PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL ORDE PERTAMA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL ORDE PERTAMA
BAB III BAB III
TEORI PERSAMAAN LINIER DAN KUASI LINIER ORDE PERTAMA TEORI PERSAMAAN LINIER DAN KUASI LINIER ORDE PERTAMA
Pada bab ini akan kita pelajari persamaan kuasi linier (dan linier) orde pertama. Teori dan
Pada bab ini akan kita pelajari persamaan kuasi linier (dan linier) orde pertama. Teori dan
metode dari solusi masalah nilai awal untuk persamaan tersebut didapatkan sebagai suatu
metode dari solusi masalah nilai awal untuk persamaan tersebut didapatkan sebagai suatu
aplikasi langsung dari teori dan metode dalam kontruksi integral kurva dan permukaan dari
aplikasi langsung dari teori dan metode dalam kontruksi integral kurva dan permukaan dari
medan vektor yang dijelaskan pada Bab II.
medan vektor yang dijelaskan pada Bab II.
Pada bagian 1, kita akan mendefinisikan apa yang dimaksud solusi dari persamaan orde
Pada bagian 1, kita akan mendefinisikan apa yang dimaksud solusi dari persamaan orde
pertama dan kita klasifikasi/kelompokan persamaan orde pertama berdasarkan kelinieritasannya.
pertama dan kita klasifikasi/kelompokan persamaan orde pertama berdasarkan kelinieritasannya.
Pada bagian 2, kita definisikan integral umum dari persamaan kuasi linier orde pertama dan
Pada bagian 2, kita definisikan integral umum dari persamaan kuasi linier orde pertama dan
metode untuk mendapatkannya. Integral umum adalah rumus yang sering menghasilkan solusi
metode untuk mendapatkannya. Integral umum adalah rumus yang sering menghasilkan solusi
dari persamaan. Pada bagian 3, kita akan mendeskripsikan masalah nilai awal untuk persamaan
dari persamaan. Pada bagian 3, kita akan mendeskripsikan masalah nilai awal untuk persamaan
kuasi linier orde pertama dan mendapatkan kondisi dimana terdapat solusi unik/tunggal untuk
kuasi linier orde pertama dan mendapatkan kondisi dimana terdapat solusi unik/tunggal untuk
masalah ini. Pada bagian 4, kita akan melihat bagaimana jika kondisi tidak dipenuhi yang
masalah ini. Pada bagian 4, kita akan melihat bagaimana jika kondisi tidak dipenuhi yang
kemudian biasanya tidak terdapat solusi untuk masalah ini, dan pada kasus khusus dimana
kemudian biasanya tidak terdapat solusi untuk masalah ini, dan pada kasus khusus dimana
terdapat solusi, terdapat tak terhingga solusi yang ada. Pada bagian 5, kita mengaplikasikan teori
terdapat solusi, terdapat tak terhingga solusi yang ada. Pada bagian 5, kita mengaplikasikan teori
umum untuk mempelajari hukum konservasi yang merupakan persamaan kuasi linier orde
umum untuk mempelajari hukum konservasi yang merupakan persamaan kuasi linier orde
pertama yang dibangkitkan pada berbagai bagian dari fisika. Solusi dari persamaan tersebut
pertama yang dibangkitkan pada berbagai bagian dari fisika. Solusi dari persamaan tersebut
biasanya mengembangkan diskontinuitas yang disebut shocks atau gelombang shock, yang
biasanya mengembangkan diskontinuitas yang disebut shocks atau gelombang shock, yang
diketahui sebagai fenomena pada gas dinamik. Dua contoh yang ada adalah pada arus lalu lintas
diketahui sebagai fenomena pada gas dinamik. Dua contoh yang ada adalah pada arus lalu lintas
dan gas dinamik, didiskusikan secara detail pada bagian 6. Terakhir, pada bagian 7, kita
dan gas dinamik, didiskusikan secara detail pada bagian 6. Terakhir, pada bagian 7, kita
perlihatkan aplikasi penting dari persamaan linier orde pertama untuk peluang, secara spesifik
perlihatkan aplikasi penting dari persamaan linier orde pertama untuk peluang, secara spesifik
untuk mempelajari proses stokastik. Kita diskusikan pada dua contoh yang detail, yaitu mengenai
untuk mempelajari proses stokastik. Kita diskusikan pada dua contoh yang detail, yaitu mengenai
masalah trunking sederhana pada jaringan telepon dan kontrol dari penyakit tropis. Berbagai
masalah trunking sederhana pada jaringan telepon dan kontrol dari penyakit tropis. Berbagai
contoh lain juga dideskripsikan dalam soal-soal pada bagian ini.
1.
1. Persamaan Diferensial Parsial Orde PertamaPersamaan Diferensial Parsial Orde Pertama
Sebuah persamaan diferensial parsial orde pertama dalam dua variabel independen x,y dan
Sebuah persamaan diferensial parsial orde pertama dalam dua variabel independen x,y dan
z yang tidak diketahui adalah persamaan yang dapat dibentuk dalam
z yang tidak diketahui adalah persamaan yang dapat dibentuk dalam
(1.1)
(1.1)
(
(
))
Fungsi
Fungsi
didefinisikan pada suatu domain di
didefinisikan pada suatu domain di
..
digunakan sebagai
digunakan sebagai
kordinat untuk titik-titik di
kordinat untuk titik-titik di
. Solusi persamaan (1.1) di domain
. Solusi persamaan (1.1) di domain
adalah sebuah fungsi
adalah sebuah fungsi
yang terdefinisi dan
yang terdefinisi dan
di
di
sehingga dua kondisi di bawah ini harus dipenuhi:
sehingga dua kondisi di bawah ini harus dipenuhi:
i.
i. Untuk setiap
Untuk setiap
titik
titik
terdapat pada domain di fungsi
terdapat pada domain di fungsi
..
ii.
ii. Ketika
Ketika
disubstitusikan ke persamaan (1.1) menghasilkan sebuah persamaan
disubstitusikan ke persamaan (1.1) menghasilkan sebuah persamaan
identitas di
identitas di
untuk setiap
untuk setiap
Persamaan diferensial parsial orde pertama dapat dikelompokan berdasarkan bentuk
Persamaan diferensial parsial orde pertama dapat dikelompokan berdasarkan bentuk
istimewa dari fungsi
istimewa dari fungsi
. Pengelompokan persamaan diferensial parsial adalah sebagai berikut:
. Pengelompokan persamaan diferensial parsial adalah sebagai berikut:
1.
1.
Persamaan kuasi linier
Persamaan kuasi linier
Bentuk persamaan kuasi linier adalah
Bentuk persamaan kuasi linier adalah
(1.2)
(1.2)
Pada persamaan di atas, fungsi
Pada persamaan di atas, fungsi
adalah sebuah fungsi linier pada turunan
adalah sebuah fungsi linier pada turunan
dan
dan
dengan koefisien
dengan koefisien
bergantung pada variabel independen
bergantung pada variabel independen
seperti pada variable
seperti pada variable
yang tidak diketahui.
yang tidak diketahui.
2.
2.
Persamaan hampir linier
Persamaan hampir linier
Bentuk persamaan hampir linier adalah
Bentuk persamaan hampir linier adalah
(1.3)
(1.3)
Pada persamaan di atas, koefisien dari turunan
Pada persamaan di atas, koefisien dari turunan
dan
dan
adalah fungsi variabel independen
adalah fungsi variabel independen
..
3.
3.
Persamaan linier
Persamaan linier
Bentuk persamaan linier adalah
Bentuk persamaan linier adalah
(1.4)
(1.4)
Pada persamaan di atas, fungsi dari
Pada persamaan di atas, fungsi dari
adalah linier pada
adalah linier pada
dan
dan
dengan semua
dengan semua
koefisien hanya bergantung kepada variabel independen
koefisien hanya bergantung kepada variabel independen
dan y.
dan y.
Apabila suatau persamaan tidak memenuhi bentuk di atas maka persamaan disebut persamaan
Apabila suatau persamaan tidak memenuhi bentuk di atas maka persamaan disebut persamaan
non-linier.
Untuk lebih memahami ketiga bentuk pengelompokan yang telah dijelaskan, akan
Untuk lebih memahami ketiga bentuk pengelompokan yang telah dijelaskan, akan
disajikan beberapa contoh bentuk persamaan serta pengelompokan sebagai berikut:
disajikan beberapa contoh bentuk persamaan serta pengelompokan sebagai berikut:
1.
1.
Persamaan diferensial parsial berikut
Persamaan diferensial parsial berikut
(1.6)
(1.6)
memiliki koefisien
memiliki koefisien
berupa fungsi
berupa fungsi
yang
yang bergantung dengan
bergantung dengan variabel z.
variabel z. Persamaan
Persamaan
(1.6) merupakan persamaan kuasi linier.
(1.6) merupakan persamaan kuasi linier.
2.
2.
Persamaan diferensial parsial yang disebut
Persamaan diferensial parsial yang disebut
euler’s relation
euler’s relation
berikut
berikut
(1.7)
(1.7)
dapat kita tulis sebagai
dapat kita tulis sebagai
sehingga memiliki bentuk fungsi F yang linier
sehingga memiliki bentuk fungsi F yang linier
pada
pada
dan
dan
dengan koefisien-koefisien yang bergantung hanya pada variabel
dengan koefisien-koefisien yang bergantung hanya pada variabel
dan
dan
. Sehingga, persamaan (1.7) merupakan persamaan linier.
. Sehingga, persamaan (1.7) merupakan persamaan linier.
3.
3.
Persamaan diferensial parsial berikut
Persamaan diferensial parsial berikut
(1.8)
(1.8)
memiliki koefisien
memiliki koefisien
dan
dan
yang bergantung hanya pada variabel
yang bergantung hanya pada variabel
dan
dan
, serta fungsi di
, serta fungsi di
ruas kanan hanya bergantung pada variabel
ruas kanan hanya bergantung pada variabel
yaitu
yaitu
. Sehingga, persamaan (1.8)
. Sehingga, persamaan (1.8)
merupakan persamaan hampir linier.
merupakan persamaan hampir linier.
4.
4.
Persamaan diferensial parsial berikut
Persamaan diferensial parsial berikut
(1.9)
(1.9)
tidak memenuhi ketiga pengelompokan persamaan diferensial yang ada. Sehingga,
tidak memenuhi ketiga pengelompokan persamaan diferensial yang ada. Sehingga,
persamaan (1.9) merupakan persamaan non-linier.
persamaan (1.9) merupakan persamaan non-linier.
Pada bab ini, kita mempelajari persamaan diferensial parsial kuasi linier orde pertama.
Pada bab ini, kita mempelajari persamaan diferensial parsial kuasi linier orde pertama.
Ingat bahwa persamaan linier dan hampir linier adalah kasus khusus dari persamaan kuasi linier.
Ingat bahwa persamaan linier dan hampir linier adalah kasus khusus dari persamaan kuasi linier.
SoalSoal
1.1
1.1 Misalkan
Misalkan
f fmerupakan fungsi C
merupakan fungsi C
11pada R
pada R
22dan perhatikan bahwa untuk beberapa bilangan
dan perhatikan bahwa untuk beberapa bilangan
bulat n
bulat n
1,
1, f
f memenuhi kondisimemenuhi kondisi
(1.12)
(1.12)
Untuk semua t
Untuk semua t
R
R
11dan semua (x,y)
dan semua (x,y)
R
R
22. Maka fungsi tersebut dikatakan homogen pada
. Maka fungsi tersebut dikatakan homogen pada
derajat n.
derajat n.
(a)
--
Contoh fungsi yang homogen pada derajat 1 adalah
Contoh fungsi yang homogen pada derajat 1 adalah
ff (x,y) = x+y(x,y) = x+y
karena
karena f
f(tx,ty)=tx+ty= t(x+y)=t
(tx,ty)=tx+ty= t(x+y)=t
11 f f(x,y)
(x,y)
--
Contoh fungsi yang homogen pada derajat 2 adalah
Contoh fungsi yang homogen pada derajat 2 adalah
ff (x,y)=x(x,y)=x22+y+y22
karena
karena f
f(tx,ty)=(tx)
(tx,ty)=(tx)
22+(ty)
+(ty)
22=t
=t
22x
x
22+t
+t
22y
y
22=t
=t
22(x
(x
22+y
+y
22)=t
)=t
22 f f(x,y)
(x,y)
--
Contoh fungsi yang homogen pada derajat 3 adalah
Contoh fungsi yang homogen pada derajat 3 adalah
f
f (x,y)=x(x,y)=x33+y+y33
karena
karena f
f(tx,ty)=(tx)
(tx,ty)=(tx)
33+(ty)
+(ty)
33=t
=t
33x
x
33+t
+t
33y
y
33=t
=t
33(x
(x
33+y
+y
33)=t
)=t
33 f f(x,y)
(x,y)
(b)
(b) Buktikan bahwa jika f homogen pada derajat n maka z=f(x,y) memenuhi persamaan
Buktikan bahwa jika f homogen pada derajat n maka z=f(x,y) memenuhi persamaan
diferensial parsial (1.7) [Petunjuk : Turunkan (1.12) terhadap t dan substitusi t=1.]
diferensial parsial (1.7) [Petunjuk : Turunkan (1.12) terhadap t dan substitusi t=1.]
f homogen pada derajat n artinya f(tx,ty)=t
f homogen pada derajat n artinya f(tx,ty)=t
nn f f(x,y), misalkan
(x,y), misalkan f
f(x,y)=z maka
(x,y)=z maka f
f(tx,ty)=t
(tx,ty)=t
nnzz
apabila masing-masing ruas diturunkan terhadap t akan didapat
apabila masing-masing ruas diturunkan terhadap t akan didapat
apabila disubstitusi t=1 maka akan didapat
apabila disubstitusi t=1 maka akan didapat
1.2
2.
2. Integral Umum dari Persamaan Kuasi LinierIntegral Umum dari Persamaan Kuasi Linier
Pada persamaan kuasi linier berikut
Pada persamaan kuasi linier berikut
(2.1)
(2.1)
diasumsikan bahwa fungsi
diasumsikan bahwa fungsi
terdefinisi dan
terdefinisi dan
pada suatu domain
pada suatu domain
dari
dari
dan tidak
dan tidak
terhubung secara simultan pada beberapa titik dalam domain. Suatu solusi dari persamaan (2.1)
terhubung secara simultan pada beberapa titik dalam domain. Suatu solusi dari persamaan (2.1)
pada domain
pada domain
dari
dari
adalah fungsi
adalah fungsi
yang terdefinisi dan
yang terdefinisi dan
terdapat pada
terdapat pada
sehingga dua kondisi berikut terpenuhi:
sehingga dua kondisi berikut terpenuhi:
(i)
(i) Untuk setiap
Untuk setiap
, titik
, titik
termasuk domain
termasuk domain
dari fungsi
dari fungsi
P, Q, RP, Q, R..(ii)
(ii) Saat
Saat z=f(x,y)
z=f(x,y)disubstitusikan pada (2.1), hasilnya merupakan identitas pada
disubstitusikan pada (2.1), hasilnya merupakan identitas pada
untuk semua
untuk semua
..
Suatu solusi
Suatu solusi
(2.2)
(2.2)
dari persamaan (2.1) dapat dilihat sebagai suatu permukaan dari
dari persamaan (2.1) dapat dilihat sebagai suatu permukaan dari
, yang disebut solusi
, yang disebut solusi
permukaan dari persamaan (2.1). Vektor normal permukaan (2.2) dapat dihitung dengan
permukaan dari persamaan (2.1). Vektor normal permukaan (2.2) dapat dihitung dengan
menggunakan gradien dari fungsi (2.2) pada titik
menggunakan gradien dari fungsi (2.2) pada titik
yang hasilnya adalah
yang hasilnya adalah
((
)
)
. Apabila vektor normal
. Apabila vektor normal
dikalikan dengan
dikalikan dengan
hasilnya akan
hasilnya akan
sama dengan nol, sehingga vektor
sama dengan nol, sehingga vektor
ortogonal/ tegak lurus dengan vektor normal
ortogonal/ tegak lurus dengan vektor normal
((
)
)
di
di
setiap titik pada persamaan (2.2). Jadi, suatu permukaan S disebut suatu solusi permukaan dari
setiap titik pada persamaan (2.2). Jadi, suatu permukaan S disebut suatu solusi permukaan dari
persamaan (2.1) jika S dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.2) dan jika pada setiap titik dari S,
persamaan (2.1) jika S dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.2) dan jika pada setiap titik dari S,
vektor
vektor
adalah tangen/ vektor singgung dari S.
adalah tangen/ vektor singgung dari S.
Suatu solusi permukaan dari persamaan (2.1) adalah integral permukaan dari medan vektor
Suatu solusi permukaan dari persamaan (2.1) adalah integral permukaan dari medan vektor
yang dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.2). Ini menyatakan bahwa untuk
yang dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.2). Ini menyatakan bahwa untuk
mencari suatu solusi permukaan dari persamaan (2.1) perlu dicari integral permukaan
mencari suatu solusi permukaan dari persamaan (2.1) perlu dicari integral permukaan
terlebih
terlebih
dahulu atau solusi permukaan dari persamaan diferensial parsial
dahulu atau solusi permukaan dari persamaan diferensial parsial
(2.3)
(2.3)
yang dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.2).
yang dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.2).
Solusi permukaan dari (2.3) merupakan permukaan ketinggian, yaitu
Solusi permukaan dari (2.3) merupakan permukaan ketinggian, yaitu
(2.4)
dari suatu solusi
dari suatu solusi
dari (2.3). Jika persamaan (2.4) dapat diselesaikan untuk
dari (2.3). Jika persamaan (2.4) dapat diselesaikan untuk
dalam
dalam
bentuk
bentuk
dan
dan
, maka hasil dari fungsinya adalah solusi dari persamaan (2.1). Sehingga
, maka hasil dari fungsinya adalah solusi dari persamaan (2.1). Sehingga
didapatkan Lemma berikut ini:
didapatkan Lemma berikut ini:
Bukti :
Bukti :
Dari teorema fungsi implisit, didapatkan
Dari teorema fungsi implisit, didapatkan
dan karena itu, didapat
dan karena itu, didapat
Lemma 2.1 memperlihatkan bagaimana mendapatkan solusi persamaan (2.1) dari solusi
Lemma 2.1 memperlihatkan bagaimana mendapatkan solusi persamaan (2.1) dari solusi
persamaan (2.3). Karena kita telah mengetahui solusi umum dari persamaan (2.3), Lemma 2.1
persamaan (2.3). Karena kita telah mengetahui solusi umum dari persamaan (2.3), Lemma 2.1
menghasilkan kelas yang lebih besar dari solusi persamaan (2.1).
menghasilkan kelas yang lebih besar dari solusi persamaan (2.1).
Definisi 2.1 Definisi 2.1
Persamaan (2.5) disebut
Persamaan (2.5) disebut
integral umumintegral umumdari persamaan (2.1) pada
dari persamaan (2.1) pada
Teorema 2.1Teorema 2.1
Misalkan
Misalkan
dan
dan
adalah dua solusi yang bebas fungsional dari persamaan
adalah dua solusi yang bebas fungsional dari persamaan
(2.3) pada domain
(2.3) pada domain
pada R
pada R
33. Misalkan
. Misalkan
merupakan suatu fungsi C
merupakan suatu fungsi C
11dari dua variabel dan perhatikan permukaan ketinggian
dari dua variabel dan perhatikan permukaan ketinggian
(2.5)
(2.5)
Maka, setiap bagian dari permukaan ini memiliki vektor normal dengan
Maka, setiap bagian dari permukaan ini memiliki vektor normal dengan
komponen tak nol z, persamaan (2.5) mendefinisikan z secara implisit sebagai
komponen tak nol z, persamaan (2.5) mendefinisikan z secara implisit sebagai
suatu fungsi dari x dan y dan fungsi ini adalah suatu solusi dari persamaan
suatu fungsi dari x dan y dan fungsi ini adalah suatu solusi dari persamaan
(2.1)
(2.1)
Lemma 2.1 Lemma 2.1
Misalkan
Misalkan
ada pada
ada pada
̃̃
dan perhatikan bahwa setiap titik pada ketinggian
dan perhatikan bahwa setiap titik pada ketinggian
permukaan (2.4) memenuhi dua kondisi berikut :
permukaan (2.4) memenuhi dua kondisi berikut :
(i)
(i)
(ii)
(ii)
kemudian persamaan (2.4) menyebabkan definisi
kemudian persamaan (2.4) menyebabkan definisi
sebagai fungsi dari
sebagai fungsi dari
dan
dan
dan fungsi ini memenuhi persamaan diferensial parsial (2.1)
dan fungsi ini memenuhi persamaan diferensial parsial (2.1)
Telah diketahui bahwa tidak setiap solusi dari persamaan (2.1) dapat dihasilkan dari
Telah diketahui bahwa tidak setiap solusi dari persamaan (2.1) dapat dihasilkan dari
integral umum (2.5) seperti yang dijelaskan pada Teorema (2.1). Oleh karena itu, persamaan
integral umum (2.5) seperti yang dijelaskan pada Teorema (2.1). Oleh karena itu, persamaan
(2.5) tidak bisa disebut solusi umum dari persamaan (2.1).
(2.5) tidak bisa disebut solusi umum dari persamaan (2.1).
Pada penggunaannya fungsi
Pada penggunaannya fungsi
dan
dan
yang
yang dihasilkan
dihasilkan dari integral
dari integral umum
umum (2.5) diperoleh
(2.5) diperoleh
dari penyelesaian yang berhubungan dengan sistem persamaan
dari penyelesaian yang berhubungan dengan sistem persamaan
(2.6)
(2.6)
seperti yang sudah dijelaskan pada BAB 2 bagian 2.
seperti yang sudah dijelaskan pada BAB 2 bagian 2.
Untuk lebih memahami materi di atas, perhatikan beberapa contoh berikut:
Untuk lebih memahami materi di atas, perhatikan beberapa contoh berikut:
Contoh 2.1Contoh 2.1
Carilah integral umum dari
Carilah integral umum dari
(2.7)
(2.7)
Sistem yang berhubungan dengan persamaan di atas adalah
Sistem yang berhubungan dengan persamaan di atas adalah
Dan dapat diambil
Dan dapat diambil
. Integral umumnya adalah
. Integral umumnya adalah
(2.8)
(2.8)
dimana
dimana
adalah sembarang
adalah sembarang fungsi
fungsi 2
2 variabel pada
variabel pada
. Jika dipilih
. Jika dipilih
– –
, (2.8)
, (2.8)
menjadi
menjadi
Selesaikan
Selesaikan
sehingga didapatkan
sehingga didapatkan
yang jelas merupakan solusi dari (2.7) pada
yang jelas merupakan solusi dari (2.7) pada
. Jika
. Jika
dipilih
dipilih
– –
,,akan didapatkan solusi
akan didapatkan solusi
yang terdefinisi pada domain
yang terdefinisi pada domain
atau
atau
. Jika dipilih
. Jika dipilih
– –
maka persamaan (2.8) menjadi
maka persamaan (2.8) menjadi
Bagian dari permukaan dengan
Bagian dari permukaan dengan
mendefinisikan z sebagai fungsi dari x dan y,
mendefinisikan z sebagai fungsi dari x dan y,
Ini adalah solusi dari (2.7) pada salah satu domain
Perlu diperhatikan bahwa jika salah satu dari integral pertama yang bebas linier secara
Perlu diperhatikan bahwa jika salah satu dari integral pertama yang bebas linier secara
fungsional, misalkan
fungsional, misalkan
, tidak bergantung pada z, maka secara umum, integral umum (2.5) dapat
, tidak bergantung pada z, maka secara umum, integral umum (2.5) dapat
ditulis dalam bentuk
ditulis dalam bentuk
(2.9)
(2.9)
Dimana
Dimana
adalah sembarang fungsi 1 variabel pada
adalah sembarang fungsi 1 variabel pada
..
Contoh 2.2Contoh 2.2
Perhatikan persamaan linier berikut:
Perhatikan persamaan linier berikut:
(2.10)
(2.10)
Dimana
Dimana
dan
dan
adalah fungsi dari
adalah fungsi dari
dan tidak kosong secara silmultan. Integral umum dari
dan tidak kosong secara silmultan. Integral umum dari
(2.10) adalah sebagai berikut
(2.10) adalah sebagai berikut
(2.11)
(2.11)
Dimana
Dimana
adalah sembarang fungsi 1 variabel pada
adalah sembarang fungsi 1 variabel pada
dan
dan
adalah solusi umum dari
adalah solusi umum dari
persamaan diferensial biasa
persamaan diferensial biasa
Tentunya, sistem dari persamaan difernsial biasa yang berhubungan dengan (2.10) adalah
Tentunya, sistem dari persamaan difernsial biasa yang berhubungan dengan (2.10) adalah
Dan dua integral pertama yang bebas linier secara fungsional dari sistem ini adalah fungsi
Dan dua integral pertama yang bebas linier secara fungsional dari sistem ini adalah fungsi
Soal Soal