Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakefektifan Pemberian
ASI pada Ibu Nifas di Ling. I Kel. Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Dewinta Isabora Gustrianingsih Purba 132500002
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas di Lingkungan I Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas”. Karya Tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya dalam sidang KTI saya.
8. Keluarga kelolaan saya yang telah memberikan waktunya untuk melakukan Asuhan Keperawatan.
9. Yang teristimewa untuk kedua orangtua saya, ayahanda Eben Ezer Maruba Purba Siboro dan bunda tercinta Darlinah Damanik serta kakak saya tersayang Sabrina Cita Vera Wati Purba Siboro yang selalu menjadi panutan dalam hidup saya dan kedua adik saya terkasih, Putri Tessalonika Purba Siboro dan Devianne Atalya Purba Siboro, yang telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa serta materi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Semua ini kupersembahkan buat keluarga tersayang.
10. Buat rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2013 khususnya teman seperjuangan saya yang telah memberikan dukungan pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu Cindy Christine Sitohang dan Nova Hibelda Sihombing Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang dapat menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 5
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas ... 5
1. Pengkajian... 5
2. Analisa Data... 8
3. Rumusan Masalah... 10
4. Perencanaan... 10
B. Asuhan Keperawatan Kasus... 13
1. Pengkajian... 13
2. Analisa Data... 24
3. Rumusan Masalah... 26
4. Perencanaan... 28
5. Implementasi... 31
6. Evaluasi... 31
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... 35
A. Kesimpulan... 35
B. Saran... 36
DAFTAR PUSTAKA... 37
LAMPIRAN
Catatan Perkembangan Leaflet
Satuan Acara Penyuluhan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa setelah melahirkan 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas, dan penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa.
Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti, sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari (Hutahaean, 2009).
Salah satu adaptasi fisiologi yang dialami saat nifas adalah pengeluaran ASI.
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan skresi air ibu (Ambarwati, 2009).
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8- 12 gelas/hari (Ambarwati, 2009).
Faktor-faktor yang berperan terhadap produksi ASI adalah nutrisi. Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Ambarwati, 2009).
Menu seimbang ibu nifas adalah susunan makanan yang diperlukan oleh ibu nifas sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam tubuh supaya tubuh dalam
keadaan sehat. Tujuan pemberian makanan pada ibu nifas adalah memulihkan tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi, mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan. Hidangan bergizi yang dibutuhkan ibu menyusui terdiri atas zat tenaga (hidrat arang, lemak, protein), zat pembangun (protein, vitamin, mineral, air), dan zat pengatur atau pelindung (vitamin, air, dan mineral) (Roito, 2013).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan oleh timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu nifas maupun bayi. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sebelum persalinan (periode antenatal), pada pascapersalinan dini dan pasca persalinan lanjut. Selain itu, ibu mengeluhkan bayinya sering menangis atau ‘’menolak’’ dengan alasan bahwa ASI yang disusukannya tidak cukup, rasanya tidak disukai bayi, tidak berkualitas atau alasan lain yang akhirnya memutuskan untuk tidak lagi menyusui. Pada masa menyusui antenatal masalah yang sering timbul adalah kurang atau salah informasi, puting susu datar atau terbenam. Pada masa menyusui pascapersalinan dini masalah yang muncul yaitu puting susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis (peradangan pada payudara). Sedangkan pada masa menyusui pascapersalinan lanjut masalah yang muncul adalah sindrom ASI kurang dan ibu bekerja (Roito, 2013).
Asuhan keperawatan pada post partum adalah salah satu pelayanan kesehatan utama yang diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu sampai (25%).
selain itu diadakannya sistem rujukan yang efektif yang dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak. Dengan adanya tingkat kematian ibu Post Partum yang masih cukup tinggi merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komperhensif dan memuaskan agar dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak (Saleha, 2009).
Berdasarkan hal tersebut pentingnya pelayanan kesehatan ibu post partum maka penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan nutrisi (ketidakefektifan peberian ASI) yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah
“Asuhan Keperawatan pada NY. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas di Lingkungan I, Kelurahan Siti Rejo II, Kecamatan Medan Amplas”.
B. Tujuan 1. Tujuan umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam menerapkan proses keperawatan pada individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas penulis mampu:
- Melakukan pengkajian kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Menegakkan diagnosa kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan intervensi masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan implementasi berdasarkan rencana keperawatan yang sudah dibuat untuk masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
- Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada masalah nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
C. Manfaat
− Bagi kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa keperawatan serta pembaca pada umumnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
− Bagi praktik keperawatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpikir kritis dalam melakukan asuhan kepada klien khususnya dengan kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI).
− Bagi kebutuhan klien diharapkan menambah wawasan dan informasi dalam mengatasi nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) yang muncul sebelum tindakan medikasi diberikan.
BAB II
PENGELOLAHAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi (Ketidakefektifan Pemberian ASI) pada Ibu Nifas
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan selama pengkajian yaitu (Roito, 2013):
a. Tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi.
b. Payudara dan puting susu.
c. Lokea seperti warna , jumlah, bau.
d. Perineum seperti edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka.
e. Episiotomi atau robek, jahitan, memar, hemoroid seperti wasir atau ambeien.
f. Ekstremitas seperti varises, betis apakah lemah dan panas, edema.
Perawat dapat menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu terkait ketidakefektifan pemberian ASI seperti:
a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuatan ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut (Saleha, 2009):
1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
3. Minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.
5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya memalui ASI.
Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui (Ambarwati, 2009):
1. Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
2. Yang membuat kembung, seperti: ubi, singkong, kool, sawi dan daun bawang.
3. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
b. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang (Ambarwati, 2009).
c. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulan (Rukiyah, 2011).
d. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin (Rukiyah, 2011).
e. Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.
Faktor fisiologi: ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu (Rukiyah, 2011).
f. Pola istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang (Ambarwati, 2009).
g. Pola isapan anak atau frekuensi peyusuan
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.
Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.
Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara (Rukiyah, 2011).
h. Konsumsi rokok dan alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menggangu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin (Rukiyah, 2011).
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosit (Rukiyah, 2011).
Untuk membantu usaha ibu dalam memperbanyak ASI, maka wajib kita melakukan usaha peningkatan penggunaan ASI dengan cara:
Meningkatkan fasilitas bagi ibu bekerja; Cuti menyusi 4 bulan: Selama cuti hanya memberi ASI: Ada waktu untuk memerah ASI. Ada fasilitas untuk memerah dan menyimpan ASI (Rukiyah, 2011).
2. Analisa Data
Pengumpulan data adalah informasi tentang pasien yang dilakukan secara sitematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien (Potter
& Perry, 2005).
Batasan karakteristik yang terkait dengan ketidakefektifan pemberian ASI menurut NANDA adalah:
a. Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya mengenai ketidakefektifan pemberian ASI, contohnya:
− Persepsi suplai ASI yang dikeluarkan kurang dari harapan
− Ketidakpuasan proses menyusui
− Keterlambatan produksi ASI
− Menolak menyusu
b. Objektif
Data yang dapat dikukur, dapat diperoleh menggunakan panca indra (lihat dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Data-data yang terkait ketidakefektifan pemberian ASI yaitu:
− Ketidakadekuatan suplai ASI
− Menggeliat dan menangis di payudara ibu
− Rewel dan menangis dalam waktu satu jam setelah menyusui
− Ketidakmampuan bayi untuk menempel pada payudara ibu dengan benar
− Pengosongan masing-masing payudara setiap kali menyusui yang tidak sempurna
− Kesempatan untuk mengisap pada payudara yang tidak mencukupi
− Mengisap pada payudara tidak kontinue
− Menunjukkan tanda ketidakadekuatan asupan bayi
− Puting terus lecet pada minggu pertama
− Menolak untuk lacth on
− Tidak berespon terhadap tindakan kenyamanan
Faktor yang berhubungan terkait ketidakefektifan pemberian ASI menurut NANDA yaitu:
− Ambivalensi ibu
− Anomali payudara ibu
− Ansietas ibu
− Defek orofaring
− Diskontinuitas pemberian ASI
− Keletihan ibu
− Keluarga tidak mendukung
− Keterlambatan laktogen II
− Kurang pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemberian ASI
− Kurang pengetahuan orang tua tentang tenknik menyusui
− Masa cuti melahirkan yang pendek
− Asupan cairan yang tidak adekuat
− Obesitas ibu
− Pembedahan payudara sebelumnya
− Penggunaan dot
− Prematuritas
− Reflek isap bayi yang buruk
− Riwayat kegagalan menyusui sebelumnya
− Suplai ASI tidak cukup
− Tidak cukup waktu untuk menyusu ASI
− Menolak payudara
3. Rumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat terlebih dahulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi menurut NANDA yaitu:
a. Ketidakcukupan ASI
b. Ketidakefektifan pemberian ASI c. Diskontinuitas pemberian ASI
d. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI e. Ketidakefektifan pola makan bayi
f. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh g. Kesiapan meningkatkan nutrisi
h. Obesitas
i. Berat badan berlebih
j. Resiko berat badan berlebih k. Gangguan menelan
4. Perencanaan
Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Perencanaan yang diberikan terkait dengan ketidakefektifan pemberian ASI berdasarkan NIC:
− Bantuan pemberian ASI: Menyiapkan seorang ibu baru untuk menyusui bayinya.
− Konseling laktasi: menggunakan proses bantuan interaktif untuk membantu memperhatikan keberhasilan menyusui.
− Supresi laktasi: memfasilitasi penghentian prosuksi ASI dan meniminalkan kongesti payudara setelah melahirkan
Hasil NOC
a. Kemantapan pemberian ASI: bayi, perlekatan bayi yang sesuai pada dan proses menghisap dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi selama 3 minggu pertama pemberian asi
b. Kemantapan pemberian ASI: ibu, kemantapan ibu untuk membuat bayi melekat dengan tepat dan menyusu dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi selama 3 minggu pertama pemberian asi
c. Pemeliharaan pemberian ASI: keberlangsungan pemberian asi untuk menyediakan nutrisi bagi bayi
d. Penapihan pemberian asi: diskontinuitas progresif pemberian asi
e. Pengetahuan pemberian ASI: tingkat pemahaman yang ditunjukkan mengenai laktasi dan pemberian makan bayi melalui proses pemberian asi
Pengkajian:
a. Kaji pengetahuan dan pengalaman ibu dalam pemberian ASI.
b. Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan mengsap secara efektif.
c. Kaji pada periode awal pranatal untuk adanya faktor resiko ketidakefektifan pemberian ASI (misalnya usia dibawah 20 tahun, status sosioekonomi yang rendah, puting inversi).
d. Kaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara).
e. Konseling laktasi (NIC):
− Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui
− Evaluasi pemahaman ibu tentang syarat menyusu dari bayi (misalnya, refleks rooting, mengisap, dan terjaga)
− Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke puting
− Pantau integritas kulit puting
Penyuluhan untuk pasien/keluarga:
a. Instruksikan ibu dalam teknik menyusui yang meningkatkan keterampilan dalam menyusui bayinya.
b. Instruksikan ibu untuk untuk menggunakan kedua payudaranya setiap kali menyusui.
c. Instruksikan kepada ibu tentang alat pemompa payudara untuk mengurangi kongesti payudara memungkinkan puting menonjol dan teknik untuk mempertahankan suplai ASI selama penundaan atau penghentian refleks mengisap bayi.
d. Instruksikan ibu tentang kebutuhan untuk istirahat yang adekuat dan asupan cairan.
e. Konseling laktasi (NIC):
− Sediakan informasi tentang keuntungan dan kerugian pemberian ASI.
− Perbaiki salah konsepsi, salah informasi, dan ketidakakuratan tentang pemberian ASI.
− Demontrasikan latihan menghisap, jika perlu.
− Rekomendasikan perawatan payudara, jika perlu.
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
A. BIODATA
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 26 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Pembangunan, Lingkungan I, Kelurahan Siti Rejo II, Kecamatan Medan Amplas
Nifas : Nifas hari ke 14 Tanggal Persalinan : 11 Mei 2016 Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2016
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), klien mengatakan bayi menolak menyusu, klien mengatakan puting susu tidak keluar, klien mengatakan ASI nya keluar setelah seminggu persalinan tetapi produksi ASI nya hanya sedikit, klien mengatakan tidak tahu cara perawatan payudara, isapan bayi pada payudara tidak kontinue dan bayi menolak untuk lacth on.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG a. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya:
Klien mengatakan bayinya menolak menyusu karena puting susu tidak menonjol keluar
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan:
Klien mengatasinya hanya dengan memberi bayi susu formula.
b. Severity : klien menyatakan keinginan untuk meningkatkan kemampuan memberi ASI eksklusif
D. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami :Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : Tidak ada
c. Pernah dirawat/dioperasi : Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit
d. Lama dirawat : Tidak ada
e. Alergi : Pasien tidak mempunyai riwayat
alergi
f. Imunisasi : Lengkap
E. KESEHATAN KELUARGA a. Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki penyakit berat.
b. Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
c. Penyakit keturunan yang ada
Pada garis keturunan, keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan.
d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada keluarga klien yang memiliki riwayat atau mengalami gangguan jiwa.
e. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga pasien yang meninggal f. Penyebab meninggal
Tidak ada.
F. RIWAYAT OBSTETRIK
G: 1 P: 1 A: 0 TTP:11 Mei 2016
NO Umur Kompikasi/Masalah Kondisi
Anak
Penolong Kehamilan Persalinan Nifas
1 2 minggu
Tidak ada masalah
Normal Tidak ada masalah
Baik dan Sehat
Bidan
G. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Persepsi klien terhadap pemberian ASI itu adalah pemberian ASI sangat penting, tetapi klien tidak tahu cara mengatasinya.
b. Konsep diri:
− Gambaran diri
Klien menerima seluruh bagian tubuhnya, tanpa merasa ada yang kurang
− Ideal diri
Klien menginginkan mampu memberi ASI kepada bayinya
− Harga diri
Klien cukup dihargai di lingkungan sekitar dan dalam pengambilan keputusan di lingkungan keluarga
− Peran diri
Klien berperan sebagai orang tua dan sebagai istri yang memiliki satu anak.
− Identitas
Semenjak melahirkan pasien hanya melakukan aktivitas di rumah seperti merawat bayinya.
c. Keadaan emosi : Keadaan emosi klien stabil
d. Hubungan sosial
− Orang yang berarti:
Orang tua, terutama ibu klien adalah orang yang berarti bagi klien.
− Hubungan dengan keluarga:
Hubungan klien dengan keluarga baik
− Hubungan dengan orang lain:
Hubungan klien dengan orang lain baik, tampak teman-teman dan tetangga klien datang menjenguk klien.
− Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
Klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
e. Spirilual
− Nilai dan keyakinan
Klien meyakini Allah SWT sebagai Tuhan yang berkuasa atas segalanya dan hanya kepada-Nya tempat memohon.
− Kegiatan ibadah
Klien rajin mengerjakan shalat 5 waktu.
H. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran klien baik
b. Tanda-tanda vital
− Suhu tubuh : 36,8 oC
− Tekanan darah : 110/70 mmHg
− Nadi : 78 x/menit
− Pernapasan : 20 x/menit
− TB : 158 cm
− BB : 55 kg
c. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut
− Bentuk : Simetris
− Ubun-ubun : Normal, fontanel berada di tengah, tidak tedapat lesi
− Kulit kepala : Bersih
Rambut
− Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran merata, dengan rambut lurus
− Bau : Rambut klien tidak bau
− Warna kulit : Hitam
Wajah
− Warna kulit : Putih
− Struktur wajah : Simetris
Mata
− Kelengkapan dan kesimetrisan : Normal, simetris antara dextra dan sinistra
− Palpebra : Normal, dapat menutup dan
membuka mata, tidak ada kemerahan.
− Konjungtiva dan skela : Konjungtiva tidak anemis, sklera putih tidak ikterik
− Pupil : Isokor (sama kanan kiri), posisi di tengah
− Cornea dan iris : Tidak dilakukan pemeriksaan
− Visus : penglihatan pasien bagus
− Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung
− Tulang hidung dan posisi septum nas : Normal, berada di tengah.
− Lubang hidung : Normal, simetris antara
dextra dan sinistra
− Cuping hidung : Tidak ada pernapasan
cuping hidung
Telinga
− Bentuk telinga : Simetris antara dextra dan sinistra
− Ukuran teringa : Normal
− Lubang telinga : Normal, tidak ada lateralisasi telinga kanan dan kiri
Mulut dan faring
− Keadaan bibir : Normal dan lembab
− Keadaan gusi dan gigi : Gusi klien merah muda dan gigi klien lengkap
− Keadaan lidah : Lembab
− Orofaring : Normal, tampak klien tidak mengalami gangguan dalam proses menelan
Leher
− Posisi trachea : Berada di tengah
− Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
− Suara : Suara klien jelas
− Kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
− Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
− Denyut nadi karotis : Teraba kuat
Pemeriksaan integumen
− Kebersihan : Kulit klien bersih
− Kehangatan : Akral hangat
− Warna : Putih
− Turgor : Kembali < 3 detik
− Kelembapan : Kulit teraba lembab
− Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit
Pemeriksaan payudara
− Ukuran dan betuk : Normal, ukuran sama
− Warna payudara dan aerola : aerola berwarna hitam.
− Kondisi payudara dan puting : Kondisi payudara kotor, puting klien tidak menonjol keluar
− Produksi ASI : Produksi ASI klien hanya sedikit.
Pemeriksaan thoraks/dada
− Pernapasan (frekuensi, irama) : Pola napas pasien teratur, RR: 20 x/mentit
− Tanda kesulitas bernapas : Tidak ada
Pemeriksaan paru
− Palpasi getaran suara : Simetris antara dextra dan sinistra saat klien bernapas
− Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
− Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
− Inspeksi : Normal, tidak ada massa, tidak ada trauma
− Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak dijumpai massa, tanda acites (−)
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
− Genetalia : Rambut pubis ada
− Anus : Anus pasien normal
− Pada ibu nifas (kondisi lochea, konsistensi warna, bau, kondisi perineum;
episiotomi ada/tidak, REEDA) :
Lochea klien berwarna putih kekuningan (lochea alba), eposiotomi ada, kondisi perineumnya sudah membaik, tanda REEDA tidak ada yaitu redness (kemerahan), edema (bengkak), drainage (rembesan), dan approximatly (jahitan tidak menyatu) tidak ada.
Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
− Kesimetrisan : Simetris antara dextra dan sinistra
− Kekuatan otot : Kuat
− Edema : Tidak ada edema
Pemeriksaan neurologi (Nervus cranial)
− Nervus Optikus : Mampu membaca dalam jarak 1 meter
− Nervus Okulamotorik, Trochlehar, dan Abducen :
Bola mata dapat melihat kearah vertical, horizontal, dan rotatoar, pupil isokor, pupil mengecil ketika diberi rangsangan cahaya
− Nervus Trigeminus : Otot masetter dan temporalis sebagai otot mengunyah normal
− Nervus Fasialis : Klien dapat menggelembungkan pipi, mengerutkan dahi, tersenyum, dan tertawa
− Nervus Koklearis : Klien dapat mendengarkan bunyi arloji
− Nervus Glosofaringeus : Uvula berada di tengah, tidak ada tanda meradang
− Nervus Vagus : Klien mampu menelan
− Nervus Hypoglosus : Klien dapat menjulurkan lidah dan menggulang
Fungsi motorik
Klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki, duduk, dan berganti posisi.
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas, dingin, getaran)
Klien mampu membedakan benda yang bertekstur halus dan kasar, dapat membedakan panas dan dingin.
I. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI a. Pola makan dan minum
− Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
− Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien bagus
− Nyeri ulu hati : Tidak ada
− Alergi : Tidak ada riwayat alergi
− Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah
− Waktu pemberian makan : Pagi pukul 08.00, siang pukul 13.00, dan malam 20.00 WIB
− Jumlah dan jenis makanan : Jenis makanan yang diberikan yaitu nasi, ikan, sayur dan buah, serta klien tidak suka minum susu.
− Waktu pemberian cairan/minum :
Klien minum saat setelah beraktivitas dan selesai makan serta disaat klien haus, klien minum kurang lebih 7 gelas (1050 ml gelas/hari)
− Masalah makan dan minum : Klien tidak mempunyai masalah dalam makan dan minum
b. Aktivitas/Istirahat Sebelum melahirkan
− Tidur malam : 6-8 jam yaitu pukul 23.00 – 06.00 WIB
− Tidur siang : klien tidak terbiasa tidur siang
− Kwantitas : kadang klien terbangun di malam hari karena ingin BAK
Setelah melahirkan
− Tidur malam : klien tidur lebih awal yaitu pukul 21.00 – 01.00 WIB
− Tidur siang : pukul 11.00 – 14.00 WIB
− Kwantitas : klien sering terbangun, setiap pukul 01.00 WIB, pukul 03.00 WIB serta pukul 04.00 WIB karena bayinya rewel, susah untuk memulai tidur lagi, klien merasa kelelahan, mengantuk, kurang energi, kurang minat terhadap sekitar dan tidur nya tidak memuaskan karena tanggung jawab nya sebagai orang tua.
c. Perawatan diri/personal hygiene
− Kebersihan tubuh : Bersih
− Kebersihan gigi dan mulut : Bersih, tidak terdapat plak dan karies
− Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku klien panjang
d. Pola kegiatan/aktivitas
− Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total
Aktivitas sehari-hari klien dilakukan seicara mandiri. Kegiatan atau aktivitas setiap harinya yaitu mengurus bayi nya.
− Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit Selama dirawat dirumah klien tetap dapat menjalan shalatnya.
J. POLA ELIMINASI a. BAB
− Pola BAB : Normal, 1 kali sehari
− Karakteristik feses : Normal, feses berbentuk dan berwarna kuning
− Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan
− BAB terakhir : 1 hari yang lalu
− Diare : Tidak ada
− Penggunaan laktasif : Tidak ada
b. BAK
− Pola BAK : 6-7 kali / hari
− Karakteristik urin : kuning
− Kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK
− Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
− Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik
− Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
K. MEKANISME KOPING
Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga.
2. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
Keperawatan 1 DS:
− Klien mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI)
− Klien mengatakan bayi menolak menyusu
− Klien mengatakan produksi ASI nya hanya sedikit setelah seminggu melahirkan
− Klien mengatakan tidak tahu cara perawatan payudara.
DO:
− Riwayat obstetri: G1P1A0
− Tampak ketidakadekuatan suplai ASI
− Puting susu klien tidak menonjol keluar
− Payudara dan puting tampak kotor
− Isapan bayi pada payudara tidak kontinue
− Bayi menolak untuk lacth on
Primipara
Adaptasi Fisiologi Rendah
Produksi ASI Sedikit
Anomali Payudara Ibu
Ketidakefektifan Pemberian ASI
Ketidakefektifan pemberian ASI
2. DS:
− Klien mengatakan kurang puas dengan tidur nya karena tanggung jawab menjadi orang tua.
− Sebelum melahirkan klien tidur malam jam 6-8 jam yaitu pukul 23.00 – 06.00 WIB, setelah melahirkan tidur malam klien lebih cepat yaitu pukul 21.00 – 01.00 WIB
− Klien mengatakan sering terbangun, setiap pukul 01.00 WIB, pukul 03.00 WIB serta pukul 04.00 WIB karena bayinya rewel
− Susah untuk memulai tidur lagi jika terbagun di malam hari.
DO:
− TTV:
TD: 110/70 mmHg HR: 78 x/menit RR: 20 x/menit T: 36,8 0C
− Riwayat obstetri: G1P1A0
− Klien tampak lelah
− Klien tampak mengantuk
− Klien tampak kurang energi
− Klien tampak kurang minat
Primipara
Peran baru sebagai ibu
Susah beradaptasi
Gangguan tidur
Keletihan
Keletihan
terhadap sekitar
− Kebutuhan istirahat klien meningkat seperti sebelum melahirkan klien tidak terbiasa tidur siang, tetapi setelah melahirkan klien tidur siang sekitar 2-3 jam yaitu dari pukul 11.00 – 14.00 WIB dan tidur malam klien lebih cepat 21.00 WIB
3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data:
1. Ketidakefektifan pemberian ASI 2. Keletihan
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d anomali payudara ibu d/d klien mengatakan setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), bayi menolak menyusu, produksi ASI hanya sedikit setelah seminggu melahirkan, klien mengatakan kurang mengetahui cara perawatan payudara, puting susu tidak menonjol keluar, payudara dan puting tampak kotor, isapan bayi pada payudara tidak kontinue, bayi menolak untuk lacth on, tampak ketidakadekuatan suplai ASI dan riwayat obstetri: G1P1A0
2. Keletihan b/d gangguan tidur d/d klien mengatakan kurang puas dengan tidurnya karena tanggung jawab menjadi orang tua, sebelum melahirkan klien tidur malam jam 6-8 jam yaitu pukul 23.00 – 06.00 WIB, setelah melahirkan tidur malam klien lebih cepat yaitu pukul 21.00 – 01.00 WIB, sering terbangun, setiap pukul 01.00 WIB, pukul 03.00 WIB serta pukul 04.00 WIB karena bayinya rewel, kebutuhan istirahat klien meningkat seperti sebelum melahirkan klien tidak terbiasa tidur siang tetapi setelah melahirkan klien tidur siang sekitar 2-3 jam yaitu dari pukul 11.00 – 14.00 WIB, susah untuk memulai tidur lagi, klien tampak lelah, mengantuk, kurang energi dan kurang minat terhadap sekitarnya, riwayat obstetri: G1P1A0, TTV: TD: 110/70 mmHg, HR: 78 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,8oC
4. Perencanaan
Hari/
tanggal No.
Dx
Perencanaan Keperawatan
Rabu/
25 Mei 2016
1. Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan : Pasien mengetahui tentang cara perawatan payudara bagi ibu menyusui.
Kriteria hasil :
1. Klien mengetahui cara merawat payudara bagi ibu menyusui
2. ASI keluar 3. Payudara bersih 4. Bayi mau menyusu
Rencana Tindakan Rasional
1) Kaji penyebab kurang produksi ASI
2) Ajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya
3) Jelaskan kepada klien tentang pentingnya manfaat ASI
4) Anjurkan kepada klien untuk melatih bayi agar dapat menghisap putting susu dengan baik karena dapat merangsang puting ibu keluar.
− Membantu intervensi selanjutnya
− Untuk menurunkan ansietas
− Membantu
mempertahankan suplai ASI yang adekuat
− Klien akan mengerti dan senang menyusui bayinya
5) Instruksikan kepada ibu tentang alat pemompa payudara untuk mengurangi kongesti payudara
6) Lakukan perawatan payudara pada anomali payudara ibu dengan cara perawatan menurut HOFFMAN
7) Berikan leaflet perawatan payudara untuk menambah wawasan ibu
− Memungkinkan puting menonjol keluar
− Untuk membantu pengeluaran puting ibu
− Membantu memenuhi kebutuhan
pembelajaran ibu Rabu/25
Mei 2016
2. Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola istirahat klien kembali normal.
Kriteria hasil :
jumlah jam tidur klien cukup, pola tidur normal, kualitas tidur cukup
Rencana Tindakan Rasional 1) Pantau dan catat pola tidur
pasien dan jumlah jam tidurnya
2) Anjurkan klien untuk mengatur antara istirahat dan perawatan bayi
3) Libatkan keluarga dalam perawatan anak agar ibu
− Membantu intervensi selanjutnya
− Agar kebutuhan istirahat dan tidur klien
terpenuhi.
− Agar ibu dapat beristirahat dengan
dapat beristirahat dengan cukup
4) Ciptakan suasana lingkungan yang terapeutik
5) Anjurkan pasien melakukan yang meningkatkan relaksasi (membaca, mendengarkan musik), dengan relaksasi klien akan lebih tenang dan membaca dan mendengarkan musik merupakan aktifitas yang tidak memerlukan banyak energi.
6) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui ada penurunan tanda-tanda vital sebagai tanda adanya keletihan
baik.
− Lingkungan yang nyaman, membuat istirahat lebih baik.
− Dengan meningkatkan relaksasi maka istirahat dan tidur pasien menjadi lebih baik.
− Untuk mengetahui adanya keletihan atau tidak
5. Implementasi
Hari/
Tanggal No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu/
25 Mei 2016
1 1) Mengkaji penyebab kurang produksi ASI seperti memeriksa puting susu ibu dan makanan yang di konsumsi pasien
2) Mengajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya seperti menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan yaitu susu, sayuran hijau yang mengandung zat (bayam, brokoli, buncis), buah berwarna kuning dan jingga (tomat, pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang), dan minum air putih 8-12 gelas/hari untuk mengurangi dehidrasi.
3) Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya manfaat ASI karena ASI bagus untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan kecerdasan bayi
4) Melakukan perawatan payudara pada anomali payudara ibu
S :
− Klien mengatakan ASI keluar sedikit
− Klien mengatakan jarang
membersihkan
payudara selama hamil
− Klien mengatakan susah menyusui bayinya karena puting susunya tidak menonjol
− Klien mengatakan kurang menetahui cara perawatan payudara
− Klien mengatakan tidak sukak minum susu.
dengan cara:
a) Melakukan perawatan payudara menurut HOFFMAN yaitu dengan jari telunjuk/ibu jari mengurut disekitar puting susu kearah berlawanan sampai merata:
− Basahi kedua telapak tangan dengan minyak, tarik kedua puting bersama-sama dan putar ke dalam kemudian keluar sebanyak 20 kali.
− Puting susu dirangsang dengan ujung washlap/handuk kering yang digerakkan ke atas bawah beberapa kali.
b) Melakukan perawatan puting susu datar atau masuk ke dalam, dengan cara lain yaitu sebagai berikut:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
O :
− ASI keluar sedikit
− Payudara dan puting susu tampak kotor
− Puting susu tidak menonjol ke luar
− Klien tampak menghabiskan
makanannya
dengan porsi 1 nasi, sayur dan ikan.
A : intervensi belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
5) Memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien
bagaimana cara perawatan payudara untuk puting susu datar dengan menggunakan leaflet, isinya yaitu:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
− Lakukan langkah-langkah perawatan tersebut 4-5 kali pagi dan sore hari
Rabu/25 Mei 2016
2 1) Mamantau dan mencatat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya dengan cara melakukan wawancara kepada pasien.
2) Memberitahukan kepada klien untuk mengatur antara istirahat dan perawatan bayi
3) Melibatkan keluarga dalam perawatan anak agar ibu dapat beristirahat dengan cukup
S:
− Klien mengatakan masih sering terbangun, setiap pukul 01.00 WIB, pukul 03.00 WIB serta pukul 04.00 WIB karena bayinya rewel.
− Klien mengatakan apabila sudah terbangun susah
4) Menciptakan suasana lingkungan yang terapeutik sehingga pasien merasa nyaman seperti lingkungan yang tidak berisik, lingkungan kamar yang bersih dan nyaman, dan suhu yang tidak terlalu panas.
5) Menganjurkan pasien melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan relaksasi (membaca, mendengarkan musik),
dengan relaksasi klien akan lebih tenang dan membaca dan mendengarkan musik merupakan aktifitas yang tidak memerlukan banyak energi.
6) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui ada penurunan tanda- tanda vital sebagai tanda adanya keletihan dengan menggunakan stestoskop dan termometer.
untuk memulai tidur kembali.
O:
− TTV:
Tekanan darah:
110/70 mmHg Suhu: 36.8oC Nadi: 78 x/menit RR: 20 x/menit
− Tampak lingkar hitam di sekeliling mata pasien.
− Klien tampak mengantuk
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus pada Ny. E berusia 26, dengan riwayat obstetri G1P1A0 dan masa nifas yang ke-14. Berdasarkan pengkajian klien mengeluhkan bahwa setelah melahirkan ASI tidak keluar selama seminggu sehingga bayi diberi susu formula (keterlambatan produksi ASI), bayi menolak menyusu, karena puting susu tidak keluar. Produksi ASI keluar sedikit setelah seminggu melahirkan dan klien juga tidak tahu cara perawatan payudara. Hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36,8 oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, TB 158 cm dan BB 55 kg. Payudara simetris, warna aerola hitam, kondisi puting tidak menonjol keluar, ketidakadekuatan produksi ASI, bayi menolak latching on dan isapan bayi pada payudara tidak kontinue. Saat ini lochea berwarna putih kekuningan (lochea alba), terdapat episiotomi dan pereniumnya sudah membaik. Tanda REEDA tidak ada yaitu redness (kemerahan), edema (bengkak, echimosis (perdarahan di bawah kulit), drainage (rembesan), dan approximatly (jahitan tidak menyatu) tidak ada.
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada Ny. E ditemukan masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan pemberian ASI b/d anomali peyudara ibu.
Setelah itu dilakukan intervensi dan implementasi yang direncanakan selama 2 hari. Intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien yaitu kaji penyebab kurang produksi ASI, ajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya, jelaskan kepada klien tentang pentingnya manfaat ASI, lakukan perawatan payudara menurut HOFFMAN dan berikan pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara untuk puting datar dengan menggunakan leaflet. Intervensi yang tidak dapat dilakukan karena kodisi klien tidak sesuai yaitu anjurkan kepada klien untuk melatih bayi agar dapat menghisap puting susu dengan baik karena dapat merangsang puting ibu keluar, intervensi ini tidak dilakukan karena puting ibu masih masuk ke dalam sehingga terlebih dahulu dilakukan perawatan payudara, jika puting ibu sudah keluar maka dapat dilakukan intervensi tersebut.
Kemudian intervensi instruksikan kepada ibu tentang alat pemompa payudara
untuk mengurangi kongesti payudara tidak dilakukan karena kondisi payudara ibu tidak mengalami pembengkakan. Untuk diagnosa ketidakefektifan pemberian ASI, intervensi dan implementasi yang direncanakan selama 2 hari dan hasil evaluasi masalah hanya terasi sebagian.
B. SARAN
a. Bagi Instansi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang berhubungan dengan kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas sebagai bahan acuan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mahasiswa DIII keperawatan
b. Bagi Praktik Keperawatan
Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas
c. Bagi Mahasiswa
Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar nutrisi (ketidakefektifan pemberian ASI) pada ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Pratricia A, dan Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta:
EGC
Ambarwati. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta: EGC
Rukiyah, Ai Y. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info Media.
Hutahean, S. (2009). Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta: CV. Trans Info Media
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Herdman. (2015). NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: ECG
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
1 Rabu/25 Mei 2016
09.00
09.15
6) Mengkaji penyebab kurang produksi ASI seperti memeriksa puting susu ibu dan makanan yang di konsumsi klien.
7) Mengajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya seperti menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan seperti susu, sayuran hijau yang mengandung zat (bayam, brokoli, buncis), buah berwarna kuning dan jingga (tomat, pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang), dan minum air putih 8-12 gelas/hari untuk mengurangi dehidrasi.
EVALUASI:
S:
− Klien mengatakan kurang mengerti cara perawatan payudara.
− Klien mengatakan tidak sukak minum susu
O:
− Payudara dan putting susu tampak kotor
− Putting susu tidak menonjol
− Klien tampak menghabiskan 1 porsi nasi, sayur dan ikan
A: Intervensi belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
2 Rabu/25 Mei 2016
09.30
09.55
10.15
1) Mamantau dan mencatat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya dengan cara melakukan wawancara kepada pasien.
2) Memberitahukan kepada klien untuk mengatur antara istirahat dan perawatan bayi
3) Melibatkan keluarga dalam perawatan anak agar ibu dapat beristirahat dengan cukup
EVALUASI:
S:
− Klien mengatakan pola tidur nya masih terganggu
− Klien mengatakan kurang istirahat
− Klien mengatakan keluarga nya membantunya dalam merawat anaknya
O:
− Klien tampak letih
− Klien tampak mengantuk
A: Intervensi belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
1 Kamis/
26 Mei 2016
09.00
09.30
09.40
1) Mengkaji penyebab kurang produksi ASI seperti memeriksa puting susu ibu dan makanan yang di konsumsi pasien
2) Mengajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya seperti menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan seperti susu, sayuran hijau yang mengandung zat (bayam, brokoli, buncis), buah berwarna kuning dan jingga (tomat, pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang), dan minum air putih 8-12 gelas/hari untuk mengurangi dehidrasi.
3) Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya manfaat ASI karena ASI bagus untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan
EVALUASI:
S :
− Klien mengatakan ASI keluar sedikit
− Klien mengatakan puting susunya tidak menonjol keluar
− Klien mengatakan sudah mengerti cara perawatan payudara untuk puting yang datar
O :
− ASI keluar sedikit
− Payudara dan putting susu tampak bersih
− Putting susu tidak menonjol keluar
− Klien mampu menghabiskan 1 porsi nasi, sayur, ikan dan buah jeruk
− Klien tampak mengerti cara perawatan payudara untuk puting yang datar
10.00
kecerdasan bayi
4) Melakukan perawatan payudara pada anomali payudara ibu dengan cara:
c) Melakukan perawatan payudara menurut HOFFMAN yaitu dengan jari telunjuk/ibu jari mengurut disekitar puting susu kearah berlawanan sampai merata:
− Basahi kedua telapak tangan dengan minyak, tarik kedua puting bersama-sama dan putar ke dalam kemudian keluar sebanyak 20 kali.
− Puting susu dirangsang dengan ujung washlap/handuk kering yang digerakkan ke atas bawah beberapa kali.
d) Melakukan perawatan puting susu datar atau masuk ke dalam, dengan cara lain yaitu sebagai berikut:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu
A : intervensi teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan
secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
5) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien bagaimana cara perawatan payudara untuk puting susu datar dengan menggunakan leaflet, isinya yaitu:
− Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
− Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
− Lakukan langkah-langkah perawatan tersebut 4-5 kali pagi dan sore hari
No.
DX
Hari/
Tanggal
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
2 Kamis/
26 Mei 2016
10.10
11.25
11.45
12.05
1) Mamantau dan mencatat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya dengan cara melakukan wawancara kepada pasien.
2) Memberitahukan kepada klien untuk mengatur antara istirahat dan perawatan bayi
3) Menganjurkan keluarga agar terlibat dalam perawatan anak agar ibu dapat beristirahat dengan cukup
4) Menganjurkan keluarga agar menciptakan suasana lingkungan yang terapeutik sehingga pasien merasa nyaman seperti lingkungan yang tidak berisik, lingkungan kamar yang bersih dan nyaman, dan suhu yang tidak terlalu panas.
5) Menganjurkan pasien melakukan kegiatan
EVALUASI:
S:
− Klien mengatakan pola tidur nya masih terganggu
− Klien mengatakan istirahat nya sedikit tercukupi karena ibu klien membantu merawat bayinya
− Klien mengatakan dapat memulai tidur nya kembali jika terbangun dengan menonton tv terlebih dahulu.
O:
− TTV:
Tekanan darah: 110/80 mmHg Suhu tubuh: 37oC
Nadi: 80 x/menit RR: 19 x/menit
− Klien tampak mengantuk disiang hari
12.20
12.35
yang dapat meningkatkan relaksasi (membaca, mendengarkan musik), dengan relaksasi klien akan lebih tenang dan membaca dan mendengarkan musik merupakan aktifitas yang tidak memerlukan banyak energi.
6) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui ada penurunan tanda-tanda vital sebagai tanda adanya keletihan dengan menggunakan stestoskop.
A: Intervensi teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Judul Kegiatan
Sekilas Tentang Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
B. Identifikasi Masalah
Ketika wanita sedang hamil banyak yang dipersiapkan untuk kelahiran dan untuk selama melahirkan. Payudara pun juga harus dipersiapkan sejak kehamilan yaitu perawatan payudara karena untuk menyiapkan diri ketika memberikan air susu ibu (ASI) untuk si buah hati saat dia lahir kelak. Hal ini merupakan salah satu bagian yang penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebagai persiapan untuk menyusui nantinya dan wajib dilakukan selama kehamilan. Saat kehamilan payudara akan membesar dan warna di daerah sekitar putting akan lebih gelap dan lebih sensitive / peka. Sehingga jika terkena sentuhan sedikit saja akan terasa sakit dan tegang karena tubuh sedang bekerja mempersiapkan diri untuk memberikan makanan pada bayinya kelak.
Perawatan payudara sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan. Dengan perawatan yang benar, hasilnya bukan cuma produksi yang cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap baik selama menyusui. Sebagaimana diketahui, payudara selama kehamilan akan mengalami perubahan. Antara lain terasa lebih kencang, lebih besar, dan lebih penuh. Konon, menjelang kelahiran berat setiap payudara mencapai 1,5 kali lebih besar dibandingkan sebelum hamil.
Oleh sebab itu perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahirsehingga harus dilakukan sedini mungkin.
C. Tujuan Kegiatan a) Tujuan Umun
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang “Perawatan Payudara”
selama 20 menit di kediaman Ny. E, diharapkan keluarga khususnya Ny. E dapat mengerti dan memahami tentang perawatan payudara
b) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang “Perawatan Payudara”
selama 20 menit di kediaman Ny. E, diharapkan keluarga khususnya Ny. E dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian perawatan payudara 2. Tujuan perawatan payudara 3. Penyebab suplai ASI tidak cukup 4. Cara perawatan payudara
D. Bentuk Kegiatan 1. Ceramah 2. Tanya Jawab
E. Sasaran Pasien (Ny. E)
F. Media Leaflet
G. Waktu dan Tempat Kegiatan 1. Waktu: Kamis, 26/ Mei/ 2016
2. Tempat Kegiatan: Rumah/kediaman Ny. E
H. Satuan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan
2 5 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.
- Materi :
1. Pengertian perawatan payudara 2. Tujuan perawatan payudara 3. Penyebab suplai ASI tidak
cukup
4. Cara perawatan payudara
Menyimak dan memperhatikan
3 5 menit Evaluasi :
Memberi kesempatan kepada Ny. E untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
Menyimak dan mendengarkan
4 5 menit Penutup :
- Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah di berikan kepada peserta
- Mengucapkan salam
Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri 1 peserta.
b. Media yang digunakan adalah leaflet c. Waktu penyuluhan selama 20 menit.
d. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah/kediaman Ny. E e. Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.
f. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi Hasil
a. Setelah dilakukan penyuluhan tentang ‘’Perawatan Payudara’’
diharapkan beberapa peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian perawatan payudara 2. Menyebutkan tujuan perawatan payudara 3. Menyebutkan enyebab suplai ASI tidak cukup 4. Menjelaskan cara perawatan payudara
b. Setelah dilakukan penyuluhan tentang ‘’Perawatan Payudara’’
diharapkan pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit cara perawatan payudara serta diharapkan dapat melakukan perubahan perilaku hidup yang lebih sehat.
J. Materi
a. Pengertian perawatan payudara
Perawatan payudara pada nifas adalah merawat sedini mungkin payudara ibu pada saat kenifasan untuk mempersiapkan payudara sebagai penghasil ASI serta kebersihannya dan teknik perawatannya.
b. Tujuan perawatan payudara
1. Memelihara kebersihan payudara 2. Melenturkan dan menguatkan puting 3. Mengatasi puting susu datar/masuk 4. Memperlancar pengeluaran ASI
c. Penyebab suplai ASI tidak cukup 1. Makanan ibu
2. Ketenangan jiwa dan pikiran 3. Penggunaan alat kontrasepsi 4. Perawatan payudara
d. Cara perawatan payudara
Persiapan alat : Kapas dan minyak kelapa Pelaksanaan :
1. Kompres kedua puting susu dengan kapas yang telah dibasahi minyak selama 5 menit agar kotoran di sekitar puting susu mudah terangkat.
2. Jika puting susu normal, oleskan minyak padaibu jari dan telunjuk, lalu letakkan keduanya memutar ke arah dalam sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu. Gerakan tersebut bertujuan meningkatkan elestisitas otot puting susu.
3. Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, lakukan tahap berikut:
a. Letakkan kedua ibu jari di sebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekan dan hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
b. Letakkan kedua ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan serta hentakkan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan.
c. Lakukan langkah-langkah perawatan tersebut 4-5 kali pagi dan sore hari, sebaiknya diperhatikan untuk tidak menggunakan bahan- bahan seperti alkohol atau sabut untutk membersihkan puting susu karena hal itu dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan lecet.
K. Daftar Pustaka
Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta: EGC
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Dewinta Isabora Gustrianingsih Purba
NIM : 13250002
Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi: Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Ibu Nifas di Lingkungan I Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas