• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA ERA SOCIETY DI

G. Hasil Penelitian yang Relevan

diharapkan mampu mencetak generasi cerdas yang religius dan menjadi rahmatan lil ‘alamiin di manapun mereka berada. Mewujudkan cita-cita mulia menjadi manusia terbaik yang memberikan manfaat kepada umat.

Dengan demikian sangat penting untuk menjadikan peserta didik pada masa keemasannya menjadi generasi luar biasa dengan menanamkan karakter dan akidah yang kuat, berpikir kritis, menumbuhkan kreativitas dan inovasi.

Menjadikan mereka generasi yang memiliki kemampuan dalam IPTEK, cerdas IQ, emosi, maupun sosialnya sekaligus kokoh dalam IMTAQ. Hal tersebut hanya dapat diperoleh melalui pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah.

penggunaan TIK; menetapkan standar kompetensi profesional guru; (4) Kompetensi profesional guru SMA Padang Sidempuan mengalami peningkatan secara signifikan setelah menggunakan acuan pengembangan kompetensi profesional guru secara berkelanjutan. Persamaan penelitian Sarmadan Hasibuan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang pengembangan kompetensi guru melalui kebijakan pemerintah.

Adapun perbedaannya terletak pada objek kajian pada guru-guru SMA, sedangkan penelitian ini sasarannya adalah guru-guru madrasah ibdtidaiyah.

Kedua, penelitian yang dilakukan Cici Wulandari, Ismika Nuri Hisyam, Nuraeni tentang Analisis Relevansi Kompetensi Guru di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.157 Penelitian ini mengkaji dan menganalisis bagaimana relevansi empat kompetensi guru di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Dalam penelitian ini diharapkan dengan adanya empat kompetensi tersebut dapat menjawab revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen, dengan menganalisis sumber yang didapat dari buku dan jurnal. Jenis pendekatan yang digunakan peneliti yaitu pendekatan penelitian kualitatif yang merupakan peneltian yang bersifat sementara. Dari hasil penelitian ini peneliti dapat mengetahui bahwa empat kompetensi guru tersebut masih relevan pada era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Persamaan penelitian Cici Wulandari dengan penelitian selanjutnya adalah sama-sama mengkaji tentang kebutuhan kompetensi guru di era 4.0 dan 5.0 sedangkan perbedaan penelitian tersebut masih sebatas mengadaptasikan empat kompetensi utama pada era 4.0 dan 5.0 sedangkan penelitian selanjutnya dikembangkan lebih detail dan terstruktur.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Iwan Hermawan, Supinah, dan Qiqi Yuliati Zakiah pada tahun 2020 tentang Kebijakan Pengembangan Guru

157 Cici Wulandari, Ismika Nuri Hisyam, and Nuraeni, “Analisis Relevansi Kompetensi Guru Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0,” in DIDAKTIS 4: Proseding Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2019, vol. 4, 2019, 46–53.

di Era society.158 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rendahnya kualitas profesi guru disebabkan oleh beberapa kondisi dan penyebab lain, meliputi:

1) Standarisasi kualifikasi akademik guru minimal D4/S1 sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 belum tercapai, 2) Pengembangan kompetensi guru seringkali terhambat akibat faktor internal maupun eksternal, 3) Rekrutmen guru tidak efektif, 4) Kesejahteraan guru jauh dari kata layak karena tidak sebanding antara penghasilan dengan tugas yang diemban. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa antara kebijakan dengan implementasinya tidak berjalan seimbang, apalagi kaitannya dengan kebutuhan era society di mana profesionalisme guru yang handal sangat dibutuhkan dalam rangka penyiapan generasi unggul.

Persamaan penelitian Hermawan dengan penelitian ini adalah sama- sama mengekplorasi kompetensi guru di era 5.0 Sedangkan perbedaannya ada pada penelitian tersebut baru sebatas eksplorasi kebijakan yang sudah ada sebelumnya, sedangkan pada penelitian penulis bukan pada kebijakan melainkan lebih mendeskripsikan tentang seperti apa kompetensi profesional guru pada era society di madrasah ibtidaiyah negeri kemenag Kabupaten Banyumas.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh I Gede Dharman Gunawan, dkk pada tahun 2020 tentang Peningkatan Mutu Kompetensi Guru Sekolah Dasar Dalam Menyongsong Era society.159 Penelitian ini membahas tentang kesiapan guru sekolah dasar dalam menghadapi era society. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan mutu kompetensi guru. Aspek peningkatan meliputi keahlian, keterampilan, dan kemampuan guru sekolah dasar sebagai pendidik yang membekali peserta didik dalam menyongsong era society. Persamaan penelitian terletak pada sama-sama mengkaji kompetensi guru terutama kaitannya dalam kesiapan guru dalam menghadapi era society. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut baru sebatas

158 Hermawan, Supiana, and Zakiah, “Kebijakan Pengembangan Guru Di Era society.”

159 Gunawan et al., “Peningkatan Mutu Kompetensi Guru Sekolah Dasar Dalam Menyongsong Era society.”

menggambarkan kondisi kesiapan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada konsep dan pengembangan kompetensi profesional guru pada era society di lingkungan guru madarasah ibtidaiyah

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh A.M. Wibowo, dkk., pada tahun 2020 tentang Model Peningkatan Sumber Daya Pendidik Pada Madrasah Ibtidaiyah Inklusi Menghadapi Era society dan Revolusi Industri 4.0.160 Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan kualitas peserta didik normal dan peserta didik berkebutuhan khusus di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Keji di Kabupaten Semarang di tengah era society 5.0 dan revolusi industry 4.0. Temuan dari penelitian ini terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengelola madrasah inklusi, yaitu melakukan perencanaan dengan menyiapkan dan melalukan inventory sumberdaya guru inklusi, serta menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk sekolah inklusi.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian Wibowo fokus pada langkah langkah mengelola madrasah inklusi yaitu; melakukan perencanaan sumber daya guru inklusi, inventory sumber daya manusia guru, dan menerapkan strategi pembelajaran inklusi pada madrasah ibtidaiyah, sedangkan fokus penelitian yang akan peneliti lakukan ada pada kompetensi profesional guru melalui konsepsi kompetensi yang relevan dengan era society dan diintegrasikan dengan kebijakan pemerintah sebagai gerak bersama dalam mengembangkan kualitas guru atau pendidik.

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Eko Suprayitno., pada tahun 2021 tentang Strategi Meningkatkan Citra Pembelajaran IPS Yang Bermakna Menuju Era society.161 Penelitian ini membahas tentang strategi untuk meningkatkan citra pembelajaran IPS yang bermakna menuju era society.

strategi ini sangat relevan sehingga diberdayakan. Hal tersebut dilakukan

160 A..M Wibowo et al., “Model Peningkatan Sumber Daya Pendidik Pada Madrasah Ibtidaiyah Inklusi Menghadapi Era society Dan Revolusi Industri 4.0,” in Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES, 2019, 64–70.

161 Suprayitno, Eko, 2021. Strategi Meningkatkan Citra Pembelajaran Ips Yang Bermakna Menuju Era society, Sosial Khatulistiwa, Jurnal Pendidikan IPS, Vol. 1 No. 1, Agustus 2021, p.

19-28, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPIPS/article/view/47966/ 75676590430, diakses pada hari Senin, 17 Januari 2022

dengan alasan: 1) Pembelajaran yang menggunakan berbagai model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center learning) secara aktif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran ini memainkan peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, karena memanfaatkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT). 2) Dengan kontribusi nyata dari guru yang terus meningkat dalam pembelajaran IPS yang bermakna, pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan konsep pemahaman kepada peserta didik untuk mempelajari dan menemukan berbagai alternatif solusi dalam menghadapi fenomena sosial atau permasalahan sosial menuju era society. 3) Untuk menuju era society, idealnya guru IPS harus mengoptimalkan praktik konsep belajar yang sesuai karakteristik era society

Persamaan Penelitian Eko dengan penelitian ini yaitu hanya pada mempersiapkan peserta didik menghadapi era society dan membahas tentang kompetensi guru profesional dalam mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan bermakna, sedangkan perbedaannya lebih banyak karena penelitian Eko memfokuskan penelitiannya pada strategi meningkatkan citra pembelajaran IPS yang bermakna.

Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh M. Zainal Arifin dan Agus Setiawan, pada tahun 2020 tentang Strategi Belajar Dan Mengajar Guru Pada Abad 21.162 Penelitian ini mengkaji strategi belajar dan mengajar guru pada abad 21. Penelitian Zaenal ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas tentang kompetensi profesional atau keterampilan guru dalam mengajar dan dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam rangka mencetak generasi yang memiliki keterampilan abad 21, Strategi belajar mengajar yang digunakan untuk mengatasi permasalahan juga memiliki persamaan dengan penelitian ini,

162 M. Zainal Arifin dan Agus Setiawan, Strategi Belajar Dan Mengajar Guru Pada Abad 21, Institut Agama Islam Ma’arif NU Metro Lampung, Indonesia, Indonesian Journal of Instructional Technology, Volume 1, No. 2, Agustus 2020, http://journal.kurasinstitute.com/

index.php/ijit, diakses pada hari Senin, 17 Januari 2022

sedangkan perbedaan penelitian Zaenal dengan penelitian ini adalah pada fokus penelitiannya yaitu strategi belajar mengajar, metode penelitian yaitu studi pustaka dan hasil pembahasannya mengenai tantangan guru abad 21, karakteristik peserta didik abad 21.

Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Ida Royani, pada tahun 2020 tentang Peningkatan Kompetensi Guru Menuju Era Revolusi Industri 5.0.163 Penelitian Ida membahas tentang upaya peningkatan kompetensi guru menuju era Revolusi Industri 5.0. dalam penelitian tersebut, Ida menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kompetensi guru menuju era revolusi industri 5.0 dilakukan dengan cara: 1) Pertama, memperbaiki sitem perekrutan guru, 2) Kedua dalam meningkatkan kompetensi guru bersifat bottom-up, 3) Ketiga, memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk bisa menciptakan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pengembangan diri guru, mengoptimalkan program Peningkatan Keprofesia Berkelanjutan (PKB), dan lesson study dengan dukungan e- literasi. 4) Keempat, DPR RI selaku legislatif, dalam menjalankan fungsinya memberikan dukungan penuh dengan cara berkomitmen untuk mempercepat penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Guru. Diperlukan perhatian khusus untuk merumuskan substansi tentang kompetensi profesional guru.

Penelitian Ida ini memiliki banyak kesamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, diantaranya dalam hal pembahasan yaitu sama-sama menjelaskan tentang bagaimana cara meningkatkan kompetensi guru menuju era revolusi industri 5.0. Peningkatan kompetensi guru dalam penelitian Ida tidak hanya kompetensi profesional saja melainkan kompetensi guru yang lain juga dilakukan peningkatan.

Adapun untuk perbedaan penelitian Ida dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu judul penelitian, penelitian Ida berjudul Peningkatan

163 Ida Royani, Peningkatan Kompetensi Guru Menuju Era Revolusi Industri 5.0, MAN 1 Banyuasin, Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana (PPS) universitas PGRI Palembang, https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/3858/3594, diakses pada hari Senin, 17 Januari 2022

Kompetensi Guru Menuju Era Revolusi Industri 5.0, sedang penelitian penulis berjudul Kompetensi Profesional Guru Pada Era society di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Banyumas. Untuk tempat penelitian juga berbeda, Ida meneliti di MAN 1 Banyuasin, sedangkan penelitian ini dilakukan di tiga Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Banyumas. Dalam hal pembahasan, meskipun sama-sama membahas tentang kompetensi guru, tapi penelitian penulis lebih dikhususkan membahas tentang kompetensi profesional guru pada era society.

Kesembilan, tulisan Renny Husniati, Iwan Kresna Setiadi, Dewi Cahyani Pangestuti, dan Siwi Nugraheni pada tahun 2022 yang berjudul Tantangan Guru Dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Di Era Industri 4.0 dan Society 5.0,164yang membahas tentang bentuk kegiatan pengabdian dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru tentang kompetensi yang harus dimiliki guru di era industri 4.0 dan society 5.0. Selain itu juga memberikan pengetahuan pilihan sikap seperti apa yang harus dimiliki guru dalam menghadapi abad 21, guru harus berubah cara berpikirnya dari berpikir asal bekerja rutin menjadi berpikir lateral dan konstruktif demi anak didiknya melalui beberapa metode seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi.

Persamaan tulisan Renny dkk dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang kompetensi yang harus dimiliki guru dalam menghadapi era society, sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini adalah tulisan Renny dkk hanya membahas tentang program yang dilakukan oleh Renny dkk untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru tentang kompetensi yang harus dimiliki guru di era industri 4.0 dan society 5.0, sedangkan penelitian ini membahas tentang kompetensi profesional guru pada era society. Inti perbedaannya adalah pada kegiatan Renny dkk dalam meningkatkan pengetahuan guru atas kompetensi yang harus dimilikinya.

164 Renny Husniati, Iwan Kresna Setiadi, Dewi Cahyani Pangestuti, dan Siwi Nugraheni . Tantangan Guru Dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Di Era Industri 4.0 dan Society 5.0. Batara Wisnu Journal : Indonesian Journal of Community Services, e-ISSN: 2777-0567 p-ISSN : 2797- 9717, Vol. 2 No. 1 januari-April 2022, diakses pada hari Sabtu, 5 Februari 2022

Kesepuluh, tulisan Yanti Fitria yang berjudul Pembelajaran Yang Melejitkan Kecakapan Abad 21 Untuk Level Pendidikan dasar di Era 5.0.165Tulisan yang merupakan hasil penelitian literatur pada tahun 2021 ini membahas tentang pembelajaran pilihan guru yang mampu melejitkan kecakapan abad 21 untuk peserta didik tingkat sekolah dasar di era 5.0.

Dijelaskan dalam hasil penelitian tersebut bahwa berdasarkan hasil kajian pembelajaran yang dapat dipilih agar terwujud sumber daya manusia yang unggul yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Yaitu pada pendekatan TPACK (Technology Pedagogic And Centered Knowledge), model PBL (Problem Based Learning), dan model PjBL (Project Based Learning). Model-model pembelajaran ini terbukti mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, serta keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik.

Mereka mendapatkan pengalaman untuk peka mengenali masalah dan berkolaborasi menemukan solusi dari masalah yang dihadapkan kepada mereka serta mampu mengkomunikasikannya dengan tepat.

Persamaan hasil penelitian Yanti Fitria dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama berusaha mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam menghadapi era industri 5.0. adapun perbedaannya yaitu penelitian Yanti ini menitikberatkan atau memfokuskan pada model pembelajaran yang perlu dipilih untuk diterapkan dalam meningkatkan kompetensi abad 21 peserta didik dan metode penelitian secara literatur, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan atau penelitian kualitatif dan fokus pembahasannya pada kompetensi profesional gurunya.

Kesebelas, jurnal A.Setiawan yang berjudul “Peran keterampilan

165 Yanti Fitria, Pembelajaran Yang Melejitkan Kecakapan Abad 21 Untuk Level Pendidikan dasar di Era 5.0. Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dasar “Merdeka Belajar dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0”, http://ejurnal.pps.ung.ac.id/ index.php/PSNPD/article/view/1083, diakses, pada hari Sabtu, 5 Februari 2022

menulis dalam meningkatkan profesionalitas guru di era society”,166 membahas tentang salah satu profesi yang cukup digemari pada era sekaraang ini, yaitu guru. Hal ini tidak mengherankan karena secara profesi, guru merupakan profesi yang masih sangat dihormati di kalangan masyarakat.

Selain dikarenakan dua faktor tersebut, profesi guru menjadi salah satu bagian penting dalam membangun peradaban bangsa. Hal ini tidak terlepas dari peran guru sebagai orang yang paling memiliki peran dalam membentuk generasi bangsa yang mumpuni dalam segala bidang. Peran tersebut dapat ditunjukkan melalui kreativitas dan praktis dalam proses pembelajaran yang diwujudkan melalui keterampilan menulis.

Kedua belas, jurnal A Abidah, A Aklima, A Razak, yang berjudul

“Tantangan Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Era society”,167 membahas tentang tuntutan pada guru untuk dapat memanfaatkan sarana dan prasarana serta peralatan yang ada di sekolah dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi era society. Selain itu kompetensi juga harus dimiliki, dengan kompetensi skill yang baik, guru SD dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka menyongsong era society.

Di mana dalam pembelajaran di era society lebih mengutamakan sumber daya manusia (guru dan peserta didik) sebagai pusat inovasi dalam pembelajaran. Guru SD yang berkompeten akan melahirkan peserta didik yang rajin dan bersemangat dalam belajar. Hal ini akan membuat peserta didik mampu meningkatkan hasil belajarnya atau meningkatkan nilai pelajarannya dengan terus melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Ketiga belas, jurnal karya AS Bahrurruzi, U Ubadah yang berjudul

Peran Dan Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Di Era society”,

166 A. Setiawan, Peran keterampilan menulis dalam meningkatkan profesionalitas guru di era society, Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENASBASA) FKIP-UMM, 2019, ISBN 2599-0519, https://eprints.umm.ac.id/85984/2/Peer%20Review%20-%20Setiawan%20-

%20Keterampilan%20menulis%20Professionalitas%20guru.%20pdf.pdf, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023

167 A Abidah, A Aklima, A Razak, Tantangan Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Era society, Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 2022 - jipp.unram.ac.id, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023

membahas tentang beberapa temuan diantaranya: tantangan yang akan di hadapi oleh guru pendidikan islam, diantaranya: Potensi individualitas yang tinggi, Adu kecepatan, Kepiawaian dalam IT, Kemampuan dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dan munculnya pemahaman ganda.

Disamping itu pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya dan kebijakan untuk masalah kualifikasi guru diantaranya dengan tugas belajar dan izin belajar serta bantuan belajar bagi guru. Namun karena penyebarannya tidak merata dan tidak adanya pengawasan yang ketat, maka kebijakan itu hanya berlaku bagi guru-guru yang berusia muda sementara guru-guru yang sudah tidak muda lagi hanya bisa bertahan hingga menunggu pensiun dengan kualitas seadanya.168

Keempat belas, jurnal karya A Adiansyah, P Widiatmaka yang diberi judul “Problematika Guru dalam Memberikan Bimbingan Konseling Peserta didik untuk Menumbuhkan Karakter Sosial Melalui Pembelajaran PPKn di Era society” 169 membahas tentang peran guru yang mengampu mata pelajaran PPKn dalam pembentukan karakter social peserta didik dengan metode bimbingan konseling. Pada kenyataannya di lapangan peran guru tersebut kurang maksimal karena lemahnya kompetensi paedagogik guru dalam pembelajaran khususnya pada penggunaan atau pemanfaatan media pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan sangat monoton menjadikan peserta didik mengalami kebosanan dan penurunan hasil belajar.

Kelima belas, HN Dzakiyyah, dengan tulisannya yang berjudul

Program Pengembangan Manajemen Diklat Terhadap Peningkatan Kualitas Guru Di Era society”, membahas tentang hubungan antara manajemen diklat dengan kualitas guru di era society. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen diklat di era sekarang harus mlakukan

168 AS Bahrurruzi, U Ubadah , Peran Dan Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Di Era society”, KIIIES 5.0, Prosiding Kajian Islam dan Integrasi Ilmu di Era society, Vol. 1, Juli 2022, ISSN 2962-7257- jurnal.uindatokarama.ac.id, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023

169A Adiansyah, P Widiatmaka, “Problematika Guru dalam Memberikan Bimbingan Konseling Peserta didik untuk Menumbuhkan Karakter Sosial Melalui Pembelajaran PPKn di Era society”, - JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan), Vol 7 No.1 2022 - litabmas.umpo.ac.id, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023

pembeharuan sesuai kebutuhan, pendidikan dan pelatihan dikemas menjadi sebuah kegiatan yang mampu meningkatkan pola pikir, inovasi baru, dan juga penguasaan teknologi para guru di sekolah, sehigga mampu menciptakan pembelajaran yang modern sesuai kebutuhan zaman.170

Keenam belas, R Elfira dalam tulisannya yang berjudul “Revitalisasi Peran Guru Dan Sumber Belajar Pada Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Biromaru menghadapi Era society.”,171 membahas tentang merevitalisasi peran guru dan sumber belajar dengan memperkuat kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial seorang guru serta menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran berbasis teknologi dengan penyediaan infokus pada setiap kelas. Beberapa kendala yang dihadapi berupa kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan dan mengakses sumber belajar berbasis teknologi, masih ada guru yang belum memiliki laptop sendiri dan terdapat beberapa guru yang belum mampu mengemban peran secara maksimal, misalnya belum menyediakan perangkat pembelajaran secara lengkap dan belum mampu menyediakan sumber belajar yang berfariasi. Saran dalam penelitian ini diharapkan guru dapat mengikuti berbagai macam pelatihan khususnya pembuatan sumber berlajar berbasis teknologi dan memaksimalkan peran guru dengan membuat perangkat pembelajaran secara yang lengkap.

Ketujuh belas, I Nimah, N Suntarti, T Tawar dalam artikelnya yang berjudul “Literasi Digital untuk Guru di Era society172 membahas tentang pengetahuan dan ketrampilan guru dalam kompetensi literasi digital di mana kompetensi ini memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi mesin, dimensi

170 HN Dzakiyyah, Program Pengembangan Manajemen Diklat Terhadap Peningkatan Kualitas Guru Di Era society, ANDRAGOGI: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan islam, Jakarta: Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an, 2022, vol. 4 No. 1, https://www.jurnalptiq.com/index.php/andragogi/article/view/254, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023

171 R Elfira, “Revitalisasi Peran Guru Dan Sumber Belajar Pada Sekolah Madrasah Aliyah Alkhairaat Biromaru menghadapi Era society.”, AL-TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan, Palu, 2022, Vol. 2 No. 2, Desember 2022 - jurnal.iainpalu.ac.id, https://jurnal.iainpalu.ac.id/index.

php/tdb/issue/view/122, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023

172 I Nimah, N Suntarti, T Tawar, “Literasi Digital untuk Guru di Era society”- … Journal of Disabilities and Social Inclusion, 2022 - ijodasi.org

penunjukan 'hypertext' dan evaluasi konten informasi pendidikan anak masih perlu bimbingan dan bimbingan agar lebih pengertian, terampil dan profesional dalam menghadapi era disrupsi dan era masyarakat 5.0. Peran guru tidak bisa tergantikan oleh secanggih apapun teknologinya digunakan, masih dalam pembentukan karakter, moral anak usia dini dan bersosialisasi memerlukan bantuan guru yang profesional.

Kedelapan belas, T Tafonao dalam karyanya yang berjudul “Trik dan tips mempersiapkan pendidikan menuju era society”, membahas tentang strategi dan metode pembelajaran era society dengan cara menguasai soft skill. Karena dengan menguasai soft skill dapat membentuk kepribadian Tangguh dan menguatkan kompetensi professional guru.173

Kesembilan belas, Ani Ramadan, Irma Yulianti, Maulana Ihsan Rizal, Ikhsanudin Ikhsanudin dalam tulisannya yang berjudul “Pendidikan era cybergogy: Bagaimana strategi guru profesional untuk menghadapinya? 174, membahas tentang enaga pendidik yang lahir di generasi X (lahir pada 1980 ke bawah) kurang melek dengan cepatnya teknologi yang berkembang sekarang. Bahkan, rumor yang mengatakan bahwa profesi guru akan digantikan oleh robot membuat isu eksistensi seorang tenaga pendidik secara perlahan tidak akan dibutuhkan lagi dalam dunia pendidikan. Cara untuk menghadapi ancaman extinct pada era cybergogy dengan adanya pengetahuan dan keterampilan dan sikap profesional guru agar mampu mengajar dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi guna mendukung pelaksanaan pembelajaran khususnya terkait teknologi digital yang berkembang sangat pesat. Guru profesional diharapkan dapat beradaptasi dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan untuk menunjang kompetensi diri serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

173 T Tafonao, “Trik dan tips memperiapkan pendidikan menuju era society 5.0”, Cetakan I, (Kuningan: Goresan Pena, 2020), 44-45

174 Ani Ramadan, Irma Yulianti, Maulana Ihsan Rizal, Ikhsanudin Ikhsanudin, “Pendidikan era cybergogy: Bagaimana strategi guru profesional untuk menghadapinya?” Vocational Education National Seminar (VENS), Banten: Univ. Sultan Ageng Tirtayasa, Vol. 1 No. 1, https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/VENS/article/view/15791/9051, diakses pada hari Senin, 2 Januari 2023