• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA ERA SOCIETY DI

B. Kompetensi Profesional Guru

balik dan penguatan, (4) mampu mengembangkan diri.59

dan pengabidaian kepada mayarakat, terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi”.

Seorang profesional adalah seseorang yang terus berkembang atau dapat dilatih. Untuk mewujudkan ruang dinamis tersebut, pendidikan guru harus mampu mengembangkan kreativitas, rasionalitas, pemecahan masalah dan kematangan emosi. Semua ketentuan ini dirancang untuk memastikan bahwa guru yang berkualitas adalah profesional yang dapat memenuhi tanggung jawabnya.

“Keberhasilan guru dapat ditinjau dari dua segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, guru berhasil bila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, juga dari gairah dan semangat mengajarnya serta adanya rasa percaya diri. Dari segi hasil, guru berhasil bila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku pada sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik”.65

Menurut pendapat peneliti, profesionalisme guru diekspresikan dalam berbagai keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran, yang terkait dengan disiplin yang diajarkan, "kepribadian", metodologi, pembelajaran dan psikologi pembelajaran.

Mengenai mutu profesional minimal seorang guru, berdasarkan sintesa hasil penelitian diketahui bahwa mutu profesional minimal seorang guru adalah: 66(1) mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya, (2) memiliki penguasaan yang mendalam terhadap bahan kajian atau mata pelajaran dan metode pengajaran, (3) bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode penilaian, (4) dapat berpikir secara sistematis tentang apa yang mereka lakukan dan belajar dari pengalamannya, dan (5) ) menjadi komunitas peserta didik yang aktif belajar di lingkungan kerjanya.

Pengetahuan (kompetensi) profesi adalah kemampuan menguasai

65 Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Bandung:

Alfabeta, 2011),

66 Raharjo, Mudjia. Pengembangan Profesionalisme Guru. 2010 http://mudjiarahardjo .uin- malang.ac.id/artikel/136.html?task=view, diakses pada hari Jum’at, 29 Juli 2022

materi suatu bidang profesi secara luas dan mendalam. Sebagai contoh, keberhasilan bidang pendidikan memerlukan penyelenggaraan dan perencanaan sistem pendidikan tenaga-tenaga ahli di bidangnya, yang bercirikan kualifikasi sebagai persyaratan. “Guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif”67

Dalam PP No. 74-2008, dinyatakan Kompetensi profesional adalah kemampuan seorang guru dalam menguasai bidang alam, teknik, seni, dan budaya yang diampunya, termasuk penguasaan mata pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran yang diampu dan/ atau kelompok spesialis dan teknologi atau seni terkait yang secara konseptual mencakup atau selaras dengan kurikulum, jurusan dan/atau kelompok mata pelajaran dari unit studi yang diampu.68 Selaras dengan PP tersebut, Aprida dkk menyatakan bahwa kompetensi profesional guru meliputi pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik.69

Dari pengertian kompetensi dan profesional menurut para ahli yang telah diuraikan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah segala kemampuan yang diperlukan untuk menjadi seorang guru yang profesional. dalam membuktikan kompetensi profesionalnya, seorang guru harus memiliki kualifikasi pendidikan dan telah bersertifikat pendidik profesional dan kemampuan profesional yang beraneka ragam.

Profesionalisme guru menunjukkan komitmen guru terhadap pekerjaannya sebagai guru. Profesionalitas dapat diwujudkan dan ditingkatkan melalui usaha memperbaiki kemampuan dan keterampilan yang

67 Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media group, 2010), 26

68 Amir Hamzah, Etos Kerja ..., 31

69 Aprida, Y., Fitria, H., & Nurkhalis, N. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru. Journal of Education Research, 1(2), 2020, 160–164.

https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.16., diakses pada hari Senin, 17 Januari 2022.

dapat digunakan dalam bekerja.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa profesionalisme guru merupakan kualitas dari kompetensi seorang guru dalam menerapkan ilmu, memperlihatkan keahlian dan pengalamannya di bidang yang ditekuni sehingga dapat mengantisipasi dinamika kurikulum agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Berikut ini ciri-ciri profesionalisme guru menurut Djama’an, yaitu:

a. Dalam bidang teori dan praktik keguruan sudah ahli.

b. Merupakan guru profesional yaitu guru yang telah menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan dan telah ahli dalam mengajarkannya atau menyampaikannya.

c. Aktif dalam organisasi profesi keguruan

d. Pendidikan yang dimilikinya merupakan pendidikan keguruan yang linier.

e. Menaati kode etik guru.

f. Mempunyai rasa tanggung jawab dan otonomi pribadi.

g. Mempunyai keinginan mengabdi kepada masyarakat.

h. Bekerja dengan hati dan atas panggilan jiwa atau hati nurani.70

Termasuk dalam kompetensi profesional guru selain memenuhi syarat sebagai guru dalam menjalankan tugasnya, seorang guru juga harus memiliki kemampuan memahami, menjalankan, dan menerapkan prinsip profesiona litas, yaitu:71

a. Mempunyai panggilan jiwa, bakat, minat, dan idealisme.

b. Berkomitmen meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, dan ketakwaan serta akhlak mulia.

c. Mempunyai kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

70 Djama’an Satori, dkk. Profesi Keguruan. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), 31

71 Rugaiyah, Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 12

d. Mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

e. Mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

f. Mendapatkan peenghasilan yang ditentukjan sesuai dengan prestasi kerja.

g. Mempunyai kesempatan untuk mengembangkan keprofersionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

h. Mempunyai jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

i. Mempunyai organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Hal tersebut diperkuat oleh Pemerintah melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan seseorang yang menjadi sumber penghidupan, memerlukan keahlian, keterampilan, atau kemampuan yang memenuhi baku mutu atau standar tertentu, serta memerlukan pelatihan profesi. Seseorang dikatakan profesional berarti memenuhi suatu standar mutu, norma dan telah menempuh pendidikan profesi sesuai bidangnya.

Ada sepuluh kemampuan yang harus dimiliki seorang guru profesional yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Kesepuluh kemampuan profesional tersebut adalah: 1) keterampilan perencanaan pengajaran, 2) keterampilan manajemen proses belajar mengajar, 3) keterampilan manajemen pembelajaran, 4) keterampilan manajemen pendidikan, 5) keterampilan manajemen pembelajaran interaktif, 1) keterampilan perencanaan pengajaran, 1) keterampilan perencanaan pengajaran, 3) kemampuan mengelola emosi, 6) kemampuan mengevaluasi prestasi peserta didik, 7) kemampuan memberikan layanan konseling, 8) kemampuan mengatur manajemen kelas, 9) kemampuan membuat pengaturan sekolah dan 10) kemampuan memahami dan menginterpretasikan hasil

penelitian untuk tujuan pendidikan.72

Adapun kompetensi profesional guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pada tingkat SD/MI dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah/ madrasah yang berdasarkan pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan bahwa kompetensi Profesional yaitu: 1) penguasaan materi, struktur, konsep, dan cara berpikir ilmiah yang mendukung mata pelajaran yang diajarkan, 2) penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/pengembangan yang diajarkan, 3) mengembangkan bahan ajar untuk diajarkan secara kreatif, 4) mengembangkan profesional. keahlian melalui aktivitas reflektif yang terus menerus, 5) menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk komunikasi dan pengembangan diri.73

Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru KMA Nomor 745 Tahun 2020, Guru profesional harus memiliki kompetensi sebagai berikut:

a. Mampu menunaikan tugas profesi sebagai pendidik yang mempesona dilandasi cinta tanah air, berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan, sampta yang diikuti dengan semangat kasih sayang dan kedermawanan dalam belajar;

b. Mampu merumuskan indikator hasil belajar berpikir tingkat tinggi yang harus dimiliki peserta didik, meliputi seluruh pengetahuan dan keterampilan masa depan (adaptif dan fleksibel) (kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif);

c. Penguasaan struktur pemikiran dan keilmuan bahan kajian, termasuk bahan latar, secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (isi),

“mengapa” (filsafat) dan “bagaimana” (aplikasi) dalam kehidupan sehari- hari;

d. Mampu merancang pembelajaran dan menerapkan prinsip dan pendekatan terkait lainnya dalam mengintegrasikan bahan ajar, pedagogi dan teknologi informasi dan komunikasi atau technology pedagogy and content knowledge (TPACK);

72 Depdiknas, Model Pembelajaran tematik Kelas Awal Dasar, (Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, 2006), 79

73 Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

e. Mampu melaksanakan pembelajaran pendidikan dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membentuk sikap peserta didik (sifat keindonesiaan), pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah secara kritis, manusiawi, inovatif, kreatif, kooperatif dan komunikatif melalui kajian model pembelajaran dan pembelajaran yang didukung. sumber daya hasil;

f. Mampu menilai kontribusi, proses dan hasil belajar sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan menerapkan penilaian autentik dan menggunakan hasil penilaian untuk peningkatan mutu pendidikan; dan g. Mampu berkembang secara berkelanjutan sebagai guru profesional

melalui penelitian, analisis diri, mencari pengetahuan baru dan inovasi.74