• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Era Society

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA ERA SOCIETY DI

E. Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Era Society

Berkaitan dengan pendidikan, sesungguhnya pendidikan nasional saat ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yaitu yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen. Saat ini harapan perbaikan pendidikan terus dilakukan dan mulai dapat kita rasakan.

Hal tersebut telah disadari oleh Kementerian Pendidikan dari sejak tahun 2002, Mendiknas telah mencanakan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan”, tepatnya pada tanggal 2 Mei 2002. Hal ini berkaitan dengan kebijaksanaan nasional yang berfokus pada pengembangan Sumber Daya

137 Budimansyah, Pengantar …. 104

Manusia (SDM). 138

Adanya pengembangan atau peningkatan kualitas sumber daya manusia tentu agar mampu menghadapi tantangan masa depan dan sesuai dengan kualifikasi masa depan. Adapun kualifikasi sumber daya manusia yang perlu dimiliki dan cocok dengan kebutuhan di masa datang adalah:139

1. Sumber daya manusia yang memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas dan kemauan bekerja sama untuk memajukan pencapaian tujuan;

2. Penguasaan iptek yang berkaitan dengan kondisi fisik, sosial ekonomi dan budaya Indonesia yang berbeda dan sesuai dengan iptek;

3. Kemampuan cepat belajar dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. Spesialis yang sesuai dengan bidang studi dan tingkat pendidikan ditandai dengan pengetahuan dasar yang memadai, keterampilan dan kemampuan untuk menangani masalah teknis administrasi dan berperilaku bertanggung jawab dan sesuai dengan standar etika yang berlaku;

5. Ketrampilan komunikasi dalam mengkomunikasikan ide dan hasil kerja kepada orang lain dalam hubungannya dengan hubungan interpersonal, bawahan dan atasan;

6. Pencarian dan pengembangan informasi yang inovatif dan kreatif;

7. Kompetitif untuk menghadapi persaingan di tingkat lokal, nasional dan regional;

8. Memiliki jiwa kerwirausahaan sehingga mereka tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja.

Menurut Azizudin ada empat program yang dapat dijadikan strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu melalui pengembangan profesional guru berkelanjutan, yaitu:140

1. Tujuan dari program pendidikan prasekolah adalah untuk meningkatkan profesionalisme melalui penyaringan secara selektif calon guru dengan memperhatikan mutu dan akhlaknya. Negara ini membutuhkan tenaga- tenaga berkualitas untuk membangun sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing guna mewujudkan cita-cita negara.

2. Program In Service Education mendorong para guru untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi melalui pendidikan berkelanjutan. Tentunya hal ini dimulai dari guru yang bersangkutan dalam arti otoritas sekolah

138 Sarmadan Hasibuan, “Model … , 18

139 Azizudin, Strategi Meningkatkan Profesionalisme Guru. (Artikel Wordpress , 2009), 2

140 Azizudin, Strategi…, 2

berusaha agar guru memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik melalui program beasiswa maupun inisiatif sendiri. Guru harus didorong untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam mengembangkan masalah pendidikan untuk menghindari kemungkinan guru mendukung perkembangan pendidikan. Oleh karena itu, guru berkewajiban untuk memperbarui dan meningkatkan pelatihan untuk meningkatkan tingkat profesional mereka.

3. Program pendidikan berkelanjutan, yaitu suatu kegiatan berupa pelatihan, pengembangan, lokakarya, kursus, seminar, diskusi, atau perkuliahan yang diselenggarakan oleh lembaga internal atau eksternal. Tentunya tidak sebatas mengadakan pelatihan, workshop dan seminar saja, tetapi harus dipikirkan bagaimana bentuk kegiatan yang lebih efektif. Selain itu, organisasi profesi PGRI hendaknya menyediakan jurnal penelitian atau jurnal pendidikan untuk menerbitkan tulisan-tulisan guru guna mengembangkan kreativitas dan keterampilan guru.

4. Program On Service Training adalah program tindak lanjut atau tindak lanjut yang dilaksanakan melalui pertemuan-pertemuan rutin atau teratur antar guru dan sedemikian rupa sehingga selalu menjaga hubungan sejawat yang profesional, kekeluargaan dan solidaritas sosial.

Hal tersebut termuat dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Dalam BAB III Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru dalam pasal 5 disebutkan bahwasanya:141

1. Komponen PKB Guru terdiri atas:

a. Pengembangan diri;

b. Publikasi ilmiah; dan c. Karya inovatif.

2. Pengembangan diri sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) hutuf a meliputi pendidikan dan pelatihan fungsional dan kegiatan pengembangan diri lainnya yang dilakukan sendiri oleh Guru, forum kerja Guru, atau asosiasi/ organisasi profesi Guru.

3. Publikasi ilmiah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi presentasi dan publikasi ilmiah.

141 PMA Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru

4. Karya inovatif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. penyusunan pedoman pembelajaran daninstrumen penilaian;

b. pembuatan media dan sumber belajar; dan

c. pengembangan atau penemuan teknologi pembelajaran.

Dalam upaya mengembangkan profesi dan kompetensi guru dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional, dapat dilakukan melalui beberapa strategi atau model. Pengembangan tenaga kependidikan (guru) “dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training”.142 Model pengembangan guru ini, dapat diperjelas melalui kutipan berikut:

“Pada lembaga pendidikan, cara yang populer untuk pengembangan kemampuan profesional guru adalah dengan melakukan penataran (in service training) baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun peningkatan kemampuan (up-grading). Cara lain baik dilakukan sendiri-sendiri (informal) atau bersama-sama, seperti : on the job training, workshop, seminar, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi, dan sebagainya”.143

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diarahkan untuk memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial, dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan, berkaitan dengan profesinya. 144 Guru dapat melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) secara konsisten dan berkesinambungan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan seminar, diklat dan workshop terkait pengembangan metode pembelajaran sesuai perkembangan era Revolusi Industri 5.0 atau era society. Selain itu, ada publikasi ilmiah berupa gagasan ilmu pendidikan formal dan pembelajaran, publikasi buku teks pelajaran. Untuk publikasi ilmiah, guru bisa membuat

142 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 154

143 Saud, Pengembangan Profesi Guru. (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 103

144 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Pengelolan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012).

PTK, bahkan karya guru berupa PTK atau makalah sekarang ini sudah dapat dijurnalkan melalui media elektronik. Ada juga karya ilmiah dan penciptaan karya inovatif seperti alat pembelajaran berbasis teknologi, dan membuat video pembelajaran akan meningkatkan kompetensi guru.

Untuk mendukung program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), pemerintah perlu menyediakan sarana prasarana pendukung seperti diklat fungsional yang merata sehingga guru di daerah terpencil tetap dapat mengaksesnya dan menyediakan dana penelitian atau laboratorium untuk menghasilkan inovasi pembelajaran. Dulu mengikuti pelatihan dan pendidikan yang diadakan pemerintah harus tatap muka, sekarang bisa diikuti melalui zoom atau virtual lainnya.

Selain program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), kegiatan lesson study yang dirancang dengan baik akan mendukung peningkatan kompetensi profesional guru. Lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pronsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. 145 Melalui serangkaian kegiatan lesson study ini akan terjadi proses belajar antarsesama guru anggota tim lesson study sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran sekaligus meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

Peningkatan kompetensi guru yang lain yaitu kompetensi kepribadian dan sosial dapat melalui kegiatan diskusi. Sedangkan kompetensi profesional guru akan diperoleh melalui aktivitas guru dalam mengidentifikasi permasalahan dalam praktik pembelajaran, mencari solusi, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses maupun hasil pembelajaran.

Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan profesionalismenya selain program di atas:

145 Hendrayana Sumar, dkk. Lesson Study: Suatu Strategi Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik, (Bandung: UPI Press , 2006), 10

1. memahami standar profesi yang ada;

2. mencapai kualifikasi dan kualifikasi yang dipersyaratkan;

3. menciptakan hubungan yang baik dan menyeluruh dengan rekan kerja, juga melalui organisasi profesi;

4. membentuk etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan mutu pelayanan dalam konstitusi;

5. pengenalan inovasi atau pengembangan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terkini, agar selalu update dalam penyelenggaraan pendidikan.146

Hal yang paling penting dalam peningkatan kompetensi dan profesi guru ini adalah berdasarkan kebutuhan individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi. Syaefudin dan Kurniatun memberikan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan peningkatan kompetensi untuk tenaga kependidikan, yaitu:147

1. diterapkan untuk semua jenis personel pelatihan (struktural, fungsional atau teknis);

2. berorientasi pada perubahan perilaku untuk meningkatkan kompetensi profesional dan kinerja teknis tugas sehari-hari sesuai dengan jabatannya;

3. dilaksanakan untuk mendorong setiap individu meningkatkan kontribusinya terhadap organisasi pendidikan;

4. diprakarsai dan diarahkan pada pendidikan dan pelatihan seseorang sebelum atau sesudah memangku jabatan atau jabatan;

5. dirancang untuk memenuhi persyaratan pertumbuhan pendidikan, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan korektif, pemeliharaan motivasi kerja dan keberlanjutan organisasi pendidikan;

Peningkatan kompetensi profesional guru semakin penting dan wajib ketika dikaitkan dengan peningkatan karir dalam jabatan fungsional guru.

Tanpa pengembangan diri yang terus menerus, sulit bahkan mustahil bagi guru untuk naik ke jabatan fungsional yang lebih tinggi.

Terkait dengan peningkatan kompetensi profesional guru, perlu kita ketahui bahwa kompetensi profesional guru dibentuk berdasarkan aspek-

146 I Gede Dharman Gunawan, I Made Paramarta dkk., Peningkatan Mutu Kompetensi Guru Sekolah Dasar dalam Menyongsong Era society, https:// prosiding.iahntp.ac.id, ISBN: 978- 623-90547-6-2, diakses pada hari Kamis, 24 Agustus 2022

147 Saud, Udin Saefudin. Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 100

aspek sebagai berikut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya globalisasi dan arus informasi, (2) menutupi kelemahan yang tidak terlihat dalam seleksi, (3) pembentukan professional sikap, (4) pengembangan kompetensi profesional dan (5) pengembangan hubungan internal antara guru dan kepala sekolah. Secara teknis, kegiatan yang meningkatkan kompetensi profesional seorang guru adalah (1) kepemimpinan dan tugas, (2) pelatihan, (3) kursus, (4) studi pascasarjana, (5) promosi, (6) pelatihan kerja, (7) perubahan pekerjaan, (8) konferensi, (9) pelatihan, (10) lokakarya, (11) seminar dan (12) pengembangan keprofesian guru (supervisi pengajaran) dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.148

Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam peningkatan kompetensi profesional guru ini, hubungan kepala sekolah dan guru merupakan upaya proaktif untuk memperbaiki, mengembangkan, meningkatkan efisiensi dan didasarkan pada pertimbangan, bakat/potensi dan minat individu. Artinya kepala sekolah harus memperhatikan kebutuhan manusia dan profesionalisme guru dari tiga sudut pandang. Pertama, keterlibatan guru dengan kepribadian, bakat, dan pencarian promosi yang dapat diterima berdasarkan keterampilan kerja guru. Kedua, kepedulian kepala sekolah terhadap perkembangan guru. Ketiga, program pengembangan keterampilan profesional guru dilaksanakan atas kerjasama antara kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan kinerja sekolah. Keempat, perspektif ini adalah tentang saling ketergantungan dinamis dalam proses manajemen.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, pengembangan profesionalisme dan kompetensi guru, dapat dikembangkan melalui berbagai alternatif seperti yang ditawarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berikut ini: 149 1. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru

148 Mantja, W. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. (Malang: Wineka Media, 2002), 23

149 Saud, Pengembangan …, 105-111

2. Program penyetaraan dan sertifikasi

3. Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi 4. Program supervisi pendidikan

5. Program pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) 6. Simposium guru

7. Program pelatihan tradisional lainnya

8. Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah 9. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah

10. Melakukan penelitian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas) 11. Magang

12. Mengikuti berita aktual dari media pemberitaan 13. Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi 14. Menggalang kerjasama dengan teman sejawat.

Alternatif yang tidak kalah pentingnya, yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan profesi dan kompetensi keguruan adalah melakukan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), khususnya bagi kepala sekolah dan pengawas. Sebab, “sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi maupun guru bimbingan konseling atau guru bimbingan karir; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah;

dan (3) guru dalam jabatan pengawas”.150 Sehingga, “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) saja tidak cukup, harus Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)”.151

Berkaitan dengan kreativitas, Wijaya dan A. Tabrani Rusyan mengatakan bahwa tumbuhnya kreativitas pada karyawan-karyawan dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya:152

1. Iklim kerja yang memungkinkan para karyawan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.

2. Kerja sama yang cukup baik antara berbagai personil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

150 Danim, Sudarwan. Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), 2 – 3

151 Mulyasa E, Penelitian Tindakan Sekolah Meningkatkan Produktivitas Sekolah.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), iii

152 Wijaya, Cecep, dan A. Tabrani Rusyan, Wijaya, Kemampuan Dasar Karyawan dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakary, 1992), 190

3. Pemberian penghargaan dan dorongan terhadap setiap upaya yang bersifat positif.

4. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam di antara personil, sehingga memungkinkan terjalin hubungan yang manusiawi.

Peningkatan kompetensi profesioanal atas dorongan komitmen diri diharapkan akan mampu meningkatkan keefektifan kinerjanya di sekolah.

Komitmen untuk meningkatkan kefektifan kinerja sangat berkaitan dengan pencapaian tujuan program, yaitu program pembelajaran yang diharapkan mampu menghasilkan output dan outcome yang mencapai standar. Jika guru memiliki komitmen untuk mengembangkan kompetensi diri secara terus menerus, maka proses-proses perencanaan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian program pembelajaran diyakini akan dapat dilakukan sesuai dengan tuntutan kekinian.