• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Kepemimpinan

Dalam dokumen Buku Manajemen Mutu Layanan (Halaman 150-154)

Istilah kepemimpinan adalah kata yang mengandung banyak arti sesuai dengan perspektif individualnya dan segala aspek yang paling menarik perhatiannya. Terdapat lebih dari 3000 penelitian dan definisi kepemimpinan yang telah diciptakan manusia (Bass dan Stogdill, 1990).

Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behavior of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Sedangkan menurut. Menurut definisi ini, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Robbbins (1991) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota pekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sejalan dengan itu, Gibson (1991) juga mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu lainnya dalam suatu kelompok.

Fiedler (1967) adalah salah satu ahli lain yang banyak meneliti mengenai kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap sekelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan.

Kepemimpinan dalam kaitannya dengan TQM didefinisikan Goetsch dan Davis (1994) sebagai kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi.

Seperti yang dikemukakan oleh Stogdill (1974) bahwa “ terdapat banyak definisi kepemimpinan yang banyaknya sama dengan jumlah orang yang mendefinisikan konsep ini”.

Perkembangan definisi baru kepemimpinan menjadi berkurang setelah Stogdill melakukan observasi. Setelah itu kepemimpinan didefinisikan berdasarkan ciri-ciri, perilaku, pola interaksi, hubungan peran, dan posisi jabatan administratif.

Yulk (2003) mengajukan sejumlah definisi kepemimpinan yang representatif yang telah ada selama 50 tahun terakhir berikut:

1. Kepemimpinan adalah perilaku individu…yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk mencapai sasaran bersama (Hemphill

& Coons, 1957).

2. Kepemimpinan adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada di atas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin (D. Katz & Kahn, 1978)

3. Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang… memobi- lisasi… sumber daya institusional, politis, psikologi, dan sumber-sumber lainnya untuk membangkitkan, melibatkan, dan memenuhi motivasi pengikutnya” (Burns, 1978)

4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai sasaran (Rauch &

Behling, 1984).

5. Kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti) ke usaha kolektif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan (Jacobs & Jaques, 1990)

6. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk bertindak di luar budaya …untuk memulai proses perubahan evolusi agar menjadi adaptif (E.H. Schein, 1992)

7. Kepemimpinan adalah proses untuk membuat orang memahami manfaat bekerja bersama orang lain, sehingga mereka faham dan mau melakukannya (Drath & Palus, 1994).

implementasi TQM. Kerjasama tim akan meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, dan mengembangkan kemandirian.

B. Definisi Kepemimpinan

Istilah kepemimpinan adalah kata yang mengandung banyak arti sesuai dengan perspektif individualnya dan segala aspek yang paling menarik perhatiannya. Terdapat lebih dari 3000 penelitian dan definisi kepemimpinan yang telah diciptakan manusia (Bass dan Stogdill, 1990).

Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behavior of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Sedangkan menurut. Menurut definisi ini, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Robbbins (1991) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota pekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sejalan dengan itu, Gibson (1991) juga mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu lainnya dalam suatu kelompok.

Fiedler (1967) adalah salah satu ahli lain yang banyak meneliti mengenai kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap sekelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan.

Kepemimpinan dalam kaitannya dengan TQM didefinisikan Goetsch dan Davis (1994) sebagai kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi.

Seperti yang dikemukakan oleh Stogdill (1974) bahwa “ terdapat banyak definisi kepemimpinan yang banyaknya sama dengan jumlah orang yang mendefinisikan konsep ini”.

Perkembangan definisi baru kepemimpinan menjadi berkurang setelah Stogdill melakukan observasi. Setelah itu kepemimpinan didefinisikan berdasarkan ciri-ciri, perilaku, pola interaksi, hubungan peran, dan posisi jabatan administratif.

Yulk (2003) mengajukan sejumlah definisi kepemimpinan yang representatif yang telah ada selama 50 tahun terakhir berikut:

1. Kepemimpinan adalah perilaku individu…yang mengarahkan aktivitas kelompok untuk mencapai sasaran bersama (Hemphill

& Coons, 1957).

2. Kepemimpinan adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada di atas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin (D. Katz & Kahn, 1978)

3. Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang… memobi- lisasi… sumber daya institusional, politis, psikologi, dan sumber-sumber lainnya untuk membangkitkan, melibatkan, dan memenuhi motivasi pengikutnya” (Burns, 1978)

4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai sasaran (Rauch &

Behling, 1984).

5. Kepemimpinan adalah proses memberikan tujuan (arahan yang berarti) ke usaha kolektif, yang menyebabkan adanya usaha yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan (Jacobs & Jaques, 1990)

6. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk bertindak di luar budaya …untuk memulai proses perubahan evolusi agar menjadi adaptif (E.H. Schein, 1992)

7. Kepemimpinan adalah proses untuk membuat orang memahami manfaat bekerja bersama orang lain, sehingga mereka faham dan mau melakukannya (Drath & Palus, 1994).

8. Kepemimpinan adalah cara mengartikulasikan visi, mewujudkan nilai, dan menciptakan lingkungan guna mencapai sesuatu (Richards & Eagel, 1986)

9. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi…(House, et al, 1999).

Sebagian besar definisi kepemimpinan tersebut mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi.

Definisi-definisi di atas, dalam kaitannya dengan mutu pada hakikatnya memiliki kesamaan, yaitu adanya upaya untuk membangkitkan motivasi dan semangat orang lain dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami. konsep ini mengandung makna bahwa motivasi tersebut telah ada dalam diri setiap karyawan dan motivasi yang ada tersebut bukanlah sekedar tanggapan temporer terhadap rangsangan eksternal.

Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur organisasi perusahaan, tetapi juga meliputi setiap level yang ada dalam organisasi.

Crosby (1996) menemukan bahwa berdasar pada pengalamannya pribadi selama bertahun-tahun- kualitas kepemimpinan tidak hanya sekedar kemampuan untuk merespon secara efektif terhadap situasi tertentu, tetapi seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang diarahkan oleh kemutlakan tertentu. Dia tidak mendiskusikan mengenai suatu gaya kepemimpinan tertentu, atau mengajukan suatu formula bagi keberhasilan pemimpin, namun melihat praktek kepemimpinan sebagai suatu manifestasi dari keyakinan pemimpin yaitu suatu inti kompetensi personal yang tinggi yang sungguh-sungguh

dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin pada hakikatnya harus memegang teguh suatu gambaran besar dalam pikirannya baik yang berkaitan dengan penganggaran dan finansial, kualitas produk, pelayanan, pelanggan, sejawat, bos, dan suplayer. Dia tidak pernah kehilangan perhatian terhadap kenyataan bahwa kualitas kepemimpinan tumbuh dan tercipta dari hubungan dengan orang-orang lain dalam organisasi dan bahwa pemimpin harus meluangkan waktu untuk menjaga hubungan tersebut. Penekanan yang ada adalah menyentuh pada hubungan emosi tidak hanya pada rasio saja. Jadi kepemimpinan lebih menyentuh pada hati dan jiwa. Pemimpin yang sesungguhnya adalah seseorang yang mengetahui bahwa keberhasilannya tidak tergantung titelnya, tetapi pada pilihan yang mereka buat dan nilai-nilai yang mereka pegang teguh..

Lebih lanjut Crosby mengartikan kepemimpinan adalah menumbuhkan tindakan secara sengaja dalam diri orang dalam suatu cara yang terencana yang bertujuan untuk memenuhi agenda pemimpin. Dari definisi ini terkandung pengertian bahwa memilih orang secara berhati-hati dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan yang ada dengan jelas dalam pikiran, mendorong orang untuk berusaha mencapai tujuan, mengarahkan untuk peka terhadap segala yang terjadi serta mengambil sikap tertentu untuk mengantisipasinya, yang terakhir adalah bahwa pemimpin harus memiliki agenda yang jelas mengenai apa dan bagaimana kehendak mereka.

Kepemimpinan yang absolut menurut Crosby adalah kepemimpinan yang memiliki

1. Clear agenda, seorang pemimpin idealnya memiliki dua agenda, pertama agenda bagi dirinya sendiri, dan yang kedua adalah agenda bagi organisasinya. Tujuannya adalah untuk menentukan kerangka kerja dari semua pekerjaan yang dilakukan, sedangkan personal agenda berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pimpinan pribadi sesuai dengan apa

8. Kepemimpinan adalah cara mengartikulasikan visi, mewujudkan nilai, dan menciptakan lingkungan guna mencapai sesuatu (Richards & Eagel, 1986)

9. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi…(House, et al, 1999).

Sebagian besar definisi kepemimpinan tersebut mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi.

Definisi-definisi di atas, dalam kaitannya dengan mutu pada hakikatnya memiliki kesamaan, yaitu adanya upaya untuk membangkitkan motivasi dan semangat orang lain dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami. konsep ini mengandung makna bahwa motivasi tersebut telah ada dalam diri setiap karyawan dan motivasi yang ada tersebut bukanlah sekedar tanggapan temporer terhadap rangsangan eksternal.

Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur organisasi perusahaan, tetapi juga meliputi setiap level yang ada dalam organisasi.

Crosby (1996) menemukan bahwa berdasar pada pengalamannya pribadi selama bertahun-tahun- kualitas kepemimpinan tidak hanya sekedar kemampuan untuk merespon secara efektif terhadap situasi tertentu, tetapi seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang diarahkan oleh kemutlakan tertentu. Dia tidak mendiskusikan mengenai suatu gaya kepemimpinan tertentu, atau mengajukan suatu formula bagi keberhasilan pemimpin, namun melihat praktek kepemimpinan sebagai suatu manifestasi dari keyakinan pemimpin yaitu suatu inti kompetensi personal yang tinggi yang sungguh-sungguh

dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin pada hakikatnya harus memegang teguh suatu gambaran besar dalam pikirannya baik yang berkaitan dengan penganggaran dan finansial, kualitas produk, pelayanan, pelanggan, sejawat, bos, dan suplayer. Dia tidak pernah kehilangan perhatian terhadap kenyataan bahwa kualitas kepemimpinan tumbuh dan tercipta dari hubungan dengan orang-orang lain dalam organisasi dan bahwa pemimpin harus meluangkan waktu untuk menjaga hubungan tersebut. Penekanan yang ada adalah menyentuh pada hubungan emosi tidak hanya pada rasio saja. Jadi kepemimpinan lebih menyentuh pada hati dan jiwa. Pemimpin yang sesungguhnya adalah seseorang yang mengetahui bahwa keberhasilannya tidak tergantung titelnya, tetapi pada pilihan yang mereka buat dan nilai-nilai yang mereka pegang teguh..

Lebih lanjut Crosby mengartikan kepemimpinan adalah menumbuhkan tindakan secara sengaja dalam diri orang dalam suatu cara yang terencana yang bertujuan untuk memenuhi agenda pemimpin. Dari definisi ini terkandung pengertian bahwa memilih orang secara berhati-hati dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan yang ada dengan jelas dalam pikiran, mendorong orang untuk berusaha mencapai tujuan, mengarahkan untuk peka terhadap segala yang terjadi serta mengambil sikap tertentu untuk mengantisipasinya, yang terakhir adalah bahwa pemimpin harus memiliki agenda yang jelas mengenai apa dan bagaimana kehendak mereka.

Kepemimpinan yang absolut menurut Crosby adalah kepemimpinan yang memiliki

1. Clear agenda, seorang pemimpin idealnya memiliki dua agenda, pertama agenda bagi dirinya sendiri, dan yang kedua adalah agenda bagi organisasinya. Tujuannya adalah untuk menentukan kerangka kerja dari semua pekerjaan yang dilakukan, sedangkan personal agenda berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pimpinan pribadi sesuai dengan apa

yang memang sungguh-sungguh ia inginkan bagi dirinya sendiri, dan hanya dia pribadi yang mengetahui. Dalam hal ini agenda tersebut harus dapat diungkapkan dalam kalimat yang dapat dengan jelas diterima dan tujuan yang ditentukan dapat diukur.

2. Personal Philosophy, seorang pemimpin hendaknya memiliki filosofi pelaksanaan yang bersifat pragmatis dan dapat dipahami. Kerangka kerja dari pelaksanaan filosofi tersebut diciptakan dari belajar, inovasi, dan keputusan

3. Enduring Relationship, kehidupan organisasi pada dasarnya terdiri dari sejumlah transaksi dan hubungan. Kunci untuk menjaga suatu hubungan adalah adanya penghargaan terhadap orang lain, memandang orang lain dengan cara yang positif dan keinginan untuk bekerja sama. Orang lain dalam hal ini tidak hanya terbatas pada anggota-anggota saja tetapi termasuk di dalamnya adalah pelanggan, sejawat, karyawan, maupun pemasok..

4. Worldly, mendunia (being worldly) berkaitan dengan budaya lain, teknologi, dan pengumpulan informasi. Hal ini berarti pula bagaimana pemimpin mampu memanfaatkan teknologi- teknologi baru, memahami pasar global, penghargaan terhadap orang lain, budaya, kondisi dan praktek-praktek bisnis yang berlangsung. Berarti pula mengetahui apa yang sedang terjadi dan mengumpulkan informasi yang bersifat up-to-date.

Dalam dokumen Buku Manajemen Mutu Layanan (Halaman 150-154)