Anonim-
4.2. Source of Business Strength (Sumber Kekuatan Bisnis)
Menurut Tzu, Sun (1993) bisnis adalah perang, tidak hanya sekedar bersaing, untuk memenangkan peperangan identifi kasi apa yang dimiliki, kekuatan apa yang dapat memenangkan peperangan (persaingan). Ada tiga hal pokok yang harus dimiliki dan dikenali bahkan dievaluasi apakah kita cukup kuat untuk memenangkan persaingan tersebut, yaitu:
• Resource (sumber daya/bahan baku)
Sumberdaya adalah sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Grima dan Berkes (1989) mendefi nisikan sumberdaya sebagai aset perusahaan untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Sesuatu yang dimaksud harus memiliki dua kriteria, yakni:
1. Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk me man- faatkannya.
2. Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.
Kalau kedua kriteria tersebut tidak dimiliki, maka sesuatu itu kita sebut barang netral. Misalnya, tambang batu bara yang terkandung di dalam bumi, jika kita belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memanfaatkannya dan tidak ada demand untuk komoditas tersebut, batu bara tersebut masih dalam kreteria barang netral. Namun pada saat permintaan ada dan teknologi tersedia, ia menjadi sumberdaya atau resource. Dengan demikian dalam pengertian ini defi nisi sumberdaya terkait dengan kegunaan (usefulness) baik untuk masa kini maupun masa mendatang bagi kepentingan manusia.
Selain dua kriteria diatas, sumber daya juga terkait pada dua aspek, yakni aspek teknis yang memungkinkan bagaimana sumberdaya dimanfaatkan dan aspek kelembagaan yang menentukan siapa yang mengendalikan sumberdaya dan bagaimana teknologi digunakan. Dengan kata lain, sumberdaya diperlukan bukan karena dirinya sendiri, melainkan diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Padahal sumberdaya bisa juga menghasilkan utilitas tanpa melakukan proses produksi. Lahan yang memiliki panorama indah misalnya bisa saja tidak dijadikan faktor produksi namun memberikan utilitas (kepuasan) berupa pemandangan yang dapat dinikmati masyarakat. Pengertian sumberdaya tidak hanya menyangkut nilai yang dikonsumsi, namun juga menyangkut nilai yang tidak dikonsumsi secara langsung.
• Capability (kapabilitas perusahaan)
Setiap perusahaan membutuhkan kapabilitas dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya agar dapat mampu bersaing dan hidup berkelanjutan di pasar. Perusahaan mudah membangun kapabilitasnya bila pengembangan perusahaannya berlangsung degan cara-cara tradisional. Dalam ekonomi sekarang ini, perusahaan mesti memiliki seperangkat kepemilikan pengetahuan yang dapat merealisir tujuan usahanya. Kepemilikan yang dimaksud antara lain berupa informasi, produksi, distribusi, dan afi liasi. Kemampuan itu diperlukan untuk memproses semua pengetahuan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi yang terlibat dalam perusahaan dan menghasilkan output yang dapat diberikan baik produk maapun jasa kepada pelanggannya.
Menurut Gold, Malhotra, Segars (2001), ciri khas dari ekonomi baru adalah kemampuan organisasi untuk merealisasikan nilai ekonomi dari koleksi aset pengetahuan serta aset informasi, distribusi produksi, dan afi liasi merek.
Kapabilitas Organisasi (organizational capability), suatu perusahaan atau organisasi harus dapat meng-utilisasi resourcesnya, terutama pegawai yang ada dan menetapkan proses bisnis yang terbaik dalam rangka mewujudkan sasarannya. Kapabilitas organisasi ini, selanjutnya dapat pula menjadi identitas suatu organisasi, karena secara unik dapat membedakan antara organisasi satu dengan organisasi lain. Ada 6 hal penting yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kapabilitas suatu organisasi;
1. Mempunyai kebijakan talent yang baik. Suatu organisasi harus mempunyai cara yang unggul dalam rangka memikat pegawai potensial (attract and retain the best people), meningkatkan motivasi kerja, dan mempertahankan pegawai yang highly competent dan memiliki komitmen tinggi.
2. Bekerja dalam kecepatan yang tinggi (speed), penting untuk selalu berada di depan dalam merespon kemajuan eksternal dari para kompetitor.
3. Membangun image organisasi yang kuat yang dapat dipercaya, baik oleh stakeholders, maupun oleh pegawai internal (shared-mind set).
4. Memiliki tingkat disiplin yang tinggi dalam mewujudkan kinerja orga- nisasi, serta memegang tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan (accountability).
5. Secara bersama-sama mampu mewujudkan tugas organisasi. Selalu berupaya untuk menciptakan semangat kolaborasi dan koordinasi demi mencapai tujuan bersama (collaboration). Kolaborasi tidak sulit, apabila trust dapat diwujudkan antar individu dalam organisasi.
6. Mempunyai semangat inovasi dan pembelajaran yang tinggi (learning).
Harus ada kesadaran pada level pimpinan, bahwa untuk menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas, semangat inovasi dan belajar adalah syarat utama. Menurunnya semangat belajar, akan membuat upaya melakukan inovasi akan lemah dan dipastikan suatu saat akan tertinggal dibandingkan para kompetitor.
Tidak ada standar baku atas kapabilitas yg harus dimiliki setiap organisasi namun jelas bahwa ada 11 elemen kapabilitas yg cenderung untuk diraih perusahaan. (Ulrich & Smallwood, 2012)
1. Talent, kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan orang yang kompeten dan mempunyai komitmen
2. Speed, kemampuan yang baik dalam melakukan perubahan berlangsung secara cepat.
3. Shared, kemampuan yang baik untuk meyakinkan bahwa pelanggan dan pekerja mempunyai image yang positif, konsisten dan berpengalaman dalam organisasi.
4. Accountability, mendapatkan pekerja yang berkemampuan terbaik dalam kinerjanya.
5. Collaboration, kemampuan yang baik untuk bekerja sama melalui batas- batas yang meyakinkan secara efi siensi dan leveragenya.
6. Learning, kemampuan yang baik dalam menghasilkan dan melakukan generalisasi ide-ide yang berdampak positif.
7. Leadership, kemampuan yang baik dalam kepemimpinan yang mampu melekatkan dirinya dengan organisasi.
8. Customer connectivity, kemampuan yang baik dalam membangun hubungan berkelanjutan dengan kepercayaan yang tinggi terhadap target pelanggannya.
9. Strategic unity, kemampuan yang baik untuk mengartikulasikan dan membagikan suatu pandangan strategis dan menciptakannya kedalam tiga tingkatan yaitu intelektual, behaviour, dan prosedur.
10. Innovation, kemampuan yang baik untuk mengerjakan sesuatu yang baru baik dalam isi maupun prosesnya.
11. Effi ciency, kemampuan yg baik untuk mengelola biaya.
• Core Competences (keahlian utama perusahaan)
Kompetensi inti (core competence) merupakan kemampuan per usa haan mengenai sesuatu sehingga memungkinkan untuk memberikan nilai unik kepada pelanggan. Kompetensi inti mencakup pembelajaran kolektif organisasi, khususnya tentang bagaimana mengkoordinasikan keterampilan produksi dengan mengintegrasikan beragam teknologi. Kompetensi inti menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan dan membantu berekspansi ke berbagai pasar terkait . Kompetensi inti juga berkontribusi besar terhadap manfaat produk yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.
Kompetensi inti (core competence) merupakan gagasan yang dicetuskan oleh Prahalad & Hamel pada tahun 1990 yang dide fi ni sikan sebagai pengetahuan kolektif perusahaan tentang cara meng ko ordinasikan beragam keterampilan dan teknologi produksi yang di mi liki perusahaan. Gagasan ini mendorong para manajer untuk mengidentifi kasikan jenis kompetensi yang dimiliki perusahaan menjadi dua kelompok besar, yaitu inti dan non-inti. Kompetensi inti sebisa mungkin dipertahankan untuk dikerjakan sendiri oleh perusahaan, sedangkan kompetensi non-inti dapat dialihdayakan (outsource) kepada perusahaan lain.
Bagaimana kita mengetahui kompetensi inti? Bila kompetensi itu sulit bagi pesaing untuk meniru atau mengikutinya. Memahami kompetensi inti memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi pada kekuatan yang membedakan dan mengatur strategi yang menyatukan seluruh organisasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menemukan dan mengembangkan kompetensi inti adalah sebagai berikut:
1. Temukan kompetensi inti dan kembangkan untuk menjadi kekuatan di seluruh organisasi.
2. Bandingkan dengan perusahaan lain yang berkompetensi serupa untuk memastikan bahwa perusahaan mengembangkan keunikannya sendiri.
3. Pahami kompetensi apa yang pelanggan benar-benar nilai, dan lakukan investasi untuk mengembangkan dan mempertahankan kompetensi yang dihargai.
4. Buat peta jalan organisasi yang menetapkan sasaran-sasaran untuk membangun kompetensi.
5. Lakukan aliansi, akuisisi dan pengaturan lisensi lebih lanjut yang akan membangun kempetensi inti.
6. Dorong komunikasi dan keterlibatan dalam pengembangan kompetensi inti di seluruh organisasi.
7. Pertahankan kompetensi inti bahkan ketika manajemen mengembangkan dan mengubah bisnis.
8. Alihdayakan atau divestasi kemampuan non-inti untuk membebaskan sumber daya yang dapat digunakan untuk memperdalam kompetensi inti, disamping effi siensi.
Manfaat dari menemukan dan mengenali kompetensi inti suatu perusahaan adalah sebagai landasan persiapan apa yang harus dilakukan dan perencanaan seperti apa yang cocok.
1. Merancang posisi dan strategi persaingan yang memanfaatkan kekuatan perusahaan.
2. Menyatukan perusahaan di seluruh unit bisnis dan unit fungsional, dan meningkatkan transfer pengetahuan dan keterampilan di antara mereka.
3. Membantu karyawan memahami prioritas manajemen
4. Mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam menjalankan pro ses bisnis.
5. Menentukan di mana harus mengalokasikan sumber daya.
6. Melakukan pengalihdayaan, divestasi dan kemitraan.
7. Memperluas bidang dimana perusahaan berinovasi, dan me lun curkan produk dan layanan baru.
8. Menciptakan dan memasuki pasar baru dengan cepat.
9. Meningkatkan citra dan membangun loyalitas pelanggan.