• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pangan

Dalam dokumen (RPJMD) (Halaman 148-153)

PENDAHULUAN

B. Kawasan Budidaya; terdiri atas

3. Pangan

Selengkapnya capaian kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.47

Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Klaten Tahun 2016-2020

No Indikator Satuan Realisasi

2016 2017 2018 2019 2020 1 Persentase partisipasi

perempuan di lembaga pemerintah

% 25,86 23,1 22,67 59,87 60,45

2 Proporsi Kursi yang

Diduduki Perempuan di DPR % 6 6 6 18 18

3 Partisipasi perempuan di lembaga swasta

% 74,14 59,99 NA NA NA

4 Rasio KDRT % 0,68 0,25 0,29 3,36 0,0048

5 Indeks Pembangunan

Gender (IPG) Indeks 73,97 96,54 96 96,04 96,17 6 Indeks Pemberdayaan

Gender (IDG) Indeks 59,59 59,6 60,25 72,35 NA 7 Persentase ARG pada

belanja langsung APBD

% NA NA NA 0,7 0,2

8 Skor Capaian KLA Skor NA 630 670 690 NA

9 Persentase perangkat daerah menyusun analisis gender dalam dokumen

perencanaan dan penganggaran

% 32,3 32,3 58,1 100 100

10 Persentase perangkat daerah yang memiliki data gender dan anak

% 8,1 8,1 9,7 25,0 28,8

11 Persentase Kasus Kekerasan terhadap Perempuan yang tertangani sesuai standar

% 100 100 100 100 100

12 Persentase lembaga layanan bagi keluarga yang

mendapatkan pembinaan dan penguatan kelembagaan

% 100 100 100 100 100

13 Persentase desa/kelurahan

layak anak % 3,2 3,2 18,0 62,8 65,1

14 Persentase anak yang memerlukan perlindungan khusus yang memperoleh layanan sesuai standar

% 3,69 3,29 3,12 0,57 5,68

Sumber : Dinsos P3AKB Kabupaten Klaten, 2021

maka diperkirakan produksi beras mencapai 278.144 ton. Sementara itu angka konsumsi beras (kg/orang/tahun) sebesar 124,86 maka kebutuhan pangan di Kabupaten Klaten adalah 165.305,53 ton. Nilai tingkat produktivitas tahun 2019 sebesar 0,21 ton/org/hari, menunjukkan bahwa Kabupaten Klaten mengalami surplus dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk. Perhitungan daya dukung lahan sawah 2019 (α) sebesar 2,96 menunjukkan bahwa α > 1 sehingga Kabupaten Klaten tersebut mampu swasembada pangan.

Ketersediaan beras merupakan aspek penting dalam pembangunan ketahanan pangan daerah, sehingga ketersediaannya perlu untuk diperhatikan. Selain menjadi bahan makanan, beras juga dapat dijadikan sebagai komoditas unggulan daerah. Kabupaten Klaten merupakan salah satu wilayah yang memiliki komoditas unggulan besar disamping mendapatkan predikat lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah. Produksi beras di Kabupaten Klaten berlimpah sehingga pada tahun 2020 produksi padi surplus sebesar 141.068,17 ton. Total penyediaan padi pada tahun 2020 adalah sebesar 267.611,10 ton dengan kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 126.542,93 ton.

Selain padi, salah satu komoditas utama yang memiliki total produksi berlimpah adalah jagung. Pada tahun 2020 penyediaan jagung di Kabupaten Klaten mencapai 76.923,09 ton dari total kebutuhan konsumsi jagung sebesar 1.055,62 ton. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten Klaten memiliki surplus terhadap penyediaan jagung sebesar 75.867,46 ton pada tahun 2020. Kondisi yang sama juga ditunjukkan oleh beberapa komoditas lainnya, seperti Kacang Hijau, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Daging, Telur, dan Susu serta Ikan. Secara rinci total ketersediaan bahan makanan di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.48

Ketersediaan Bahan Makanan di Kabupaten Klaten Tahun 2020 Komoditi

Produksi Penyediaan Kebutuhan +/- Konsumsi

Per Kapita Faktor Konversi (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/

tahun) (100-angka susut) Padi 450.411,66 267.611,10 126.542,93 141.068,17 95,90 62,74%

Jagung 86.430,44 76.923,09 1.055,62 75.867,46 0,80 89,00%

Kedelai 1.282,34 1.213,87 13.195,30 -11.981,43 10,00 94,66%

Kacang Tanah 912,10 788,87 131,95 656,92 0,10 86,49%

Kacang Hijau 810,36 753,63 263,91 489,73 0,20 93,00%

Ubi Kayu 24.190,76 23.191,68 8.576,95 14.614,73 6,50 95,87%

Ubi Jalar 520,04 457,64 1.319,53 -861,89 1,00 88,00%

Gula 3.195,97 3.164,65 5.827,92 -2.663,27 4,42 99,02%

Daging 10.222,91 9.711,76 8.313,04 1.398,73 6,30 95,00%

Telur 10954,85 10.730,28 8.972,80 1.757,47 6,80 97,95%

Susu 6.133,73 5.170,73 2.771,01 2.399,72 2,10 84,30%

Ikan 28.415,34 27.562,88 20.584,67 6.978,22 15,60 97,00%

Cabai Merah 516,17 500,69 3.853,03 -3.352,34 2,92 97,00%

Cabai Rawit 522,19 516,97 4.816,28 -4.299,31 3,65 99,00%

Bawang Merah 95,00 92,15 3.694,68 -3.602,54 2,80 97,00%

Sumber : DPKPP Kabupaten Klaten, 2021

Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis situasi ketersediaan pangan di suatu negara/wilayah dalam kurun waktu tertentu berdasarkan aspek penyediaan dan pemanfaatan pangan. Hasil dari Neraca Bahan Makanan tersebut adalah jumlah pangan yang tersedia di pasar untuk dikonsumsi pada kurun waktu tertentu dalam bentuk energi per kg/kapita/hari, dan protein per g/kapita/hari. Informasi ketersediaan pangan ini penting sebagai bahan masukan kebijakan terkait dengan perencanaan produksi dan ketersediaan pangan di suatu wilayah. Situasi ketersediaan pangan NBM memberikan gambaran situasi ketersediaan pangan secara rata-rata wilayah, dan tidak menggambarkan situasi ketersediaan pangan individu.

Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten Klaten hingga tahun 2019 meningkat menjadi 92,75, namun pada tahun 2020 menurun menjadi 84,80. Hal ini disebabkan akibat adanya Pandemi Covid- 19 yang berdampak pada turunnya daya beli masyarakat, sehingga tingkat konsumsi masyarakat terhadap keanekaragaman asupan bahan pangan bergizi berkurang. Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Klaten ditunjukkan oleh ketersediaan beras dalam satuan ton per tahun. Kondisi ketersediaan pangan utama di Kabupaten Klaten mengalami perkembangan yang dinamis, yaitu mengalami peningkatan pada tahun 2016-2019 dan mengalami penurunan pada tahun 2020. Pada tahun 2019 ketersediaan pangan utama mencapai 279.174,31 ton beras menurun menjadi 267.611,10 ton beras pada tahun 2020. Penurunan produksi padi ini diperkirakan terjadi akibat keterlambatan masa tanam pada tahun 2019 lalu akibat kemarau panjang. Keterlambatan masa tanam tersebut berdampak pada meningkatnya hama seperti tikus dan penyakit tanaman.

Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Klaten masih dalam batas yang optimal, mengingat kendati mengalami penurunan akan tetapi konsumsi masyarat masih dapat dipenuhi.

Kondisi pangan di Kabupaten Klaten saat ini berada pada kondisi surplus khususnya untuk komoditas beras, namun indikasinya ketersediaan pangan semakin menurun akibat berkembangnya aktivitas masyarakat yang membutuhkan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan budidaya. Oleh sebab itu perlu menjaga ketahanan pangan masyarakat melalui penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (yang melarang alih fungsi LP2B), pemberian insentif dan disinsentif untuk LP2B misal dengan keringanan pajak, bantuan pupuk, obat tanaman, sarana pertanian, penyediaan jaringan irigasi dan jalan usaha tani, perbaikan jalan menuju sentra pertanian dan atau jalan yang menghubungkan antar sentra, serta penerapan sistem agribisnis. Dari sisi konsumsi pangan penduduk perlu ada diversifikasi pangan supaya masyarakat tidak hanya bergantung pada satu bahan pokok.

Namun demikian, ketersediaan energi perkapita di Kabupaten Klaten pada tahun 2020 adalah sebesar 3.003 kkal/perkapita/hari. Kondisi tersebut meningkat secara signifikan dibandingkan capaian tahun 2016 yang hanya mencapai 2.638 kkal/kapita/hari. Selain mengalami peningkatan setiap tahunnya, capaian ketersediaan energi perkapita di Kabupaten Klaten juga telah melewati standar yang ditetapkan dalam hasil WNPG VIII yaitu sebesar 2.200 kkal/perkapita/hari. Berbanding lurus dengan capaian tersebut, ketersediaan protein perkapita di Kabupaten Klaten juga telah mengalami peningkatan secara signifikan serta telah

mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Nasional. Pada tahun 2020 ketersediaan protein mencapai 80,82 gram/kapita/hari atau mengalami surplus sebesar 23,87 gram/kapita/hari.

Lokasi pemanfaatan lahan pekarangan/rumah pangan lestari mengalami kenaikan pada Tahun 2020. Kenaikan tersebut dikarenakan sudah banyaknyanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan, dan makin sempitnya lahan pekarangan yang dimiliki serta adanya bantuan pengembangan rumah pangan lestari bagi Kelompok Wanita Tani (KWT). Lokasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan/Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2016-2020 disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2.49

Lokasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan/ Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2016-2020

No Indikator 2016 2017 2018 Capaian 2019 2020 Jumlah

1. Kelompok 20 22 15 16 49 122

2. Desa/Kelurahan 20 22 15 16 49 122

3. Kecamatan 14 13 12 10 21 70

Sumber : DPKPP Kabupaten Klaten, 2021, diolah

Namun demikian, di sisi lain untuk penguatan cadangan pangan meningkat signifikan dari 11.250 kg di tahun 2019 menjadi 36.000 kg di tahun 2020. Hal tersebut dikarenakana adanya dampak Pandemi Covid-19 yang menganjurkan masyarakat untuk tetap tinggal dirumah, tidak berkerumun atau melakukan aktivitas public lainnya sehingga menurunkan keragaman maupun konsumsi pangan. Di sisi lain dengan adanya kebijakan program pemerintah berupaya pemberian bantuan kebutuhan pangan kepada masyarakat sehingga dapat membantu menguatkan cadangan pangan masyarakat. Untuk mengatasi dan menangani kondisi rawan pangan di daerah di Kabupaten Klaten, pada tahun 2020 penangananya dilakukan di 4 (empat) lokasi, hal ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2019 yang hanya 1 (satu) lokasi. Periode 2016-2020 masih terdapat desa/wilayah rawan pangan akibat gagal panen, tahun 2020 terdapat 15 desa menjadi prioritas I, 20 desa menjadi prioritas II, dan 33 desa menjadi prioritas III penanganan desa/daerah rawan pangan.

Amanat tentang pengawasan dan pembinaan keamanan pangan tercantum dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

Undang-Undang ini mewajibkan pemerintah untuk melakukan pengawasan guna menjamin keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Total pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Kabupaten Klaten pada tahun 2020 kendati telah mengalami peningkatan akan tetapi masih belum berjalan secara optimal. Persentase pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Kabupaten Klaten pada tahun 2020 baru mencapai 78%. Hal ini berarti masih terdapat banyak produsen makanan yang belum diawasi sehingga berpotensi terhadap terjadinya masalah keamanan pangan di Kabupaten Klaten. Disamping itu, kondisi keamanan pangan di Kabupaten Klaten diprediksikan lebih buruk daripada data statistik yang telah tercantum karena adanya fakta under reporting atau fenomena gunung es dimana data kasus keracunan pangan ataupun

penyakit karena pangan yang dilaporkan dan tercatat pada lembaga resmi diperkirakan hanya kurang dari 1% dari kejadian yang sesungguhnya.

Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Kabupaten Klaten setiap tahunnya selalu meningkat. Namun angka tersebut masih di bawah Standar Mutu Nasional yang sebesar 100%. Pelaksanaan kegiatan pengawasan keamanan dan mutu pangan di pusat dan daerah secara garis besar diarahkan pada kegiatan: (1) koordinasi dan kelembagaan penanganan keamanan pangan segar; dan (2) pemantauan dan pengawasan keamanan pangan segar. Persentase pengawasan pangan segar asal tumbuhan sampai dengan tahun 2020 tercatat sebesear 78%, dan kedepan menjadi tantangan tersendiri untuk terus ditingkatkan.

Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.50

Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Kabupaten Klaten Tahun 2016-2020

Indikator Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 Pengawasan dan

pembinaan keamanan pangan

57 60 65 73 78

Sumber : DPKPP Kabupaten Klaten. 2021

Secara rinci capaian kinerja Urusan Pangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.51

Capaian Kinerja Pembangunan Urusan Pangan Tahun 2016-2020

No Indikator Satuan Capaian

2016 2017 2018 2019 2020 1. Pencapaian skor

Pola Pangan Harapan (PPH)

skor 91,7 91,9 92,5 92,75 84,80

2. Ketersediaan pangan utama (beras)

ton 239.374,00 225.935,00 265.060,98 279.174,31 267.611,10

3. Ketersediaan energi

per kapita kkal/

kapita/

hari

2.638 2.717 2.798 2.881 3.003

4. Ketersediaan protein per kapita

gram/

kapita/

hari

71,38 73,52 75,72 77,99 80,87

5. Penguatan

cadangan pangan

Kg 7.725 9.000 12.000 11.250 36.000 6. Penanganan

Daerah Rawan Pangan

lokasi 8 4 2 1 4

7. Pengawasan dan pembinaan

keamanan pangan

persen 57 60 65 73 78

Sumber : DPKPP Kabupaten Klaten, 2021, diolah

Dalam dokumen (RPJMD) (Halaman 148-153)