• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA ERA SOCIETY DI

F. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Era Society

3. Pemberian penghargaan dan dorongan terhadap setiap upaya yang bersifat positif.

4. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam di antara personil, sehingga memungkinkan terjalin hubungan yang manusiawi.

Peningkatan kompetensi profesioanal atas dorongan komitmen diri diharapkan akan mampu meningkatkan keefektifan kinerjanya di sekolah.

Komitmen untuk meningkatkan kefektifan kinerja sangat berkaitan dengan pencapaian tujuan program, yaitu program pembelajaran yang diharapkan mampu menghasilkan output dan outcome yang mencapai standar. Jika guru memiliki komitmen untuk mengembangkan kompetensi diri secara terus menerus, maka proses-proses perencanaan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian program pembelajaran diyakini akan dapat dilakukan sesuai dengan tuntutan kekinian.

Indonesia yang berkualitas dan berguna bagi kehidupan. Jenjang pendidikan madrasah yang terdiri atas Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), yang tidak lepas dari tiga misi atau tujuan yang diemban, yaitu:154

1. Menanamkan keimanan kepada peserta didik

2. Menumbuhkan semangat dan sikap untuk mengamalkan ajaran-ajaran dalam rangka pembangunan.

3. Memupuk toleransi antara sesama pemeluk agama di Indonesia dengan saling memahami misi luhur masing-masing agama.

Jadi, secara hakekat pendidikan madrasah pada umumnya bukan hanya mengajarkan ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan, melainkan selalu mengaitkan semuanya dengan praktik (amaliah) yang bermuatan nilai dan moral khususnya pada Madrasah Ibtidaiyah karena di sinilah titik awal dari semua kegiatan proses belajar mengajar. Pemahaman akan karakteristik khas anak merupakan modal awal pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan.Dengan pemahaman yang komprehensif, pihak-pihak tersebut dapat membawa dunia anak-anak ke dunia mereka.

Kondisi anak-anak dewasa ini pada jaman digital, anak usia 7-11 tahun sudah bisa mengoperasikan barang-barang teknologi seperti ponsel, computer, video game dan lain-lain. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bermain games online, berinteraksi dengan media gadget, seperti telepon seluler, laptop, dan video games. Aktivitas yang bersentuhan dengan teknologi lebih mewarnai kehidupan anak, daripada berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan rumah, bermain sepak bola, bersepeda dan aktivitas bermain lainnya. Karena itu perlu didasari dengan pendidikan agama yang penuh kebijaksanaan dan cinta damai agar di masa mendatang mereka menjadi pribadi yang cerdas, berpengetahuan, berprinsip serta logis dalam mengambil keputusan atau pilihan, namun penuh dengan kearifan yang didasari pengetahuan dan akhlakul karimah. Di mana peserta didik adalah

154 Maksum, Madrasah, Sejarah, dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos, 1999), 9

generasi emas yang dididik agar dapat menjalankan tugas sebagai khalifah fil ardh (manusia sebagai khalifah di muka bumi) seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:155

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khakifah di bumi. Mereka berkata,”Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama- Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah: 30)

Selain ayat tersebut, firman Allah lain yang memberikan banyak pelajaran yaitu QS Adz-Dzariyat ayat 56:

ِنوُدُبْعَيِل َّلاِإ َسنِ ْلْٱ َو ن ِجْلٱ ُتْقَلَخ اَم َو

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah Swt dan diberikan tugas menjadi pemimpin di muka bumi. Tugas ini tentu sangat berat, karena itu manusia harus memiliki kemampuan mengelola alam semesta sesuai dengan tugas yang diembannya.

Karena itu pendidikan di MI harus dirancang dan dikemas sebaik mungkin agar peserta didik menjadi hamba yang sholeh dan mampu menjadi pemimpin di bumi yang memiliki kemampuan berpikir secara kritis, bukan hanya sekedar dalam kelas, namun juga dalam kehidupan kemasyarakatan dan lingkungan sekitar agar timbul kepekaan sosial, serta kemampuan untuk berkreativitas, memiliki kemampuan memecahkan masalah kompleks dan

155 AlQur’anul Karim, QS Al-Baqarah ayat 30 beserta artinya

dapat menjadi problem solver bagi diri sendiri serta orang banyak. Memiliki kemampuan berpikir Higher Order Thinking Skills (HOTS), kemampuan mencari solusi lebih cepat dalam memenuhi kebutuhannya, mampu untuk terus menggali informasi, menciptakan inovasi untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Selalu bersikap dan berpikir maju sehingga mampu mengikuti pola perkembangan zaman, tapi tidak lupa dengan identitas Bangsa Indonesia dan agama yang dianut yaitu Islam.

Pendidikan di madrasah ibtidaiyah sangat penting dilakukan dalam rangka menghadapi era society. Karena pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah diberikan kepada peserta didik usia keemasan, sehingga pendidikan harus diberikan dengan sebaik-baiknya agar menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak sehingga terbentuk generasi yang memiliki nilai-nilai etika, tanggung jawab, kepemimpinan, dan kemampuan interpersonal sekaligus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan menguasai ketrampilan digital yang diperlukan dalam era society.

Pendidikan yang diberikan harus berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Memberikan ilmu kepada peserta didik dengan menyisipkan tuntunan agama agar ilmu yang dipahami akan diyakini dan diamalkan dengan berpedoman pada tuntunan agama. Dengan demikian peserta didik akan menjalani kehidupan dengan menerapkan ilmu yang didasari tuntunan agama dan membawa masyarakat untuk menjalani kehidupan dengan tuntunan agama dan kebenaran. Hal ini akan mewujudkan kehidupan masyarakat bernegara yang madani, tentram dan sejahtera, hidup berdampingan secara rukun dan saling menghormati.

Tantangan jaman yang semakin meningkat dan mengakibatkan degradasi moral, harus dihadapi dengan pemberian pendidikan dengan tuntunan agama yang kuat. Tuntunan keislaman yang diberikan di madrasah

diharapkan mampu mencetak generasi cerdas yang religius dan menjadi rahmatan lil ‘alamiin di manapun mereka berada. Mewujudkan cita-cita mulia menjadi manusia terbaik yang memberikan manfaat kepada umat.

Dengan demikian sangat penting untuk menjadikan peserta didik pada masa keemasannya menjadi generasi luar biasa dengan menanamkan karakter dan akidah yang kuat, berpikir kritis, menumbuhkan kreativitas dan inovasi.

Menjadikan mereka generasi yang memiliki kemampuan dalam IPTEK, cerdas IQ, emosi, maupun sosialnya sekaligus kokoh dalam IMTAQ. Hal tersebut hanya dapat diperoleh melalui pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah.