• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis dan Administrasi

Dalam dokumen (RPJMD) (Halaman 43-48)

PENDAHULUAN

G. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Klaten terletak antara 7⁰32’19” LS sampai 7⁰48’33” LS dan antara 110⁰26’14” BT sampai 110⁰47’51” BT. Adapun batas administratif Kabupaten Klaten adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali;

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo;

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunungkidul (DI Yogyakarta); dan Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta).

Kabupaten Klaten berada pada lokasi yang strategis, karena berada di simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten dengan adanya jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Surakarta- Yogyakarta, didukung dengan jaringan jalan tol Solo-Yogyakarta, tersedianya terminal tipe A yang sudah melayani angkutan umum antar provinsi dan angkutan umum dalam provinsi. Kabupaten Klaten berada pada jalur transportasi Yogyakarta-Solo-Semarang yang berkembang cukup pesat.

Dari segi posisi dalam sistem pergerakan nasional maupun provinsi, Kabupaten Klaten dilewati jalur strategis penghubung Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta-Surakarta, namun Kabupaten Klaten saat ini bukan sebagai simpul (hanya dilewati saja oleh jalur antar provinsi) serta hirarki pelayanan Kabupaten Klaten yang lebih rendah jika dibandingkan Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyebabkan pengembangan potensi kawasan kurang optimal.

Sebagai kabupaten yang dalam tahap berkembang serta masih memiliki potensi lahan yang cukup luas, Kabupaten Klaten menjadi tujuan baru untuk pengembangan permukiman, industri pengolahan dan pariwisata yang sekaligus menangkap peluang demand dari kabupaten sekitar. Dampak dari pengembangan ini adalah munculnya simpul–simpul aktivitas baru yang mendorong perkembangan pemanfaatan ruang ke depannya.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Kabupaten Klaten termasuk dalam wilayah pengembangan Subosukawonosraten, merupakan kawasan regional yang memiliki keterkaitan pengembangan secara ekonomi, sosial dan/atau budaya dengan cakupan daerah meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten.

Wilayah pengembangan Subosukawonosraten didasarkan pada sektor unggulan meliputi perdagangan dan jasa, industri, pertanian, pariwisata dan panas bumi.

Kabupaten Klaten merupakan lumbung padi Jawa Tengah serta termasuk dalam penyokong ketahanan pangan nasional. Keberadaan Kabupaten Klaten sebagai hinterland dari Kota Surakarta serta Yogyakarta memberikan pengaruh dalam penyediaan pangan termasuk pendistribusian hasil pertanian, perdagangan dan jasa sepanjang koridor DI Yogyakarta-Surakarta serta termasuk dalam Kawasan Penyangga Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur- Yogyakarta-Prambanan.

Luas wilayah Kabupaten Klaten mencapai 70.152,02 ha atau seluas 2,15% dari luas Provinsi Jawa Tengah (3.254.412 ha). Kabupaten Klaten terdiri dari 26 (dua puluh enam) kecamatan yaitu Kecamatan Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas, Trucuk, Kalikotes, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, Karangnongko, Ngawen, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung, Jatinom, Kemalang, Klaten Selatan, Klaten Tengah dan Klaten Utara. Luas wilayah Kabupaten Klaten dirinci per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Luas Wilayah Dirinci Per Kecamatan Kabupaten Klaten

No Kecamatan Luas Wilayah (ha)

Ha %

1 Prambanan 2.609,46 3,72

2 Gantiwarno 2.644,45 3,77

3 Wedi 2.625,81 3,74

4 Bayat 4.209,70 6,00

5 Cawas 3.593,54 5,12

6 Trucuk 3.468,60 4,91

7 Kalikotes 1.410,87 2,01

8 Kebonarum 1.041,62 1,48

9 Jogonalan 2.759,33 3,93

10 Manisrenggo 3.060,27 4,36

11 Karangnongko 2.949,17 4,20

12 Ngawen 1.845,49 2,63

13 Ceper 2.576,67 3,67

14 Pedan 1.999,90 2,85

15 Karangdowo 3.080,17 4,39

16 Juwiring 3.090,11 4,40

17 Wonosari 3.340,06 4,76

18 Delanggu 2.003,01 2,86

19 Polanharjo 2.521,57 3,59

20 Karanganom 2.561,67 3,65

21 Tulung 3.444,00 4,91

22 Jatinom 3.710,97 5,29

23 Kemalang 6.019,13 8,58

24 Klaten Selatan 1.509,12 2,15

25 Klaten Tengah 959,45 1,37

26 Klaten Utara 1.117,36 1,59

Jumlah 70.152,02 100

Sumber : DPUPR Klaten, 2020

Kecamatan Kemalang memiliki wilayah paling luas dibandingkan kecamatan lainnya (9%), kemudian Kecamatan Bayat (6%). Hal ini dapat menjadi potensi ketersediaan lahan, termasuk didalamnya potensi keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Kawasan perkotaan Klaten ditetapkan berada di Kecamatan Klaten Selatan, Klaten Tengah dan Klaten Utara. Jarak antara kawasan perkotaan Klaten dengan kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten lain cukup jauh, karena wilayah Kabupaten Klaten yang cukup luas.

Hal ini menyebabkan kesenjangan pembangunan, terutama pembangunan infrastruktur wilayah. Pembangunan infrastruktur seringkali hanya terpusat di kawasan perkotaan, sehingga kecamatan yang jauh dari kawasan perkotaan kurang mendapatkan infrastruktur yang memadai dan berkualitas. Untuk mengurangi kesenjangan wilayah tersebut dapat diminimalkan dengan

pemerataan pembangunan sarana dan prasarana, meningkatkan konektivitas ke seluruh wilayah kecamatan, dan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar kawasan perkotaan sesuai dengan potensi unggulan masing-masing.

Sumber: RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031

Gambar 2.1.

Peta Administrasi Kabupaten Klaten 2.1.2. Topografi Wilayah

Secara umum, wilayah Kabupaten Klaten berada pada ketinggian 100 hingga >2000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sekitar 3,72% wilayah Kabupaten Klaten terletak di antara ketinggian 0-100 mdpl, sebanyak 83,52%

wilayahnya terletak di antara ketinggian 100-500 mdpl, dan sisanya sebanyak 12,76% terletak di antara ketinggian 500-2.500 mdpl. Ketinggian Kabupaten Klaten secara terperinci yaitu:

• Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl meliputi sebagian dari kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.

• Wilayah dengan ketinggian antara 100-200 mdpl meliputi Kecamatan Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk, Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian selatan), Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di bagian timur), Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan Wonosari (di bagian barat).

• Wilayah dengan ketinggian antara 200-400 mdpl meliputi Kecamatan:

Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko, Kebonarum (di bagian utara), Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung (sebagian besar) dan Polanharjo (bagian barat).

• Wilayah dengan ketinggian antara 400-1.000 mdpl meliputi Kecamatan:

Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom (sebagian kecil) dan Tulung (sebagian kecil).

• Wilayah dengan ketinggian 1.000-2.000 mdpl berada di Kecamatan Kemalang.

Sumber: RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031

Gambar 2.2.

Peta Topografi Kabupaten Klaten

Berdasarkan kondisi topografinya, wilayah Kabupaten Klaten terbagi:

1. Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom, dan Tulung;

2. Dataran Rendah membujur di tengah meliputi yang meliputi wilayah Kecamatan Klaten Tengah, Klaten Utara, Klaten Selatan, Kalikotes, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, dan Polanharjo; dan

3. Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat, Cawas, dan sebagian Gantiwarno.

Jika dilihat dari kelerengannya, sebagian besar Kabupaten Klaten memiliki kelerengan 0-2% di wilayah bagian tengah ke selatan, kemudian kelerengan lebih dari 2-5%, dan semakin ke utara semakin kelerengan tinggi.

Kelerengan lebih dari 40% terdapat di Kecamatan Kemalang karena merupakan lereng Gunung Merapi. Kelerengan 0-2% dan 2-5% masuk dalam kategori datar dan memiliki daya dukung yang baik untuk lahan terbangun, sehingga dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh wilayah Kabupaten Klaten secara topografi memiliki daya dukung yang baik untuk kawasan budidaya. Wilayah yang perlu mendapat perhatian adalah wilayah dengan kelerengan lebih dari 25% karena sudah masuk kategori curam, bahkan di beberapa tempat memiliki kerengan lebih dari 45% yang berarti sangat curam dan sulit untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun.

Sumber: RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031

Gambar 2.3.

Peta Kelerengan Kabupaten Klaten 2.1.3. Geologi

Geologi permukaan adalah kondisi geologi tanah atau batu yang ada di permukaan dan sebarannya baik lateral maupun vertikal hingga kedalaman batuan dasar serta sifat-sifat keteknikan tanah atau batu tersebut, dalam kaitannya untuk menunjang pengembangan kawasan. Keadaan geologi Kabupaten Klaten diketahui merupakan vulkanik kwarter muda yakni batuan induk yang membentuk lapisan tanah. Jenis batuan yang ada merupakan batuan gunung api merapi. Kondisi geologi wilayah Kabupaten Klaten terdiri dari beberapa jenis batuan, meliputi: Aluvium Tua, Endapan Aluvium, Batuan Gunungapi Merapi, Batuan Gunungapi Tua, Batuan Malihan, Batuan Merapi Tua, Dasit, Pendul, Formasi Gamping Wungkal, Formasi Kebobutak, Formasi Semilir, dan Formasi Wonosari.

Sumber: RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031

Gambar 2.4.

Peta Geologi Kabupaten Klaten

Dalam dokumen (RPJMD) (Halaman 43-48)