• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISA DATA. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISA DATA. Universitas Kristen Petra"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISA DATA

4.1. Gambaran Umum PT. Lestari Bambe Plastik 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1981, Sugiharto Louis merupakan pendiri awal PT. Lestari Bambe Plastik, yang beralamat di Jalan Semeru Gang 2 no.8, Desa Bambe, Kec.

Driyorejo 61177, Gresik. PT. Lestari Bambe Plastik sendiri adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di industri Plastic Houseware. Sebelum membuka pabrik, tahun 1951, Sugiharto Louis merupakan seorang wiraswasta dalam bidang Plastic Houseware di daerah Kembang Jepun dengan nama “Toko Enliang” yang menjual barang-barang plastik. Toko Enliang adalah usaha pertamanya sebelum akhirnya memiliki pabrik sendiri. Beberapa tahun kemudian, karena pasar di Kembang Jepun mengalami penurunan, maka Sugiharto Louis memutuskan untuk pindah ke daerah Pasar Turi yang merupakan pusat perbelanjaan yang cukup ramai. Selain itu Sugiharto Louis berpikir ingin mendirikan sebuah pabrik sendiri.

Seiring berjalannya waktu, keinginan Sugiharto Louis untuk membuka pabrik sendiri terealisasikan pada tahun 1981, selain itu didukung dengan banyaknya koneksi yang dimiliki Sugiharto Louis seperti pemasok bahan baku dan pengekspor mesin produksi.

Usaha awal Sugiharto Louis masih berjalan seperti biasa saat membuka pabrik sendiri. Sejak tahun 1992 Sugiharto Louis ingin lebih fokus dalam mengelola pabriknya sehingga bisnis awalnya yaitu Toko Enliang akhirnya tutup.

Awalnya pabrik yang didirikannya bernama “Cahaya Dewi”. Setelah sekian lama sudah mendirikan pabrik, perusahaannya pun makin berkembang dan sudah banyak jenis produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Pabrik yang telah dirintis oleh Sugiharto Louis selama 35 tahun pun sudah berubah nama menjadi

“PT. Lestari Bambe Plastik” dan mempunyai merk produk sendiri yaitu “Liong”.

Sejak tahun 2006, pengelolaan pabrik atau perusahaan PT. Lestari Bambe

Plastik yang awalnya masih dijalankan oleh Sugiharto Louis, diberikan dan

dipercayakan kepada anaknya yaitu Mardi W Louis. Dalam perusahaan, Mardi W

Louis memiliki jabatan sebagai direktur untuk mengelola perusahaan. Sedangkan

(2)

Sugiharto Louis memiliki jabatan sebagai komisaris, dimana masih tetap memiliki kekuasaan dan mengontrol keadaan dalam perusahaan.

4.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

Visi dari PT. Lestari Bambe Plastik adalah menjadi sebuah perusahaan yang memiliki dan memperoleh cakupan pasar yang luas dalam bidang Plastic Houseware, dengan harapan mampu tersebar hingga keseluruh Indonesia.

b. Misi

Misi dari PT. Lestari Bambe Plastik adalah sebagai berikut:

 Menciptakan kualitas produk yang bagus dengan harga yang terjangkau.

 Menciptakan sistem kerja yang professional dalam perusahaan serta bertanggung jawab dalam memproduksi barang.

 Memberikan pelayanan terbaik dan dapat menciptakan kepuasan atas produk perusahaan bagi konsumen.

4.3. Struktur Organisasi dan Job Description

Dari struktur organisasi dapat diketahui kejelasan kedudukan atau jabatan

dalam perusahaan, uraian tugas masing-masing jabatan (Job Description), alur

hubungan antar jabatan, dan tanggung jawab masing-masing bagian. Berikut

adalah struktur organisasi dari PT. Lestari Bambe Plastik:

(3)

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Lestari Bambe Plastik Sumber: Direktur PT. Lestari Bambe Plastik

Berdasarkan struktur organisasi PT. Lestari Bambe Plastik, terdapat uraian tugas (Job Description) serta tanggung jawabnya masing-masing jabatan sebagai berikut:

1. Komisaris atau pemilik perusahaan

 Mengontrol mengenai kegiatan dan aktivitas yang dilakukan perusahaan

 Menerima laporan perusahaan secara berkala.

 Memberikan nasehat, masukan dan ide dalam hal pengelolaan perusahaan jika terjadi ketidakcocokan dalam pencapaian tujuan perusahaan

2. Direktur

Direktur perusahaan disini merupakan orang yang dipercayakan komisaris dalam mengelola dan melaksanakan aktivitas dalam perusahaan, seperti:

Komisaris Sugiharto Louis

Direktur Mardi W Louis

Kepala Produksi

Mandor Gudang

Pegawai

Admin

Sales luar kota &

luar pulau

Sumber Daya Manusia Marketing

Sales Lapangan

(4)

 Melakukan tugas-tugas yang sudah diberikan oleh komisaris perusahaan.

 Merencanakan dan mengembangkan pendapatan perusahaan.

 Mengkoordinasi dan menentukan job description tiap divisi.

 Mengontrol tugas dan tanggung jawab para kepala divisi.

 Mengambil keputusan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

3. Marketing

 Memberikan tugas dan tanggung jawab pada tenaga penjualan dalam menawarkan produk.

 Memotivasi tenaga penjualan dengan memberikan target dalam memasarkan produk, jika mencapai target akan diberi bonus sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

 Membuat kebijakan dalam proses penjualan produk dengan menentukan diskon yang akan diberikan pada pelanggan yang melakukan pengambilan barang dengan jumlah besar.

 Mengikuti keinginan pelanggan serta produk yang tren dipasaran.

 Membuat tarif harga berdasarkan produk dan kualitas.

 Menjaga hubungan dengan para pelanggan dengan sering melakukan komunikasi yang bertujuan mencari order.

 Menjadwalkan pengiriman barang.

4. Sumber Daya Manusia

 Bertanggung jawab dalam hal penyediaan pegawai seperti perekrutan, pelatihan dan pengembangan, serta dalam menanggapi keluhan karyawan.

 Membentuk moral karyawan dengan memberikan pengertian atau pengetahuan tentang tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan.

 Menyampaikan informasi dengan jelas tentang peraturan perusahaan atau syarat kerja serta tujuan perusahaan.

 Mengontrol dan melakukan penilaian terhadap kinerja para karyawan.

(5)

 Membangun komunikasi dengan para karyawan dengan baik agar para pegawai nyaman dalam bekerja.Mendata para pegawai aktivitas karyawan tiap harinya.

5. Produksi

 Mengontrol mesin yang beroperasi saat produksi (operator mesin).

 Melakukan perbaikan dan melaporkan pada direktur jika terjadi kerusakan mesin (teknisi).

 Bertanggung jawab dalam kelancaran produksi dan kualitas produk

 Melaporkan jumlah mesin yang beroperasi pada direktur.

 Mengamati dan memisahkan kualitas produk yang telah dicetak (barang jadi).

 Melaporkan pemakaian bahan baku untuk produksi pada bagian gudang bahan baku.

 Memberikan informasi pada para pegawai tentang petunjuk dalam penggunaan mesin produksi.

6. Admin

 Mengelola dan mengoreksi keuangan perusahaan dengan membuat laporan keuangan mengenai pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan apakah mengalami keuntungan atau kerugian (tiap bulan).

 Memberi tugas pada bawahannya dalam pencatatan atas transaksi sehari-hari untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan seperti pelunasan dari pelanggan, pengeluaran untuk pembelian bahan baku, memberikan tagihan atau menagih para pelanggan yang melakukan pembelian secara kredit.

 Melakukan koreksi apakah pengeluaran dan pemasukan yang dilakukan telah benar-benar terjadi atau tidak (melakukan komunikasi dengan kepala divisi masing-masing pada perusahaan).

7. Mandor Gudang

 Mendata keluar masuknya hasil produksi.

 Bertanggung jawab dalam proses pengiriman.

(6)

 Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku serta keluar masuknya bahan baku untuk proses produksi.

 Bertanggung jawab penuh atas kondisi dan keadaan seluruh barang serta penyimpanan barang yang terdapat dalam gudang.

 Melaporkan stok barang yang habis dan yang akan habis untuk dikirim.

Struktur organisasi PT. Lestari Bambe Plastik dimulai dari komisaris sekaligus pemilik perusahaan. Sesuai dengan data yang sudah diperoleh bahwa job description komisaris adalah mengontrol, menerima laporan, serta memberikan ide saat adanya perencanaan dalam membuat sebuah produk baru serta memberikan nasihat dan saran jika terjadi ketidakcocokan dalam pencapaian tujuan perusahaan oleh direktur. Pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan merupakan job description dari direktur, sehingga komisaris tidak perlu lagi untuk terlibat dalam pengelolaan perusahaan.

Marketing mempromosikan dan menugaskan tenaga penjualan untuk menawarkan produk. Sumber daya manusia menangani aktivitas-aktivitas karyawan yang terjadi dalam perusahaan. Produksi mengatur proses produksi agar konsistensi produk perusahaan selalu terjaga dan stabil. Admin membantu perusahaan dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran beserta dengan data dan laporan yang jelas dan lengkap. Mandor gudang, atau lebih dikenal dengan istilah mandor utama, bertanggung jawab atas segala aktivitas atau kegiatan yang berada di area gudang. Mandor gudang juga memiliki tanggung jawab atas pembelian dan pemakaian bahan baku untuk proses produksi.

4.4. Modal Sosial

Dalam dunia bisnis, sebagian perusahaan belum mengenal istilah modal

sosial. Namun sebenarnya perusahaan tersebut tanpa menyadarinya telah

membangun modal sosial dalam perusahaannya. Setiap perusahaan pasti

membangun jaringan atau network. Untuk dapat membangun jaringan tersebut,

perusahaan perlu membangun kepercayaan atau trust berdasarkan norma atau

norms.

(7)

Seperti halnya PT. Lestari Bambe Plastik, ketika awal didirikan, perusahaan telah membangun modal sosial dengan memiliki banyak koneksi pemasok dan pengekspor mesin produksi. Namun PT. Lestari Bambe Plastik tidak menyadari bahwa telah membangun modal sosial di perusahaannya sejak awal perusahaan didirikan. Saat ini, perusahaan mampu membangun jaringan yang luas dengan pemasok dan pelanggan untuk mengembangkan perusahaan. Dalam membangun jaringan dibutuhkan kepercayaan dan norma antara kedua belah pihak.

4.4.1. Kepercayaan (trust)

Kepercayaan muncul ketika kedua belah pihak sudah saling percaya, sehingga mereka bersedia untuk berbagi sumber daya tanpa adanya rasa khawatir bahwa akan dimanfaatkan oleh salah satu pihak. Ketika telah terjalin hubungan maka akan timbul kepercayaan (Tsai & Ghosal, 1998). PT. Lestari Bambe Plastik sudah memiliki hal tersebut di dalam perusahaannya. Bahkan kepercayaan yang terdapat dalam PT. Lestari Bambe Plastik terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

Kepercayaan Umum (generalized trust) dan Kepercayaan Kelembagaan (institutional trust).

4.4.1.1 Kepercayaan Umum (generalized trust)

Kepercayaan antar individu dalam perusahaan sangat penting. Ketika

hubungan dalam perusahaan tidak terjalin dengan baik, akan timbul kecurigaan

dan tidak adanya saling kepercayaan antara satu sama lain. Kepercayaan umum

atau generalized trust sendiri membahas bagaimana perusahaan dapat

menciptakan dan memiliki kepercayaan antar individu (Dakhli dan de Clercq,

2004 dalam Doh dan Zolnik, 2011). PT. Lestari Bambe Plastik sendiri secara

tidak langsung sudah memiliki generalized trust dalam perusahaannya. Hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara, dimana Mardi W Louis selaku direktur

perusahaan mengatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem kekeluargaan

untuk memberikan kepercayaan kepada karyawan. Dengan demikian, karyawan

akan merasa lebih nyaman dalam bekerja, dihargai dan lebih dianggap

keberadaannya dalam perusahaan. PT. Lestari Bambe Plastik menganggap sistem

(8)

kekeluargaan adalah salah satu cara yang paling efektif, karena ketika perusahaan mampu berbaur dan menghargai bawahan maka dengan sendirinya karyawan akan memberikan feedback yang bagus untuk perusahaan.

Hal ini tercermin dari apa yang telah dilakukan Mardi W Louis ketika memberi jabatan mandor utama kepada Hannok Matoke. Perbuatan tersebut menggambarkan kepercayaan yang diberikan Mardi W Louis kepada Hannok Matoke untuk mengatasi semua urusan yang bersangkutan dengan pemasok, dengan anggapan Hannok Matoke selaku mandor utama akan mampu bertanggungjawab atas jabatan tersebut. Selain itu, salah satu alasan Mardi W Louis menunjuk Hannok Matoke adalah kinerjanya yang sangat bagus dibandingkan karyawan pada umumnya sehingga besar harapan Mardi W Louis bahwa Hannok Matoke dapat bekerja secara maksimal sebagai mandor utama.

Selain membangun kepercayaan antar individu dalam perusahaan, membangun kepercayaan kepada pelanggan juga merupakan hal yang penting.

Menjalin kerjasama tidak hanya sekedar membuat kesepakatan semata, tetapi untuk menjalin kerjasama dibutuhkan pengetahuan yang lebih luas mengenai latar belakang setiap pelanggan agar diperoleh kepercayaan yang kuat atas pelanggan tersebut. Sebaliknya, PT. Lestari Bambe Plastik mendapat kepercayaan dari pelanggan atas konsistensi dalam memproduksi produknya. Hal tersebut didasari dari hasil wawancara dengan Mardi W Louis selaku direktur PT. Lestari Bambe Plastik mengenai konsistensi produk sebagai berikut:

Jujur sih perusahaan saya tidak pernah seperti itu, karena itu bisa jadi dampak buruk juga bagi perusahaan. Pelanggan pasti akan complain dan bisa-bisa kedepannya gak dikasi orderan lagi. Jadi lebih bagus kita tetapkan standar tiap produk tergantung kualitasnya agar perusahaan kita juga tetap stabil.

Informasi sama didapatkan dari Nickson B Louis yang merupakan pelanggan, sebagai berikut:

Gak sih, selama ini selalu sama. Dan gak pernah ada keluhan juga dari konsumenku.

Informasi tersebut konsisten dengan pernyataan dari pelanggan lain yaitu H.

Yunus, sebagai berikut:

(9)

Iya selama ini selalu sama. Ini salah satu yang bikin aku seneng kerjasama dengan Bambe karena barangnya selalu konsisten jadi aku juga gak ada dicomplain sama konsumenku, aku udah percayain sih.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan mendapat kepercayaan dari pelanggan yang merupakan informan apabila perusahaan dapat selalu menjaga konsistensi produknya. PT. Lestari Bambe Plastik menjaga konsistensi produk perusahaan dengan menetapkan standar khusus dalam pencetakan produk.

Oleh karena pemberlakuan standar tersebut, pelanggan PT. Lestari Bambe Plastik akan merasa semakin puas, serta tingkat kepercayaannya terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Bagi pelanggan sendiri, ketika perusahaan sudah mampu memproduksi produknya secara konsisten, maka perusahaan sudah dianggap memiliki prinsip kerja yang baik dan tidak diragukan lagi bahwa hubungan kerjasama antara perusahaan dan pelanggan untuk kedepannya akan jauh lebih baik.

4.4.1.2 Kepercayaan Kelembagaan (institutional trust)

Kepercayaan kelembagaan atau institutional trust adalah situasi dimana munculnya kepercayaan individu terhadap sebuah institusi atau perusahaan (Dakhli dan de Clercq, 2004 dalam Doh dan Zolnik, 2011). Dalam kasus PT.

Lestari Bambe Plastik, perusahaan cukup rumit dalam membangun institutional trust-nya ketika menjalin kerjasama dengan pemasok, oleh karena banyaknya jumlah pemasok perusahaan. Kebanyakan pemasok dari PT. Lestari Bambe Plastik berada di luar kota dan di luar pulau. Namun, kepercayaan dapat tercipta pada saat awal bekerjasama, apabila pihak PT. Lestari Bambe Plastik maupun dari pihak pemasok mampu menjalin sebuah hubungan melalui komunikasi yang rutin, seperti halnya yang disampaikan oleh Mardi W Louis selaku direktur PT. Lestari Bambe Plastik, bahwa:

Kebanyakan pemasok berasal dari luar pulau atau luar kota, jadi kadang

bicara cuman by phone aja dan dari sana bisa membangun kepercayaan,

menurut saya sih seperti itu ya. Jadi secara gak langsung karena mereka

udah ada kepercayaan dengan kita sampai mereka berani memasok bahan

bakunya. Biasanya orang pemasok yang datang meninjau langsung.

(10)

Berdasarkan informasi didapatkan dari Harris Santoso Toha yang merupakan pemasok perusahaan, sebagai berikut:

Satu hari ya aku tawarin juga, walaupun awalnya udah kenal beberapa bulan itu gak ta’ tawari. Soalnya kan kenalnya dari teman. Habis itu masa datang-datang langsung ngomongin bisnis, kan gak etis. Kecuali kalo emang dari awal itu aku udah tau kalo di Bambe itu ada pabrik. Nah aku datang situ tawarin bisnis, kan sebagai pengusaha biasa tapi ternyata cocok. Ko Mardi juga memang butuh, ya aku juga butuh.

Dari Hendro yang merupakan pemasok perusahaan, sebagai berikut:

Pertama orang perusahaanku kesana, berapa kali kesana tawarin belum dikasi orderan. Jadi saya yang telepon langsung Mardi, awalnya ngomong-ngomong tentang kualitas biji plastik yang saya jual dulu setelah itu saya tawarin, dan setelah banyak ngomong-ngomong, Mardi mau coba beli bahanku

Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan informasi yang ada, institutional trust antara pihak PT. Lestari Bambe Plastik dengan pihak pemasok timbul pada saat awal bekerjasama. Kepercayaan tersebut muncul ketika adanya komunikasi secara langsung maupun melalui telepon antara pemilik perusahaan dengan pemasok, sehingga meminimalkan keraguan pada saat ingin menjalin hubungan kerjasama. Namun perusahaan juga memiliki beberapa pertimbangan pada saat memilih pemasok, yaitu melihat dari segi bahan baku yang ditawarkan apakah sesuai dengan kebutuhan pabrik dan harga yang ditawarkan apakah cocok dengan perusahaan. PT. Lestari Bambe Plastik juga melihat bahwa setiap pemasok yang nantinya akan bekerjasama dengan perusahaan harus konsisten dalam hal berbisnis.

Dalam membangun kepercayaan antar perusahaan, PT. Lestari Bambe Plastik akan mengetahui bahwa pemasok yang dipilihnya telah tepat apabila terdapat kecocokan dan diantara mereka dapat tetap bersikap fair dalam berbisnis.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan kedua

pemasok bahwa selama bekerjasama dengan perusahaan, hubungan antara

pemasok dan perusahaan cukup fair.

(11)

4.4.2. Norma (norms)

Norma merupakan suatu kebijakan dalam diri sendiri yang pasti dimiliki oleh setiap orang atau individu. Norma dapat muncul ketika terjadi pembicaraan, pemberitahuan atau dikomunikasikan terlebih dahulu. Dimensi norma tidak dapat dipisahkan dari dimensi jaringan dan dimensi kepercayaan karena di antara ketiga dimensi tersebut terdapat keterkaitan satu sama lain (Lawang, 2005). Tanpa menyadarinya, PT. Lestari Bambe Plastik telah memiliki hal tersebut, baik dengan karyawan, pemasok maupun dengan pelanggan.

Norma bisa muncul ketika adanya keuntungan dan loyalitas dalam perusahaan oleh individu yang merasakan keuntungannya. PT. Lestari Bambe Plastik sendiri memiliki hal tersebut dengan para pelanggan dan begitupun sebaliknya. Dimana dalam hasil wawancara Mardi W Louis mengatakan sebagai berikut:

Tiap tahun ada bonusan, tergantung omzetnya masing-masing. Jadi omzet sekian dapat sepeda motor, omzet sekian dapat kipas angin tergantung omzetnya pertahun dan perbulannya berapa. Bayarannya gimana on-time gak misal kita minta cash langsung dicash gak, minta satu bulan langsung dibayar gak kalo minta satu bulan terus dibayar dua bulan atau tiga bulan jadi bonusnya ilang.

Informasi dari Nickson B Louis, sebagai berikut:

Kan ada quantity, pengambilan ecer sama grosir itu pasti harganya beda.

Kayak sekarung dengan 25 karung dia kan ada paketnya jadi diskonnya beda. Keuntungannya dari sana. Dan seingatku ada bonus tahunan juga jadi diliat dari omzetnya kita dalam setahun berapa kalo capai target ya dapat bonus.

Sedangkan informasi dari H. Yunus, sebagai berikut:

Ada bonus tahunan kalo pengambilan tiap bulan lancar dan pembayaran tepat waktu. Jadi kita semangat untuk jual produknya karena ada bonusan. Terus kalo pengambilan banyak ada diskonnya beda.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagi PT. Lestari Bambe Plastik,

pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang mampu menjual, mengambil produk

secara terus-menerus, dan melakukan pembayaran tepat waktu. Jika jumlah

(12)

pengambilan semakin besar maka pelanggan tersebut akan mendapatkan reward berupa bonus tahunan yang dihitung berdasarkan omzet bulanan yang ditotalkan pada akhir tahun. Menurut pelanggan sendiri yang merupakan informan perusahaan, hal tersebut menjadi sebuah keuntungan bagi mereka. Dengan begitu mereka akan lebih bersemangat untuk menjual produk perusahaan. Jadi, kedua belah pihak merasa saling diuntungkan, dimana pihak perusahaan mendapat pesanan rutin sedangkan pelanggan mendapatkan bonus sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan.

Namun dalam berbisnis, hubungan PT. Lestari Bambe Plastik sendiri tidak selalu baik dengan pemasok dan pelanggannya, ada kalanya terjadi konflik.

Konflik yang terjadi antara perusahaan, baik dengan pemasok maupun dengan pelanggan biasanya karena human error seperti misscommunication, salah dalam pengiriman barang ketika pelanggan meminta produk berkualitas bagus tetapi yang dikirimkan oleh perusahaan adalah produk yang berkualitas medium, atau kadang kesalahan dalam memberikan harga. Namun perusahaan menganggap masalah-masalah tersebut masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan, asalkan disertai dengan bukti tertulis. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pemasok dan pelanggan, rata-rata informan menjawab pernah terjadi konflik tetapi konfliknya ringan karena masih bisa dibicarakan baik-baik. Selama antara kedua belah pihak masih bersikap kooperatif, maka tidak ada masalah.

Salah satu cara PT. Lestari Bambe Plastik untuk dapat menjaga hubungan

bisnisnya dengan para pemasok dan pelanggan agar tetap baik dalam jangka

waktu panjang adalah dengan menerapkan prinsip kekeluargaan, kepercayaan,

disiplin, memiliki prinsip kerja, konsekuen dan tanggung jawab. Menurut Mardi

W Louis, ketika salah satu dari hal itu tidak bisa dipegang, maka hubungan

kerjasama akan putus atau dianggap tidak layak untuk bekerjasama dengan

perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan yang terdiri

dari dua orang pelanggan dan dua orang pemasok mengenai cara menjaga

hubungan bisnis dengan PT. Lestari Bambe Plastik, masing-masing memiliki

pendapat yang berbeda-beda, namun inti dari pernyataan mereka tetap sama yaitu

kekeluargaan, kepercayaan, konsisten, prinsip kerja dan tanggung jawab. Dengan

demikian, PT. Lestari Bambe Plastik memiliki hubungan kerjasama dengan para

(13)

pemasok dan pelanggan yang bertahan lama karena masing-masing pihak mampu untuk menjaga hubungan kerjasama itu dengan baik.

4.4.3. Jaringan (networks)

Membangun dan menjalin jaringan dalam sebuah perusahaan merupakan sebuah hal yang penting, tanpa adanya jaringan maka perusahaan akan sulit dalam mengembangkan bisnisnya. PT. Lestari Bambe Plastik telah membangun dan menjalin hubungan bisnis dengan berbagai pihak demi kelangsungan perusahaannya.

4.4.3.1 Jaringan Bisnis (business networks)

Dalam berbisnis, dengan semakin luasnya jaringan bisnis yang dapat dibangun dan dimiliki, maka semakin banyak pula relasi yang didapatkan untuk membangun kerjasama dengan perusahaan. Seperti halnya PT. Lestari Bambe Plastik saat awal membuka pabriknya. Memiliki banyak koneksi pemasok dan pengekspor mesin produksi adalah salah satu aset yang paling penting. Oleh karena banyaknya koneksi yang dimiliki PT. Lestari Bambe Plastik, maka perusahaan dapat dengan mudah mendirikan pabrik, serta pada saat perusahaan ingin menciptakan produknya sendiri, koneksi sangat berperan penting (Lin, 2001 dalam Boari dan Presutti, 2004). Seiring dengan banyaknya produk yang diciptakan perusahaan, maka semakin banyak pula pemasok yang bekerjasama dengan perusahaan, sehingga jaringan bisnis yang dimiliki perusahaan sudah semakin luas. Berikut adalah hasil wawancara dengan Mardi W Louis mengenai bagaimana awal saat menjalin hubungan kerjasama, yaitu:

Gak nentu sih, soalnya kan perusahaan bisa kerjasama dengan pemasok ya tergantung awalnya karena apa. Ada karena kerabat atau teman, dikenalin, dari kita survey langsung, ada yang tiba-tiba datang di pabrik tawarin. Apalagi kan perusahaan kita sudah lama, kita diam kita yang dicari orang.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Harris Santoso Toha adalah:

(14)

Bisa kenal dengan Ko Mardi? Ya pertama dari berteman aja sih. Tapi ya kita sudah sama-sama tau, kerjaannya sama-sama plastik, apalagi beliau kan produksi barang jadi, aku produksi bahan gitu loh.

Informasi sama dari Hendro yang merupakan pemasok perusahaan adalah:

Saya taunya Bambe itu pabrik produksi barang jadi dari rekan bisnisku.

Dan rekanku itu kasi saya alamat dan nomor telepon owner-nya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu hubungan kerjasama berawal dari hubungan pertemanan atau dari kerabat yang dikenalkan, sesuai dengan survei secara langsung bahwa terkadang orang-orang tertentu yang langsung datang ke pabrik sehingga dari sana sebuah jaringan dapat terjalin untuk memulai kerjasama antara kedua belah pihak. Selain itu, PT. Lestari Bambe Plastik memang sudah memiliki banyak koneksi pada saat awal membuka pabrik sehingga hal tersebut sangat membantu perusahaan. Perusahaan menganggap bahwa mereka telah cukup lama bergelut dalam bisnis ini sehingga kurang lebih orang-orang seperti pemasok maupun pelanggan sudah mengenal perusahaannya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pemasok, juga diketahui bahwa awal kerjasama mereka dengan perusahaan karena dikenalkan teman atau kerabat.

Dalam beberapa kasus, terdapat pemasok yang terkadang melakukan survei ke pabrik secara langsung tetapi bukan hanya sekedar survei saja melainkan untuk lebih mempererat hubungan kerjasama, tetapi disisi lain ada juga pemasok yang menganggap bahwa memantau melalui telepon sudah cukup. Kedua hal tersebut tetap dibenarkan oleh pihak perusahaan, baik survei secara langsung ke perusahaan maupun hanya melalui telepon.

Pentingnya membangun hubungan bisnis antara PT. Lestari Bambe Plastik

dengan para pemasoknya dikarenakan oleh anggapan bahwa tanpa pemasok

produk perusahaan tidak akan bisa menjadi produk yang diinginkan. Membangun

hubungan dengan pelanggan juga penting bagi PT. Lestari Bambe Plastik karena

perusahaan menghasilkan produk untuk dijual ke pelanggan. Tanpa adanya

pelanggan, perusahaan akan sulit untuk memasarkan produknya ke konsumen

rumahan. Ketika perusahaan tidak mampu membangun hubungan bisnis dengan

calon pelanggan, maka produk yang dihasilkan akan sulit untuk dikenal dan

digunakan oleh pemakai langsung. Sehingga perusahaan memiliki cara untuk

(15)

membangun hubungan dengan pelanggannya dengan memiliki beberapa tenaga penjualan. PT. Lestari Bambe Plastik menyediakan tenaga penjualan untuk menawarkan produk perusahaannya baik untuk pelanggan di Surabaya maupun yang berada di luar kota dan di luar pulau. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan, diketahui bahwa pelanggan perusahaan membenarkan adanya tenaga penjualan dari PT. Lestari Bambe Plastik yang melakukan kunjungan ke toko untuk menawarkan produk perusahaan.

4.4.3.2 Jaringan Informasi (information networks)

Dalam memperluas jaringan bisnis diperlukan informasi. Informasi biasanya didapatkan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman atau kerabat. Contohnya pada saat acara tertentu, pihak perusahaan terkadang tanpa disengaja akan bertemu dengan pemasok yang bidang usahanya sejenis dengan perusahaan dan dari sana informasi yang didapatkan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan. Jaringan informasi dapat menjadi pendukung perusahaan untuk memperluas jaringan bisnisnya (Lin, 2001 dalam Boari dan Presutti, 2004). Tanpa adanya informasi yang jelas dan lengkap maka akan lebih sulit bagi perusahaan untuk memperluas jaringan bisnisnya. Hal tersebut dialami oleh PT. Lestari Bambe Plastik dalam mendapatkan informasi mengenai pemasok yang dibutuhkannya. Seperti dari hasil wawancara Mardi W Louis mengenai informasi pemasok, sebagai berikut:

Bisa dapat informasi kadang dari teman atau pemasok lain atau perusahaan lain. Kadang langsung di-recommend ke rekan bisnis atau kenalannya atau langsung dikasih contact person.

Informasi dari Hannok Matoke, sebagai berikut:

Kadang Pak Mardi yang kasi tau, kayak ngasih nomer telepon pemasok e ke aku, ngasih tau itu pemasok apa jadi kalo mau pesen-pesen aku yang ngatasi. Kadang juga ada yang langsung datang ke pabrik nawarin.

Informasi dari Harris Santoso Toha mengenai mendapatkan informasi, sebagai

berikut:

(16)

Satu hari ya aku tawarin juga, walaupun awalnya udah kenal beberapa bulan itu gak ta’ tawari. Soalnya kan kenalnya dari teman. Habis itu masa datang-datang langsung ngomongin bisnis, kan gak etis.

Sedangkan dari Hendro, sebagai berikut:

Saya taunya Bambe itu pabrik produksi barang jadi dari rekan bisnisku.

Dan rekanku itu kasi saya alamat dan nomor telepon owner-nya.

Berdasarkan informasi yang telah ada, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mendapatkan informasi pemasok melalui teman atau pemasok lain yang memiliki kenalan sehingga dapat dengan langsung direkomendasikan.

Kedua pemasok yang menjadi informan menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi perusahaan karena dikenalkan oleh teman atau dari rekan bisnisnya.

Untuk mendapatkan informasi mengenai pelanggan, Mardi W Louis mengatakan bahwa hal tersebut tidak selalu mudah. Sebab perusahaan tidak hanya mengandalkan dari koneksi saja, tetapi perusahaan juga berupaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Upaya yang dilakukan PT. Lestari Bambe Plastik adalah dengan cara menyediakan tenaga penjualan yang melakukan kunjungan untuk menawarkan produk perusahaan ke toko-toko. Namun, terkadang terdapat pelanggan yang sulit dijangkau, terutama pelanggan yang berada di luar kota dan di luar pulau. Ketika pelanggan yang di luar kota dan di luar pulau sulit dijangkau, maka seringkali pelanggan sendiri yang mencari informasi mengenai perusahaan dan menelepon ke perusahaan. Tindakan perusahaan selanjutnya adalah meminta agar tenaga penjualan untuk melakukan kunjungan ke pelanggan tersebut untuk menawarkan produk perusahaan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan H. Yunus yang berada diluar kota, sebagai berikut:

Aku nanya saudara yang jualannya sama kayak aku tapi dia tidak menjual produk Bambe karena kurang permintaan konsumennya dan dia tau nomor telepon pabrik. Ya udah aku minta biar bisa ngomong langsung dengan orang pabrik.

Dapat disimpulkan bahwa perusahaan memperoleh informasi dari tenaga

penjualan yang mencari informasi ke pelanggan dengan melakukan kunjungan

langsung ke toko. PT. Lestari Bambe Plastik juga menganggap bahwa oleh karena

(17)

umur perusahaan sudah cukup lama, maka informasi tentang perusahaan akan lebih mudah diketahui dan dijangkau oleh pelanggan. Bagi perusahaan sendiri, ketika tenaga penjualan tidak cermat dan tidak mampu untuk melakukan pendekatan ke calon pelanggan, maka akan sulit untuk mendapat orderan atau pesanan barang. Menurut pihak PT. Lestari Bambe Plastik, bagi pelanggan yang sulit dijangkau seperti yang di luar kota dan di luar pulau, ketika pelanggan menelepon ke perusahaan maka tenaga penjualan akan melakukan kunjungan bisnis ke toko tersebut untuk menawarkan produk perusahaan. Dari kesimpulan tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin luas jaringan bisnis perusahaan maka semakin banyak informasi yang didapatkan.

4.4.3.3 Jaringan Penelitian (research networks)

Saat ini PT. Lestari bambe Plastik belum memiliki jaringan penelitian dan belum terlihat adanya kemungkinan atau rencana perusahaan untuk memiliki jaringan penelitian.

Dari analisis dan pembahasan di atas dapat dilihat bahwa PT. Lestari

Bambe Plastik telah mengembangkan modal sosial dalam perusahaannya. Hal

tersebut dapat dilihat berdasarkan tiga dimensi. Dimensi kepercayaan (trust),

dimana perusahaan telah dapat membangun kepercayaan dengan karyawan,

pelanggan dan pemasok. Dalam dimensi jaringan (networks), perusahaan

memiliki dan membangun jaringan bisnis yang luas dan mampu mendapatkan

informasi jaringan dari berbagai sumber. Dalam dimensi norma (norms),

perusahaan sudah memiliki hal tersebut didalam perusahaannya.

Gambar

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Lestari Bambe Plastik  Sumber: Direktur PT. Lestari Bambe Plastik

Referensi

Dokumen terkait

Kerja praktek dan pendampingan itu sendiri dilakukan melalui proses wawancara dengan pemilik dan beberapa staf perusahaan, pengumpulan data perusahaan khususnya data pelanggan dan

Dari hasil tabulasi silang antara efektivitas iklan dengan pengeluaran responden, iklan Barang Murah Unik Jaya pada Facebook ini lebih efektif untuk responden dengan

Karyawan juga telah diberi penyuluhan agar bekerja sesuai dengan prosedur dengan baik dan hati- hati, namun kecelakaan kerja memang tidak dapat dihindari secara sempurna

Dalam strategi ini perusahaan tidak memiliki inventori dimana bila ada pesanan dari pelanggan, perusahaan baru akan mengembangkan desain untuk produk yang diminta.. Selanjutnya

Pemilihan jenis dan sistem pemasangan lampu yang kurang sesuai serta pengarahan teknik pencahayaan yang kurang tepat pada lukisan yang menjadi objek pencahayaan dapat menjadi

Karena melakukan penyerahan BKP maka pada setiap pembelian barang dagangan dari beberapa manufaktur berdasarkan pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

2. Mengajak Kaisar Blind Chess.. kritik, pendapat untuk memotivasi satu sama lain pada saat latihan bersama ataupun ketika sedang menganalisa partai catur. Namun selama

Unit yang tercat hanya satu layer saja seringkali secara sekilas tampak sudah tercat dengan baik, namun jika dilihat lebih jauh lagi maka akan tampak beberapa bagian yang