ASP didefinisikan sebagai intervensi terkordinasi yang dirancang untuk menangani dan meningkatkan penggunaan antibiotik secara bijak melalui pemilihan antibiotik yang tepat, dosis dan interval serta cara pemberian yang tepat pula.20 Manfaat ASP antara lain meningkatkan hasil pengobatan, mengurangi efek samping, meningkatkan kepekaan kuman terhadap antibiotik serta optimalisasi penggunaan dana pengobatan.
Peningkatan penggunaan antibiotik secara bijak merupakan bagian penting dalam keselamatan pasien (patient safety) serta merupakan bagian rencana aksi nasional (RAN).3,21 ASP berbasis rumah sakit dapat menolong praktisi klinis dalam mewujudkan patient safety sebagai ultimate goal penanganan pasien di rumah sakit.21 Sejak bulan Januari 2017, ASP telah diterima oleh Joint Commission sebagai standar dalam penanganan medis (medication management) dengan kode MM.09.01.01
Unsur utama (core elements) ASP rumah sakit meliputi:21
y Pimpinan yang bertanggung jawab dalam hal kebutuhan finansial dan teknologi informasi
y Akuntabilitas seorang yang bertanggung jawab terhadap program y Seorang ahli farmasi yang bertanggung jawab terhadap penggunaan
antibiotik bijak
y Implementasi kegiatan yang direkomendasikan dalam satu periode rancangan pengobatan
y Kegiatan pemantauan peresepan antibiotik dan pola resistensi kuman y Pelaporan secara berkala dan berkesinambungan kepada dokter, perawat
dan anggota staf yang berkepentingan
y Edukasi yang berkesinambungan terhadap resistensi antimikroba dan peresepan yang optimal.
Kinerja ASP rumah sakit dapat ditingkatkan bila ditunjang oleh tersedianya perangkat atau kelompok kerja lain yang berhubungan dengan penanganan pasien antara lain klinisi yang handal dan terlatih sebagai dokter penanggung jawab penanganan pasien, tenaga ahli dalam pencegahan penyebaran infeksi, staf laboratorium yang ahli dalam bidangnya. Selain itu kehadiaran ahli teknologi informasi sangat berguna dalam mengelola data dan rekam medik elektronik (electronic health record = EHR). Peranan tenaga perawat (nurse) juga sangat penting dalam perawatan umum pasien dan pengambilan spesimen untuk keperluan pemeriksaan laboratorium dan biakan kuman.21
Prosiding Simposium LxxiV A to Z about infections pediatric antibiotic stewardship
Simpulan
Resistensi kuman terhadap antimikroba khususnya antibiotik telah menjadi masalah global dan tidak satu negara pun secara tersendiri mampu mengatasi masalah resistensi antimikroba ini. Bila tidak ditangani secara serius dan bijaksana situasi dapat berlanjut dan dunia dapat mengalami era post antibiotik yaitu saat tidak ada satu antibiotik pun yang dapat diandalkan untuk mengatasi masalah infeksi bakteri.
Masalah utama penyebab timbulnya resistensi antimikroba terutama di rumah sakit maupun di pusat pelayanan kesehatan adalah akibat “pressure selection” sebagai sebagai konsekuensi penggunaan yang tidak terkendali (inappropriate use of antibiotics). Di samping itu penggunaan antibiotik sebagai growth promoter pada peternakan maupun perikanan dan pertanian turut meningkatkan terjadinya resistensi antimikroba.
Ada dua strategi utama yang dipilih sebagai cara mengatasi berkembangnya resistensi antimikroba yaitu mencegah “pressure selection” melalui penggunaan antibiotik secara bijak dan melakukan pencegahan terhadap transmisi kuman dengan melakukan prinsip “general precaution”. Untuk melakukan tugas ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba sebagai pelaksana Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA). Pada awalnya PPRA dibentuk di rumah sakit pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia selanjutnya dengan sistem pengampuan PPRA dibentuk di rumah sakit tingkat propinsi dan kabupaten dan diharapkan setiap rumah sakit memiliki tim PPRA yang bertanggung jawab terhadap pengendalian resistensi antimikroba di tempat masing-masing.
Kegiatan PPRA disokong oleh 4 pilar yang berperan langsung dalam pelaksanaan pengamanan antibiotik secara bijak yaitu tim Mikrobiologi Klinik, tim Farmasi Klinik, Komite atau tim Farmasi Terapi dan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Untuk mendukung pelaksanaan atau kinerja PPRA perlu dibentuk antibiotic stewardship program (ASP) sebagai wadah untuk intervensi terkordinasi untuk meningkatkan penggunaan antibiotik secara bijak melalui pemilihan antibiotik yang tepat dosis dan interval yang tepat pula. ASP diharapkan dapat meningkatkan hasil pengobatan, mengurangi efek samping obat, dan meningkatkan kepekaan kuman terhadap antimikroba serta optimalisasi penggunaan dana pengobatan. Agar ASP dapat berperan optimal dibutuhkan komitmen/tanggung jawab pimpinan rumah sakit, dan tenaga medis professional yang mampu melaksanakan program serta perangkat lain seperti tersedianya ahli farmasi yang bertanggung jawab terhadap peningkatan penggunaan antibiotik bijak.
Dengan telah terbentuknya rencana aksi tingkat nasional (national action plan) yang menekankan pendekatan “one health” yang efektif dengan
Antibiotic Resistance Control Program (ARCP) in Indonesia
mengikutsertakan berbagai sektor dan upaya kolaborasi antara professional terkait kesehatan antara lain bidang kedokteran, kedokteran hewan, pertanian, keuangan, lingkungan dan sebagainya maka program pengendalian resistensi antimikroba di Indonesia diharapkan dapat berlangsung lebih terarah dan terwujud secara nyata.
Daftar pustaka
1. Smith RD, Coast J. Antimicrobial resistance. A global response. Bulletin of the World Health Organisation 2002;80:126-130
2. World Health Organisation. Global action plan on antimicrobial resistance.
Geneva;2015. Diunduh dari http://www.who.int/antimicrobial-resistance/global- action-plan/en/
3. National Action Plan on Antimicrobial Resistance, Indonesia 2017-2019.
Diunduh dari: https://puskespemda.net/download/national-action-plan- antimicrobial-resistance-indonesia-2017-2019/
4. WHO perspectives on medicine. Containing antimicrobial resistance WHO, Geneva, April 2005. Diunduh dari: http://www.who.int/management/
anmicrobialresistance.pdf
5. Ventola CL. The antibiotic resistance crisis. PT 2015;40:277-283. Diunduh dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4378521/
6. Kumarasami KK, Toleman MA, Walsh TR, Bagaria J, Butt F, Bolakrishnan R, et al. Emergence of new antibiotic resistance mechanism in India, Pakistan, and the UK: a mollecular, biological, and epidemiological study. Lancet Infect Dis 2010;10:597-602
7. Simonsen GS, Tapsall JW, Allegranzi B, Talbot EA, Lazzari S. The antimicrobial resistance containment and surveillance approach – a public health tool. Bulletin of the World Health Organisation 2004;82:928-934.
8. Bryce A, Hay AD, Lane IF, Thornton HV, Wootton M, Costelloe C. Global prevalence of antibiotics resistance in paediatric urinary tract infections caused by eschericloia coli and association with national use of antibiotics in primary care:
Systematic review and meta-analysis. Brit Med J 2016;352: i939.doi:10.1136/
bmj.i939. Published online 2016, Mar 2015
9. World Health Organisation. WHO global strategy for containment of antimicrobial resistance. Prioritization and implementation workshop. Geneva 12-14 September 2000. Diunduh dari: http://www.who.int/drugresistance/
WHO_Global_Strategy.htm/en/
10. AMRIN study group 2005. Antimicrobial resistance, antibiotic usage and infection control. A self-assessment program for Indonesian hospitals. Directorate General of Medical Care, Ministry of Health, Republik of Indonesia. Diunduh dari: http://www.who.int/drugresistance/WHO_Global_Strategy.htm/en/
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran negara Republik Indonesia nomor 5063). Diunduh dari: https://ghsaindonesia.files.wordpress.
Prosiding Simposium LxxiV A to Z about infections pediatric antibiotic stewardship
com/2016/02/peraturan-menteri-kesehatan-ri-no-8-tahun-2015-tentang- pengendalian-resistensi-antimikroba-di-rumah-sakit.pdf
12. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran negara Republik Indonesia nomor 5063). Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/resources/
download/general/UU%20Nomor%2036%20Tahun2%20009%20tentang%20 Kesehatan.pdf
13. Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 153, tambahan lembaran negara Republik Indonesia nomor 5072). Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/resources/
download/peraturan/UU%20No.%2044%20Th%202009%20ttg%20Rumah%20 Sakit.PDF
14. Hadi U, Kuntaman, Qibtiyah M, Paraton H. Problem of antibiotic use and antimicrobial resistance in Indonesia: are we really making progress? Indon J Tropical and Inf Dis. 2013:5-8
15. Handayani RS, Siahaan S, Herman MJ. Antimicrobial resistance and its control policy implementation in hospital in Indonesia. J Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan 2017;1:131-140
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2406/MENKES/PER/
XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Diunduh dari: http://
peraturan.go.id/permen/kemenskes-nomor-2406-menkes-per-xii-2011-tahun- 2011-11e44c50ca1edff09638313233313030.html
17. WHO global strategy for containment of antimicrobial resistance. WHO, Switzerland 2001. Diunduh dari: http://www.who.int/drugresistance/WHO_
Global_Strategy_English.pdf
18. Penggunaan antibiotik terapi. Modul workshop. Implementasi PPRA di rumah sakit, edisi kedua. Naskah lengkap Workshop Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba. Direktorat Jenderal Bina Upaya Keseshatan Kementerian Kesehatan RI, tahun 2015, hal.29-36
19. FAO.org Indonesia. Indonesia raising awareness on antimicrobial resistance.
Diunduh dari www.fao.org/indonesia/new/detail-event/en/c/1069206 tanggal 26 Maret 2018
20. Barlam TF, Cosgrove SE, Abbo LM, McDougall C, Schultz AN, Septimus EJ, et. Al. Implementing an antibiotic stewardship program: Guidelines by the infectious disease society of America and society for healthcare epidemiology of America. Clin Infect Dis 2016;62:e51-e77. http;//doi.org/10.1093/cid/ciw118.
Diunduh tanggal 9 April 2018
21. CDC antibiotic use for healthcare implementation resources: core elements of hospital antibiotic stewardship programs. Diunduh dari: http://www.cdc.gov/
antibiotic-use/healthcare/implementation/core-e. tanggal 9 April 2018
22. Approved: New antimicarobial stewardship standard. Joint Commission Perspective. 2016;36:1-11