• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS, BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Oleh: Maria Merianti NIM : 141124003. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini kupersembahkan kepada Bunda Maria, Orang Tuaku Tercinta ( Bapak G. Malau dan Ibu L. Turnip), Adik dan Kakakku, Romo, OMK, Pendamping OMK, Ketua bidang paguyuban, sekretariat dan segenap umat Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” ( Yeremia 29 :11 ). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK (OMK) DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS, BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG. Adapun penulisan skripsi ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap kurangnya pemahaman iman Orang Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat dampak yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman iman OMK. Adapun dampak tersebut yakni OMK tidak lagi menyadari peran pentingnya sebagai generasi penerus dan masa depan Gereja. Pelaksanaan pendampingan iman diharapkan mampu membantu OMK untuk menjadi pelaku perubahan. Keprihatinan di atas menjadi alasan penulisan skripsi ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini yakni untuk meningkatkan pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang serta membantu OMK di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang untuk lebih menyadari perannya sebagai generasi penerus Gereja sehingga semakin mampu mengenal, mempertahankan, dan mewujudnyatakan imannya akan Kristus di Gereja maupun di tengah masyarakat. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yakni berdasarkan wawancara terhadap Orang Muda Katolik (OMK), pendamping, ketua bidang paguyuban serta Romo di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Selain itu penulis juga melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa Orang Muda Katolik (OMK) memerlukan adanya pendampingan iman yang dapat membantu mereka mengenal, mempertahankan, dan mewujudnyatakan imannya akan Kristus di Gereja maupun di tengah masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, penulis berpendapat bahwa meningkatkan pelaksanaan katekese dapat membantu para Orang Muda Katolik (OMK) dalam usaha mengenal, mempertahankan, dan mewujudnyatakan imannya akan Kristus di Gereja maupun di tengah masyarakat. Khususnya melalui katekese Audio Visual yang dapat membantu OMK agar dapat tersentuh, tergerak dan lalu bergerak. Adapun caranya adalah dengan pendalaman bersama (dialog). Kendati demikian keputusan yang baik/ buruk, penting atau tidak merupakan keputusan OMK sendiri. Dengan kata lain katekese audio visual membantu untuk “ menemani” setiap pribadi agar merasakan sendiri bahwa Allah bersemayam dalam dirinya.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT The title of this undergraduate thesis is “ THE ACCOMPANIMENT OF FAITH FOR THE YOUNG CATHOLICS IN SAINT CHRISTOFORUS PARISH, BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG.“ The writing of this thesis was chosen based on the author’s concern about the lack of understanding of the faith of the Catholic Young People (OMK) in the Saint Christofore Parish, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. In this regard, there is an impact caused by a lack of understanding of OMK's faith. As for the impact, OMK is no longer aware of its important role as the next generation and future of the Church. The implementation of faith assistance is expected to be able to help OMK to become perpetrators of change. This situation led to the implementation of the assistance of faith, for OMK in the St. Christoforus Parish, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, to get attention.The above concern is the reason for writing this thesis. The purpose and purpose of this paper is to improve the faith assistance for Catholic Youth in the Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang Parish and to help OMK in the Santo Kristoforus Banyutemumpang Parish, Sawangan, Magelang to be more aware of its role as the next generation of the Church , maintain, and manifest his faith in Christ in the Church and in the community. In writing this essay, the author uses a qualitative research method which is based on interviews with Catholic Youth (OMK), assistants, chairmen of the community as well as Father at the Saint Christofore Parish, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. In addition, the author also conducted research on the official documents of the St. Christophorus Parish, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. From the study it was found that Catholic Youth (OMK) needed the assistance of faith that could help them recognize, maintain, and manifest their faith in Christ in the Church and in the community. In this regard, the author argue that improving of catechesis can help Young Catholics(OMK ) in their efforts to recognize, maintain and manifest their faith in Christ in the Church and in the community. Especially throught Audio Visual catechesis that helps OMK to be touched, moved and then moves carried out by deepening together ( dialogue ). Nevertheless good / bad decisions, important or not are the decisions of the OMK itself. In other words audio-visual catechesis helps to "accompany" each person to feel for themselves that God lives in him.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO. KRISTOFORUS,. BANYUTEMUMPANG,. SAWANGAN,. MAGELANG”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Katolik di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Dr.B. Agus Rukiyanto SJ selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis selama menjalankan perkuliahan di kampus.. 2.. YH. Bintang Nusantara,SFK.M.Hum selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dengan kesabaran dan ketelitian beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. 3.. Yoseph Kristianto,SFK.M.Pd. selaku dosen penguji II, yang telah membimbing penulis selama menempuh studi di PAK.. 4.. P. Banyu Dewa HS,S.Ag.M.Si. selaku dosen penguji III, yang berkenan menguji penulis. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi PAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.. 6.. Vincentius. Suparman,. Pr. selaku. Romo. Paroki. Santo. Kristoforus. Banyutemumpang, Sawangan, Magelang yang telah mengijinkan dan bersedia memberikan tempat bagi penulis untuk melaksanakan penelitian. 7.. Bapak Y.P. Supono selaku ketua bidang paguyuban sekaligus pendamping OMK serta yang telah bersedia meluangkan waktu bagi penulis untuk melaksanakan wawancara.. 8.. Orang Muda Katolik Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang yang telah bersedia untuk diwawancara.. 9.. Keluargaku yang selalu meluangkan waktu, tenaga, dan materi dalam membantuku serta selalu memberikan motivasi dan doa kepadaku.. 10. Romo Ath. Kristiono Purwadi, SJ selaku romo paroki Santo Antonius Muntilan yang selalu memberikan dukungan serta mendoakanku. 11. Sahabatku Dominicus Budhy yang selalu mengingatkan, setia menemani dan memberikan semangat kepadaku. 12. Saudara-saudaraku angkatan 2014 yang telah memberikan dukungan, perhatian, dan semangat bagi penulis selama menempuh studi di IPPAK. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL......................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv. HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii. ABSTRAK ........................................................................................................ viii. ABSTRACT ...................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR ...................................................................................... x. DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii. DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xviii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1. A. Latar Belakang .................................................................................... 1. B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4. C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 4. D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 5. E. Metode Penulisan ................................................................................ 5. F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 6. BAB II. PERKEMBANGAN IMAN DAN PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA KATOLIK .............................................................................. 8 A. Perkembangan Iman ........................................................................... 8. 1. Siapa itu Orang Muda Katolik ? .................................................... 9. 2. Pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik ........................ 10. 3. Perkembangan Iman Orang Muda Katolik..................................... 11. a. Kelompok usia remaja .............................................................. 11. b. Kelompok usia taruna ............................................................... 12. c. Kelompok usia karya .................................................................. 13. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Peran Pendampingan Iman terhadap Perkembangan Iman OMK ...... 14. 1. Pengertian Pendampingan Iman bagi OMK................................... 14. 2. Peran Pendampingan Iman bagi OMK........................................... 16. a. Pendampingan iman sebagai pewartaan untuk OMK ............... 16. b. Pendampingan iman mendidik OMK ....................................... 17. c. Pendampingan iman memelihara, menjaga, dan menumbuhkan iman OMK ............................................................................... 18 d. Pendampingan iman mengembangkan dan membawa pembaharuan ............................................................................ 20 3. Bentuk Kegiatan Pendampingan Iman bagi OMK ......................... 21. a. Kerygma ( Pewartaan ) .............................................................. 22. 1) Katekese Kaum Muda ......................................................... 22. 2) Pendalaman Kitab Suci ....................................................... 23. 3) Rekoleksi............................................................................... 23. b. Liturgia ( Peribadatan ) ............................................................. 24. 1) Latihan Koor atau lagu-lagu Rohani Gereja ........................ 25. 2) Misa Orang Muda Katolik ................................................... 25. 3) Legio Maria ......................................................................... 25. 4) Doa Lingkungan .................................................................. 25. c. Diakonia ..................................................................................... 26. d. Koinonia ..................................................................................... 27. 1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK) .................................. 27. 2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) . ........................... 28. C. Peran Pendamping bagi Perkembangan Iman OMK .......................... 29. 1. Sahabat ........................................................................................... 29. 2. Pendorong / Motivator ................................................................... 31. 3. Fasilitator ........................................................................................ 31. 4. Saksi Kristus................................................................................... 33. D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendampingan Iman bagi Perkembangan Iman OMK ................................................................. 34. 1. Diri Sendiri...................................................................................... 34. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Keluarga .......................................................................................... 35. 3. Gereja .............................................................................................. 37. 4. Masyarakat ...................................................................................... 38. BAB III. PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA KATOLIK (OMK) DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS , BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG........................................................... 40. A. Gambaran Umum Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang .......................................................................... 40. 1. Sejarah Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan , Magelang......................................................................................... 41. 2. Kegiatan – kegiatan Pendampingan Iman di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang .......................................................................... 43 a. Kerygma ( Pewartaan )................................................................ 44. 1) Katekese.................................................................................. 44. 2) Pendalaman Kitab Suci ........................................................... 44. b. Liturgia ( Peribadatan ) .............................................................. 45. 1) Devosi ..................................................................................... 45. 2) Doa Rosario ............................................................................ 46. c. Diakonia ( Pelayanan ) . ............................................................. 46. d. Koinonia ( Paguyuban ) ............................................................ 47. 1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK)..................................... 47. 2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) ............................... 47. B. Metodologi Penelitian ........................................................................ 48. 1. Permasalahan .................................................................................. 49. 2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 49. 3. Manfaat Penelitian ......................................................................... 50. 4. Jenis Penelitian ............................................................................... 50. 5. Metode Penelitian .......................................................................... 50. 6. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 51. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Analisis Data .................................................................................. 51. 8. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 52. a. Tempat ....................................................................................... 52. b. Waktu Penelitian ....................................................................... 52. 9. Sampel Penelitian ........................................................................... 52. 10.Fokus Penelitian ............................................................................ 53. 11.Instrumen Penelitian ..................................................................... 55. C. Laporan Hasil Penelitian tentang Perkembangan Iman dan Pendampingan Iman Orang Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang....................... 57. 1. Studi Dokumen............................................................................... 57. 2. Hasil Wawancara dengan OMK..................................................... 58. 3. Hasil Wawancara dengan Pendamping .......................................... 68. D. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Pendampingan Iman bagi Orang Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang ......................................................................... 74 E. Kesimpulan Penelitian ........................................................................ 93. 1. Pelaksanaan Pendampingan Iman . ................................................. 94. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Iman ...................................................................... 3. Harapan Pelaksanaan Pendampingan Iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) ........................................................ BAB IV. KATEKESE AUDIO VISUAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAMPINGAN IMAN BAGI OMK DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS, BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG.......................................................... A. Latar Belakang Pentingnya Katekese Audio Visual sebagai upaya meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK.............. 94 95. 97 98. B. Pengertian, tujuan dan langkah-langkah katekese Audio Visual sebagai upaya untuk meningkatkan pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang...................... 99 1. Pengertian Katekese Audio Visual ................................................ 99. 2. Tujuan Katekese Audio Visual ...................................................... 100. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Langkah-langkah Katekese Audio Visual ...................................... 101. C. Tema-tema dan Tujuan Katekese Audio Visual . ............................... 104. 1. Peserta Katekese Audio Visual ...................................................... 105. 2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan . ................................................... 105. D. Petunjuk umum Pelaksanaan Katekese Audio Visual ....................... 106. E. Contoh Satuan Pertemuan Katekese Audio Visual ............................ 107. BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 102. A. Kesimpulan ......................................................................................... 111. B. Saran ................................................................................................... 112. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 114. LAMPIRAN ...................................................................................................... 116. Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... (1). Lampiran 2 : Lagu Pembuka ............................................................................. (2). Lampiran 3 : Lagu Penutup .............................................................................. (3). Lampiran 4 : Pedoman Wawancara OMK dengan Pendamping ..................... (4). xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Konferensi Wali Gereja, 1987) B. Singkatan Dokumen Gereja LG. : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.. DV. : Dei Verbum.Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi,18 November 1965.. GE. : Gravissimum Educationis. Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam-imam dan umat beriman tentang Pendidikan Kristen , 28 Oktober 1965.. AA. : Apostolicsm Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.. C. SINGKATAN LAIN OMK. : Orang Muda Katolik. KAS. : Keuskupan Agung Semarang. KWI. : Konferensi Waligereja Indonesia. KGK. : Katekismus Gereja Katolik. Kan.. : Kanon. Art.. : Artikel. REMAKA. : Remaja Katolik. HP. : Handphone. PPDP. : Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki. EKM. : Ekaristi Kaum Muda. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Makrab. : Malam Keakraban. PIA. : Pendampingan Iman Anak. PIR. : Pendampingan Iman Remaja. APP. : Aksi Puasa Pembangunan. BKSN. : Bulan Kitab Suci Nasional. Proker. : Program Kerja. KLMTD. : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel. Danpamis. : Dana Papa Miskin. PMI. : Palang Merah Indonesia. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, membawa berbagai dampak bagi kehidupan manusia termasuk dalam hal iman. Dampak tersebut juga sangat dirasakan oleh Orang Muda Katolik. Sebagai Orang Muda Katolik (OMK), mereka sedang mengalami pencarian identitas diri yang seringkali diliputi kebimbangan untuk menata sistem nilai. OMK membutuhkan pendampingan khususnya dalam hal iman, dengan harapan OMK mampu mempertahankan imannya di tengah-tengah pilihan hidup serta pada saat berhadapan dengan orang lain.. Selain itu, OMK juga diharapkan mulai melibatkan diri dalam berbagai kegiatan gereja. Adapun caranya dengan mengambil peran-peran strategis yang dapat memberi dampak bagi kemajuan Gereja baik dengan menjadi peserta maupun petugas pada kegiatan-kegiatan di dalam maupun di luar Gereja. Menghadapi hal ini, kehadiran Gereja sangat penting untuk membantu kaum muda dalam tahap pencarian identitas diri khususnya bagi perkembangan imannya. Secara khusus Gereja perlu hadir dalam bentuk pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Pendampingan sendiri memiliki makna sebagai usaha untuk membantu kaum muda dalam penyiapan diri menuju ke masa depan (Mangunhardjana, 1986 :21). Berkaitan dengan hal tersebut, ada dua sifat pendampingan iman yakni pendampingan iman yang total dan pendampingan iman secara integral (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 55). Adapun makna pendampingan iman yang total dan integral adalah pendampingan iman yang dijalankan dengan melibatkan seluruh potensi umat dan segala macam kegiatan umat di paroki. Pendampingan iman yang total dan integral juga menunjukkan kesatuan arah semua kegiatan Gereja demi perkembangan iman khususnya bagi OMK agar memiliki kedewasaan dalam hal iman.. Selain itu, pendampingan iman merupakan bagian yang sangat vital dalam karya pastoral Gereja, yakni sebagai sarana terdepan mengabarkan Injil agar umat manusia khususnya OMK tidak hanya mengetahui apa yang diimaninya, namun juga mampu menghayati, serta mewujudkan apa yang diimaninya dalam kehidupan sehari-hari. Dewan Karya Pastoral KAS mengatakan bahwa “Dalam pendampingan ada tiga komponen yang saling terkait yakni pendamping, proses dan yang didampingi. Pendampingan yang baik tentu akan menghasilkan buah yang baik pula. Oleh karena itu pendampingan perlu disiapkan dan direncanakan dengan matang (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:54).”. Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, belum sepenuhnya melakukan pendampingan iman bagi OMK. Berdasarkan hasil wawancara penulis, responden mengatakan bahwa, pelaksanaan pendampingan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. iman hanya dilaksanakan pada momen-momen khusus Gerejani. Oleh sebab itu pendampingan iman belum mampu mengantar OMK sampai kepada kedewasaan iman. Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang Sawangan Magelang sudah mengupayakan berbagai kegiatan pendampingan iman untuk membantu perkembangan iman orang muda katolik (OMK).. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang Sawangan Magelang tidak terbatas pada bidang liturgi dan koinonia saja namun juga dalam bidang kerygma dan diakonia. Adapun beberapa kegiatan pendampingan iman yang dilakukan yakni katekese, devosi, doa rosario, bakti sosial, donor darah, dll. Kendati demikian berbagai kegiatan pendampingan iman yang dilaksanakan OMK khususnya yang berupa katekese belum mampu membantu OMK untuk mengetahui, menghayati, serta mewujudkan apa yang diimaninya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang, OMK di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang juga diharapkan berkembang dalam imannya secara menyeluruh. Berkaitan dengan perkembangan iman tersebut, Dewan Karya Pastoral mengatakan : “Adapun perkembangan iman yang diharapkan adalah perkembangan yang meliputi unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Unsur kognitif meliputi proses berfikir yang melahirkan pemahaman, pengetahuan wawasan, dan pertanggungjawaban mengenai iman yang dimiliki. Unsur afektif yakni berkenaan dengan hati, sikap, dan perasaan yang melahirkan penghayatan iman, pengendapan batin, rasa cinta, rasa bangga, dan siap berkorban demi imannya. Sedangkan unsur psikomotorik berkenaan dengan tindakan, perilaku, tata gerak, dan keterlibatan yang bersumber dari iman. Dengan kata lain iman bukan hanya soal pemahaman, tetapi juga penghayatan dan perilaku (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 56).”.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui sejauh mana pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang sudah dilaksanakan. Dalam rangka ini penulis memberi judul skripsi yakni “ PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA. KATOLIK. DI. PAROKI. SANTO. KRISTOFORUS. BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG.” Melalui penulisan skripsi ini, penulis ingin mengajak para pendamping untuk melaksanakan pendampingan iman khususnya berupa katekese yang sesuai dengan pergulatan hidup bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.. B.. Rumusan Masalah. 1.. Bagaimana pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik?. 2.. Bagaimana pelaksanaan pendampingan iman Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?. 3.. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi perkembangan iman Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?. C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : 1.. Mengetahui pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. 2.. Mengetahui pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.. 3.. Memberi masukan untuk meningkatkan pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.. D. Manfaat Penulisan Berdasarkan pemaparan di atas, manfaat – manfaat yang dapat diambil sebagai berikut : 1.. Bagi Gereja Penulisan ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan pendampingan iman bagi perkembangan iman Orang Muda Katolik.. 2.. Bagi Pendamping Orang Muda Katolik Memberi alternatif pendampingan iman bagi pendamping Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.. 3.. Bagi Mahasiswa Melatih penulis untuk berfikir secara kritis agar mampu menuangkan gagasan secara jelas dan baik untuk memberikan masukan mengenai pendampingan iman yang berupa katekese bagi perkembangan iman Orang Muda Katolik.. E. METODE PENULISAN Metode penulisan skripsi ini adalah deskripsi analistis yang dilaksanakan, berdasarkan studi pustaka dan penelitian kualitatif. Dalam penulisan ini, penulis.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan (Sugiyono, 2012 : 29). Kemudian berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian melakukan pembahasan membuat kesimpulan hingga mengusulkan suatu program. Untuk mendukung kedalaman pada penulisan, penulis melakukan penelitian pada obyek yang alamiah yakni obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti (Sugiyono, 2012 :14-15).. F. SISTEMATIKAN PENULISAN Skripsi yang mengambil judul PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA. KATOLIK. DI. PAROKI. SANTO. KRISTOFORUS. BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG, dikembangkan dalam lima bab yakni : Bab I merupakan bagian pendahuluan yang mengemukakan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan skripsi secara keseluruhan. Bab II Penulis menguraikan. mengenai perkembangan iman dan. pendampingan iman Orang Muda Katolik. Penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian diantaranya perkembangan iman, peran pendampingan iman terhadap perkembangan iman OMK, peran pendamping bagi perkembangan iman serta faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman bagi perkembangan iman OMK . Bab III penulis menguraikan penelitian tentang perkembangan iman dan pendampingan iman orang muda katolik (OMK) di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, metode penelitian, laporan hasil.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. penelitian tentang perkembangan iman dan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, pembahasan hasil penelitian tentang pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang serta kesimpulan penelitian. Bab IV penulis menguraikan latar belakang pentingnya Katekese Audio Visual untuk pendampingan iman OMK, pengertian, tujuan dan langkah-langkah Katekese Audio Visual sebagai upaya untuk meningkatkan pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, contoh program Katekese Audio Visual dan contoh Satuan Pertemuan Katekese Audio Visual. Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan atas keseluruhan isi skripsi ini dan memberikan saran untuk meningkatkan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus, Sawangan, Magelang..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II PERKEMBANGAN IMAN DAN PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA KATOLIK. Orang Muda Katolik (OMK) yang pada umumnya sedang mengalami pencaharian identitas diri membutuhkan pendampingan khususnya dalam hal iman. Dengan adanya pendampingan diharapkan OMK mampu mempertahankan imannya di tengah pilihan-pilihan hidup serta mampu mempertanggungjawabkan imannya dengan mau melibatkan diri dalam kehidupan menggereja maupun di masyarakat. Berkaitan dengan hal ini pada bagian ini akan dibahas mengenai perkembangan iman yang meliputi siapa itu OMK, pandangan gereja mengenai OMK, bagaimana perkembangan iman OMK, dan peran pendampingan iman terhadap perkembangan iman OMK yang meliputi pengertian pendampingan iman bagi OMK, peran pendampingan iman bagi OMK, bentuk kegiatan pendampingan iman bagi OMK serta peran pendamping bagi perkembangan iman OMK yang meliputi sahabat , pendorong/ motivator, fasilitator dan saksi kristus.. A. Perkembangan Iman Perkembangan iman meliputi unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun unsur kognitif meliputi proses berfikir yang melahirkan pemahaman, pengetahuan wawasan, dan pertanggungjawaban mengenai iman yang dimiliki. Misalnya dengan menjadikan iman yang dimiliki sebagai landasan untuk berpikir bahkan bertanggungjawab. Unsur afektif yakni berkenaan dengan hati, sikap, dan perasaan. Adapun contohnya rasa cinta, rasa bangga, dan siap berkorban demi.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. imannya. Sedangkan unsur psikomotorik yakni yang berkenaan dengan tindakan, perilaku, tata gerak, dan keterlibatan yang bersumber dari iman ( Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 56). Dengan kata lain, menjadikan landasan iman yang dimiliki untuk menentukan sikap. Berkaitan dengan hal ini, pada bagian ini penulis akan membahas mengenai Pengertian Orang Muda Katolik, pandangan Gereja mengenai OMK serta bagaimana perkembangan iman Orang Muda Katolik. 1. Siapa itu Orang Muda Katolik ? Orang Muda Katolik (OMK) adalah mereka yang berusia antara 13 hingga 35 tahun yang telah dibaptis atau telah diterima dalam Gereja Katolik dan lajang. Adapun rentang umur ini merujuk pada buku “Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda dan Keputusan Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda No. 01/BK tahun 1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda” yang dikeluarkan oleh Kantor Menpora tahun 1985. Menurut Komisi Kepemudaan KWI (2014 : 17), rentang usia 13-35 tahun dipilih karena pada usia tersebut OMK sedang mengalami perkembangan psikologis. Rentang usia 13 sampai 35 tahun juga menunjukkan bahwa Orang Muda Katolik (OMK) terdiri atas usia remaja hingga usia karya. Dalam rapat pengurus Pleno Komisi Kepemudaan KWI bulan Agustus 1991, rentang umur tersebut dikategorikan lebih rinci sebagai berikut : kelompok usia remaja ( 13-15 tahun), kelompok usia taruna (16-19 tahun), kelompok usia madya (20-24 tahun), serta kelompok usia karya ( 25- 35 tahun). Adapun tujuan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. dari adanya penggolongan usia terhadap Orang Muda Katolik (OMK) yakni agar dilaksanakannya pembinaan yang sesuai dengan sifat dan ciri khas OMK yang harus dihargai dan diperhitungkan. Dengan demikian OMK diberi kemungkinan, kesempatan, kepercayaan, dan tanggung jawab sebagai subyek dan pelaku utama proses bina diri dan saling bina (Komisi Kepemudaan KWI , 1998 : 4). 2. Pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik Gereja melalui Konsili Vatikan II, memberikan definisi mengenai dirinya sendiri yakni sebagai umat Allah ( LG 9). Gereja disebut sebagai Umat Allah karena Allah berkenan menguduskan dan menyelamatkan manusia dengan menjadikan mereka satu umat yang dikumpulkan oleh kesatuan Bapa, Putra, dan Roh Kudus (KGK 153). Definisi ini dijelaskan lebih lanjut dalam Kitab Hukum Kanonik, yang mendefinisikan umat Allah sebagai mereka yang melalui babtis diinkorporasi pada Kristus dan karena itu dengan caranya masing-masing mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian, dan rajawi Kristus (kan. 204). Orang Muda Katolik (OMK) yang memiliki iman kepada Kristus lewat pembaptisan juga merupakan bagian dari umat Allah. Gereja memandang OMK bukan hanya sekelompok orang dengan tahap usia tertentu, namun lebih daripada itu, OMK sebagai umat Allah memiliki hak dan kewajiban untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus kepada semua orang di seluruh dunia. Dalam menjalankan tugas tersebut OMK telah diberi karisma yang berbeda-beda oleh Roh Kudus sendiri. Adapun makna dari karisma itu sendiri adalah anugerah-anugerah khusus Roh Kudus yang diberikan kepada pribadi-pribadi untuk kebaikan umat manusia, untuk kebutuhan dunia, dan.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. khususnya untuk pembangunan Gereja (KGK 160). Melalui karisma yang berbeda-beda tersebut diharapkan sebagai umat Allah, Orang Muda Katolik (OMK) mampu memberikan sumbangan atau mengambil peran dalam Gereja maupun masyarakat. 3. Perkembangan Iman Orang Muda Katolik Konsili Vatikan II memberikan definisi mengenai iman sebagai penyerahan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyuhkan, dan dengan sukarela menerima sebagai kebenaran, wahyu yang dikaruniakan oleh -Nya ( DV 5). Berkaitan dengan hal ini, Agus Cremers dalam James Fowler (1995 : 95) menunjukan ada tujuh tahap perkembangan iman yakni Kepercayaan Awal dan Elementer, Kepercayaan. Kepercayaan. Intuitif-Proyektif,. Sintesis-Konvensional,. Kepercayaan. Kepercayaan. Mitis-Harfiah,. Individuatif-Reflektif,. Kepercayaan Konjungtif dan Kepercayaan yang Mengacu pada Universalitas. Adapun yang termasuk tahap perkembangan iman Orang Muda Katolik (OMK) adalah sebagai berikut : a. Kelompok usia remaja ( 13-15 tahun) Kelompok remaja dengan usia 13-15 tahun termasuk dalam tahap perkembangan iman sintesis-konvensional. Pada tahap ini remaja yang sedang mencari identitas diri, mengharapkan hubungan pribadi yang bersifat intim dengan Tuhan. Dalam upaya mencari identitas ini, remaja terkadang berusaha untuk memperoleh gambaran tokoh yang mempunyai pengaruh moralis (moral authority)..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Dalam pikiran remaja, kegiatan imannya sering kali tak dapat dipuaskan dengan jawaban-jawaban umum yang sesuai standar pengertian masyarakat. Oleh sebab itu, remaja seringkali berupaya mengikuti atau menjadi anggota keagamaan (di mesjid, gereja, vihara, atau kuil). Pada tahap ini juga, kemampuan berpikir remaja sudah cukup matang, yakni remaja mampu menganalisis, menghubungkan, hingga menyatukan hal-hal yang dipelajari secara sistematis. Remaja tidak lagi menerima apa yang didengar dan dipelajari begitu saja. Remaja mulai mampu berpikir kritis. Dalam diri remaja, tumbuh keyakinan untuk tunduk dan patuh terhadap apa yang diyakini. Kendati demikian remaja belum mampu menganalisis alternatif ideologi agama secara tepat. b. Kelompok usia taruna (16-19 tahun) - Kelompok usia madya (20-24 tahun). Kelompok usia taruna hingga usia madya yakni pada usia 16 tahun sampai 24 tahun, tergolong dalam tahap perkembangan iman Individuatif – Reflektif (Refleksi ke dalam Diri Sendiri). Kelompok usia ini mengalami masa transisi dari remaja menuju masa dewasa awal. Pada tahap ini individu mampu mengambil dan melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap apa yang diyakini. Berbeda dengan kelompok usia remaja yang berupaya mengikuti atau menjadi anggota keagamaan Pada kelompok usia taruna, individu khususnya OMK telah siap menerima konsekuensi paling buruk akibat ajaran agama yang diyakininya. Bahkan orang muda katolik (OMK) rela hidup terpisah, tidak diakui sebagai anggota keluarga atau komunitas kelompok hingga meninggalkan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. orangtua, keluarga dan komunitas demi agama yang diyakininya. Hal ini dilakukan karena pada masa ini, OMK sadar dan sungguh mengetahui bahwa keyakinan itu sangat berarti. Bahkan harus diperjuangkan sampai akhir hayat. Pada tahap ini juga, OMK memasuki masa post - conventional, dimana OMK mampu merasakan hubungan yang intim dengan Tuhan hingga menjadi ekslusif. Adapun munculnya hubungan intim terhadap Tuhan dikarenakan munculnya gerakan yang dipicu rasa traumatis ( sressfull or traumatic event), seperti perpisahan karena kematian seorang yang dicintai ( orang tua, saudara kandung, dan teman karib). c.. Kelompok usia karya ( 25- 35 tahun) Menurut Fowler (1995 : 95), sebagian orang dewasa menengah ( middle. adulthood) berada pada tahap ini. Pada tahap ini OMK tidak lagi hanya mampu bertanggungjawab, namun juga OMK telah mampu bersikap kritis, yaitu menganalisis pandangan-pandangan dalam ajaran agama yang dianggap saling bertentangan (paradox or contradiction). Logika dan penalaran OMK mengalami keterbatasan karena merasa tidak mampu memahami (kekompleksan) ajaran agama yang dianut. OMK seringkali menonjolkan daya intelektualitas yang dimiliki sehingga tidak bisa menerima ajaran yang bersifat kontradiksi. OMK tidak jarang menyerang ajaran tersebut dengan mencari kelemahan dari ajaran tersebut. Pada akhirnya menyebabkan, OMK keluar dari komunitas agama serta berusaha mendirikan aliran tersendiri (sekte sendiri) bahkan murtad dari agama yang dianut. Kendati demikian, OMK yang berpikir positif akan berupaya.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. memenuhi hasrat murni yang paling dalam dengan makin mendalami iman yang dimiliki guna mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian yang tidak diinginkan, seperti kematian. Adapun caranya dengan mengintegrasikan pemahaman yang menyeluruh dari keyakinan agama yang dimiliki. B. Peran Pendampingan Iman Terhadap Perkembangan Iman OMK Pendampingan iman memiliki peran yang sangat penting bagi OMK. OMK yang sedang mengalami pencaharian jati diri, dituntut untuk dapat mencari arti hidup serta mengisi hidup secara lebih berarti lewat karya bakti bagi gereja dan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini peran pendampingan iman sangat dibutuhkan khususnya dalam membantu OMK agar mampu mengintegrasikan antara iman dan kehidupan nyata. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian pendampingan iman bagi OMK, peran pendampingan iman bagi OMK dan bentuk kegiatan pendampingan iman bagi OMK. 1. Pengertian Pendampingan Iman bagi OMK Pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) merupakan bagian dari formatio iman. Adapun makna formatio iman dalam buku Direktorium Formatio Iman art. 49 ( 2018 : 33) adalah pembinaan iman orang-orang yang telah dibaptis yang diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar mereka memasuki kepenuhan hidup Kristen. Dalam Formatio Iman terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta pendewasaan iman ( Kis. 18 :25 ; Kis. 21:21; Gal. 6:6 ; 1 Kor. 14:19). Formatio Iman merupakan tahap lanjutan dari perutusan Gereja yakni evangelisasi. Adapun formatio iman, bertugas menjaga, merawat, menyuburkan,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. dan mendewasakan iman itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan evangelisasi dan formatio iman adalah dua aspek yang saling berkaitan. Evangelisasi melahirkan iman dan pertobatan sedangkan formatio iman bertugas memupuk dan mengembangkan iman itu sendiri. Pendampingan Iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) merupakan salah satu upaya dari formatio iman. Melalui pendampingan iman OMK mengajarkan tidak hanya melibatkan diri dalam kehidupan menggereja, namun juga agar OMK mengalami perkembangan dalam hal iman demi kemajuan Gereja. Dengan cara berpikir OMK yang cenderung kreatif, OMK diharapkan mampu memberikan perkembangan bagi pewartaan dan pelayanan Gereja. Dalam pendampingan ada tiga komponen yang saling terkait yakni pendamping, proses, serta yang didampingi. Berkaitan dengan hal ini pendampingan iman dengan melibatkan seluruh potensi umat serta segala kegiatan umat di paroki sangat baik khususnya bagi perkembangan iman OMK. Dengan kata lain pendampingan iman tidak hanya dilaksanakan oleh para pendamping OMK saja. Selain itu pendampingan iman juga perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan matang demi tercapainya tujuan yang diinginkan.. 2. Peran Pendampingan Iman bagi OMK Keadaan Orang Muda Katolik (OMK) yang beraneka ragam khususnya dalam hal iman menuntut dilaksanakannya pendampingan iman. Adapun tujuan pendampingan iman menurut Dewan Karya Pastoral KAS (2014 : 26) yang.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. utama adalah untuk mencapai kepenuhan di dalam Kristus. Kepenuhan di dalam Kristus sendiri merupakan konsekuensi sebagai pengikut Kristus, untuk hidup sesuai dengan teladan – teladan yang telah diajarkan Kristus ( Ef 4 : 2-6). Berkaitan dengan tujuan tersebut ada empat peran Pendampingan OMK guna mengantar. OMK. mencapai. kepenuhan. di. dalam. Kristus. yakni. kerygmatis/pewartaan, edukatif/ pendidikan iman, kuratif/menumbuhkan iman dan transformatif/pembaharuan (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 23) : a. Pendampingan Iman sebagai Pewartaan untuk OMK Salah satu peran pendampingan ialah kerygmatis atau pewartaan. Adapun peran kerygmatis tersebut untuk menegaskan kembali tugas perutusan Gereja yakni mewartakan sabda Allah terutama bagi yang sudah menjadi anggota Gereja. Sabda Allah sendiri adalah karya Allah akan penyelamatan umat manusia yang tampak melalui putra-Nya Yesus Kristus. Berkaitan dengan hal ini pendampingan iman memiliki tugas untuk menghadirkan sabda Allah agar umat dapat bertemu secara pribadi dengan Kristus. Dalam pendampingan iman yang terpenting adalah mewartakan Kristus. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendampingan iman sangat penting bagi seluruh anggota Gereja, terutama bagi OMK. Pendampingan iman menjadi wujud nyata pelayanan sabda Allah bagi OMK. Selain itu melalui peran ini Gereja diajak untuk sadar akan kerjasama Allah yakni Allah melalui Yesus Kristus menjumpai dan membimbing OMK untuk hidup di jalan keselamatan. Yesus membimbing bukan hanya melalui sabda, namun juga melalui seluruh hidup-Nya yang dipersembahkan bagi keselamatan manusia. Kitab Suci.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. menjadi media utama bagi pendampingan iman. Pendampingan Iman mewartakan dan menyajikan kisah dan peristiwa Allah yang mewahyukan diri kepada manusia. Berkaitan dengan hal ini, OMK diajak untuk masuk dalam pengalaman biblis untuk merasakan kasih dan pendampingan Tuhan sepanjang sejarah keselamatan. Pendampingan Iman menjadi tempat istimewa di mana sabda Allah senantiasa bergema dalam sejarah manusia dalam bentuk pengajaran, ajakan, pewartaan, doa, dan kesaksian hidup. Sedangkan terhadap pewartaan tersebut, OMK beriman diajak untuk memberikan tanggapan akan sabda Allah. Kendati demikian, sabda Allah tidak melulu bersifat pengajaran, tetapi juga sebagai sebuah pernyataan diri Allah yang menawarkan keselamatan. Terhadap tawaran itu, OMK tidak boleh hanya berdiam diri, berpangku tangan melainkan berani mengambil sikap yang menentukan arah hidupnya. Sehingga nanti umat sanggup menyatakan ketaatan iman (Roma 16: 26). Dengan kata lain OMK dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya. b. Pendampingan Iman Mendidik OMK Peran pendampingan iman yang lain adalah mendidik umat dalam hal iman, agar iman yang dimiliki semakin mendalam serta semakin terlibat dalam dinamika hidup menggereja dan memasyarakat, baik sebagai pribadi maupun kelompok. Pendampingan yang diberikan selama masa katekumenat dianggap belum mencukupi untuk menjalani kehidupan beriman selanjutnya. Oleh karena itu pendampingan pasca baptis dianggap penting untuk menolong perkembangan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. iman sepanjang hidup. Peran Pendampingan Iman untuk mendidik iman merupakan usaha untuk menolong manusia menciptakan situasi dan suasana hidup beriman sedemikian rupa, hingga membantu dan mempermudah proses perkembangan iman bagi OMK. Pendampingan Iman merupakan pendidikan sepanjang hidup OMK yang tidak terhenti pada aspek tertentu seperti pada pengenalan kebenaran atau pada pemahaman perbuatan-perbuatan moral. Namun lebih daripada itu, pendampingan iman memiliki tugas hingga pada pembentukan sikap iman sebagai jawaban pribadi dan total atas rencana hidup Kristen. c.. Pendampingan Iman memelihara, menjaga, dan menumbuhkan iman OMK Peran kuratif adalah peran memelihara, menjaga, dan menumbuhkan iman.. Berkaitan dengan hal ini, pendampingan iman memiliki tugas dengan beraneka ragam bentuknya yakni pelayanan karikatif, perjuangan akan keadilan, perdamaian, kebenaran, lingkungan hidup, keterlibatan, dll. Pendampingan iman juga perlu membantu dan membina umat untuk mampu mendengarkan sabda Tuhan melalui Kitab Suci dan kehidupan konkret sehari-hari. Selain itu , pendampingan iman juga membina umat agar sungguh-sungguh dan secara penuh mengambil bagian dalam aspek kenabian Gereja. Pendampingan. iman. membangkitkan,. mendorong. serta. membina. penghayatan kehidupan doa dan sakramentil umat. Hal ini penting karena berdoa dan perayaan sakramentil merupakan momen yang tak tergantikan dalam penghayatan iman dan proses pendewasaan. Pendampingan iman membantu umat.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. untuk menemukan dan memperkembangkan karisma setiap orang beriman dalam rangka pelayananan bagi Tuhan dan sesama. Berkaitan dengan hal ini pendampingan iman berperan untuk memelihara iman OMK agar bisa tumbuh dan berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Pada dasarnya semua tugas Gereja dimaksudkan untuk memelihara dan menumbuhkan iman. Adapun tugas Gereja tersebut meliputi empat “W” yaitu word ( pewartaan sabda), worship ( doa, devosi, dan peribadatan), witness ( persekutuan hidup, kesaksian iman, sharing iman), dan welfare ( pelayanan dan keterlibatan yang memberdayakan). “Persekutuan merupakan cara untuk saling menjaga dan memelihara iman. Dalam persekutuan sangat mungkin diciptakan sharing iman dan dibangun sebuah sapaan yang memberi kehangatan, sebuah kesediaan untuk saling menolong dan memperhatikan, serta kemauan untuk meneguhkan dan menjadi teman satu sama lain dalam perjalanan hidup. Dalam persekutuan, orang tidak beriman sendirian, tetapi bersama yang lain. Perwujudan iman dalam persekutuan dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan membantu OMK dalam mempertahankan , menumbuhkan serta mewujudnyatakan iman dalam kehidupan sehari-hari (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 25).” Melalui persekutuan OMK diharapkan mampu memelihara, menjaga, dan menumbuhkan imannya. adapun persekutuan yang dapat memperkembangkan iman OMK dengan diadakannya kegiatan-kegiatan yang kreatif, inspiratif, menantang dan juga mengembangkan. Dengan kata lain di dalam kebersamaan OMK juga hendaknya mengadakan aneka kegiatan pendampingan iman, agar imannya dapat tetap bertumbuh hingga pada akhirnya diwujudkan dalam aksi nyata OMK sendiri..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. d. Pendampingan Iman mengembangkan, dan membawa pembaruan Menurut Fowler (1995 : 95), pendampingan iman memiliki peran membawa pembaruan/ transformatif berarti pendampingan iman membantu OMK untuk membarui hidupnya atas dasar iman. Dalam pendalaman iman OMK tidak hanya mengalami tahap “ informed” yaitu tahap pengajaran, pewartaan, dan pendidikan di mana seseorang mendapat informasi, pengetahuan, atau segala hal yang yang terkait dengan iman, tetapi dikembangkan sampai tahap formed dan transformed. Tahap “formed”, berarti tahap di mana apa yang diterima, dihayati, diinternalisasikan, dan diolah dalam hidupnya. Kemudian menuju tahap “transformed”, yakni tahap di mana ada perubahan hidup hingga membawa suatu pertobatan dan pembaruan hidup secara terus – menerus. Pengetahuan iman dan tindakan seorang beriman tidak menjamin perkembangan iman jika tidak ada penyatuan dalam proses pematangan sikap-sikap iman yang otentik dengan ketiga komponennya (pengertian, afeksi, dan perilaku). Adapun pendewasaan sikap iman berarti membangkitkan rasa patuh, kesiapsediaan untuk mendengarkan dan penyerahan diri pada sabda Tuhan. Pendewasaan iman berarti mendidik umat untuk memiliki kepercayaan yang tak tergoyahkan akan janji-janji Allah, pengharapan dan penantian akan keselamatan, kesabaran, kekuatan dalam menghadapi tantangan, serta keterbukaan terhadap kehendak Tuhan. Dalam hal ini pendampingan iman tidak hanya membantu OMK berkembang dalam pengetahuannya melainkan juga berkembang dalam sikap, sehingga OMK menjadi lebih kritis. Iman tidak semata-mata dilihat secara.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. fungsional, yakni jawaban atas kebutuhan / keinginan tetapi iman dijadikan sumber dan landasan dalam bersikap. Iman membimbing orang untuk kreatif menyikapi sesuatu, tidak mudah takut dan cemas terhadap hal-hal yang baru tetapi justru menjadi sumber inspirasi dan inisiatif. Pendampingan iman hendaknya mendorong OMK untuk bertindak yang benar dan membawa kebaikan bersama. 3. Bentuk Kegiatan Pendampingan Iman bagi OMK Bentuk kegiatan pendampingan iman bagi OMK tampak melalui berbagai bidang pelayanan Gereja. Berkaitan dengan hal ini Dewan Karya Pastoral mengatakan bahwa : “Diharapkan pula mereka mulai melibatkan diri dalam kehidupan menggereja dengan mengambil peran-peran strategis yang bisa memberi dampak bagi kemajuan Gereja serta mengambil peran dalam masyarakat dengan sikap kritis-profetis. Dengan demikian, orang muda tidak lagi dicap sebagai orang yang berada di halaman parkir, tetapi berada dalam barisan depan memikirkan kehidupan Gereja agar bisa hadir secara baru di tengah masyarakat. Cara pikirnya yang kreatif dan kecerdasan intelektualitasnya diharapkan memberikan terobosan baru bagi pewartaan dan pelayanan Gereja (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 46 ).”. Pelaksanaan pendampingan iman membutuhkan kesadaran dari OMK sebagai generasi penerus Gereja. Dengan adanya kesadaran dari dalam diri, OMK akan memiliki tanggung jawab untuk terlibat aktif dalam kehidupan Gereja dengan mengambil peran-peran strategis. Adapun bentuk kegiatan pendampingan iman melalui berbagai bidang pelayanan di Gereja. adalah. sebagai berikut : mengembangkan pewartaan kabar gembira (Kerygma), menghidupkan peribadatan yang menguduskan (liturgia), menghadirkan dan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. membangun persekutuan (koinonia), serta memajukan karya cinta kasih atau pelayanan terhadap sesama (diakonia). a. Kerygma (pewartaan) Kata kerygma berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “kerussein” yang menunjuk pada aktivitas pewartaan yang ditunjukkan kepada orang yang belum mengenal atau belum percaya kepada Yesus Kristus. Gereja dalam melaksanakan tugas kerygma bersumber dari perintah Yesus yang mengutus para rasulnya untuk mewartakan Injil (Mat 28: 18-20). Kerygma merupakan tugas Gereja untuk mewartakan sabda Allah, yakni karya keselamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, inti pewartaan Gereja adalah mengenai pribadi Yesus Kristus yang melaksanakan karya keselamatan Allah terutama melalui wafat dan kebangkitanNya. Adapun contoh pelaksanaan tugas kerygma atau pewartaan adalah sebagai berikut : 1) Katekese Kaum Muda Katekese Kaum Muda memiliki pengertian sebagai komunikasi iman antarkaum muda kristiani mengenai pengalaman hidup mereka yang digali atau diungkapkan maknanya sehingga mereka terbantu untuk menjadi orang kristiani yang untuh ( beriman, bermoral, terbuka serta memiliki harapan dan cinta) dan siap untuk menjadi pelaksana Sabda Allah demi terwujudnya Kerajaan Allah (Suhardiyanto, 2012 : 387)..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. 2) Pendalaman Kitab Suci Kegiatan pendalaman Kitab Suci dilaksanakan untuk mengingatkan anggota gereja khususnya OMK akan peran penting Kitab Suci bagi kehidupan umat beriman. Dengan dilaksanakan pendalaman Kitab Suci, anggota Gereja khususnya OMK, mampu memaknai hidupnya berdasarkan terang iman dan Kitab Suci Kristiani, serta teladan Yesus Kristus. Adapun kegiatan pendalaman Kitab Suci hendaknya dilaksanakan secara berkala, untuk mendengarkan firman Allah, sharing pengalaman sehari-hari dan mencari pemecahannya dalam terang Kitab suci (Kis 2:1-47). 3) Rekoleksi Rekoleksi bertujuan melatih kemampuan Orang Muda Katolik untuk mengenal, menyadari kasih, karya dan panggilan serta sikap dan tanggapan pribadi mereka, sehingga iman mereka semakin matang, serta dapat menghayati tugas panggilan mereka secara penuh tanggung jawab, semangat, gembira dan tangguh. Melalui rekoleksi, Orang Muda Katolik dibawa ke alam refleksi perihal kehidupan pribadi. Mereka diharapkan mampu mengolah diri, dengan mengumpulkan berbagai pengalaman harian, baik yang. menggembirakan. maupun. yang. menyedihkan;. dan. akhirnya. menyerahkan berbagai “beban” dan kebahagiaan serta harapan kepada Allah. Mereka mesti memandang hidup ini sebagai anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Oleh karena itu, sikap doa, kontemplasi dan refleksi atas Sabda Allah mesti menjadi tindakan wajib bagi Orang Muda Katolik..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. b. Liturgia (peribadatan) Liturgia berasal dari bahasa Yunani yakni leitourgian ( leos artinya rakyat dan ergon artinya kerja). Dalam konteks biblis, liturgia memiliki makna sebagai ibadat umum dan resmi Gereja. Melalui tugas liturgia, Gereja berupaya untuk membantu kaum beriman dalam penghayatan imannya demi mengungkapkan misteri Kristus serta hakikat asli pelayanan Gereja. Gereja membantu para anggotanya agar memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Allah. Dengan kata lain Gereja berusaha mengikutsertakan seluruh anggota Gereja dalam perayaan ibadat resmi yang dilakukan Yesus Kristus dalam GerejaNya kepada Allah Bapa. Dalam kehidupan menggereja, liturgia / peribadatan merupakan sumber dan pusat hidup beriman. Adapun partisipasi aktif dalam bidang ini adalah sebagai berikut : 1) Latihan Koor atau lagu-lagu Rohani Gereja Orang Muda Katolik perlu diperkenalkan dengan lagu-lagu rohani Gereja, agar mereka semakin menaruh perhatian kepada hal-hal yang spiritual; dan dengan demikian, mereka merasakan kedekatan yang akrab dengan Tuhan dan Gereja. Adanya pengaruh teknologi, khususnya kemajuan dalam bidang seni suara, menyebabkan OMK lebih menomorsatukan lagu-lagu profan yang mampu menggugah perasaan kaum muda, daripada lagu-lagu yang bernada spiritual, yang bisa menghantar manusia kepada Allah. Padahal kecintaan terhadap lagu-lagu rohani Gereja merupakan sebuah pertanda bahwa Orang Muda Katolik memiliki kesadaran spiritual, berupa kemauan untuk senantiasa mencari kehendak Allah..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. 2) Misa Orang Muda Katolik Bentuk pembinaan lain yang paling penting terhadap Orang Muda Katolik dalam upaya meningkatkan keaktifan mereka hidup menggereja adalah mengadakan perayaan ekaristi. Melalui perayaan ekaristi, Orang Muda Katolik dapat semakin memahami misteri ekaristi dan panggilan Allah bagi mereka. Perayaan ekaristi juga bertujuan membangkitkan kesadaran Orang Muda Katolik, bahwa mereka diselamatkan oleh kasih Kristus. Oleh karena itu, mereka dimampukan untuk meneladani kesetiaan Kristus dalam hidup mereka. Dengan demikian, mereka diajak supaya semakin beriman dan membuka hati untuk menerima rahmatNya seraya dengan penuh syukur turut serta pada proyek keselamatan Allah. 3) Legio Maria Melalui kegiatan Legio Maria, Orang Muda Katolik semakin menyadari perlunya menaruh perhatian kepada Gereja, melalui pelayanan-pelayanan sosial karitatif terhadap mereka yang sakit dan membutuhkan bantuan. Melalui Legio Maria, Orang muda Katolik diajak supaya “ingin tahu” lebih banyak tentang iman katolik, memperkaya kehidupan doa mereka dan mengembangkan persahabatan Katolik yang erat, serta ingin lebih dekat dengan Yesus dan ibu-Nya. 4) Doa Lingkungan Doa Lingkungan adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang berada di sebuah lingkungan Katolik, yang biasanya dilaksanakan di rumahrumah secara bergiliran. Doa lingkungan dapat berupa ibadat sabda, sharing.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Kitab Suci dan devosi-devosi kepada orang kudus, terutama devosi kepada Bunda Maria dalam doa rosario. Doa lingkungan juga dapat bermanfaat sebagai wadah pertemuan antar umat, untuk membentuk suatu persaudaraan kasih. Persaudaraan ini mesti berlandaskan pada ajaran Yesus Kristus yang tampak jelas dalam Injil. OMK sebagai anggota Gereja diharapkan terlibat aktif dalam doa lingkungan. Melalui doa lingkungan, OMK dapat merasakan suasana hidup persaudaraan Gereja, yang mengikat OMK dalam cinta. Dengan demikian, OMK merasa memiliki tugas dan panggilan yang sama dengan anggota Gereja yang lain. OMK merasa diterima dan dihargai oleh Gereja dan dengan demikian OMK akan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan Gereja.. c. Diakonia Diakonia berasal dari bahasa Yunani yakni “ diakon” yang berarti melayani. Gereja dibangun bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk melayani orang lain. Penekanan Gereja untuk melayani sendiri mengacu pada pola perutusan Kristus yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani (Mat 20:28). Pelayanan merupakan suatu pemberian diri dan penyaluran karunia. Gereja diundang untuk melakukan pelayan dengan karunia yang dianugerahkan Tuhan. Diakonia atau pelayanan merupakan segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan pertolongan atau pelayanan baik yang seiman maupun yang berbeda keyakinan. Adapun contoh dari bidang diakonia atau pelayanan adalah, bakti sosial, donor darah, mengikuti kepengrusan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. RT/RW, pelayanan terhadap orang sakit/orang meninggal, mengunjungi orang sakit, dll. d. Koinonia Koinonia berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “koin” yang berarti mengambil bagian. Dalam perspektif biblis sendiri, koinonia diartikan sebagai sebuah paguyuban atau persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus dalam melaksanakan sabda Tuhan (Kis 2: 41-42). Gereja melaksanakan tugas koinonia dengan tujuan untuk membangun relasi dengan orang lain sebagai persaudaraan yang berpusat pada Yesus Kristus. Tugas koinonia ini menjadi sarana di mana orang dapat mengenal dan membantu mengembangkan hidup beriman sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Melalui persekutuan, Gereja membentuk dirinya sebagai jemaat Kristus yang anggota-anggotanya dibentuk menjadi satu tubuh Kristus ( 1 Kor 12:13). Dalam suasana persekutuan atau paguyuban sebagai persaudaraan itu juga terungkap iman sebagaimana tampak dalam kehidupan Gereja Perdana yakni “semua orang yang menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” (Kis. 2:44). Bidang karya ini merupakan sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Adapun contoh kegiatan dalam bidang ini adalah 1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK) Wadah bagi Orang Muda Katolik di Gereja biasanya disebut OMK. Mengingat. adanya. wadah. tersebut,. OMK. membutuhkan. susunan. kepengurusan. Berkaitan dengan hal ini, latihan kepemimpinan sangat.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. penting dilakukan terhadap Orang Muda Katolik. Melalui kegiatan ini, Orang Muda Katolik dilatih supaya memiliki mental yang kuat serta mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin, baik dalam kelompok sebagai Organisasi maupun dalam masyarakat dimana mereka berada. Dengan demikian, Orang Muda Katolik bukan lagi sebuah organisasi formal yang hanya didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan pastoral Gereja semata, melainkan sebagai organisasi Gereja yang berdiri atas mental yang kuat, sehingga tidak tergoyahkan oleh berbagai arus negatif dari globalisasi masa kini. Dengan kata lain, mental yang kuat dan terorganisir merupakan dasar yang kuat untuk menghadapi berbagai gejolak masa kini. 2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) Salah satu ciri khas orang muda adalah memiliki keinginan untuk selalu berkumpul dan bertemu dengan teman-teman sebaya. Melalui pertemuan, baik pribadi maupun kelompok, mereka dapat mengungkapkan berbagai bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Orang Muda Katolik, sebagai organisasi orang muda Gereja, juga memiliki keinginan untuk senantiasa bertemu dengan teman-teman sebaya mereka. Pertemuan ini merupakan saat yang tepat bagi Gereja (para katekis) untuk menanamkan nilai-nilai spiritual kepada Orang Muda Katolik. Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan rohani, seperti: Seminar perihal kehidupan iman Orang Muda Katolik, moralitas Orang Muda Katolik, perlunya bacaan-bacaan rohani serta pentingnya kesadaran Orang Muda Katolik untuk hidup menggereja dalam dunia dewasa ini..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. http://penyuluh-agama-katolik.blogspot.com/2014/02/meningkatkanminat-orang-muda-katolik.html. C. Peran Pendamping bagi Perkembangan Iman OMK Pendamping memiliki peran yang penting bagi perkembangan iman OMK.. Kendati. demikian. pendamping. hendaknya. pendampingan iman bukan hanya karya pribadi dari. menyadari. bahwa. pendamping saja. melainkan juga kerjasama dengan Allah. Berkaitan dengan hal ini adapun peran pendamping bagi perkembangan iman OMK adalah sebagai berikut : 1. Sahabat Seorang pendamping hendaknya menciptakan hubungan yang khas dengan OMK. Salah satu caranya adalah dengan menjadi seorang seorang sahabat bagi OMK. Dalam menjalankan perannya sebagai sahabat pendamping hendaknya bertolak dari sikap Yesus kepada sahabat-sahabatnya (Yoh 15:11-15). Dalam rangka meneladani sikap Yesus kepada sahabatsahabatnya, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan seorang pendamping sebagai seorang sahabat adalah pendekatan pribadi dan pendekatan kelompok. Melalui pendekatan pribadi, setiap pendamping pertama-tama menyadari bahwa setiap individu itu unik adanya. Keunikan tersebut nampak melalui kekhasan karakter, problematika, kebutuhan, bakat, kekuatan, maupun kelemahan masing-masing OMK. Pendekatan pribadi merupakan pendekatan yang terbilang cukup penting untuk menghadapi kemajuan zaman.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. yang membawa berbagai dampak bagi OMK diantaranya krisis identitas, frustasi, kehilangan harapan dan arah hidup, dll. Disinilah peran pendamping sebagai sahabat menjadi sangat efektif. Perjumpaan individu antara pendamping dan OMK sebagai seorang sahabat, akan menumbuhkan sikap terbuka dan saling percaya. Berkaitan dengan hal ini John R. Evans dalam Philips Tangdilintin (2008 : 140) mengatakan “Jika anda bersedia memberi waktu setengah jam saja kepada setiap remaja dalam kelompok untuk berbicara secara pribadi, pengaruh Anda atas mereka dalam relasi dengan Gereja akan jauh lebih besar daripada program dalam setahun.” Pendamping sebagai sahabat dalam melaksanakan pendekatan pribadi dituntut untuk memiliki sikap peka dan saling mendengarkan. Selain pendekatan pribadi, sebagai seorang sahabat, pendamping juga melaksanakan pendekatan kelompok. Sebagai seorang sahabat di dalam sebuah kelompok, pendamping bukan seorang guru ataupun bos. Sebagai seorang sahabat hubungan antara pendamping dan OMK dikembangkan dalam sikap saling mencintai dan menyayangi (loving), saling peduli, memperhatikan dan menjaga (caring), serta siap melayani (serving). Baik pendekatan pribadi maupun kelompok, seorang pendamping membutuhkan komunikasi asertif yakni jelas dan tegas tetapi santun, tidak terdapat niat untuk menyakiti. Orang Muda Katolik ( OMK) merupakan pewahyuan dan kehadiran Kristus sendiri..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. 2. Pendorong/ Motivator Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda (1998 : 36), pendamping sebagai pendorong atau motivator berperan untuk membantu OMK dalam masa-masa sulit. Kendati demikian pendamping harus memberikan kepercayaan dan. kesempatan. kepada OMK untuk meneruskan dan. menemukan jalan pemecahan masalah sendiri. “Dengan kreativitasnya, ia merangsang kelompok menjadi kreatif dan inovatif, bukannya membungkam kreatifitas mereka dan membiarkan mereka menjadi sekedar pengikut dan pengekor. Dengan kelebihan dalam pengalaman, keluasan dalam pandangan dan keunggulan dalam keteladanan, ia menggerakkan mereka untuk maju, meraih prestasi kelompok, dan semakin mandiri, bukannya menciptakan ketergantungan kelompok pada pembina (Komisi Kepemudaan KWI, 1998 : 36 ).” Pendamping sebagai motivator hendaknya meneladani sikap Yesus yakni menampilkan OMK kedepan, bukan menampilkan dan menonjolkan diri sendiri, pendamping tahu kapan harus menarik diri ke belakang panggung (Yoh 3:30). Adapun salah satu caranya adalah dengan memberikan pujian kepada OMK ketika OMK meraih suatu prestasi sekecil apapun bahkan pada saat OMK melakukan hal-hal yang belum sempurna. Dengan. kata. lain. pendamping. menghindari. untuk. mencela. atau. mempersalahkan OMK.. 3. Fasilitator Dalam upaya menjadi fasilitator, seorang pendamping hendaknya berguru kepada Yesus ketika mendampingi dua murid ke Emaus yang.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. frustasi (Luk. 24:14-35). Pada peristiwa tersebut Yesus berjalan berdampingan dengan dua murid, mendengarkan percakapan mereka, lalu membuka komunikasi dialogis dengan bertanya. Hal tersebut dilakukan Yesus bukan karena tidak tahu masalah yang sedang dialami oleh kedua murid yang sedang melakukan perjalanan ke Emaus melainkan Yesus ingin menolong kedua murid untuk berefleksi atas pengalaman aktual yang dialami. Yesus mendengarkan dengan penuh perhatian, dan pada saat yang tepat membuka pikiran kedua murid dengan terang firman. Tindakan yang dilakukan Yesus mengubah kedua murid yang tadinya frustasi, menjadi berapi-api, penuh semangat mewartakan Kristus. “Seorang fasilitator sejati harus berpegang teguh pada prinsip bahwa “proses belajar itu terjadi di dalam diri dan oleh orang yang belajar itu sendiri. Meskipun fasilitator sudah tahu dan mempunyai jawaban atas permasalahan itu, ia harus menahan diri supaya jawaban itu muncul dari“subjek bina” sendiri. Sebab kesadaran dan penemuan makna itu harus muncul “ muncul dari dalam”, bukan ditumpangkan di atas kepala peserta ( Philips Tangdilintin ,2008 : 140-141).” Seorang. pendamping hakikatnya adalah seperti Yesus, yakni melalui. berbagai cara kreatif, membantu OMK melalui pertanyaan, merumuskan pertanyaan, mengungkapkan problematika, hingga merefleksikan dalam terang Sabda atau Ajaran Sosial Gereja untuk menemukan makna dari pengalaman OMK. Pendamping hendaknya menyadari bahwa suatu nilai yang ditemukan dan dirumuskan oleh OMK akan lebih meresap dan menjadi milik OMK. Oleh sebab itu, pendamping sebagai fasilitator bertugas untuk sendiri.. membantu OMK agar dapat memaknai pengalamannya.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. 4. Saksi Kristus “Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” ( Kis 1:8). Menjadi saksi Yesus Kristus dan karya keselamatan-Nya menjadi tugas Gereja di dunia serta peran utama seorang pendamping OMK. Kutipan ayat dari bacaan Kitab Suci diatas, hendaknya menjadi motivasi bagi pendamping dalam mendampingi OMK. OMK yang termasuk warga Gereja juga diutus oleh Yesus untuk menjadi saksi-Nya. “Misi Gereja bukan mencari massa, mendorong orang agar mau dibaptis, melainkan memperkenalkan Yesus dan keselamatan-Nya kepada seluruh dunia. Apakah lalu ada orang yang merasa tertarik, lalu mau belajar tentang Yesus dan akhirnya minta dibaptis, adalah karya Roh Kudus. Gereja gembira karena setiap orang mau join Gereja, umat Yesus Kristus, tetapi ia tidak mendesak, tidak menekan tidak membujuk, dan tidak memanipulasi ( Frans Magnis Suseno, 2017: 165-166) . “ Berkaitan dengan. misi Gereja tersebut. yang utama bagi Gereja. sendiri bukanlah hendak mendorong orang agar mau dibabtis melainkan memperkenalkan Yesus dan keselamatan-Nya kepada seluruh dunia. Selanjutnya, apabila ada orang yang pada akhirnya mau dibabtis, itu merupakan karya dari Roh Kudus sendiri. Berkaitan dengan hal ini peran pendamping OMK, diharapkan mampu memberikan kesaksian baik melalui sabda maupun contoh hidup. Gereja berbicara, berkhotbah, menjelaskan, menuliskan iman kepercayaannya. Tetapi kesaksian paling penting adalah contoh hidup kongkrit dari para pendamping sendiri. Gereja melalui pendamping. OMK,. hendaknya. memperlihatkan. cara. hidup. yang. memperoleh keselamatan, kebebasan dari kebencian dan hawa nafsu mau.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. menang sendiri, gembira, positif, penuh kasih sayang pada saat mengikuti Yesus Kristus. Dengan kata lain, pendamping memberikan kesadaran bagi OMK, bahwa kehadiran umat Yesus Kristus termasuk OMK di dalam masyarakat harus dapat menjadi rahmat bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, Gereja selalu mendukung warga Gereja termasuk OMK yang melaksanakan. berbagai. kegiatan. positif. dalam. masyarakat,. memperdamaikan, menyelamatkan mereka yang miskin, tertindas dan kecelakaan .. D. Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Iman OMK.. Pendampingan. Iman. bagi. Faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman bagi OMK di Paroki. Santo. Kristoforus,. Banyutemumpang,. Sawangan,. Magelang. disebabkan oleh berbagai hal. Adapun dalam tulisan ini faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman bagi perkembangan iman OMK dibedakan dalam empat lingkup yakni diri sendiri, keluarga, gereja, dan masyarakat. 1. Diri Sendiri Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman OMK yang berasal dari dalam diri diantaranya adanya kesadaran dari dalam diri sendiri akan potensi yang luar biasa bagi dunia dimasa depan serta adanya penghargaan terhadap jati diri (Prasetya, 2003 : 103). Kesadaran diri akan potensi yang dimiliki serta penghargaan tehadap jati diri, merupakan dua aspek yang saling berkaitan dalam pelaksanaan pendampingan iman bagi.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. OMK. Dengan adanya kedua aspek tersebut diharapkan OMK juga semakin menyadari akan pentingnya pendampingan iman. Selain itu dalam mengikuti pendampingan, OMK yang sungguh merasa dipercaya dan diterima, pada akhirnya akan mau terlibat aktif dalam Gereja maupun di masyarakat. Kendati demikian, tantangan globalisasi serta aneka budaya asing yang melanda dunia OMK seringkali menghambat perkembangan iman OMK. “Tantangan globalisasi yang melanda dunia generasi muda dan aneka budaya asing telah menyebabkan mereka mengalami krisis identitas. Mereka dengan mudah terpengaruh, ikut-ikutan tanpa sikap kritis-selektif, menjadi latah karena mulai kehilangan jati diri ke Indonesian (Philips Tangdilintin, 2008 : 63 ).”. Orang Muda Katolik yang merupakan warga Gereja sekaligus warga negara Indonesia juga seringkali mengalami berbagai tantangan yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi serta masuknya aneka budaya asing. Tantangan tersebut juga tidak jarang membuat OMK terpengaruh tanpa bersikap kritis dan selektif akan dampak baik dan buruknya tawaran tersebut. OMK menjadi pribadi yang kurang mengenal diri, percaya diri, berwatak jujur, adil, bertanggung jawab, terbuka, disiplin, solider, serta beriman kokoh. Dengan kata lain OMK belum mewujudkan diri sebagai Citra Allah. Bahkan lebih dari itu OMK sampai mengalami krisis identitas. 2. Keluarga Keluarga memiliki peran penting bagi perkembangan iman OMK. Keluarga khususnya orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak termasuk pendidikan iman ( Prasetya, 2003 : 106)..

Gambar

Tabel 1. Kisi- Kisi Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui struktur bentuk musik dan pesan syair lagu peringatan misa arwah di Kerkof Mendut Paroki Santo Petrus Borobudur Kabupaten

Skripsi yang berjudul PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU

Bertitik tolak dari adanya masalah dalam kegiatan pendampingan calon penerima Krisma di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani khususnya bagi remaja, sebagai usulan

Memberikan masukan kepada para pemandu katekese/pendalaman iman di Lingkungan Santo Paulus Paroki Santa Maria Pengantara Lahat bahwa tayangan “Penyejuk Imani Katolik”

Pada Bab empat, penulis menguraikan usulan program pendalaman iman bagi orang tua di lingkungan Santo Yohanes dalam rangka meningkatkan peranan orang tua dalam menghadapi

Menurut pendapat penulis yang juga hidup di paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, susahnya mengajak teman lain untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja bukan hanya

Dari studi pustaka penulis menemukan katekese model Shared Christian Praxis (SCP) yang sesuai dengan keprihatinan dan harapan para orang tua di lingkungan

ABSTRAK Penulis memilih judul skripsi “KATEKESE KAUM MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTA MARIA ASSUMPTA, KLATEN DALAM HIDUP MENGGEREJA”