• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESIS. Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan."

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

DI MASA PANDEMI COVID 19

(Studi Kasus di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Madaris Darus Sunnah)

TESIS

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Disusun Oleh Saifurrohman 21190181000008

PROGRAM STUDI

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Saifurrohman

Tempat/Tanggal Lahir : Indramayu, 13 Februari 1996

NIM : 21190181000008

Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Islam

Judul Tesis : Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Dosen Pembimbing : Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini adalah benar hasil karya sendiri dan saya siap bertanggung jawab secara akademis atas apa yang ditulis dalam tesis ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 2 Februari 2022 Yang membuat Pernyataan

Saifurrohman

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Saifurrohman

NIM : 21190181000008

Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Islam Tanggal Pengesahan : 11 Januari 2022

Judul Tesis : Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

Mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa bimbingan dan penulisan Tesis BAB I, II, III, IV, dan V, serta disetujui untuk pendaftaran Semnar Promosi Tesis.

Jakarta, 11 Januari 2022 Dosen Pembimbing

Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd.

NIP. 19730602 200501 1 007

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL TESIS

Tesis dengan judul “Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Masa Pandemi Covid 19“ yang ditulis oleh Saifurrohman dengan NIM 21190181000008, telah diujikan dalam Seminar Hasil Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 21 januari 2022. Tesis ini telah diperbaiki sesuai saran-saran dari penguji sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Promosi Tesis.

Jakarta, 27 Januari 2022

Tanggal Tanda Tangan

Penguji I

Dr. Muhammad Syukur, M.Pd 27 Januari 2022 ( ) NIP. 197710022005011004

Penguji II

Dr. Siti Nurhasanah, M.Pd 27 Januari 2022 ( )

(5)
(6)

vi ABSTRAK

Saifurrohman NIM 21190181000008: “Strategi Pemasaran PKBM Madaris Darus Sunnah Di Masa Pandemi Covid-19. Tesis Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus. Tujuan penelitian inia adalah untuk mendeskripsikan strategi pemasaran lembaga pendidikan swasta dalam meningkatkan mutu pendidikan di masa pandemic covid-19. Hasil penelitian menyatakan bahwa strategi pemasaran di masa pandemic covid-19 dapat dilakukan berdasarkan 7 (tujuh) aspek bauran pemasaran.

Diantaranya adalah (1) Product, dilakukan melalui program kreasi peserta didik yang telah direncanakan dan disepakati oleh peserta didik dan pendidik sesuai dengan mata pelajaran. (2) Process, dilakukan melalui skema pembelajaran daring dan luring yang di fokuskan pada pendidikan kecakapan hidup mengenai pandemic covid-19, materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, budaya dan karakter. (3) Place, mengupayakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan kondusif sesuai dengan protocol kesehatan covid-19, serta dengan menjadikan teknologi dan internet sebagai tempat utama berlangsungnya proses pembelajaran. (4) People, mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara peserta didik, pendidik dan orang tua peserta didik, serta difoksukan pada penyediaan bahan pembelajaran berbasis digital. (5) Physical Evidence, di fokuskan pada pemanfaatan teknologi informasi sebagai wadah pembelajaran seperti media social d Grup Whatsapp, Google Meet, Google Classroom, dan Zoom Meeting. (6) Price, dilakukan melalui skema subsidi silang dengan yayasan, serta dengan opsi biaya kelas online dan offline. (7) Promotion, di fokuskan pada promosi berbasis digital dengan pemanfaatan akun media social, Serta dengan mengunggah berbagai kegiatan pendidikan, prestasi, kreasi peserta didik, dan program lainnya dalam rangka promosi. Strategi pemasaran PKBM Madaris Darus Sunnah di masa pandemic covid-19 dapat meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan 7 (tujuh) bauran pemasaran pada 3 (tiga) komponen mutu pendidikan, diantaranya adalah:

(1) Input Pendidikan, peserta didik baru yang dihasilkan sesuai dengan syarat dan ketentuan PKBM Madaris Darus Sunnah, (2) Proses Pendidikan, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien melalui skema pembelajaran daring dan luring, lingkungan belajar yang kondusif dan aman, pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan kualifikasi, kelengkapan sarana dan prasarana, biaya yang terjangkau melalui skema subsidi silang dan opsi biaya pendidikan daring dan luring, (3) Output Pendidikan, Peserta didik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi melalui program kreasi peserta didik dan bahas asing, serta kemampuan membaca kitab kuning.

Kata Kunci: strategi pemasaran, mutu pendidikan, pandemi Covid-19

(7)

vii

ABSTRACT

Saifurrohman NIM 21190181000008: “Marketing Strategy for Private Educational Institutions During the Covid-19 Pandemic. Thesis of Master Program in Islamic Education Management (MPI) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research is a type of qualitative descriptive research using case study research methods. The purpose of this study is to describe the marketing strategy of private educational institutions in improving the quality of education during the COVID-19 pandemic. The results of the study stated that the marketing strategy during the covid-19 pandemic could be carried out based on 7 (seven) aspects of the marketing mix. Among them are (1) Product, carried out through a student creation program that has been planned and agreed upon by students and educators according to the subject. (2) Process, carried out through online and offline learning schemes that focus on life skills education regarding the covid-19 pandemic, inclusive learning materials according to age and level of education, culture and character. (3) Place, strive for a safe, comfortable and conducive learning environment in accordance with the covid-19 health protocol, as well as by making technology and the internet the main place for the learning process to take place. (4) People, promoting positive interaction and communication patterns between students, educators and parents of students, and focusing on providing digital-based learning materials. (5) Physical Evidence, focusing on the use of information technology as a learning platform such as social media and Whatsapp groups, Google Meet, Google Classroom, and Zoom Meetings. (6) Price, carried out through a cross-subsidy scheme with the foundation, as well as with online and offline class fees options. (7) Promotion, focusing on digital- based promotions by utilizing social media accounts, as well as by uploading various educational activities, achievements, student creations, and other programs in the context of promotion. The Madaris Darus Sunnah PKBM marketing strategy during the covid-19 pandemic can improve the quality of education based on 7 (seven) marketing mixes on 3 (three) components of education quality, including: (1) Educational input, new students produced in accordance with the terms and conditions. the provisions of PKBM Madaris Darus Sunnah, (2) the Education Process, teaching and learning activities can run effectively and efficiently through online and offline learning schemes, a conducive and safe learning environment, educators and education staff in accordance with qualifications, complete facilities and infrastructure, costs which is affordable through a cross-subsidy scheme and online and offline education fee options, (3) Education Output, Students can improve communication skills through student creation programs and foreign languages, as well as the ability to read the yellow book.

Keywords: marketing strategy, quality of education, Covid-19 pandemic

(8)

viii

(9)

ix

PEDOMAN LISTERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 507 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا Tidak dilambangkan

ب B Be

ت T Te

ث Ts te dan es

ج J Je

ح H h dengan garis bawah

خ kh ka dan ha

د D De

ذ dz de dan zet

ر R Er

ز Z Zet

س S Es

ش Sy es dan ye

ص S es dengan garis di bawah

ض D de dengan garis di bawah

ط T te dengan garis dibawah

ظ Z zet dengan garis bawah

ع ‘ koma terbalik di atas hadap kanan

غ gh ge dan ha

ف F Ef

ق Q Ki

ك K Ka

ل L El

م M Em

ن N En

(10)

x

و W We

ـھ H Ha

ء ` Apostrof

ي Y Ye

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab sama seperti vokal bahasa Indonesia pada umumnya, yaitu terdiri dari vokal tunggal atau monoftong, vokal rangkap atau diftong dan vokal panjang. Berikut ketentuan alih aksara untukvokal tunggal:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ـَــ A Fathah

ـِــ I Kasrah

ـُــ U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ـَــ

ي ai a dan i

ـَــ

و au a dan u

Sedangkan untuk vokal panjang, berikut ini adalah ketentua untuk alih aksaranya:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ـَـﺎ â a dengan topi di atas

ِِـ ـ

ﻲ î i dengan topi di atas

ـُـ ِ

ﻮ û u dengan topi di atas

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al- dîwân bukan ad-dîwân.

(11)

xi 4. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda (ـّــ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata (ةروﺮﻀﻟا) tidak ditulis ad- darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

5. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Kata Arab Alih Aksara

ط

ﺔﻘﯾﺮ Tarîqah

ا ﺔﻌﻣﺎﺠﻟ ا

ﺔﯿﻣﻼﺳﻹ al-jâmî’ah al-islâmiyyah

و ﺪﺣ ة ا ﻮﺟﻮﻟ

د wahdat al-wujûd

6. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal dalam alih aksara ini, huruf kapital tersebut juga digunakan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al- Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

(12)

xii

Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al- Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

7. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

َِ

ذ ھ َِ

َ ﺐ ا ﻷ

ُ ﺳ ﺘَﺎ

ُذ dzahaba al-ustâdzu

ﺛَﺒَ

َ ﺖ ا ﻷَ

ﺟ ُ

ﺮ tsabata al-ajru

اﻟَ

ﺤ َ ﺮ َﻛ ﺔ ا ﻟ َ ﻌ ﺼ ِﺮ ﯾﱠ

ﺔ al-harakah al-‘asriyyah

أ

َﮭﺷ ﺪُ

َأ ن ِ ِإَﻻ ِإَﮫﻟ ﱠﻻ

ﷲ asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh

َِ

ﻣ ﻮ ﻻَ

ﻧَﺎ َ ﻣ ﻠِ

ﻚ ا ﻟ ﱠ ﺼ ﻟﺎِ

ﺢ Maulânâ Malik al-Sâlih

ُﯾ

ِﺛﺆَ

ﺮُ

ﻛُ

ﻢُ

ﷲ yu’atstsirukum Allâh

ا ﺎَﻈﻤﻟ ھ ﺮ ا ﻟ ﻌَ

ﺔﱠﯿِﻠﻘ al-mazâhir al-‘aqliyyah

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19”

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan selama penulisan tesis, untuk itu Penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai Dosen pembimbing penulisan tesis yang telah memberikan bimbingan pada penulisan tesis.

4. Seluruh Dosen dan staf Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang bermanfaat.

5. Seluruh Mahasiswa MMPI Angkatan Tahun 2019/2020 yang saling berbagi ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.

6. Orang tua dan Aah Laelatul Barkah, S.H, M.H istri tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi selama proses penulisan tesis.

7. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak dapat ditulis satu persatu oleh penulis.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca. Aamiin.

Jakarta, 2 Februari 2022 Penulis,

Saifurrohman

(14)

xiv MOTTO

Jika anda tidak lebih cepat dari pesaing anda, maka anda berada di posisi yang lemah,

dan jika anda hanya separuh cepat, maka anda akan berakhir.

(15)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL TESIS ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

صخلم

... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

KATA PENGANTAR ... xiii

MOTTO ... xiv

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Strategi Pemasaran ... 13

B. Strategi Pemasaran Pendidikan ... 17

C. Bauran Pemasaran ... 20

D. Mutu Pendidikan ... 26

E. Pandemi Covid-19 ... 28

F. Kerangka Berpikir ... 28

G. Penelitian Terdahulu ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Tempat Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Sumber Data Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data... 34

(16)

xvi

E. Teknik Analisis Data ... 37

F. Pengecekan Keabsahan data ... 38

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. TEMUAN 1. Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan swasta di Masa Pandemi Covid-19 ... 40

2. Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 77 B. PEMBAHASAN 1. Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan swasta di Masa Pandemi Covid-19 ... 81

2. Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 94 BAB V PENUTUP ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTARPUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 108

BIOGRAFI PENULIS ... 198

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Zonasi Risiko Penyebaran Covid-19 di Indonesia... 1

Gambar 1.2 Peta Zonasi Risiko Penyebaran Covid-19 di Indonesia ... 2

Gambar 1.3 Jumlah Lembaga pendidikan Negeri Dan Swasta Di Kota Tangerang Selatan ... 6

Gambar 1.4 Pertumbuhan Lembaga pendidikan Swasta Di Kota Tangerang Selatan ... 7

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 29

Gambar 3.1 Model Analisis Mengalir ... 38

Gambar 4.1 Prinsip Dasar Pendidikan PKBM Madaris Darus Sunnah... 47

Gambar 4.2 Kegiatan Pendidikan di PKBM Madaris Darus Sunnah ... 55

Gambar 4.3 Kurikulum PKBM Madaris Darus Sunnah ... 56

Gambar 4.4 Lingkungan PKBM Madaris Darus Sunnah ... 59

Gambar 4.5 Peta Lokasi PKBM Madaris Darus Sunnah ... 60

Gambar 4.6 Struktur Organisasi PKBM Madaris Darus Sunnah ... 66

Gambar 4.7 Sarana dan Prasarana di PKBM Madaris Darus Sunnah ... 70

Gambar 4.8 Website dan Media Sosial PKBM Madaris Darus Sunnah ... 76

Gambar 4.9 Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM Madaris Darus Sunnah berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 87

Gambar 4.10 Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM Madaris Darus Sunnah berdasarkan jenis kelamin ... 87

Gambar 4.11 Perbandingan jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM Madaris Darus Sunnah ... 88

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Dokumentasi Penelitian ... 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Wawancara Dan Observasi Penelitian .. 36

Tabel 4.1 Ketua Lembaga dan Kepanitiaan PKBM Madaris Darus Sunnah ... 57

Tabel 4.2 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM MDS ... 61

Tabel 4.3 Daftar Sarana PKBM Madaris Darus-Sunnah ... 67

Tabel 4.4 Daftar Prasarana PKBM Madaris darus Sunnah ... 69 Tabel 4.5 Daftar Pembiayan Pendidikan PKBM Madaris Darus Sunnah 72 Tabel 4.6 Rekapitulasi PPDB Program Paket B dan C tahun 2019-2021 76

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pemetaan Data Penelitian ... 108

Lampiran II Pedoman Wawancara ... 109

Lampiran III Transkip Hasil Wawancara ... 116

Lampiran IV Daftar Responden Wawancara ... 139

Lampiran V Transkip Hasil Observasi ... 140

Lampiran VI Transkip Hasil Dokumentasi ... 142

Lampiran VII Daftar Sarana Pendidikan di PKBM MDS ... 143

Lampiran VIII Daftar Prasarana Pendidikan di PKBM MDS ... 145

Lampiran IX Struktur Organisasi PKBM MDS ... 147

Lampiran X Kalender Akademik PKBM MDS ... 148

Lampiran XI Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM MDS 151 Lampiran XII Surat Keputusan Pengangkatan Ketua Lembaga dan Kepanitian... 154

Lampiran XIII Daftar Peserta Didik PKBM MDS ... 157

Lampiran XIV Rekap Studi Lanjutan Alumni ... 165

Lampiran XV Struktur Ikatan Peserta didik Darus Sunnah ... 166

Lampiran XVI Rekapitulasi PPDB Program Paket B Tahun 2019-2021 167 Lampiran XVII Rekapitulasi PPDB Program Paket C Tahun 2019-2021 174 Lampiran XVIII Brosur PPDB PKBM MDS ... 184

Lampiran XIX Peta Lokasi PKBM MDS ... 187

Lampiran XX Halaman Website PKBM MDS ... 188

Lampiran XXI Halaman Media Sosial PKBM MDS ... 189

Lampiran XXII Pamflet PKBM MDS ... 190

Lampiran XXIII Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 191

Lampiran XXIV Surat Izin Penelitian ... 194

Lampiran XXV Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 195

Lampiran XXVI Biografi Penulis ... 197

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan Corona Virus Disease 2019 atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 sebagai sebuah pandemi pada tanggal 9 Maret 2020 (Satgas Covid-19, 2021). Hal itu dikarenakan penyebarannya yang sangat cepat meluas ke seluruh dunia.

Menurut Sumarni (2020) Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut Coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada bulan Desember 2019 di Wuhan, China.

Di Indonesia pertama kali ditemukannya kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah pada tanggal 2 Maret 2020. Saat ini data per tanggal 14 Juli 2021 covid-19 telah menyebar ke 99,81% wilayah Indonesia. Berikut ini peta zonasi risiko penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Sumber: Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Republik Indonesia

Gambar 1.1

Peta Zonasi Risiko Penyebaran Covid-19 di Indonesia

Setahun lebih pandemi Covid-19 melanda seluruh negara-negara di dunia. Begitu besar dampak yang diakibatkan disemua sektor kehidupan.

Hingga saat ini data per 14 Juli 2021 tercatat bahwa perkembangan kasus

(21)

2

harian di Indonesia mengalami puncaknya yaitu 54.517 kasus. Kasus terbanyak berada di DKI Jakarta sejumlah 12.667 kasus dan Jawa Barat sejumlah 10.444 dan Jawa Timur 7.088. Berikut grafik perkembangan kasus per hari Covid-19 di Indonesia.

Sumber: Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Republik Indonesia

Gambar 1.2

Peta Zonasi Risiko Penyebaran Covid-19 di Indonesia

Pandemic covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan.

Namun dampaknya juga sangat dirasakan pada semua sektor kehidupan, termasuk di sektor pendidikan. Selama ini sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penanganan pandemic covid-19. Diantaranya pembentukan Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, penerbitan aturan protokol kesehatan, penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penetapan tatanan New Normal, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), hingga pemberian vaksinasi Covid-19 (Farisa, 2021).

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam penanganan pandemic covid-19 tentu sangat membatasi aktivitas masyarakat.

Salah satunya pada bidang pendidikan. Pandemi covid-19 menyebabkan kegiatan pendidikan tidak dapat berjalan secara efektif. Terlebih setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatur pelaksanaan pendidikan di masa pandemic covid-19 dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Dalam surat edaran tersebut setidaknya terdapat enam poin penting, yaitu: Pelaksanaan Ujian Nasional, Proses Belajar dari Rumah, Ujian Lembaga pendidikan, Kenaikan Kelas, Penerimaan Peserta Didik Baru, dan Dana Bantuan Operasional Lembaga pendidikan (Wakhudin et al., 2020).

(22)

3

Keterbatasan ruang gerak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakefektifan kegiatan pendidikan yang berdampak pada penurunan mutu pendidikan. Sebagaimana dinyatakan oleh Yusra Tebe selaku konsultan Nasional Pendidikan Dalam Situasi Darurat UNICEF-RDI, pandemi Covid-19 menjadikan kualitas pendidikan menurun, hal ini dikarenakan peserta didik kehilangan kesempatan belajar tatap muka sebagaimana mestinya (Winahyu, 2021). Hal itu mengharuskan pengelola lembaga pendidikan untuk mengatur kembali strategi yang sesuai untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut ini:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereke mengubah keadaan mereka sendiri.” (Q.S Ar-ra’d: 11).

Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa sebagai pengelola sebuah lembaga haruslah ada upaya tersendiri untuk merubah situasi dan kondisi lembaga ke arah atau tujuan yang diinginkan sebagaimana tertuang pada visi dan misi lembaga pendidikan. Begitu juga dengan pandemi yang saat ini sedang terjadi. Harus ada upaya pencegahan dan penanganan yang serius untuk memulihkan kembali keadaan seperti semula.

Kondisi dimana pelaksanaan pembelajaran antara peserta didik dan pendidik yang berada ditempat yang berbeda pasti akan melahirkan berbagai permasalahan yang bersifat teknis sampai dengan permasalahan yang bersifat substantif. Berdasarkan survei jejak pendapat UNICEF terkait pembelajaran daring melalui U-Report pada bulan Juni 2020 terhadap 4.018 responden di Indoensia (UNICEF, 2020) didapatkan 69% responden merasa bosan, 17%

biasa aja, 7% senang, 6% kawatir atau takut dan 1% alasan lainnya. Selama belajar di rumah sebanyak 38% responden merasa kurang bimbingan dari pendidik, 35% akses internet tidak lancar, 7% tidak memiliki perangkat, 4%

tidak bisa mengakses aplikasi belajar online, 3% kurang dampingan orang tua dan 13% alasan lainnya.

Berdasarkan survei tersebut UNICEF memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah untuk memastikan kesiapan lembaga pendidikan baik dari sumber daya maupun sarpras, sosialisasi yag massif tentang pembukaan lembaga pendidikan melalui berbagai carai seperti online dan offline, peningkatan kapasistas pendidikan dan tenaga kependidikan, meningkatkan pengelolaan data, informasi dan koordinasi,

(23)

4

melakukan metode pembelajaran kombinasi yaitu pertemuan tatap muka dan belajar dari rumah, hingga melakukan monitoring secara berkala.

UNICEF (2020) kembali melakukan jajak pendapat pada November 2020 tentang pendidikan selama pandemi terhadap 1016 responden. Perihal hambatan utama selama belajar dari rumah sebanyak 44% responden merasa ketinggalan dalam pelajaran, 10% tidak punya ruang khusus untuk belajar di rumah, 16% sering merasa cemas dan 30% tidak ada bimbingan dari pendidik.

Terkait peran pendidik dalam pembelajaran selama pandemi didapat sebanyak 41% dari 1016 responden berpendapat bahwa peran pendidik yang menurun dalam membantu peserta didik untuk belajar, 15% pendidik tidak membantu dalam belajar, 17% biasa saja, sama seperti sebelum pandemic, dan 27% sangat aktif membantu dalam pembelajaran.

Terkait harapan kondisi pembelajaran setelah pandemi didapat 41%

dari 1016 responden ingin lebih banyak gaya pengajaran yang interaktif, 33% responden ingin pembelajaran dengan metode campuran yaitu online dan offline, 12% ingin lebih banyak kesempatan belajar secara digital, 3%

ingin membuat materi pembelajaran sendiri, dan 11% responden menginginkan lainya. Seringkali pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa terlebih dahulu mengenal karakteristik dan mengetahui kemampuan setiap peserta didiknya, sehingga tidak terjadinya sinkronisasi proses berpikir antara pendidik dan peserta didik (Saifurrohman et al., 2019).

Masalah lainnya adalah kesiapan pendidik dalam mengajar, dikarenakan minimnya kemampuan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimiliki dalam pengintegrasian materi ajar. Hal itu menjadi sebuah tantangan baru bagi pengelola lembaga pendidikan, khususnya bagi pendidik karena sebagai ujung tombak proses kegiatan pendidikan (Wakhudin et al., 2020).

Problematika yang tak kalah berat adalah ketidakstabilan keuangan lembaga pendidikan swasta yang mengancam lembaga pendidikan swasta gulung tikar. Sebagaimana yang dibahas dalam webinar INSPIRASI Foundation bersama dengan Global School Leaders yang menyatakan bahwa keuangan lembaga pendidikan swasta di masa pandemi berada di ujung tanduk. Problematika finansial masa pandemi ini menjadi isu yang marak terjadi di berbagai lembaga pendidikan swasta di Indonesia saat ini.

Menurut Nurdiansyah (2021) kondisi keuangan lembaga pendidikan swasta yang seakan berada di ujung tanduk ini menambah daftar tantangan para pemimpin lembaga pendidikan. Selain memikirkan bagaimana untuk survive membiayai operasionalnya, lembaga pendidikan wajib memastikan

(24)

5

pembelajaran jarak jauh dapat berjalan lebih menyenangkan dan efektif.

Dengan ini, lembaga pendidikan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik, pendidik, dan orang tua peserta didik.

Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar dalam mengembangkan akhlak, keterampilan, dan pengetahuan di lembaga pendidikan atau di rumah, agar hidup bahagia dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa (Musfah, 2015). Selain daripada itu Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan bahwa setiap orang adalah pendidik dan setiap tempat adalah lembaga pendidikan. Dengan demikian kondisi saat ini memang harus benar-benar merefleksikan pernyataan tersebut. Pendidikan harus tetap berjalan secara efektif meskipun tidak dilaksanakan di lembaga pendidikan. Hanya saja ini merupakan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan dengan baik bagi pengelola lembaga pendidikan sebagai pihak yang berwenang dalam melaksanakan pembelajaran daring.

Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu baik di dalam lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan berlangsung hingga seumur hidup.

Pendidikan adalah kunci dari semua aspek yang menunjang seseorang dalam melangsungkan hidup bermasyarakat sebagaimana hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Pendidikan juga merupakan instrumen yang dapat membantu manusia untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berakhlak, berilmu, cakap, produktif, terampil dan cerdas (Ayusanningtyas, 2017).

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Oleh karena itu, agar pendidikan dapat dimiliki oleh setiap warga negara dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing, maka pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan mengenai peran serta masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan. Pasal 6 ayat 2 menyebutkan bahwa Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan Pendidikan. Pasal 8 juga menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Selain daripada itu pasal 9 juga menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan Pendidikan.

Masyarakat berhak menyelenggarakan lembaga pendidikan untuk ikut andil mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan secara historis pendidikan swasta sesungguhnya merupakan elemen utama dan pertama sebagai penggerak pendidikan di Indonesia (Novia, 2016). Wujud daripada keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan adalah

(25)

6

lebih banyaknya jumlah lembaga pendidikan swasta dibandingkan dengan lembaga pendidikan negeri. Berikut data pokok pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang jumlah lembaga pendidikan negeri dan swasta di Kota Tangerang Selatan.

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Gambar 1.3

Lembaga pendidikan Negeri Dan Swasta Di Kota Tangerang Selatan

Demikian merupakan perbandingan jumlah yang sangat signifikan antara lembaga pendidikan negeri dan swasta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia harus memberikan perhatian serius kepada lembaga pendidikan swasta, terlebih perihal standarisasi pendidikan nasional.

Sehingga pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia terjamin mutunya.

Mengingat secara historis pemerintah pernah mendeskriminasikan lembaga pendidikan swasta di era Orde Baru melalui kebijakan akreditas (Martono et al., 2020). Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa lembaga pendidikan swasta sangat mendominasi di Kota Tangerang Selatan dengan jumlah 1414 lembaga pendidikan. Angka ini bermakna intensitas persaingan antar lembaga pendidikan swasta sangat tinggi. Terlebih dipengaruhi oleh semakin banyaknya lembaga pendidikan swasta baru yang berdiri setiap tahunnya. Berikut pertumbuhan lembaga pendidikan swasta di Kota Tangerang Selatan.

6 0 0 0 0 1 157 24 12 7 1 208

496 288 3 56 39 0 174 183 80 76 19 1414

TK KB TPA SPS PKBM SKB SD SMP SMA SMK SLB TOTAL

JUMLAH LEMBAGA PENDIDIKAN NEGERI DAN SWASTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022 GANJIL

Negeri Swasta

(26)

7

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Gambar 1.4

Pertumbuhan Lembaga pendidikan Swasta Di Kota Tangerang Selatan

Diagaram diatas menunjukan bahwa setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah lembaga pendidikan swasta di Tangerang Selatan. Salah satu faktor pesatnya pertumbuhan jumlah lembaga pendidikan swasta adalah bisnis dalam dunia pendidikan. Hal itu serupa dengan pernyataan bahwa pengenalan wajib belajar telah menyebabkan lingkungan yang lebih kompetitif untuk lembaga pendidikan dan dengan pasar yang ada datanglah monetisasi (Oplatka & Hemsley-Brown, 2012). Begitu juga denga pernyataan George Salk (David & David, 2017) bahwa jika anda tidak lebih cepat dari pesaing anda, maka anda berada di posisi yang lemah, dan jika anda hanya separuh cepat, maka anda akan berakhir. Pernyataan tegas yang dikemukakan oleh George Salk tersebut harus menjadi pijakan bagi setiap pengelola lembaga pendidikan dalam menjalankan lembaga pendidikan.

Menurut Martono (2020) masalah utama yang dihadapi lembaga pendidikan swasta adalah jumlah calon peserta didik yang mendaftar hampir selalu lebih rendah daripada daya tampungnya. Hal ini disebabkan peserta didik cenderung memilih lembaga pendidikan negeri sebagai prioritas utama, karena orang tua menganggap lembaga pendidikan negeri lebih berkualitas dan cenderung lebih murah daripada lembaga pendidikan swasta. Bukan hanya lembaga pendidikan negeri dan swasta, tren lembaga pendidikan favorit dan

490 277 3 57 37 0 170 175 78 74 18 1379

493 285 3 56 39 0 171 179 80 76 19 1401

496 288 3 56 39 0 174 183 80 76 19 1414

TK KB TPA SPS PKBM SKB SD SMP SMA SMK SLB TOTAL

PERTUMBUHAN JUMLAH LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2020/2021 Ganjil 2020/2021 Genap 2021/2022 Ganjil

(27)

8

tidak favorit menjadi faktor penentu calon orang tua peserta didik untuk mendaftarkan anaknya pada suatu lembaga pendidikan. Trend tersebut menjadi potret bagi masyarakat dalam menilai mutu pendidikan di lembaga pendidikan terkait. Dengan demikian pengelola lembaga pendidikan harus cerdas dalam menyusun strategi pemasaran dalam meraih animo masyarakat.

Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin lama bertambah banyak dan komplek. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, meskipun telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, namun berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti (Kusnandi, 2017).

Tidak cukup hanya upaya yang dilakukan pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus melakukan upaya yang serius dalam meningkatkan mutu pendidikan. salah satunya adalah melalui pemasaran pendidikan dalam rangka mendapatkan peserta didik baru yang unggul sebagai input pendidikan.

Menurut Kusnandi (2017) mutu dapat diartikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang dan jasa yang menunjukkan kemamapuannya dalam memuasakan kebutuhan yang diharapakan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.

Input pendidikan dapat dikatakan peserta didik pada sebuah lembaga pendidikan. karena peserta didik selanjutnya akan mengalami proses pendidikan yang kemudian menghasikna output berupalulusan. Proses pendidikan merupakan seperangkat upaya untuk merubah input menjadi out put yang diharapkan. Sehingga komponen-komponen pendidikan seperti kurikulum, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, keuangan sangat menunjang proses pendidikan dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu. output pendidikan bermakna tidak hanya berupa lulusan lembaga pendidikan, tapi juga merupakan kinerja lembaga pendidikan, prestasi lembaga pendidikan yang dihasilkan dari proses atau perilaku lembaga pendidikan yang dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya (Kusnandi, 2017). Prestasi bukan hanya diraih oleh peserta didik, namun juga oleh pendidik dan lembaga pendidikan baik kategori akademik maupun non akademik.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Fauzi (2020) untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan menyusun strategi pemasaran di bidang pendidikan. Hal itu berkaitan dengan input, proses dan output pada mutu pendidikan yang

(28)

9

berkorelasi dengan bauran pemasaran. Sehingga akan menghasilkan output pendidikan yang baik berupa prestasi yang diraih oleh peserta didik, pendidik maupun lembaga pendidikan.

Strategi pemasaran merupakan salah satu upaya untuk mengksplor keunggulan agar diketahui oleh masyarakat luas di tengah persaingan antar lembaga pendidikan (Sholicha & Karwanto, 2018). Selain itu strategi pemasaran menjadi cara yang semakin penting untuk menarik peserta didik (Zancajo, 2018). Diantara permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan swasta, peran strategi pemasaran pendidikan merupakan solusi bagi mereka.

Jika lembaga pendidikan swasta menerapkan strategi pemasaran pendidikan dengan baik, bukan tidak mungkin bisa menyamai atau bahkan melebihi kualitas lembaga pendidikan negeri (Saimima et al., 2018). Maka dalam menghadapi persaingan sangatlah dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat.

Selain itu strategi pemasaran bertujuan untuk mendapatkan peserta didik yang sesuai dengan kriteria pengelola lembaga pendidikan. Karena input yang unggul akan menghasilkan output yang unggul juga

Strategi pemasaran merupakan salah satu upaya untuk mengksplor keunggulan agar diketahui oleh masyarakat luas di tengah persaingan antar lembaga pendidikan (Sholicha & Karwanto, 2018). Selain itu strategi pemasaran menjadi cara yang semakin penting untuk menarik peserta didik (Zancajo, 2018). Diantara permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan swasta, peran strategi pemasaran pendidikan merupakan solusi bagi mereka.

Jika lembaga pendidikan swasta menerapkan strategi pemasaran pendidikan dengan baik, bukan tidak mungkin bisa menyamai atau bahkan melebihi kualitas lembaga pendidikan negeri (Saimima et al., 2018). Maka dalam menghadapi persaingan sangatlah dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat.

Selain itu strategi pemasaran bertujuan untuk mendapatkan peserta didik yang sesuai dengan kriteria pengelola lembaga pendidikan. Karena input yang unggul akan menghasilkan output yang unggul juga.

Dalam hal ini strategi pemasaran yang akan diteliti adalah strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Madaris Darus-Sunnah yang berada dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PKBM Madaris Darus-Sunnah merupakan lembaga pendidikan swasta di kota Tangerang Selatan. Keunggulan pendidikan berbasis pesantren menjadikan PKBM Madaris Darus Sunnah menjadikan banyak pendaftar setiap tahunnya. Terlebih selain persaingan lembaga pendidikan yang sama-sama berjenis pendidikan Non Formal PKBM lainnya, lembaga pendidikan swasta ini juga harus bersaing dengan lembaga

(29)

10

pendidikan formal yang setara. Sehingga cakupan persaingannya jauh lebih luas.

Letaknya yang dekat dengan ibu kota Jakarta memungkinkan untuk mendapatkan international resources yang sangat baik dan Lokasi yang sangat dekat dengan UIN Syarif Hidayatullah, PKBM Madaris Darus Sunnah selalu menjadi host institution bagi para mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kependidikan untuk melakukan praktikum, magang, hingga terjalin kerjasama antar lembaga. Namun terbatasnya jumlah kuota peserta didik, mengakibatkan seleksi penerimaan peserta didik baru berjalan dengan ketat.

Sarana dan prasarana yang terbatas mengakibatkan PKBM Madaris Darus Sunnah tidak dapat menambah kuota penerimaan peserta didik baru. Hal ini menjadikan PKBM Madaris Darus Sunnah sulit untuk berkembang. Perlu diadakannya penambahan sarana dan prasarana terutama perluasan lahan dan ruang kelas untuk belajar.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan di PKBM Madaris Darus Sunnah yang saat ini masih banyak yang belum sesuai dengan kualifikasi. Lembaga pendidikan yang berbasis pesantren ini menjadikan tenaga pendidk kebanyaka adalah merupakan lulusan dari bidang pendidikan islam. Sehingga tenaga pendidik yang kualifikasi di bidang pendidikan umum masih sedikit. Pada akhirnya mata pelajaran umum diampu oleh tenaga pendidik yang tida sesuai dengan kualifikasinya.

Namun dalam hal ini PKBM Madaris Darus Sunnah saat ini masih belum ditunjang oleh tim yang memiliki kualifikasi dibidang Pemasaran.

Selama ini hanya dilakukan pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru yang sekaligus bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Sehingga hasil yang didapatkan masih belum maksimal. Selama pandemic covid-19 PKBM Madaris Darus Sunnah telah gencar melakukan kegiatan pemasaran melalui pemanfaatan media social dan website yang dimiliki. Hal ini cukup efektif, namun perlu dilakukan evaluasi berkala.

Kemudian proses pembelajaran daring dan luring yang dilakukan secara bersamaan oleh para pendidik di PKBM Madaris Darus Sunnah memang hal unik untuk dilakukannya. Tidak banyak, bahkan belum ada lembaga pendidikan yang melakukan pembelajaran daringdan luring secara bersamaan.

Oleh Karena itu lembaga pendidikan ini merupakan lembaga pendidikan swasta yang tepat untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

Berkaitan dengan situasi dan kondisi saat ini yang mengganggu keberlangsungan kegiatan pendidikan, diperlukan strategi khusus dalam pemasaran pendidikan di masa pandemi covid-19. Sehingga berdasarkan gambaran latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat

(30)

11

penelitian dengan berjudul Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut ini:

1. Pandemi Covid 19 mengakibatkan kegiatan pendidikan di PKBM Madaris Darus Sunnah tidak berjalan secara efektif.

2. Ketidakefektifan kegiatan pendidikan berdampak pada penurunan mutu pendidikan.

3. Pandemi Covid 19 mengakibatkan ketidakstabilan keuangan lembaga pendidikan di PKBM Madaris Darus Sunnah.

4. Persaingan dan kenaikan jumlah lembaga pendidikan swasta di Kota Tangerang Selatan semakin meningkat.

5. PKBM Madaris Darus Sunnah belum ditunjang oleh Tim yang memiliki kualifikasi dibidang Pemasaran

6. Selain persaingan dengan pendidikan non formal lainya, PKBM Madaris Darus Sunnah juga harus bersaing dengan pendidikan formal yang setara 7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan di PKBM Madaris Darus Sunnah

masih banyak yang belum sesuai kualifikasi

8. Sarana dan prasarana yang terbatas mengakibatkan PKBM Madaris Darus Sunnah tidak dapat menambah kuota penerimaan peserta didik baru.

9. Kecenderungan lembaga pendidikan swasta dijadikan sebagai pilihan kedua.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah agar penelitian lebih fokus dan terarah, peneliti memberikan batasan masalah dalam ruang lingkup berikut ini:

1. Strategi pemasaran lembaga pendidikan swasta dalam meningkatkan mutu pendidikank yang diterapkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Madaris Darus-Sunnah di masa pandemi Covid 19.

2. Strategi pemasaran berdasarkan 7 (tujuh) aspek bauran pemasaran yaitu:

Product, Price, Place, Promotion, Process, Person dan Physical Evidence.

3. Mutu pendidikan mencangkup input pendidikan, proses pendidikan dan output pendidikan

(31)

12 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta PKBM Madaris Darus Sunnah di Masa Pandemi Covid 19?

2. Bagaimana Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Swasta PKBM Madaris Darus Sunnah dapat Meningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid 19?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan strategi pemasaran lembaga pendidikan swasta PKBM Madaris Darus Sunnah di Masa Pandemi Covid- 19

2. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan strategi pemasaran lembaga pendidikan swasta PKBM Madaris Darus Sunnah Dalam Meiningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan konsep dan teori manajemen strategi, khsususnya strategi pemasaran lembaga pendidikan swasta di masa pandemic covd-19.

2. Manfaat Terapan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan strategi pemasaran lembaga pendidikan swasta di masa pandemic covid-19, serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan swasta terkait pemasaran pendidikan.

(32)

13 BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pemasaran

Suatu lembaga tidak akan berjalan secara efektif dan efisien apabila tidak menerapkan strategi dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Terlebih strategi menjadikan lembaga memiliki arah yang jelas. Karena strategi merupakan taktik yang akan memudahkan langkah-langkah organisasi dalam menjalankan dan mencapai tujuannya (Asy’ari et al., 2020).

Beberapa ahli mendefinisikan strategi untuk memberikan pemahaman mendalam tentang makna dari strategi. (Arifin, 2017) strategi dapat dikatakan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran khusus. Menurut (David & David, 2017) strategi adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Efferi (2019) strategi merupakan landasan awal bagi sebuah lembagadan elemen-elemen di dalamnya untuk menyusun langkah-langkah atau tindakan-tindakan dengan memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Hendra (2020) strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, dengan menjelaskan apa yang harus dicapai, kemana akan berfokus, dan bagaimana sumber daya dan kegiatan mana yang akan dialokasikan untuk setiap produk pasar dalam memenuhi peluang dan tantangan lingkungan serta untuk meraih keunggulan kompetitif. Sedangkan menurut Wulansasi (2020) strategi merupakan suatu taktik atau mengarahkan rencana tindakan umum untuk mencapai sasaran dan tujuan lembaga yang sudah terencana dengan baik.

Menurut Ningrum (2016) setiap strategi pada dasarnya merupakan suatu pendekatan yang diterapkan di suatu perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan posisi dalam segmentasi pasar. Bahkan kebanyakan suatu lembaga menerapkan beberapa strategi atau mengkombinasikan beberapa strategi sehingga menjadi satu kesatuan strategi yang bertingkat.

Selain itu lembaga menerapkan strategi utama yang kemudian dibentuk strategi pendukung yang menunjang tercapainya strategi utama. Strategi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Strategi Generik

Strategi generik merupakan suatu pendekatan strategi lembaga dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Michael Porter mengemukakan sebuah konsep Generic Strategies yang terbagi dalam tiga macam, yaitu:

(33)

14 1) Strategi Diferensiasi (Differentation)

Ciri dari strategi ini adalah bahwa lembaga mengambil keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk atau jasa yang unggul agar tampak berbeda dengan produk lainnya.

2) Strategi Biaya Rendah (Low Cost)

Ciri dari strategi ini adalah lembaga lebih memperhitungkan pesaing dari pada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah sehingga biaya produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari lembaga lain.

3) Strategi Fokus (Focus)

Ciri-ciri dari strategi ini adalah lembaga mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi biaya rendah atau diferensiasi. Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa lembaga dengan demikian akan mampu melayani target strateginya yang sempit secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang lebih luas.

b. Strategi Utama

Merupakan strategi yang lebih operasional dan merupakan tindak lanjut dari strategi generic.

c. Strategi Fungsional

Strategi fungsional merupakan turunan strategi utama dan lebih bersifat spesifik serta terperinci tentang pengelolaan bidang-bidang fungsional tertentu seperti bidang pemasaran, bidang keuangan, bidang SDM, bidang layanan, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis strategi yang jelaskan di atas merupakan strategi yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun, strategi-strategi di atas tidak menutup kemungkinan bisa digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pada penelitian ini menggunakan strategi fungsional yang focus pada bidang pemasaran pendidikan. Menurut Merry (2020) tujuan dari strategi adalah terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Jangka pendek

Tujuan jangka pendek suatu instansi adalah untuk mendapatkan keuntungan secepat mungkin. Dalam artian dapat menutupi seluruh biaya produksi yang digunakan, dan bila terjadi surplus disebut laba.

(34)

15 2) Dalam jangka menengah

Orientasi jangka menengah instansi adalah untuk mengoptimalkan jangkauan titik solusi antara total biaya produksi dan total volume penjualan, memperluas cakupan kampanye dan berupaya untuk lebih memperluas cakupan penjualan.

3) Jangka panjang

Dalam jangka panjang, instansi dapat menjaga pelanggan setia agar tetap loyal terhadap produknya, termasuk produk yang inovatif, kreatif dan lebih efisien, serta menawarkan diskon khusus kepada pelanggan.

Pemasaran merupakan proses sosial di mana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan produk dan nilai yang kemudian menukarnya dengan pihak lain (Kotler &

Keller, 2009). Pendapat serupa dinyatakan oleh Mundir yang menyatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penyampaian dan pertukaran (Mundir, 2016). Sebagaimana hakikatnya manusia sebagai makhluk social, maka dengan sendirinya pasar akan terbentuk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing sehingga siklus pertukaran antara satu sama lain akan terjadi.

Pemasaran adalah tentang mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi singkat pemasaran yang baik adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan (Kotler & Keller, 2012)

Tujuan pemasaran bukanlah untuk menghasilkan keuntungan, tetapi untuk memuaskan konsumen (A. Halim et al., 2020). Dengan kepuasan ini, pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan kembali dilakukan. Berapa banyak pembelian berulang dan berapa banyak pembelian pada akhirnya lembaga akan menghasilkan keuntungan dengan sendirinya. Oleh karena itu jika pemasaran dilakukan hanya untuk keuntungan semata, maka itu tidak akan bertahan lama dan berkelanjutan. Dengan dilakukannya pemasaran produk yang ditawarkan akan dikenal dengan baik oleh pelanggan. Selain itu juga tim pemasaran dapat mengevaluasi produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pada akhirnya itu akan mengembangkan dan memajukan instansi

Strategi pemasaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar atau konsumen, baik

(35)

16

dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang didasarkan atas riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, dan perencanaan penjualan serta distribusi. Strategi pemasaran pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi lembaga pendidikan agar masyarakat dapat mengenal dan tertarik untuk mendaftarkan diri di lembaga pendidikan tersebut (Fradito et al., 2020).

Strategi Pemasaran secara umum adalah suatu proses kegiatan secara utuh, terintegrasi dan terencana yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi dalam menjalankan suatu usaha guna memenuhi permintaan pasar dengan cara membuat produk yang mempunyai nilai jual, penetapan harga, komunikasi dan pendistribusian kepada konsumendengan aktivitas pertukaran untuk memuaskan konsumen (Nurmalasari & Masitoh, 2020).

Pemasaran adalah seni menciptakan permintaan dan proses mengejar pelanggan yang sudah ada maupun yang potensial (Kalenskaya et al., 2013).

Strategi Pemasaran adalah upaya untuk menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan harga yang tepat dengan periklanan dan komunikasi yang tepat (faishal, 2020). Sedangkan menurut Wahid (2017) pemasaran merupakan suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Menurut Rahmani (2017) pemasaran adalah sistem total kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang yang dapat memenuhi kebutuhan dan layanan baik konsumen saat ini maupun yang dianggap potensial. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pemasaran adalah suatu proses social yang di manajerial untuk mencapai tujuan tertentu melalui barang dan jasa yang ditawarkan kepada pihak lain yang dianggap potensial.

Menurut Peter F. Drucker (Sholicha & Karwanto, 2018) Strategi pemasaran dilakukan untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga layanan yang diberikan kepada pelanggan dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Salah satu bentuk tanggung jawab pemasaran adalah lembaga pendidikan harus bekerja sekuat tenaga untuk mengelola dan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang dipromosikan kepada masyarakat (Turmudzi, 2017).

Selain itu pemasaran organisasi laba (perusahaan) dan organisasi nirlaba (lembaga pendidikan) sangatlah berbeda (Fatmawati & Simaryanto, 2019). Perbedaan fungsi terletak pada bagaimana kedua organisasi memperoleh sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan aktivitasnya.

(36)

17

Dalam implementasinya startegi pemasaran sangat membutuhkan bauran pemasaran yang terdiri Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, Process (Khasanah, 2015).

Menurut Kotler (2005) “The marketing mix is a set of controlled tactical marketing tools that a company integrates to generate the response it wants in target markets.”. Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran taktis terkontrol yang diintegrasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dari target pasar. Pendapat lain menjelaskan bahwa Marketing mix is the combination of different marketing decision variables being used by the firm to market its goods and services (Singh, 2012).

Berdasarkan berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Strategi pemasaran dilakukan untuk memahami kebutuhan pelanggan dan mengenalkan produk yang ditawarkan agar dapat terjual dan memperoleh keuntungan yang akan berdampak pada kemajuan instansi.

B. Strategi Pemasaran Pendidikan

Bukan hanya dibidang ekonomi yang membutuhkan strategi dalam pemasaran. Layaknya memasarkan suatu produk atau jasa pada umumnya, lembaga pendidikan juga membutuhkan strategi pemasaran yang tepat agar tujuan pemasaran dapat tercapai (Khanifudin, 2013). Bahkan dalam pandangan ideology pasar menyatakan bahwa perlu atau tidaknya suatu lembaga tidak ditentukan oleh nilai sejarah, social, budaya, dan religius yang diembannya, tetapi berdasarkan nilai ekonomi dan daya jualnya di tengah masyarakat (Nazarudin, 2016).

Strategi Pemasaran di bidang pendidikan dapat bermanfaat sebagai langkah untuk menyeimbangkan posisi pendidikan dalam era persaingan global (Wahid, 2017). Apabila pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tidak menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, maka lembaga pendidikan tidak akan efektif.

Strategi Pemasaran ditinjau dari ranah pendidikan memiliki arti suatu pengelolaan pertukaran nilai secara sistematis yang sengaja dilakukan untuk mewujudkan misi lembaga pendidikan berdasarkan pemenuhan kebutuhan nyata, baik bagi pemangku kepentingan maupun masyarakat sosial pada umumnya (Abrori, 2015). Karena Strategi pemasaran berangkat dari pengembangan visi dan misi lembaga pendidikan, sehingga hasil akhirnya pun harus merujuk pada visi dan misis pendidikan.

(37)

18

Strategi pemasaran di bidang pendidikan dapat dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi lembaga pendidikan dengan cara mempengaruhi dan memperkenalkan lembaga pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan melalui proses pertukaran dengan prinsip kepuasan pelanggan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan (Labaso, 2018). Karena pemasaran bertujuan untuk untuk meyakinkan pelanggan atas kepercayaannya, sehingga akan menciptakan loyalitas pelanggan kepada lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang sudah menerapkan strategi pemasaran pendidikan dapat ditunjukan bahwa setiap tahunya terjadi kenaikan jumlah pendaftar dalam penerimaan peserta didik baru (Mustolih & Murni, 2018)

Dalam bidang pendidikan di era globalisasi dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Karena tujuan pemasaran adalah untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan atas investasi pendidikannya, sehingga tumbuhnya loyalitas pelanggan kepada lembaga pendidikan (Labaso, 2018).

Strategi pemasaran pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi pemasaran yang kondusif dan stabil sehingga memberikan dampak yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut (Labaso, 2018). Strategi pemasaran di bidang pendidikan bertujuan untuk memberikan kepercayaan pelanggan atas kepercayaan investasi pendidikan mereka, sehingga tercipta loyalitas pelanggan kepada lembaga pendidikan.

Menurut Wiroto (2020) tujuan daripada Strategi pemasaran adalah agar jumlah pendaftar melebihi kuota yang ditentukan. Sehingga lembaga pendidikan dapat melakukan seleksi penuh sesuai dengan standar kemampuan peserta didik yang telah ditentukan. Hal itu dilakukan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Serta bertujuan untuk mengenalkan lembaga pendidikan dengan memaksimalkan program madrasah baik jangka pendek maupun jangka panjang (Mustolih & Murni, 2018).

Strategi pemasaran pendidikan adalah proses manajemen berdasarkan riset pasar, evaluasi, perencanaan produk, promosi penjualan dan perencanaan distribusi dengan menyesuaikan tujuan, keahlian dan sumber daya dengan permintaan pasar yang terus berubah sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai (Dzakiyya, 2017)

Strategi Pemasaran pendidikan adalah salah satu faktor terpenting dalam manajemen pendidikan (Efferi, 2019). Keberhasilan tim pemasaran lembaga pendidikan berpengaruh terhadap kemajuan lembaga tersebut.

Sedangkan menurut Mundir (2016) Strategi pemasaran di bidang

(38)

19

pendidikan adalah suatu proses sosial dan administrasi untuk mencapai apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan membuat penawaran dan pertukaran nilai tertentu dengan pihak lain di bidang pendidikan.

Menurut Elytasari pemasaran pendidikan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk memberikan kepuasan kepada stakeholders dan masyarakat (Af’idah & Kurniawan, 2020). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan daripada Strategi pemasaran lembaga pendidikan adalah untuk mengenalkan lembaga dan program yang dimiliki lembaga pendidikan kepada masyarakat untuk mendapatkan input berupa peserta didik yang berkuantitas dan berkualitas dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga pendidikan.

Diantara berbagai permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan swasta, peran strategi pemasaran pendidikan menjadi salah satu solusi bagi mereka. Jika lembaga pendidikan swasta menerapkan strategi pemasaran pendidikan dengan baik, bukan tidak mungkin mereka bisa menyamai atau bahkan melebihi kualitas lembaga pendidikan negeri (Saimima et al., 2018). Strategi pemasaran adalah suatu keharusan dalam bisnis, tidak terkecuali bisnis pendidikan (Ariwibowo, 2019). Sebagaimana dijelaskan oleh Morgan, Whitler, Feng & Chari (2019) Strategi pemasaran tidak hanya bereaksi terhadap pemasaran sebagai masalah manajemen fungsional, tetapi sebagai aspek penting dari strategi bisnis secara keseluruhan.

Di lingkungan akademik yang kompetitif saat ini di mana peserta didik memiliki banyak pilihan yang tersedia untuk mereka pilih, maka faktor yang memungkinkan lembaga pendidikan untuk menarik dan mempertahankan peserta didik harus dipelajari secara serius (Taleb et al., 2018). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran pendidikan adalah proses manajemen yang dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan dalam bentuk penawaran barang dan jasa berdasarkan hasil riset yang terintegrasi dengan visi dan misi lembaga pendidikan kepada target pasar dalam rangka memenuhi kebutuhan kedua belah pihak baik masyakat maupun pengelola lembaga pendidikan.

Selain daripada itu dalam strategi pemasaran di bidang pendidikan sangat dibutuhkan adanya bauran pemasaran dalam pendidikan. Bauran pemasaran dalam konteks pendidikan adalah unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan (Fauzi et al., 2020). Oleh karena itu dalam strategi pemasaran pendidikan sangat harus ditunjang dengan bauran pemasaran pendidikan.

(39)

20 C. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran dalam pendidikan merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat sehingga lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif dan memenuhi kebutuhan konsumen (Faizin, 2017).

Menurut Iqbal (2019) Bauran pemasaran terdiri atas 7P yaitu:

Product (produk): jasa seperti apa yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan, Price (harga): strategi penentuan harga yang diterapkan lembaga pendidikan, Place (lokasi): dimana tempat jasa pendidikan, Promotion (promosi): bagaimana promosi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan agar masyarakat luas banyak yang mengetahui terkait tentang lembaga pendidikan, People (SDM): kualitas, kualifikasi dan kompetensi yang terkait dalam pemberian jasa, physical evidance (bukti fisik): sarana dan prasarana seperti apa yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, dan Process (proses): kurikulum pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan (Iqbal, 2019). Berikut penjelasan dari indicator-indikator Bauran Pemasaran:

a. Product (produk)

Menurut Kotler (faishal, 2020) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Produk juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menghasilkan kepuasan atau manfaat bagi pengguna yang ditawarkan dan akan mempengaruhi persepsi pengguna produk dalam melakukan pembelian (Elytasari, 2017). Sedangkan menurut Mentari (2018) Produk ini meliputi program pendidikan yang ditawarkan lembaga pendidikan. Pendapat lain mengatakan bahwa Product is defined as a physical Product or service to the consumer for which he is willing to pay (Išoraitė, 2016).

Produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Ulum, 2018). Produk itu sendiri terbagi atas lima tingkatan yaitu:

1) Core benefit merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer dalam hal ini adalah pendidikan.

2) Basic Product merupakan suatu produk dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir PANDEMI COVID-19
Gambar 3.1   Model Analisis Mengalir
Gambar 4.3 Kurikulum PKBM Madaris Darus Sunnah
Gambar 4.5 Peta Lokasi PKBM
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Hubungan Karakteristik Individu Berdasarkan Umur dan Masa Kerja dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap BRSUD

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan, sebagian besar jemaah yang menjadi jemaah pada biro perjalanan ibadah umrah yang mereka pilih, menjawab tidak paham akibat

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk preventif (pencegahan) dari pelaksanaan hukuman ini berarti pembina asrama menasehati berupa memberikan

1.4.2.2 Bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Seni UNNES, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam dunia ilmu pengetahuan mengenai struktur bentuk lagu

Untuk Menganalisa hikmah pemikiran Andrea Hirata tentang konsep dedikasi pendidik dalam tetralogi Laskar Pelangi dalam dunia pendidikan Islam secara umum.. Manfaat

Selanjutnya energi didistribusikan dalam medium oleh elektron sekunder yang bergerak (Podgorsak, 2005, h. 49) Oleh karena itu, distribusi dosis sangat tergantung

Bila kemudian temukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah basil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata