• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Demografi s

Kekuatan lingkungan makro pertama kali yang harus diperhitungkan oleh produsen adalah populasi, karena masyarakatlah yang akan membentuk pasar. Pemasar akan memperhatikan jumlah penduduk, penyebaran dan kepadatan, distribusi umur dan komposisi etnis, tingkat pendidikan, pola hidup dalam rumah tangga, serta karakteristik dan pergeseran regional--baik kematian maupun kelahiran.

Faktor demografi adalah salah satu dari sekian banyak faktor eksternal dari lingkungan pemasaran. Tren Demografi yang terbentuk sangat andal digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jangka pendek dan menengah. Ada masalah bagi perusahaan yang tiba-tiba terkejut karena perkembangan demografi . Kekuatan demografi utama yang selalu dipantau marketer adalah populasi, karena orang membentuk pasar. Para marketer benar-benar tertarik pada besarnya jumlah penduduk dan angka pertumbuhan penduduk di kota, bauran umur populasi, etnis dan pasar lain, kelompok pendidikan, pola rumah tangga, pergeseran geografi s dan populasi.

a. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dunia yang sangat pesat, telah menjadikan kekawatiran banyak Negara, karena dua alasan berikut ; pertama, terbatasnya sumber daya yang diperlukan untuk mendukung ledakan pertumbuhan penduduk, seperti;

bahan bakar, mineral, bahan makanan. Kedua, tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak sama antar berbagai wilayah Negara. Justru di Negara yang miskin tingkat pertumbuhan penduduknya tinggi, dengan tingkat pendapatan yang rendah. Hampir tidak mungkin mereka memberikan standar kehidupan yang tinggi bagi keluarganya.

Kekawatiran akan pertumbuhan penduduk telah menimbulkan kerjasama internasional di bidang pembatasan kelahiran dan keluarga berencana.

Tingkat pertumbuhan penduduk dunia, pada satu sisi menguntungkan dunia usaha, tetapi di lain pihak dapat menurunkan keuntungan perusahaan. Jumlah penduduk yang bertambah, berarti kebutuhan manusia akan barang-barang konsumsi juga bertambah. Dan ini berarti akan membuka peluang pasar yang lebih luas, apabila di sertai dengan daya beli masyarakatnya. Akan tetapi bila pertambahan penduduk ini berakibat menjadi berkurangnya sumber daya dan bahan makanan, maka pertambahan penduduk akan menaikkan biaya dan mengurangi laba perusahaan.

PBB mempublikasikan prediksi baru laju populasi dunia hingga tahun 2050 dan menyatakan, bumi tengah menghadapi krisis serius. Menurut laporan dengan tema “Prospek Populasi Dunia” edisi tahun 2017 memperingatkan kecepatan laju penduduk dunia dan kendala yang mengakibatkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan untuk tahun 2030. Laporan itu menyebutkan bahwa populasi dunia dari 7,4 miliar orang di tahun 2016 bertambah menjadi 7,6 miliar di tahun 2017. Jika proses ini terus berlanjut maka populasi dunia hingga 35 tahun kedepan dari 7,4 miliar saat ini akan mencapai 9,7 miliar orang. Angka ini menunjukkan kelebihan 100 juta orang dari prediksi PBB sebelumnya yang dipublikasikan dua tahun lalu.

Patut dicatat, berdasarkan laporan PBB, hingga tahun 2050 Afrika dan Asia akan memimpin dalam laju pertumbuhan penduduk kota. Populasi warga kota Afrika dari 414 juta menjadi 1,2 miliar dan populasi penduduk kota di Asia dari 1,9 miliar menjadi 3,3 miliar orang. Dengan demikian kedua benua ini secara global akan mengalami pertumbuhan penduduk kota sekitar 86 persen dari penduduk dunia. Pembengkakan besar jumlah penduduk akan menciptakan kesempatan baru untuk memperbaiki mekanisme pendidikan dan pelayanan publik di Afrika dan Asia. Hal ini disebabkan warga kian terfokus dan upaya untuk mempermudah mereka mengakses pelayanan. Masih menurut laporan PBB, antara tahun 2015 hingga 2050, separuh lonjakan penduduk dunia terjadi di sembilan negara, India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia, dan Uganda. Populasi India hingga tahun 2022 akan melampaui Cina. New Delhi lebih cepat enam tahun dari prediksi semula untuk menempati posisi puncak negara terpadat dunia.

Prediksi populasi penduduk dunia akan semakin bertambah, namun proporsinya akan semakin tua. Bagaimana masa depan populasi dunia menurut

World Population Prospects 2017, dalam kurun 8 dekade mendatang jumlah penduduk dunia akan bertambah 3,6 miliar. Itu artinya pada 2100, diprediksi bumi ini akan dihuni oleh 11,2 miliar penduduk. Saat ini, proporsi usia penduduk dunia di dominasi oleh warga berusia 15-59 tahun dengan 61 persen.

Sementara penduduk berusia di atas 60 tahun hanya sekitar 962 juta atau 13 persen. Penduduk berusia di atas 60 tahun akan melejit hingga dua kali lipat pada 2100, mencapai 3,1 miliar atau 27 persen dari total populasi.

Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kelahiran yang semakin rendah. Pada periode 2000-2005, tingkat kelahiran di Afrika masih berada di angka 5,1 kelahiran dari tiap perempuan lalu menurun hingga 4,7 pada kurun 2010-2015.

Tingkat kelahiran terendah berada di Eropa, yakni 1,6 kelahiran per perempuan.

Tingkat kelahiran yang rendah turut membentuk komposisi penduduk berusia di atas 60 tahun di Eropa cukup tinggi , yakni 25 persen. Angka tersebut akan meningkat hingga 35 persen dalam jangka waktu 30 tahun.

Negara dengan tingkat kelahiran terendah berada di China, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, Jepang, Vietnam, Jerman, Thailand, dan Inggris. Hal itu baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah atau perubahan gaya hidup. Secara keseluruhan, tingkat kelahiran di dunia berada pada angka 2,5 kelahiran dan akan terus turun hingga 2,0 pada 2095-2100. China sebagai negara penyumbang populasi terbesar dunia (1,37 miliar) menerapkan One Child Policy untuk menekan laju pertumbuhan penduduk mereka. Diprediksi, dalam kurun 7 tahun posisi China sebagai negara dengan populasi tertinggi akan disalip oleh India, yang kini berada di posisi kedua (1,31 miliar). Sementara Nigeria yang kini berada di urutan ke-7 akan membalap Amerika Serikat di posisi ke-3 negara dengan penduduk terbanyak. Tak heran, karena Nigeria menjadi salah satu negara yang diprediksi menjadi pusat pertumbuhan penduduk selain India, Nigeria, Pakistan, Etiopia, Tanzania, Uganda, dan Indonesia.

Pertumbuhan penduduk dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam menyusun perencanaan pemasaran. Target pasar tentunya akan melihat populasi ini, karena akan mempengaruhi permintaan, berapa banyak produk yang harus diproduksi dan lain sebagainya.

Tabel 5.1 : 10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak No. Negara Jumlah Penduduk Keterangan

1. Tiongkok 1.379.302.771 jiwa

Luas Wilayah : 9.596.961 km2

Rasio : 18,6% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 145 per km2

Lokasi : Benua Asia

2. India 1.281.935.911 jiwa

Luas Wilayah : 3.287.263 km2

Rasio : 17,3% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 390 jiwa per km2 Lokasi : Benua Asia

3. Amerika

Serikat 326.625.791 jiwa

Luas Wilayah : 9.826.675 km2

Rasio : 4,4% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 33 jiwa per km2 Lokasi : Benua Amerika

4. Indonesia 260.580.739 jiwa

Luas Wilayah : 1.904.569 km2

Rasio : 3,5% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 137 jiwa per km2 Lokasi : Benua Asia

5. Brasilia 207.353.391 jiwa

Luas Wilayah : 8.514.877 km2

Rasio : 2,8% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 24 jiwa per km2 Lokasi : Benua Amerika

6. Pakistan 204.924.861 jiwa

Luas Wilayah : 796.095 km2

Rasio : 2,8% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 257 jiwa per km2 Lokasi : Benua Asia

7. Nigeria 190.632.261 jiwa

Luas Wilayah : 923.768km2

Rasio : 2,6% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 206 jiwa per km2 Lokasi : Benua Afrika

8. Banglades 157.826.578 jiwa

Luas Wilayah : 143.998km2

Rasio : 2,1% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 1.096 jiwa per km2 Lokasi : Benua Asia

9. Rusia 142.257.519 jiwa

Luas Wilayah : 17.098.242km2

Rasio : 1,9% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 8 jiwa per km2 Lokasi : Benua Asia

10. Jepang 126.451.398 jiwa

Luas Wilayah : 377.915km2

Rasio : 1,7% dari Jumlah Penduduk Dunia Kepadatan Penduduk : 335 jiwa per km2 Lokasi : Benua Asia

Berdasarkan situs worldsometers tentang penduduk Asia Tenggara per Januari 2018 adalah sebagai berikut :

1. Populasi Asia Tenggara per Januari 2018 adalah 652.498.699 orang berdasarkan perkiraan terakhir Perserikatan Bangsa Bnagsa (PBB)

2. Populasi Asia Tenggara setara dengan 8,59% dari total penduduk dunia.

3. Asia Tenggara menempati urutan ke 3 di Benua Asia sebagai wilayah regional dengan jumlah penduduk terbanyak.

4. Kepadatan penduduk di Asia Tenggara adalah 149 per kilometer persegi 5. Total luas wilayah Asia Tenggara adalah 4.340.700 kilometer persegi

(1.675.953 mil persegi)

6. 48,7% penduduk Asia Tenggara atau 315.797.197 orang tinggal diperkotaan 7. Usia rata - rata di Asia Tenggara adalah 28,8 tahun

Benua Asia merupakan benua terbesar di dunia baik diukur dari segi luas wilayah maupun jumlah penduduknya. 30% daratan yang terdapat di permukaan bumi ini merupakan wilayah benua Asia. Jika dihitung dari jumlah keseluruhan permukaan bumi yang termasuk daratan dan lautan, maka luas wilayah benua Asia ini menutupi sekitar 8,7% dari keseluruhan permukaan bumi. Di segi jumlah penduduk, 60%

penduduk di dunia ini mendiami Benua Asia. Negara-negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia seperti China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Rusia dan Jepang merupakan Negara-negara Asia.

Luas Wilayah Benua Asia : 44,579,000 km2

Jumlah Penduduk Benua Asia : 4,164,252,000 Jiwa

Jumlah Negara di Benua Asia : 48 Negara berdaulat yang diakui PBB

Tidak menjadi jaminan populasi yang tumbuh, akan membuka peluang pasar, kecuali jika diikuti oleh daya beli yang memadai dari masyarakat. Namun demikian, perusahaan yang jeli menganalisis pasar secara seksama akan menemukan peluang pasar yang sangat berarti bagi pertumbuhan usahanya, seperti industri mainan dari Cina maupun Jepang.

b. Umur Populasi

Usia masyarakat dunia sangatlah beragam, dari wilayah satu Negara ke wilayah Negara lain tidak sama. Rata-rata umur penduduk dari Negara satu ke Negara

lain juga berbeda. Batasan yang diberikan juga sangat berbeda, walaupun usia manusia itu bisa dikelompokkan menjadi; usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua.

Tabel 5.2 : Umur Populasi Penduduk Dunia

Umur Pria Wanita % Terhadap Total

Penduduk Dunia

0-14 963.981.944 898.974.458 22.44%

15-24 611.311.930 572.229.547 16.16%

25-54 1.522.999.578 1.488.011.505 41.12%

55-64 307.262.939 32.668.546 8.6%

>65 283.540.918 352.206.092 8.68%

Sumber : World population 2018

Para pemasar banyak menggunakan kelompok umur ini sebagai target marketnya. Misalkan, para desainer akan mengembangkan usahanya dibidang pakaian dengan memanfaatkan para muda usia sebagai meteornya untuk membidik pasar. Populasi inilah yang paling besar, karena yang di sebut muda usia itu bisa mulai kelompok remaja dan dewasa. Orang muda membeli mode, menyukai musik dan teater, menyukai oudiovisual yang berteknologi tinggi, jaringan informasi, senang menggunakan perangkat lunak, banyak melakukan perjalanan, menyantap makanan junk food dan past food, suka produk impor. Pasar tumbuh paling pesat untuk memenuhi itu semua, terutama coff e, restoran kelas atas, fesyen wanita karier, gaya rambut dan lain sebagai.

Indonesia memiliki penduduk usia produktif yang lebih banyak dibandingkan 5 negara Asia lainnya yang memiliki produk domestik bruto (PDB) besar seperti China, Jepang, India, dan Korea. Karena negara-negara tersebut mempunyai penduduk yang saat ini sudah masuk populasi penduduk tua (aging population).

Kemudian komposisi penduduk harapan bahwa kita punya penduduk usia muda yang besar yaitu 90 juta milenial, total fertility rate 2,28, angka kematian anak 24, dan angka harapan lama sekolah masih 12,72%. Modal ada tapi dari segi kualitas masih banyak aspek yang harus ditingkatkan. Banyaknya usia produktif ini, maka Indonesia bisa lebih baik lagi dan bisa keluar dari negara middle income trap.

Bahkan Indonesia dan India yang memiliki jumlah usia produktif terbanyak bisa menjadi motor penggerak perekonomian Asian.

Selain itu, penduduk yang tinggal di perkotaan semakin besar, sehingga perkotaan tetap menjadi sumber pertumbuhan ekonomi karena lebih dari 50%

penduduk tinggal di perkotaan dan produktivitasnya juga semakin baik.

Tabel 5.3 : Pertumbuhan Populasi Penduduk Dunia

2009 6.806.802.897 1.23%

2011 6.973.271.757 1.22%

2011 6.973.271.757 1.21%

2012 7.057.184.484 1.20%

2013 7.141.539.483 1.20%

2014 7.226.154.730 1.18%

2015 7.310.679.524 1.17%

2016 7.397.776.362 1.19%

2017 7.486.520.598 1.20%

2018 7.576.951.385 1.21%

Sumber: World Population 2018

Apakah pemasar harus menciptakan komunikasi pemasaran secara terpisah untuk setiap generasi? Bagaimana dengan Jogger--Bali, C59--Bandung, Dagado—

Jogya, produknya dirancang tidak berdasarkan kelompok usia tetapi untuk menjakau pasar yang luas. Pesan yang di sampaikan jelas, diperuntukkan bagi orang-orang yang senang perbedaan, kata-kata (pesan) yang disampaikan sering menyindir tapi tidak ada orang yang merasa tersinggung dan menjadi sakit hati. Tapi produknya malah dibeli.

c. Pasar Etnis

Setiap Negara memiliki beragam suku dan ras. Setiap kelompok etnis, ada konsumen yang berbeda dari kelompok yang lain. Bahwa pada dasarnya pasar khusus untuk Asia itu tidak ada. Kelompok utama pasar Asia, memiliki karakteristik berdasarkan, bahasa, selera, agama, dan budaya. Keanekaragaman etnis Asia dapat dilihat pada tebel 8.

Table 5.4 : Bahasa Utama di Asia

Negara Bahasa Utama

Tiongkok Bahasa Mandarin, dialek bahasa Tiongkok (Kanton, Shanghai).

Hong

Kong Dialek Bahasa Tiongkok (Kanton), bahasa Inggris.

India Bahasa Inggris dan Indi.

Indonesia Bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, dialek lokal (Jawa).

Jepang Bahasa Jepang.

Korea Bahasa Korea.

Malaysia Bahasa Melayu, Inggris, dialek bahasa Tiongkok, bahasa Tamil.

Filipina Bahasa Tagalog dan Inggris.

Singapura Bahasa Inggris, Mandarin, dialek bahasa Tiongkok, Melayu, Tamil.

Taiwan Bahasa Mandarin dan Taiwan.

Thailand Bahasa Thai dan Inggris.

Vietnam Bahasa Vietnam, Inggris, Perancis, Tiongkok, dan Rusia.

Sumber: Philip Kotler, Swee Hoon Ang, etc: Manajemen Pemasaran, PT Indeks, Jakarta, 2004

Bagaimana anda melihat etnis sebagai peluang dan agama sebagai tantangan?

Batik adalah pakaian orang Jawa, dan dipakai oleh orang Jawa, karena batik adalah kebudayaan Jawa. Akan menjadi peluang baru setelah diakui bahwa batik adalah kebubayaan nasional. Jamu juga merupakan obat tradisonal yang turun-temurun, yang diakui kasiatnya. Tantangan berikutnya adalah bagaimana jamu yang tradisional ini dapat diterima di pasaran dunia.

Table 5.5 : Agama Utama Asia

Negara Agama Utama

Tiongkok Tao, Buddha, Islam (2-3%)

Hong Kong Buddha dan Tao (90%), Kristen (8%)

India Hindu (81.3%), Islam (12%), Kristen (2.3%)

Indonesia Islam (88%), Protestan (5%), Katolik Roma (3%), Hindu (2%), Buddha (1%), lain-lain (1%).

Jepang Sebagian besarn Shinto dan Buddha.

Korea Kristen (27%), Buddha (23%), Kong Hu Cu (0.5%)

Malaysia Islam (60.4%), Buddha (19.1%), Kristen (9.2%), Hindu (6.3%), Tao (2.6%), lain-lain (2.4%)

Filipina Katolik Roma (82.9%), Protestan (5.4%), Islam (4.6%)

Singapura Buddha (42.5%), Islam (14.9%), Kristen (14.6%), Tao (9.5%), Hindu (4%)

Taiwan Campuran Buddha, Kong Hu Cu, dan Tao.

Thailand Buddha (95%), Islam (3.8%), Kristen (0.5%)

Vietnam Buddha (50%), Katolik dan Protestan (30%), Islam, Caodai, dan Harmoni (20%)

Sumber: Philip Kotler, Swee Hoon Ang

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang ada di masyarakat dapat dibedakan dalam lima kelompok, yang terdiri dari; buta huruf dan atau tidak tamat sekolah dasar, lulus SD, lulus SLP, lulus SLA, lulus Perguruan tinggi. Semua itu akan mempengaruhi pola hidup dan konsumsi masyarakat. Tingkat pendidikan tinggi pada masyarakat, akan mempengaruhi permintaan yang tinggi atas, surat kabar, majalah, buku, perjalan dan pariwisata lainnya. Lihat indek pembangunan pendidikan Negara-negara Asia Tenggara pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 : Index Pembangunan Pendidikan Negara Asia Tenggara

Beberapa aspek pendidikan yang menjadi ukuran di antaranya pendidikan formal, vokasi, literasi baca-tulis-hitung, peringkat internasional universitas, jurnal ilmiah, mahasiswa internasional, relevansi pendidikan dengan dunia bisnis, jumlah lulusan teknisi dan peneliti, jumlah hasil riset, dan jurnal ilmiah.

World Economic Forum (WEF) menempatkan Merah Putih di peringkat 22 dari 79 negara yang masuk dalam kategori negara dengan pendapatan menengah kebawah atau lower middle income dengan indeks ISI (Inclusive Development Index) sebesar 4,29 (naik 0.8% dari tren 5 tahun). Posisi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara lain di kelompok negara yang sama seperti India, (3,38), Brazil (4,13), Meksiko (4,13) maupun Vietnam (4,25). Di regional ASEAN, Indonesia hanya kalah dari Malaysia dan Thailand.

Dalam peningkatan kualitas pendidikan UNESCO meletakkan kebijakan, tiga kebijakan sebagai berikut; pertama, Negara-negara harus mengembangkan kebijakan untuk melatih dan merekrut sebanyak-banyaknya guru SD dengan memperhatikan perkembangan karier mereka. Kedua melakukan pendekatan komprehensif dengan berfokus pada kurikulum, pedagogi, persamaan gender, bahasa pengantar, dan fasilitas yang layak. Ketiga, adanya kebijakan untuk menyiapkan anak-anak siap belajar, caranya dengan meningkatkan partisipasi pendidikan anak usia dini serta akses kesehatan dan gizi di sekolah.

e. Pola Rumah Tangga

Anggota rumah tangga yang lazim terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Di Asia pada umumnya kakek-nenek, saudara ipar baik dari pihak laki-laki maupun perempuan adalah merupakan anggota keluarga besar yang menjadi tanggungannya.

Itulah wujud pola rumah tangga tradisional yang masih banyak dianut pada sebagian besar keluarga di belahan dunia lainnya.

Pola konsumsi rumah tangga sebagian besar masyarakat mulai mengalami sedikit perubahan, masyarakat cenderung lebih suka jalan-jalan untuk mendapatkan pengakuan diri mereka. Difoto di-upload di media sosial dan menjadi status bahwa ia mampu. Dengan mengunggah foto ‘liburannya’ mereka mendapatkan kepuasan bahwa ada pengakuan dari pihak lain. Eksistensi tersebut hadir melalui respons dari berbagai pihak yang mengomentari atau menyukai postingan tersebut di media sosial. Sekarang bukan zamannya lagi pamer barang baru seperti handphone atau baju baru tetapi orang lebih suka pamer foto liburan yang langsung bisa di-upload di media sosial mereka.

Yang perlu dicermati sekarang adalah keluarga non-tradisional, yang lebih berkembang. Lebih banyak orang yang bercerai atau hidup berpisah, memilih untuk hidup tidak menikah, menunda pernikahan, atau membentuk keluarga yang lebih kecil. Masing-masing kelompok memiliki kumpulan kebutuhan dan kebiasaan pembelian yang berbeda. Keluarga kecil akan cenderung membutuhkan tempat tinggal yang lebih simple, dengan bangunan rumah yang minimalis termasuk apartemen, kebutuhan alat rumah tangga yang serba kecil dan tidak mahal. Pemasar harus lebih memperhatikan kebutuhan khusus rumah tangga seperti ini, karena mereka kini berkembang lebih cepat, khususnya di kota-kota besar yang lebih modern.

f. Pergeseran Populasi secara Geografi s

Perpindahan penduduk antar wilayah, baik secara tetap maupun yang bersifat sementara, akan mengakibatkan perubahan permintaan akan barang dan jasa.

Contoh pergeseran penduduk yang tidak mengikat sifatnya terjadi di Vatikan, setiap bulan Desember diperkirakan kaum Katholik akan melakukan kunjungan rohani, diperkirakan lebih dari tiga setengah juta orang akan datang ke Negara suci itu.

Begitu juga di Arab Saudi akan di datangi lebih dari tiga juta penduduk Muslim yang akan menunaikan Ibadah Haji setiap bulan Idul Adah. Ini akan membawa dampak yang luar biasa terhadap permintaan barang dan jasa. Barang kebutuhan

makanan, pakaian dan cinderamata. Sedangkan jasa diantaranya adalah perhotelan, transportasi, kesehatan, keamanan dan termasuk kebutuhan tenaga kerja.

Migrasi besar-besar juga terjadi pada tahun 1998, dimana Indonesia terjadi kerusuhan banyak warga asing yang bekerja dan menetap tinggal di Indonesia pindah ke luar negeri yang lebih aman. Begitu juga dengan program pemerintah pada pertengah tahun 1980 dengan pola transmigrasi, akan membawa dampak permintaan akan perumahan dan barang konsumsi serta jasa.