• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dalam Manajemen Mutu

Dalam dokumen Buku Manajemen Mutu Layanan (Halaman 158-162)

memberikan panduan bagi orang-orang dan menciptakan metode untuk memantau pelak- sanaannya.

3 Memantau hasil-hasil, kemudian dibandingkan dengan rencana, dan mengidentifikasi

kemungkinan-kemung- kinan yang terjadi, serta membuat perencanaan dan pengorganisasian untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Memberikan motivasi bagi orang-orang untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perubahan menuju perbaikan, dengan cara memenuhi kebutuhan manusia yang mendasar yang seringkali tidak diperhatikan.

4 Menciptakan suatu taraf yang telah direncanakan untuk tetap mengha- silkan output yang sejalan dengan kebu- tuhan pelanggan

Menciptakan perubahan, se- ringkali dalam taraf yang dramatis, untuk menghasilkan perubahan yang berguna bagi organisasi.

Meskipun kedua istilah tersebut berbeda, namun manajemen dan kepemimpinan pada dasarnya adalah penting untuk menghasilkan organisasi yang efisien dan efektif.

Kebanyakan manajer paling tidak memiliki sejumlah keterampilan kepemimpinan, dan kebanyakan pemimpin memiliki sejumlah keterampilan manajemen.

memberikan panduan bagi orang-orang dan menciptakan metode untuk memantau pelak- sanaannya.

3 Memantau hasil-hasil, kemudian dibandingkan dengan rencana, dan mengidentifikasi

kemungkinan-kemung- kinan yang terjadi, serta membuat perencanaan dan pengorganisasian untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Memberikan motivasi bagi orang-orang untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perubahan menuju perbaikan, dengan cara memenuhi kebutuhan manusia yang mendasar yang seringkali tidak diperhatikan.

4 Menciptakan suatu taraf yang telah direncanakan untuk tetap mengha- silkan output yang sejalan dengan kebu- tuhan pelanggan

Menciptakan perubahan, se- ringkali dalam taraf yang dramatis, untuk menghasilkan perubahan yang berguna bagi organisasi.

Meskipun kedua istilah tersebut berbeda, namun manajemen dan kepemimpinan pada dasarnya adalah penting untuk menghasilkan organisasi yang efisien dan efektif.

Kebanyakan manajer paling tidak memiliki sejumlah keterampilan kepemimpinan, dan kebanyakan pemimpin memiliki sejumlah keterampilan manajemen.

D. Kepemimpinan dalam Manajemen Mutu

Kepemimpinan merupakan aspek penting dan menjadi kunci keberhasilan manajemen mutu pada sebuah organisasi.

Tujuan kepemimpinan dalam manajemen mutu adalah untuk

meningkatkan kinerja karyawan dan mesin, memperbaiki mutu yang ada, meningkatkan output dan produktivitas, dan sekaligus menciptakan kebanggaan kerja bagi karyawan (Gaspersz, 2001).

Kepemimpinan dalam manajemen mutu bukan untuk menentukan dan mencatat kegagalan yang dibuat pekerja serta kemudian menghukum pekerja itu, tetapi untuk mengidentifikasi dan kemudian menghilangkan penyebab kegagalan itu, serta membantu pekerja agar mampu mengerjakan pekerjaan secara lebih baik dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi dalam setiap aktivitas yang dilakukan.

Kepemimpinan untuk mutu adalah kepemimpinan dari perspektif mutu total, yaitu penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan untuk terus menerus memperbaiki metode dan proses kerja yang pada gilirannya akan memperbaiki mutu, biaya, produktivitas, dan laba atas investasi.

Prinsip-prinsip kepemimpinan untuk mutu, paralel dengan prinsip mutu total. Scholtes (dalam Goetsch dan Davis, 1994) meringkas prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:

1. Fokus pada pelanggan

Kepemimpinan untuk mutu menuntut fokus pada pelanggan. Ini berarti tujuan utama organisasi adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dengan cara memberikan pelanggan nilai pribadi. Dalam tatanan mutu total ada pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan-pelanggan internal atau karyawan lain dalam organisasi yang pekerjaannya bergantung pada pekerjaan karyawan sebelum mereka. Pelanggan eksternal adalah orang yang membeli dan/ atau menggunakan produk- produk organisasi.

2. Obsesi terhadap mutu

Obsesi terhadap mutu adalah sikap yang harus ditanamkan dan terus menerus dipupuk oleh pemimpin dalam sebuah organisasi. Ini berarti bahwa setiap karyawan secara

agresif mengejar mutu dalam suatu usaha untuk melebihi harapan pelanggan, internal dan eksternal.

3. Mengakui struktur kerja

Kepemimpinan untuk mutu menuntut bahwa proses kerja dianalisis untuk menetapkan penataan struktural mereka yang memadai (organisasi, urutan langkah, alat yang digunakan, gerakan yang diperlukan, dan lain-lain). Bila struktur optimum tersedia, proses kerja sebaiknya dianalisis, dievaluasi, dan dipelajari terus menerus dalam sebuah upaya untuk memperbaiki.

4. Kebebasan melalui kontrol

Pengendalian dalam tatanan mutu total merujuk pada pengendalian manusia terhadap metode dan proses. Pemimpin harus memastikan bawah manajer dan karyawan mengendalikan proses dan metode kerja dengan bekerjasama untuk membakukannya. Tujuannya adalah mengurangi variasi output dengan menghilangkan variasi pekerjaan.

5. Kesatuan tujuan

Seorang pemimpin bertanggung jawab dalam menentukan dan menyampaikan misi organisasi secara jelas dan seksama agar semua karyawan memahami, meyakini, dan bertanggung jawab terhadap misi tersebut. Dengan adanya kesatuan tujuan maka semua karyawan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama.

6. Mencari kesalahan dalam sistem

Diperlukan perubahan dan fokus atau penekanan terhadap penilaian kesalahan karena adanya masalah menjadi penilaian sistem dalam rangka menemukan dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan sistem.

7. Kerjasama tim

Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individual.

8. Pendidikan dan pelatihan

Mesin yang paling penting dalam lingkungan kerja di era teknologi tinggi adalah pikiran manusia. Oleh karena itu, belajar terus menerus merupakan unsur yang mendasar dalam mutu total.

Bekerja keras tidak lagi menjamin keberhasilan, tetapi perlu bekerja cerdas.

Sejalan dengan itu, Juran (1988) mengemukakan Triloginya tentang kepemimpinan mutu. Triogi terdiri dari unsur- unsur berikut:

1. Perencanaan Mutu

Perencanaan mutu terdiri dari langkah-langkah;

identifikasi pelanggan, identifikasi kebutuhan pelanggan, kembangkan produk-produk berdasarkan pada kebutuhan pelanggan, mengembangkan metode dan proses kerja yang dapat menghasilkan produk-produk yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dan mengubah perencanaan menjadi tindakan.

2. Kendali mutu

Kendali mutu terdiri dari langkah-langkah; evaluasi kinerja actual, bandingkan kinerja actual dengan tujuan kinerja, ambil langkah segera untuk menyelesaikan perbedaan- perbedaan di antara kinerja yang direncanakan dalam kinerja aktual.

3. Perbaikan mutu

Perbaikan mutu berkelanjutan adalah suatu unsur fundamental dari mutu total. Langkah-langkah yang tercakup adalah; membangun infrastruktur untuk mencapai perbaikan mutu terus menerus, mengidentifikasi proses atau metode tertentu yang memerlukan perbaikan, bentuk tim yang bertanggung jawab untuk proyek perbaikan khusus, dan berikan tim perbaikan sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan untuk mendiagnosis masalah dan mengidentifikasi

agresif mengejar mutu dalam suatu usaha untuk melebihi harapan pelanggan, internal dan eksternal.

3. Mengakui struktur kerja

Kepemimpinan untuk mutu menuntut bahwa proses kerja dianalisis untuk menetapkan penataan struktural mereka yang memadai (organisasi, urutan langkah, alat yang digunakan, gerakan yang diperlukan, dan lain-lain). Bila struktur optimum tersedia, proses kerja sebaiknya dianalisis, dievaluasi, dan dipelajari terus menerus dalam sebuah upaya untuk memperbaiki.

4. Kebebasan melalui kontrol

Pengendalian dalam tatanan mutu total merujuk pada pengendalian manusia terhadap metode dan proses. Pemimpin harus memastikan bawah manajer dan karyawan mengendalikan proses dan metode kerja dengan bekerjasama untuk membakukannya. Tujuannya adalah mengurangi variasi output dengan menghilangkan variasi pekerjaan.

5. Kesatuan tujuan

Seorang pemimpin bertanggung jawab dalam menentukan dan menyampaikan misi organisasi secara jelas dan seksama agar semua karyawan memahami, meyakini, dan bertanggung jawab terhadap misi tersebut. Dengan adanya kesatuan tujuan maka semua karyawan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama.

6. Mencari kesalahan dalam sistem

Diperlukan perubahan dan fokus atau penekanan terhadap penilaian kesalahan karena adanya masalah menjadi penilaian sistem dalam rangka menemukan dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan sistem.

7. Kerjasama tim

Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individual.

8. Pendidikan dan pelatihan

Mesin yang paling penting dalam lingkungan kerja di era teknologi tinggi adalah pikiran manusia. Oleh karena itu, belajar terus menerus merupakan unsur yang mendasar dalam mutu total.

Bekerja keras tidak lagi menjamin keberhasilan, tetapi perlu bekerja cerdas.

Sejalan dengan itu, Juran (1988) mengemukakan Triloginya tentang kepemimpinan mutu. Triogi terdiri dari unsur- unsur berikut:

1. Perencanaan Mutu

Perencanaan mutu terdiri dari langkah-langkah;

identifikasi pelanggan, identifikasi kebutuhan pelanggan, kembangkan produk-produk berdasarkan pada kebutuhan pelanggan, mengembangkan metode dan proses kerja yang dapat menghasilkan produk-produk yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dan mengubah perencanaan menjadi tindakan.

2. Kendali mutu

Kendali mutu terdiri dari langkah-langkah; evaluasi kinerja actual, bandingkan kinerja actual dengan tujuan kinerja, ambil langkah segera untuk menyelesaikan perbedaan- perbedaan di antara kinerja yang direncanakan dalam kinerja aktual.

3. Perbaikan mutu

Perbaikan mutu berkelanjutan adalah suatu unsur fundamental dari mutu total. Langkah-langkah yang tercakup adalah; membangun infrastruktur untuk mencapai perbaikan mutu terus menerus, mengidentifikasi proses atau metode tertentu yang memerlukan perbaikan, bentuk tim yang bertanggung jawab untuk proyek perbaikan khusus, dan berikan tim perbaikan sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan untuk mendiagnosis masalah dan mengidentifikasi

sebab-sebab, menetapkan pemulihan, dan memantapkan perbaikan yang memadai sesudah dibuat.

Perencanaan, pengendalian, dan perbaikan mutu tidak terjadi secara otomatis dalam organisasi manapun. Semua itu terjadi sebagai hasil dari kepemimpinan. Para pemimpin dalam tatanan mutu total harus memastikan bahwa prinsip-prinsip ini berlaku setiap hari pada semua tingkatan organisasi.

Komitmen terhadap perbaikan mutu terus menerus mensyaratkan tugas kepemimpinan yang meliputi delapan aspek kunci (Gaspers, 2008), yaitu:

1. Menetapkan suatu dewan mutu.

2. Menetapkan kebijakan mutu.

3. Menetapkan dan menyebarluaskan sasaran mutu.

4. Memberikan dan menyiapkan sumber-sumber daya.

5. Memberikan dan menyiapkan pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pemecahan masalah-masalah mutu.

6. Menetapkan tim perbaikan mutu yang bertanggung jawab pada manajemen puncak untuk menyelesaikan masalah- masalah mutu.

7. Merangsang perbaikan mutu terus menerus.

8. Memberikan pengakuan dan penghargaan atas prestasi dalam perbaikan mutu terus menerus.

Dalam dokumen Buku Manajemen Mutu Layanan (Halaman 158-162)