangan terkait pelakanaan rapat koordinasi.

b) Membuat undangan rapat dengan mengundang pihak terkait.

a) Kepala ruangan mengetahui dan menyetujui gagasan.

b) Rekomendasi dari Kepala Ruangan untuk koordinasi dengan pihak terkait.

• Akuntabilitas Mempersiapkan alat dan bahan dengan cermat dan teliti merupakan wujud nilai integritas dalam pekerjaan.

• Nasionalisme Menjunjung tinggi amanat sila ke 4, melakukan musyawarah,

Dengan melakukan kegiatan rapat kordinasi maka mendukung salah satu Misi yang dimiliki RS

Ciptomangunkusumo yakni

menyelenggarakan system manajemen Rumah Sakit dengan tata kelola yang andal dan akuntabel

Kegiatan rapat kordinasi ini mendukung

penguatan nilai yang

dimiliki RS

Ciptomangunkusumo yakni Kolaborasi yaitu bekerjasama secara terpadu dalam kesetaraan untuk mencapai tujuan Bersama.

(29)

merancang kegiatan edukasi.

c) Mempersiapkan alat- alat dan bahan yang digunakan dengan cermat dan teliti agar rapat berjalan lancar.

d) Berusaha untuk mendengarkan pendapat semua peserta dengan seksama.

e) Berdiskusi dengan peserta mengenai kegiatan edukasi yang akan dilakukan dan menyusunnya dalam lembar kerja.

c) Tersedianya alat-alat yang digunakan secara lengkap.

d) Menulis setiap usulan dari masing- masing peserta.

e) Hasil diskusi berupa sususan acara kegiatan edukasi.

menerima saran dan masukan.

• Etika Publik Menerapkan nilai kepedulian dengan cara mendengarkan pendapat orang lain.

• Komitmen Mutu - Gagasan yang

dimunculkan adalah berorientasi pada mutu.

- Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui

pengembangan ide kreatif.

(30)

• Anti Korupsi

Berani mengajukan inovasi dan kepedulian terhadap organisasi.

3 Membuat media edukasi berupa powerpoint yang berisi tentang pentingnya

kepatuhan dalam pengisian laporan pemusnahan narkotik.

a) Berkordinasi dengan Kepala ruangan terkait dengan pengadaan edukasi.

b) Mengumpulkan materi yang akan digunakan sebagai bahan edukasi dengan teliti dan sumber yang jelas dengan penuh tanggungjawab.

a) Kepala ruangan menyetujui

pengadaan edukasi kepada peserta.

b) Adanya materi dari berbagai sumber yang jelas sebagai bahan informasi.

• Akuntabilitas

- Kejelasan dalam mencari materi dengan sumber yg jelas dan tidak mengada-ada.

• Nasionalisme Memberikan

kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal yang tidak dimengerti merupakan pengamalan Sila ke-5.

• Etika Publik

Dengan melakukan pembuatan sarana edukasi kepada para peserta maka mendukung salah satu misi RS Ciptomangunkusumo yaitu

Menyelenggarakan Rumah Sakit Berbasis Smart Hospital.

Membuat sarana edukasi mendukung nilai yang dimiliki oleh RS

Ciptomangunkusumo yakni Keunggulan yaitu menghasilkan yang terbaik secara kreatif, inovatif dan berkelanjutan.

Contoh perilaku utamanya adalah Inovatif, kreatif, mutakhir, terbuka terhadap perubahan

(31)

c) Menyusun draft leaflet sehingga tampilannya lebih rapi dan menarik agar peserta yang melihatnya tidak bosan dan tertarik untuk membacanya.

d) Setelah tersusun rapi, maka langsung segera dicetak agar bisa dibagikan kepada semua peserta yang hadir tanpa terkecuali.

c) Keteraturan bentuk materi yang akan diedukasikan.

d) Leaflet yang sudah dicetak.

Menggunakan tata Bahasa dan tutur kata yang baik saat menyampaikan materi.

• Komitmen Mutu Adanya list barang dan bahan yang akan digunakan membuat pekerjaan lebih Efektif dan Efisien.

• Anti Korupsi

Menepati janji dengan melaksanakan edukasi sesuai dengan kesepakatan waktu.

dan berwawasan ke depan.

4 Melaksanakan kegiatan edukasi

a) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat

a) List barang, alat dan bahan yang akan digunakan.

• Akuntabilitas Bertanggungjawab memberikan jawaban

Dengan mengadakan kegiatan edukasi maka mendukung visi

Kegiatan edukasi ini mendukung salah satu nilai yang dianut

(32)

dalam bentuk sosialisasi.

edukasi dengan cara membuat list barang yang akan dipakai agar lebih efesien dalam

mengumpulkannya sehingga tidak ada alat atau barang yang terlupakan saat hendak mengadakan edukasi.

b) Melakukan edukasi dengan tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti oleh peserta edukasi dengan sopan dan tutur kata yang baik

b)Peserta paham akan

materi yang

diberikan.

yang jelas saat peserta bertanya.

• Nasionalisme

Menyampaikan materi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

• Etika Publik

Menyampaikan edukasi dengan tata acara yang sudah disusun secara sopan.

• Komitmen Mutu Menetapkan target pemahaman dengan melakukan evaluasi terhadap peserta merupakan bentuk keterukuran kinerja

RS

Ciptomangunkusumo yaitu yaitu Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Terdepan Dalam Layanan, Pendidikan dan Penelitian Yang Berstandar

Internasional

oleh RS

Ciptomangunkusumo

yakni nilai

Profesionalisme yaitu kompeten dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas. Di mana contoh perilaku utamanya adalah belajar

berkelanjutan.

(33)

sesuai dengan kesepakatan waktu

yang sudah

ditentukan.

c) Melakukan evaluasi pemahaman peserta dengan melakukan tanya jawab sesuai dengan target.

c) Data tentang pemahaman peserta yang telah diedukasi.

yang adalah bentuk dari komitmen mutu.

• Anti Korupsi

Menyampaikan materi apa adanya, tidak mengarang atau menambahkan yang tidak sesuai dengan sumber informasi yang didapat.

5 Melakukan pendampingan hasil edukasi dengan media group WA sebagai sarana informasi, sarana untuk mengingatkan dan mengontrol agar setiap petugas

a) Membentuk grup khusus petugas terkait dengan mengumpulkan data nomor kontak masing-masing anggota agar lebih gampang

berkoordinasi

mengenai target

a) Adanya grup WA khusus penata anestesi.

• Akuntabilitas Adanya keterukuran kinerja yang dibuat melalui list target harian.

• Nasionalisme

Mengajak dan

mengingatkan

anggota grup untuk berdoa menurut

Dengan membentuk grup WA maka mendukung salah satu nilai yang dianut oleh RS Ciptomangun kusumo yaitu Menyelenggarakan system manajemen Rumah Sakit dengan

Dengan adanya grup WA, maka semua anggota akan merasa dirangkul dan disuport karena adanya feedback dr anggota kelompok lainnya. Dan hal ini sangat mendukung salah satu nilai yang

(34)

shift

melaksanakan tugas pencatatan

pada akhir

kegiatan / dinas harian.

yang sudah dicapai dan belum dicapai.

b) Membuat list target harian yang harus dicapai oleh masing- masing orang.

c) Melibatkan semua

orang untuk

berperan dengan cara berkoordinasi dengan Kepala Ruangan dan PJ untuk

memberlakukan system reward / punishment bagi petugas yang melakukakan dan

b)List target harian.

c) Semua orang terlibat dalam kegiatan pecatatan harian narkotik.

keyakinan masing- masing adalah bentuk wujud pengamalan si-1.

• Etika Publik Menerapkan nilai kepedulian, orientasi organisasi, respek dengan saling mengingatkan

pekerjaan yang belum dilakukan agar bisa dilanjutkan oleh shift selanjutnya.

• Komitmen Mutu Dengan menuliskan hal-hal yang belum dicapai, maka lebih efektif bagi shift selanjutnya untuk menyelesaikannya

tata kelola yang andal dan akuntabel.

dimiliki oleh RS Cipto mangunkusumo yakni Kepedulian yaitu melayani dengan empati, tulus dan peduli. Contoh perilaku utamanya adalah peduli, empati, cepat tanggap dan saling menghargai.

(35)

tidak melakukan pencatatan.

d) Menghimbau agar setiap pergantian shift menuliskan hal- hal yang belum dicapai agar bisa dibaca kembali oleh shift selanjutnya untuk dilengkapi.

e) Mengajak dan mengingatkan

teman-teman agar berdoa menurut keyakinan masing- masing terlebih dahulu sebelum

d) Bukti oferan shift yang ditulis di grup WA.

e) Setiap orang yang bertugas

melaksanakan

kegiatan ibadah dengan berdoa menurut keyakinan masing-masing.

karna ada data atau acuan kegiatan yang harus dilakukan.

• Anti Korupsi Berlakunya system reward / punishment, maka setiap orang diperlakukan secara adil.

(36)

memulai kegiatan shift.

6 Melakukan

monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan

pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

a) Mengumpulkan data kepatuhan pencatatan yang sudah dilakukan.

b) Membuat anket/kuisoner terhadap kegiatan aktualisasi yang berisi kritik dan saran serta mengucapkan terima kasih buat seluruh petugas yang sudah bekerja

a) Data tingkat kepatuhan

pencatatan

penggunaan dan pemusnahan

narkotik.

b) Saran dan masukan untuk Langkah perbaikan

berkelanjutan.

• Akuntabilitas

Dengan adanya data kepatuhan pencatatan merupak salah satu bentuk keterukuran kinerja yang sudah dilakukan. Dan juga merupakan

transparansi dari semua kegiatan yang sudah dilakukan.

• Nasionalisme

Adanya kuisoner yang berisi saran dan masukan untuk perbaikan

berkelanjutan adalah

Melakukan

monitoring dan evaluasi mendukung visi yang dimiliki oleh RS Ciptomangunku sumo yaitu Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Terdepan Dalam Layanan, Pendidikan dan Penelitian Yang Berstandar

Internasional.

Dengan melakukan aktualisasi dengan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan yang sudah dilakukan, maka sangat mendukung nilai yang dianut oleh RS Ciptomangunkusu mo. Salah satunya adalah Intergritas yakni keselarasan antara perkataan dan perbuatan sesuai etika, moral dan kemanusiaan.

Contoh perilaku adalah beriman,

(37)

sama untuk menjalankan

tugasnya.

c) Membuat laporan

data hasil

monitoring dan evaluasi yang sudah dilakukan oleh rekan kerja.

d) Menyampaikan hasil kegiatan aktualisasi kepada mentor dan coach.

c) Laporan hasil monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan

pencatatan

penggunaan dan pemusnahan

narkotik.

d) Hasil kegiatan aktualisasi.

bentuk pengamalan Sila ke-3 .

• Etika Publik

Berterima kasih kepada petugas adalah bentuk sopan santun dan menghargai hasil kerja teman sekerja kita.

• Komitmen Mutu Adanya laporan hasil evaluasi merupakan bentuk kegiatan menepati janji untuk tetap konsisten menjalankan kegiatan pencatatan

penggunaan dan pemusnahan narkotik.

• Anti Korupsi

bertaqwa, jujur, konsisten dan memegang teguh etika.

(38)

Hasil yang diberikan dan dilaporkan adalah mutlak hasil yang sungguh-sungguh dikerjakan bukan manipulasi demi mencapai target. Ini adalah bentuk kejujuran dalam menjalankan tugas.

G. JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI

Setelah membuat rancangan kegiatan aktualisasi, maka Langkah selanjutnya adalah Menyusun jadwal pelaksanaan semua kegiatan- kegiatan aktualisasi. Jadwal yang dimaksud akan ditampilkan lewat table di bawah ini.

Tablet Jadwal pelaksanaan Aktualisasi.

No Kegiatan Agustus 2021 September 2021 Portofolio /Bukti kegiatan

I II III IV I II III IV

(39)

1 Melakukan telaah faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi dan komitmen dalam mengisi laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Data dan foto.

2 Melaksanakan rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait (penata Anestesi, perawat dan farmasi) dalam pemantauan kepatuhan pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik sekaligus merancang kegiatan edukasi.

Foto dan notulen hasil rapat.

3 Membuat media edukasi berupa leaflet yang berisi tentang pentingnya kepatuhan dalam pengisian laporan pemusnahan narkotik.

Leaflet

4 Melaksanakan kegiatan edukasi dalam bentuk sosialisasi. Foto

5 Melakukan pendampingan hasil edukasi dengan media group WA sebagai sarana informasi, sarana untuk mengingatkan dan mengontrol agar setiap petugas shift melaksanakan tugas pencatatan pada akhir kegiatan / dinas harian.

Foto

6 Melakukan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan pengisian laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Lembar kerja pemantauan.

(40)

H. MATRIK REKAPITULASI RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI ANEKA

NO MATA PELATIHAN KEGIATAN JUMLAH

AKTUALISASI PER-MP

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6

1 Akuntabilitas 4 3 2 2 1 3 15

2 Nasionalisme 2 2 2 1 1 1 9

3 Etika Publik 4 1 0 2 3 2 12

4 Komitmen Mutu 4 2 2 3 2 3 16

5 Anti Korupsi 2 2 2 3 2 3 14

JUMLAH AKTUALISASI PER KEGIATAN

16 10 8 11 9 12 66

(41)

BAB IV

LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. PELAKSANAAN AKTUALISASI

Kegiatan aktualisasi nilai nilai dasar ASN telah dilaksanakan di Cluster Digestive, Cluster Yasmin di Unit Pelayanan Terpadu Kencana – RS Ciptomangunkusumo pada tanggal 09 Agustus 2021 sampai dengan 21 September 2021. Terdapat total 6 (enam) kegiatan sesuai dengan uraian jabatan sebagai Asisten Penata Anestesi. Kemudian disertakan juga data pendukung berupa lampiran kegiatan yaitu dokumentasi dari masing masing kegiatan.

B. MATRIKS KEGIATAN AKTUALISASI

Pada matriks berikut ditampilkan jadwal pelaksanaan aktualisasi berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun. Berikut matriks jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi di Cluster Digestive dan Cluster Yasmin di Unit Pelayanan Terpadu Kencana – RS Ciptomangunkusumo.

No Kegiatan Keterangan Tanggal Pelaksanaan

1 Melakukan telaah penyebab kurangnya komitmen dalam mengisi laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Terlaksana 10 – 13 Agustus 2021

2 Membuat Grup Tim Anestesi. Terlaksana 16 Agustus 2021 3 Mengumpulkan dan Menyusun bahan

edukasi atau sosialisasi.

Terlaksana 18 Agustus 2021

4 Berkoordinasi dengan HN terkait dengan pengadaan sosialisasi antar sesama tim Anestesi.

Terlaksana 19 Agustus 2021

5 Mengadakan Rapat Sosialisasi Pencatatan Penggunaan dan Pemusnahan Narkotik.

Terlaksana 20 Agustus 2021

(42)

6 Melakukan pendampingan dan monitoring kegiatan pencatatan laporan penggunaan pemusnahan narkotik.

Terlaksana 23 Agustus 2021 – 21 September 2021

C. TAHAPAN KEGIATAN

Kegiatan 1.

Kegiatan Melakukan telaah penyebab kurangnya komitmen dalam mengisi laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

Tanggal Pelaksanaan 10 Agustus 2021 – 13 Agustus 2021

Out put • Adanya persetujuan dari HN ( Head Nurse ) tentang pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

• Adanya foto dan video sebagai bukti kegiatan.

Tahapan Kegiatan 1. Membuat janji temu dengan HN (Head Nurse).

2. Berdiskusi dengan HN (Head Nurse) terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Meminta ijin untuk mendokumentasikan setiap kegiatan yang akan dilakukan.

4. Berdiskusi dengan rekan kerja tim Anestesi tentang hal yang menyebabkan kurang motivasi dalam melakukan pencatatan laporan penggunaan dan pemusnahan narkotik.

5. Mencari literatur tentang hal-hal yang mampu meningkatkan motivasi dalam melakukan pekerjaan.

6. Berdiskusi dengan mentor terkait pengadaan edukasi.

Hambatan 1. Padatnya jadwal kegiatan harian pelaksanaan pelayanan membuat agak kesulitan mengatur jadwal temu dengan HN (Head Nurse ) dan mentor untuk mendiskusikan tentang rencana kegiatan.

(43)

2. Perbedaan jadwal dinas antar rekan kerja membuat proses pengkajian agak sedikit lebih lama.

Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar ASN

1. Saat kegiatan aktualisasi dimulai, penulis datang lebih awal dari jadwal pelayanan agar bisa melakukan persiapan pelayanan dengan lebih maksimal (Orientasi pada mutu - Komitmen Mutu ) dan lebih fokus serta dan tidak mengganggu rencana diskusi dengan HN (Head Nurse) (Konsistensi-Akuntabilitas).

2. Saat selesai mengikuti Preconverence saat pergantian shift, maka saya mendatangi ruangan HN ( Head Nurse ) untuk meminta ijin dengan sopan (Sopana santun-Etika Publik). Tentu saya mengetuk pintu dan mengucapkan salam terlebih dahulu (Sopan santun-Etika Publik). Lalu setelah dipersilahkan, maka saya mengutarakan rencana pelaksaan kegiatan yang akan saya lakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Identitas Negara- Nasionalisme ) agar maksud saya dapat dipahami dan dimengerti oleh atasan saya. (Kejelasan-Akuntabilitas).

3. Saat berdiskusi dengan beliau, saya meminta ijin (Etika Publik) untuk mendokumentasikan setiap kegiatan yang akan saya lakukan sebagai bukti laporan. Saya berjanji (Akuntabilitas) bahwa akan menjaga kerahasiaan (Komitmen Mutu) dan privasi pasien (Etika Publik) saat melakukan pendokumentasian dan tidak mengada- ada data pada laporan yang saya buat (Anti Korupsi).

4. Setelah mendapatkan persetujuan dari HN (Head Nurse) tentang rencana kegiatan yang akan saya lakukan, maka saya mulai melakukan pengkajian kepada teman-teman tim anestesi dengan menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik) agar mereka tidak merasa tersinggung. Saat melakukan pengkajian, maka saya mendengarkan dengan penuh seksama (Etika Publik) dan mencatat beberapa hal yang menjadi point permasalahan (Akuntabilitas).

5. Setelah menemukan pokok permasalahan, maka saya mulai melakukan pencarian literatur yang menyebabkan kurangnya

(44)

motivasi dalam melakukan pekerjaan (Akuntabilitas). Dalam mencari literatur, saya berhati-hati dan cermat (Akuntabilitas) dalam menentukan sumber mana yang akan saya gunakan sebagai referensi saya. Lalu saya mencatat hal-hal apa saja yang menjadi point pentingnya, agar bisa melakukan pemecahan masalah (Komitmen Mutu).

6. Setelah itu, saya membuat janji temu dengan mentor. Saya menghubungi beliau lewat WhatsApp dengan menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik). Setelah sepakat untuk bertemu, saya mendatangi beliau sesuai dengan kesepakatan (Komitmen Mutu). Saat berdiskusi saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme), agar maksud yang saya sampaikan dapat dimengerti oleh beliau. Setelah memaparkan dengan jelas (Akuntabilitas ) semua literatur yang saya cari dan menyampaikan dengan jujur (Jujur-Anti Korupsi) apa saja yang menjadi pokok permasalahan terjadi, maka saya mendiskusikan (Nasionalisme) kegiatan lanjutan yang akan saya lakukan.

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dan Peran serta Kedudukan ASN dalam setiap tahap kegiatan, akan memperkuat nilai-nilai dasar RS Ciptomangunkusumo yaitu:

• Integritas

• Kepedulian

• Keunggulan

(45)

Lampiran Kegiatan 1.

1. Melakukan koordinasi dengan HN ( Head Nurse )

(46)

2. Koordinasi dan bimbingan dengan mentor.

(47)

Kegiatan 2

Kegiatan Membuat Grup Tim Anestesi.

Tanggal Pelaksanaan 16 Agustus 2021

Out put Terbentuknya group khusus Penata Anestesi Kencana Tahapan Kegiatan 1. Berdiskusi tentang pengadaan grup penata Anestesi

2. Mengumpulkan kontak rekan kerja Penata Anestesi 3. Membentuk group khusus tim Penata Anestesi Kencana 4. Menyampaikan maksud dan tujuan pembentukan grup

5. Mengajak penata Anestesi agar menyampaikan usulan dan saran jika mengalami kendala di pelayanan.

Hambatan Perbedaan jadwal membuat saya agak susah bertemu dengan penata Anestesi lainnya.

Keterkaitan dengan Nilai-nilai Dasar ASN

1. Ketika bertemu dengan rekan kerja penata Anestesi, saya terlebih dahulu menyapa dengan salam (Etika Publik)maka saya mengajak berdiskusi (Nasionalisme) dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik (Nasionalisme) agar dapat dipahami.

2. Kemudian saya dengan sopan (Etika Publik) meminta nomor kontak handphone yang terdaftar di WhatsApp untuk membuat grup khusus Penata Anestesi Kencana. Saya mencatat dengan teliti ( Akuntabilitas ) agar tidak terjadi kesalahan. Setelah mengkonfirmasi ulang (Akuntabilitas) data nomor kontak yang saya catat, maka saya langsung menyimpan kontak tersebut di handphone saya sesuai dengan nama masing-masing (Etika Publik) 3. Setelah mendapatkan semua nomor kontak penata Anestesi, maka saya langsung membentuk grup khusus tim Penata Anestesi ( Komitmen Mutu ).

4. Kemudian setelah itu saya langsung menyampaikan tujuan dan maksud dari pembentukan grup khusus penata Anestesi tersebut (

(48)

Akuntabilitas ). Saya menyampaikan tujuan dan maksud dengan bahasa yang sopan ( Etika Publik ).

5. Lalu mulai melakukan diskusi ( Nasionalisme ) dan meminta pendapat atau saran ( Etika Publik ) tentang hal-hal yang menjadi kendala selama melakukan pelayanan. Saya mengajak teman- teman penata Anestesi agar bisa menyampaikan informasi yang jelas ( Anti Korupsi ) dan tidak mengada-ada ( Anti Korupsi ) terkait dengan kendala yang terjadi di pelayanan. Dengan begitu, penyampaian informasi bisa lebih efektif dan efisien ( Komitmen Mutu ) serta mencegah terjadinya salah paham dan komunikasi antar sesama penata Anestesi ( Komitmen Mutu ).

Penguatan Nilai Organisasi

Kegiatan rapat kordinasi ini mendukung penguatan nilai yang dimiliki RS Ciptomangunkusumo yakni Kolaborasi yaitu bekerjasama secara terpadu dalam kesetaraan untuk mencapai tujuan Bersama.

(49)

Lampiran Kegiatan 2

Foto Sreen capture Grup Penata Anetesi RSCM – Kencana.

Gambar

Foto dan notulen hasil  rapat.
Foto Sreen capture Grup Penata Anetesi RSCM – Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Selesai kegiatan membaca penulis dengan ramah (etika publik) menugasi kepada peserta didik untuk menuliskan judul buku yang telah mereka baca pada sticker note

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Penyuluhan PHBS pada Kelompok Masyarakat Menggunakan Media Audio-Visual di Wilayah Kerja Puskesmas

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

Hasil dari pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penyimpanan Berkas Kegiatan Tera, Tera Ulang dan Pengawasan Perdagangan Berbasis Google drive di Bidang Metrologi

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di BLUD RSU Bombana dengan sikap perilaku

Untuk mewujudkan pengaktualisasian di tempat kerja, maka penulis merancang kegiatan yang mengambil judul: Konsep “SALE” (Sosialisasi, Latihan dan Evaluasi) dalam