• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosial

Dalam dokumen (RPJMD) (Halaman 139-144)

PENDAHULUAN

B. Kawasan Budidaya; terdiri atas

6. Sosial

Kinerja pembangunan urusan Sosial di tingkat kabupaten secara garis besar terkait dengan pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin, penanganan bencana serta penghormatan nilai-nilai kepahlawanan melalui pengelolaan taman makam pahlawan di tingkat kabupaten. Pemberdayaan sosial di Kabupaten Klaten dapat dilihat dari beberapa indikator yang tersedia. Diantaranya yaitu persentase Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang mendapatkan peningkatan kapasitas, dimana pada tahun 2020 mampu mencapai 96%

dari total PSKS yang ada. Dengan peningkatan kapasitas ini diharapkan sumbangsih dan kinerja PSKS untuk berperan serta dalam upaya penanganan permasalahan sosial semakin baik. Selain itu upaya-upaya peningkatan dan pemberdayaan lembaga-lembaga sosial juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten untuk meningkatkan keberdayaan panti-panti sosial dan juga wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang ada di wilayahnya. Dari segi pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kabupaten Klaten sampai dengan tahun 2020 baru mencapai 60%.

Upaya penanganan terhadap PMKS atau yang saat ini diubah istilahnya menjadi PPKS di Kabupaten Klaten selalu mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun (2016-2020), yakni dari 33,11%

menjadi 90,32%. Selain itu penanganan PMKS juga diarahkan pada para PMKS yang menjadi sasaran pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan Sosial, dimana capaiannya rata-rata masih sebesar 80%, masih dibawah target SPM yang diharapkan yakni 100%. Sedangkan No Jenis pelayanan

dasar indikator Satuan

Realisasi Capaian SPM Tahun

2019 2020 1. Pelayanan

penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran

Presentase warga negara yang memperoleh layanan penyelamatan dan

evakuasi korban kebakaran

% 100 100

2. Pelayanan

ketentraman dan ketertiban umum

Presentase jumlah penduduk yang memperoleh layanan akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran perda dan perkada

% 91,69 92

3. Pelayanan Informasi Rawan Bencana

Jumlah warga negara yang memperoleh layanan informasi rawan bencana

% 70,00 70,12

4. Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

Jumlah warga negara yang memperoleh layanan pencegahan dan

kesiapsiagaan terhadap bencana

% 100 100

5. Pelayanan

Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana

Jumlah warga negara yang memperoleh layanan penyelamatan dan

evakuasi korban bencana

% 100 100

untuk pemberian jaminan sosial kepada penyandang disabilitas fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial capaiannya di tahun 2020 baru sebesar 27,13%.

Untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, salah satu hal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten adalah melalui pemberian bantuan sosial kepada rumah tangga miskin dan rentan.

Pemutakhiran data dilakukan untuk mendorong Pemerintah Desa agar dapat melaksanakan kegiatan pemutakhiran data lebih maksimal. Saat ini pemutakhiran data DTKS yang dilakukan pemerintah Desa belum optimal, sehingga mempengaruhi validitas data di lapangan. Pemutakhiran data ini menjadi sangat penting karena data tersebut akan dipakai dalam menentukan sasaran pemberian bantuan sosial, jangan sampai bansos yang diberikan tidak tepat sasaran. Dari tahun ke tahun proporsi rumah tangga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan sosial pemerintah semakin meningkat, dari 33,11% di tahun 2016 menjadi 90,32% di tahun 2020. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi beban bagi masyarakat miskin dan rentan.

Untuk penanganan bencana, khususnya di masa tanggap darurat bencana, hal yang telah dilakukan adalah pemberian bantuan sosial dan pengevakuasian korban bencana, dimana capaian kinerja untuk dua indikator yang mewakilinya sama-sama mencapai 100% di tiap tahunnya.

Kinerja penghormatan terhadap jasa para pahlawan di Kabupaten Klaten yang salah satunya diwujudkan dengan pengelolaan taman makam pahlawan juga menunjukkan kinerja yang baik. Dari tahun 2016-2020, taman makam pahlawan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Klaten sudah terkelola sesuai dengan standar taman makam pahlawan yang ada.

Selengkapnya kinerja urusan Sosial Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.42

Capaian Kinerja Pembangunan Urusan Sosial Tahun 2016-2020

No Indikator Satuan Capaian

2016 2017 2018 2019 2020 1. Persentase PMKS yang

memperoleh bantuan sosial % 33,11 35,52 48,49 62,26 90,32 2. Persentase PMKS yang

tertangani % 33,11 35,52 48,49 62,26 90,32

3. Persentase PMKS skala yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar

% 33,11 35,52 48,49 62,26 90,32

4. Persentase panti sosial yang menerima program

pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

% 0,06 0,18 0,31 0 0

5. Persentase panti sosial

(Lembaga Kesejahteraan Sosial) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesehatan sosial

% 65,95 72,73 72,73 76 76

6. Persentase wahana

kesejahteraan sosial berbasis

% 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14

No Indikator Satuan Capaian

2016 2017 2018 2019 2020 masyarakat (WKBSM) yang

menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial 7. Persentase korban bencana

yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

% 100 100 100 100 100

8. Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan

mengunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap

% 100 100 100 100 100

9. Persentase penyandang disabilitas fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

% 13,34 13,2 88,73 73,67 27,13

10. Persentase Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial yang mendapatkan peningkatan kapasitas

% 100 100 100 100 96

11. Persentase PMKS yang memperoleh layanan

rehabilitasi sosial diluar panti

% 33,11 35,52 48,49 62,26 80

12. Proporsi rumah tangga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan sosial pemerintah (% )

% 21,15 20,01 87,41 86,96 143,08

13. Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

% 100 100 100 100 100

14. Persentase Taman Makam Pahlawan sesuai dengan standar pengelolaan Taman Makam Pahlawan

% 100 100 100 100 100

Sumber: Dinas Sosial P3AKB Kabupaten Klaten, 2021

Urusan sosial merupakan urusan wajib pelayanan dasar yang diberikan amanat oleh pemerintah untuk memberikan layanan sesuai dengan Standart Pelayanan Masyarakat yang telah ditetapkan indikator kinerjanya. Capaian SPM urusan sosial Kabupaten Klaten pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.43

Pelaksanaan SPM Urusan Sosial Kabupaten Klaten Tahun 2020

No Program Rehabilitasi Sosial Dasar

Sasaran/

Indikator Kinerja Indikator Jumlah

Sasaran Jumlah

Populasi Penanganan

PMKS %

1 Penyandang Disabilitas Terlantar

Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di Luar Panti

Persentase jumlah penyandang disabilitas yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti dibagi populasi penyandang

disabilitas yang membutuhkan rehabilitasi sosial dasar di luar panti

300 6.131 250 83,3

No Program Rehabilitasi Sosial Dasar

Sasaran/

Indikator Kinerja Indikator Jumlah

Sasaran Jumlah

Populasi Penanganan

PMKS %

2 Anak Terlantar Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Anak Terlantar di Luar Panti

Persentase jumlah Anak Terlantar yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti dibagi populasi Anak terlantar yang membutuhkan rehabilitasi sosial dasar di Luar Panti

654 654 84 12,8

3 Lanjut Usia

Terlantar Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Penyandang Lanjut Usia Terlantar di Luar Panti

Persentase jumlah penyandang Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti dibagi populasi Lanjut Usia Terlantar yang membutuhkan rehabilitasi sosial dasar di luar panti

1.971 4.132 2.468 125,2

4 Gelandangan

Pengemis Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Gelandangan dan Pengemis di Luar Panti

Persentase jumlah Gelandangan dan Pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti dibagi populasi Gelandangan dan Pengemis yang membutuhkan rehabilitasi sosial dasar di luar panti

151 98 68 45

5 Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial

Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam dan Sosial Daerah

Kabupaten/Kota

Persentase jumlah korban bencana alam dan social yang terpenuhi kebutuhan dasarnya

42 42 100

Sumber: Dinas Sosial P3AKB Kabupaten Klaten, 2020

2.3.2. Urusan Pemerintahan Yang Tidak Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar 1. Tenaga Kerja

Kondisi ketenagakerjaan secara umum di Kabupaten Klaten pada tahun 2016-2020 mengalami kondisi fluktuatif. angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2016 s/d 2017 mengalami peningkatan dari 2,51% ditahun 2016 menjadi 4,35% ditahun 2017.

Pemerintah Kabupaten Klaten berhasil menurunkan TPT sebesar 0,80%

sehingga tahun 2019 menjadi 3,55%, karena adanya dampak Pandemi Covid-19 ditahun 2020 menyebabkan TPT Kabupaten Klaten naik lagi menjadi 5,46%. Capaian indikator rasio penduduk yang bekerja berbanding lurus dengan capaian indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dari 72,55% ditahun 2016 menjadi 68,12% di tahun 2020.

Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja, pemerintah mendorong pada perusahaan untuk memberikan hak-hak dasar pekerja/buruh dengan memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Jaminan tersebut berupa terdaftarnya pekerja ke dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Dengan masuknya tenaga kerja ke dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan perlindungan kepada tenaga kerja untuk mengatasi resiko atas pekerjaannya tersebut.

Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek pada

tahun 2020 sebesar 43,12%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, salah satu yang mempengaruhi terhadap turunnya peserta program Jamsostek adalah karena adanya Pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap Pemutusan hubungan Kerja (PHK) terhadap buruh/pekerja.

Upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja juga dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi tenaga kerja yang ada. Hanya saja capaian kinerjanya masih sangat rendah, di tahun 2020, persentase tenaga kerja di Kabupaten Klaten yang bersertifikat kompetensi baru sebesar 3,51%. Selain itu, penempatan pencari kerja terdaftar juga menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan karena capaiannya baru sebesar 21,11% ditahun 2020.

Dalam rangka membangun tenaga yang lebih berkualitas dan produktif maka perlu adanya perencanaan tenaga kerja daerah untuk lima tahun kedepan. Selama tahun 2016 sampai dengan 2020 Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja belum menyusun Rencana Tenaga Kerja Daerah (RTKD). Sedangkan Persentase Tenaga Kerja yang ditempatkan (dalam dan luar negeri) melalui mekanisme layanan antar kerja dalam wilayah kabupaten/kota tahun 2016 tercatat sebesar 35,15, ditahun 2020 menurun menjadi 21,11 %. Capaian kinerja urusan ketenagakerjaan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.44

Capaian Kinerja Pembangunan Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2016-2020

No Indikator Satuan Capaian

2016 2017 2018 2019 2020 1. Angka sengketa pengusaha-

pekerja per tahun

% 20 6,38 4,47 10,06 11,98 2. Besaran kasus yang

diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)

% 29,41 79 57,10 66,7 55,56

3. Tingkat Pengangguran Terbuka

% 2,51 4,35 3,11 3,55 5,46 4. Rasio penduduk yang

bekerja

% 72,55 68,31 68,27 64,54 68,12 5. Besaran pekerja/ buruh

yang menjadi peserta program BPJS

Ketenagakerjaan

% 22,14 23,55 21,84 27,10 25,01

6. Persentase Tenaga Kerja Bersertifikat Kompetensi

% - - - 3,39 3,51

7. Persentase sengketa hubungan industrial yang terselesaikan

% 100 100 100 100 100

8. Persentase Pencari kerja

terdaftar yang ditempatkan % 35,15 22,19 20,56 17,27 21,11 9. Persentase kegiatan yang

dilaksanakan yang mengacu ke rencana tenaga kerja daerah

% 0 0 0 0 0

10. Persentase Tenaga Kerja yang ditempatkan (dalam dan luar negeri) melalui mekanisme layanan antar kerja dalam wilayah kabupaten/kota

% 35,15 22,19 20,56 17,27 21,11

Sumber: Disperinaker Kabupaten Klaten, 2020

Dalam menghadapai era revolusi industri 4.0 sertifikasi tenaga kerja dan angkatan kerja perlu dititik beratkan pada kompetensi untuk Peningkatan dan pembaharuan skill yang mendasarkan pada kebutuhan era revolusi industri yang mampu memenuhi tenaga kerja dan angkatan kerja sesuai dengan komptensi dasar industri 4.0 agar bisa bertahan dan memiliki jiwa entrepreneurship pada era revolusi industri 4.0. Pada saat ini banyak lapangan pekerjaan yang mensyaratkan tenaga kerja memiliki sertifikat kompetensi, oleh karena itu kedepan perlu didorong sertifikasi tenaga kerja di berbagai bidang.

Dalam dokumen (RPJMD) (Halaman 139-144)