• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Partisipasi Masyarakat dan Daerah Penyangga 1. Intensifikasi Program Kesejahteraan Masyarakat

Dalam dokumen Buku II RPTN Taman Nasional Kayan Mentarang (Halaman 152-157)

BAB IV ALTERNATIF

G. Koordinasi (Menteri Kehutanan, Lembaga terkait, LSM)

I. Pengembangan Partisipasi Masyarakat dan Daerah Penyangga 1. Intensifikasi Program Kesejahteraan Masyarakat

Masalah 30. Cara apakah yang terbaik untuk melindungi dan membina kesejahteraan masyarakat setempat dan juga melindungi keragaman hayati di kawasan?

Alternatif A. Menerima kenyataan bahwa masyarakat setempat akan terus mengandalkan pengambilan sumber daya alam dari wilayah adat mereka untuk sementara waktu, membantu mereka mengusahakan pengambilan yang berkelanjutan, dan secara perlahan- lahan mengembangkan sumber pendapatan lain yang akan membantu membatasi pengambilan pada tingkat yang berkelanjutan.

Alternatif B. Menekankan pembatasan terhadap pemanenan oleh masyarakat setempat atas sumber daya alam dari TNKM dan menggantikannya dengan pengembangan bentuk mata pencaharian alternatif (agroforestri, peternakan, dll.) dan/atau infrastruktur sosial dan ekonomi seperti klinik kesehatan, sekolah, dsb.

Alternatif A lebih dianjurkan, karena Alternatif B tidak akan berhasil dan akan menyebabkan kegagalan di pihak taman nasional dan memberikan dampak negatif yang lebih besar pada keragaman hayati di taman nasional.

Alternatif A membuat TNKM lebih mirip dengan Kawasan Dilindungi (Kategori VI IUCN).

Kategori ini mengandung sistem alami yang sebagian besar belum diubah, dikelola untuk memastikan perlindungan jangka panjang dan pemeliharaan keragaman hayati, sementara pada waktu yang sama menyediakan sumber daya alam dan jasa secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pengelola taman nasional dapat bekerja dengan hati-hati dalam permasalahan pengelolaan kawasan dilindungi yang kompleks dan menantang ini dengan cara sebagai berikut:

• Memperluas upaya dengan melobi pihak pemerintah demi pengakuan atas hak pengelolaan dan tata-guna lahan masyarakat di dalam 10 Wilayah Adat di taman nasional.

Ini termasuk lahan-lahan di dalam dan di luar taman nasional. Ini akan membantu memastikan berlangsungnya pemanfaatan hutan untuk kebutuhan sehari-hari serta untuk menghasilkan pendapatan, dan melindunginya dari kerusakan yang diakibatkan oleh

penebangan atau kegiatan lainnya. Kalau hutan pemanfaatan-tradisional diluar taman nasional dikorbankan untuk pengembangan lain, tekanan terhadap sumber daya alam kawasan akan meningkat.

• Meningkatkan kapasitas lembaga dan individu lokal dalam mengelola wilayah adat mereka untuk pembangunan yang berkelanjutan serta pembangunan masyarakat sendiri.

Ini termasuk lembaga adat dan tokoh-tokoh adat, juga kepala desa terpilih dan lembaga desa yang merupakan bagian dari struktur administrasi pemerintah dan politik.

• Bekerjasama dengan LSM dan instansi lain untuk memulai mempelajari secara lebih rinci dan melaksanakan dengan cara hati-hati dan terkendali kegiatan pengembangan ekonomi yang memungkinkan, seperti wisata alam berbasis masyarakat, agroforestri, hasil hutan, dan kerajinan tangan. Tidaklah mungkin salah satu dari kegiatan-kegiatan tersebut akan berdampak besar kalau dilakukan sendiri. Tetapi, kombinasi dari kegiatan yang berbeda mungkin akan mampu memberikan kontribusi yang kecil pada lokasi yang berbeda.

• Membantu mengarahkan pemerintahan desa yang sesuai dan berkelanjutan dan program bantuan pengembangan pedesaan, termasuk sarana infrastruktur, menuju desa-desa daerah penyangga.

• Memastikan agar masyarakat setempat dan lembaga lokal mendapatkan keuntungan dari pendapatan taman nasional, termasuk mendapatkan dana sebagai bagian dari sub- kontrak pengelolaan kawasan yang diberikan oleh PKA.

• Mengikuti petunjuk di bagian lain bab ini, terutama Masalah 8 - 11 pada bagian B, Mengelola Keragaman hayati dan Ekosistem, masalah 17 - 18 pada Bagian E, Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Kawasan, masalah 19 pada Bagian F, Perngembangan kelembagaan, dan masalah 31 dalam Bagian J, Pemantauan dan Evaluasi, untuk melindungi keragaman hayati kawasan dari pengambilan berlebihan dan terancam kepunahan lokal.

Aksi yang dapat dilakukan oleh Pengelolaan Kawasan pada masa 25 tahun mendatang untuk pengembangan sumber pendapatan alternatif secara perlahan-lahan adalah:

a. Pengembangan Program Agroforestri

Pengelola kawasan harus mendorong dan selalu bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga pertanian non-pemerintah dalam melaksanakan proyek-proyek pengembangan pertanian. Kerjasama ini harus sedikit demi sedikit dan berjalan dengan tujuan untuk menjadi lebih siap dengan alternatif intensifikasi pertanian pada saat dan kalau diperlukan, dan juga pada saat masyarakat setempat menyadari pentingnya dan diperlukannya upaya semacam ini jika tekanan populasi mengalahkan sistem pertanian yang ada. Kegiatan khusus yang dianjurkan adalah:

Perluasan Penanaman Padi Sawah :

• Inventarisasi lahan yang berpotensi untuk pengembangan sawah irigasi, berdasarkan kriteria seperti: lahannya cukup datar, cukup luas untuk memungkinkan setiap keluarga mempunyai 0.25 ha, mempunyai sumber air yang diketahui cukup untuk masa kemarau, dan tidak begitu jauh dari desa.

V-250 Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku II)

V-251

Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) V-253

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku II)

• Membantu masyarakat merancang dan membangun sistem irigasi. Petani harus menyediakan tenaga kerja untuk pengembangan sistem ini sebagai indikasi ketertarikan mereka dalam pengembangan pertanian padi sawah.

• Merancang dan melaksanakan program penyuluhan penanaman padi termasuk pelatihan untuk petani, plot demonstrasi, kunjungan teratur sawah-sawah petani dan lain-lain.

• Mengkonsentrasikan upaya penelitian dan penyuluhan pada pengendalian hama terpadu dan pemeliharaan kesuburan tanah tanpa ketergantungan pada pupuk kimia.

• Membangun hubungan dengan sekolah pengembangan pertanian dan program-program lainnya yang ada di Kalimantan Timur, misalnya Yayasan Sekolah Pertanian Rio Tinto di hulu Sungai Mahakam dan proyek GTZ Pertanian Dataran Tinggi Kalimantan yang dikelola melalui kantor Dinas Pertanian di Samarinda. Kegiatan utama proyek yang disebut terakhir adalah untuk melatih para wakil masyarakat pedesaan untuk memfasilitasi desa dan perencanaan pembangunan pertanian oleh masyarakat. Penyuluh pertanian pemerintah juga mendapat pelatihan tentang bagaimana mendasarkan pekerjaan dan kegiatan mereka pada pemikiran, saran, kebutuhan dan keperluan petani setempat.

Buah, Bumbu dan Tanaman Komersial Pontensial lain :

• Mengkaji jumlah jenis buah-buahan dan kisaran varietas dari suatu jenis.

• Jika masyarakat berminat terhadap jenis serta varietas lokal yang terkenal, mungkin perlu dikembangkan suatu koleksi yang mewakili jenis dan varietas tersebut.

• Melakukan pelatihan teknis koleksi dalam teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif akan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memperbanyak tanaman contoh tipe jenis/varietas asli.

• Melakukan penelitian mendalam yang lebih rinci, terhadap kemungkinan penanaman tanaman komersial, khususnya teh, kopi, kakao, cengkeh, lada dan karet, di mana proses RePPPRoT sudah mengidentifikasi kemungkinannya untuk beberapa kawasan TNKM dan daerah penyangganya. Penelitian ini harus meliputi studi varietas yang terbaik dan metoda penanamannya untuk areal yang berbeda.

• Sejalan dengan membaiknya transportasi, dilakukan penelitian pada tanaman lain sebagaimana diidentifikasikan di dalam RePPPRoT mempunyai potensi untuk pengembangan komersial, seperti jambu mede, nenas, pisang dan tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran lainnya.

• Mengembangkan program pelatihan dan penyuluhan tentang cara-cara penanaman, pemrosesan dan pemasaran.

• Mengkaji potensi untuk produksi bumbu, kakao, kopi dan teh secara organik dengan mengundang pakar dari Forest Trade untuk melakukan studi kelayakan.

Penanaman Pengayaan Pada Hutan Bekas Tebangan :

Pada saat ini, hutan-hutan bekas tebangan yang tidak mempunyai peluang komersial bagi pemegang hak pengusahaan hutan dicadangkan untuk hutan konversi, baik sebagai HTI atau untuk proyek transmigrasi. Lahan-lahan tersebut dapat disewakan atau diserahkan kepada masyarakat dengan syarat bahwa tutupan hutan harus dipelihara. Hal ini akan membuka peluang untuk penanaman pengayaan dengan rotan, jenis-jenis kayu, jenis-jenis kayu bakar, buah-buahan, gaharu, tanaman obat, atau tanaman berguna lainnya.

Departemen Kehutanan dan instansi pemerintah terkait lainnya dan/atau LSM seharusnya bekerja dengan masyarakat setempat untuk mengembangkan pengelolaan yang berkelanjutan atas hutan yang diperkaya. Masalah penelitian, penyuluhan dan pemasaran perlu untuk dipecahkan bersama.

Tumbuhan obat:

Banyak jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat. Meskipun pada saat ini belum diketahui ada atau tidaknya pasar di luar untuk tanaman dari daerah ini, tetap penting untuk meneruskan upaya menarik minat pakar etno-botani dan tanaman obat datang ke daerah ini untuk memilih jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi untuk penerapan komersial.

Kayu:

Departemen Kehutanan dapat memberi bantuan kepada masyarakat setempat dalam mencarikan areal yang memungkinkan untuk pengusahaan hutan kemasyarakatan di daerah penyangga taman nasional. Dephutbun dan/atau LSM dapat juga membantu masyarakat untuk mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk mengelola hak pengusahaan hutan ini sedemikian rupa sehingga secara ekologis dan finansial berkelanjutan, dan memantau kepatuhan mereka kepada peraturan penebangan.

Pengusahaan hutan ini tetap perlu untuk mendapatkan dan mempunyai sertifikat resmi sehingga semua operasi penebangan dilakukan berdasarkan asas ekologi yang berkelanjutan.

b. Pengembangan Pertanian Terpadu

Proyek pengembangan peternakan di Taman Nasional Kayan Mentarang cukup potensial namun terbatas, sebagaimana berikut :

Pemeliharaan kerbau di daerah Krayan. Kegiatan yang penting adalah:

• Inventarisasi jumlah kerbau yang ada di desa.

• Melakukan penelitian terhadap pentingnya kerbau bagi penanaman padi sawah di daerah Krayan, jumlah optimum kerbau untuk daerah yang berbeda, tersedianya makanan kerbau, dan kemungkinan untuk program produksi makanan kerbau.

• Berdasarkan informasi ini, membahas bersama masyarakat mengenai jumlah optimum kerbau untuk setiap desa (memperhitungkan jumlah petani, areal penanaman padi sawah, dan ketersediaan pakan kerbau/padang rumput).

• Mengembangkan program para-veteriner, belajar dari pengalaman proyek

Overseas Development Agency” di Sulawesi.

• Memastikan tukar-menukar bahan genetis antar satwa dari desa yang berbeda untuk menghindari perkawinan keluarga.

• Mencegah kemungkinan penularan penyakit dari kerbau ke satwa liar.

Babi

• Melakukan penelitian pada sumber pakan Babi alternatif yang dapat ditanam di daerah, dan protein tambahan.

• Mengembangkan program para-veteriner.

• Merancang dan melaksanakan program pelatihan dan penyuluhan.

• Melakukan penelitian tentang pengembangbiakan Babi jenis baru yang mungkin akan diintroduksi dan cara untuk mendistribusikan anak Babi.

• Mencegah introduksi wabah penyakit ke Babi liar.

Ayam

• Mengembangkan program para-veteriner.

• Mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan dan penyuluhan.

• Melakukan penelitian tentang perkembangbiakan Ayam jenis baru yang mungkin akan diintroduksi dan cara mendistribusikan anak Ayam.

• Melakukan penelitian apakah sumber pakan alternatif diperlukan dan bagaimana pakan ternak ini dapat diproduksi secara lokal.

• Mencegah introduksi wabah penyakit ke burung liar.

Ikan

• Survei tempat-tempat yang dapat dikembangkan kolam Ikan.

• Survei persediaan alam dan/atau pemeliharaan Ikan di sawah untuk mengetahui apakah metode baru dapat dikenalkan untuk meningkatkan produktivitas.

• Merancang dan melakukan program pelatihan dan penyuluhan.

• Melakukan penelitian pada metode pemeliharaan jenis Ikan lokal.

• Mencegah introduksi jenis Ikan eksotik yang mungkin akan mengancam populasi jenis lokal.

c. Pengembangan Industri Terpadu

Potensi untuk mengembangkan industri terpadu di TNKM kecil karena masalah keterpencilan dan transportasi yang kurang baik dan mahal. Pengembangan industri juga harus mempertimbangkan secara hati-hati masalah-masalah seperti polusi, menarik lebih banyak orang ke daerah penyangga. Ada beberapa potensi untuk sarana dan pelayanan wisata alam (lihat bagian C bab ini), demikian juga produksi makanan, baik untuk kepariwisataan maupun untuk proses bahan tertentu yang ringan dan berkualitas tinggi yang dapat bertahan lama untuk masa pengiriman seperti teh dan bumbu-bumbu, dll.

Kemungkinan lain untuk dikembangkan adalah kerajinan tangan. Pengelola kawasan dapat meningkatkan pendapatan dari produksi kerajinan tangan melalui sejumlah kegiatan, seperti:

• Menjual kerajinan tangan di kantor pusat taman nasional, kantor wilayah konservasi dan pusat pengunjung.

• Bekerjasama dengan Kantor Pariwisata atau dengan perusahaan pariwisata swasta untuk membantu pengrajin mendapatkan akses ke pasar yang besar untuk memasarkan hasil karya seni mereka, misalnya perusahaan asing yang menjual produk-produk semacam itu kepada masyarakat di negara-negara industri.

• Mengikut-sertakan para pengrajin di dalam program pengembangan usaha kecil.

• Mempertimbangkan untuk membantu pengembangan koperasi pengrajin.

Program pengembangan usaha kecil juga memiliki potensi. Tahap-tahap program semacam ini adalah ( RCRRD/UGM 1999 ):

• Mengidentifikasi masyarakat setempat yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan usaha yang ada atau memulai usaha yang baru.

• Menyelenggarakan latihan dengan topik usaha seperti pembukuan, kelayakan pemasaran dan pengembangan rencana usaha untuk individu yang terpilih. Dua institusi dengan pengalaman praktek dalam pelatihan seperti ini adalah Yayasan Indonesia Sejahtera di Solo, dan Universitas Merdeka di Malang.

• Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam untuk perkreditan untuk menyediakan modal yang lebih murah untuk memulai bisnis atau meningkatkannya.

• Menyediakan bantuan selama pelaksanaan rencana usaha, termasuk analisis dampak lingkungan dan dampak sosial dari wirausaha.

Semua kegiatan tersebut harus diuji menurut wacana konservasi sejak sebelum di mulai dan dipantau dengan ketat atas dampaknya kepada sumber daya alam yang dimanfaatkan dan dampak terhadap lingkungan pada umumnya.

d. Pengembangan Aksesibilitas

Masalah keuntungan dan kerugian peningkatan aksesibilitas ke TNKM dan daerah penyangganya didiskusikan dalam bagian E bab ini, bagian E bab IV dan bagian 5 bab III.

2. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat a. Program Penyuluhan Terpadu

Masyarakat adalah salah satu kelompok sasaran yang paling penting untuk program peningkatan kesadaran dan pendidikan, bersama dengan instansi pemerintah, sektor swasta dan wisatawan yang berkunjung ke TNKM. Tujuan dari program peningkatan kesadaran dan pendidikan untuk masyarakat adalah:

• Memahami bahwa keuntungan TNKM lebih besar dari kerugiannya.

• Meningkatkan pengetahuan ekologi lokal dengan informasi dari konservasi biologi dan pengelolaan hidupan liar.

• Meningkatkan kemampuan untuk mengelola sumber daya kawasan dan kegiatan, seperti pengelolaan populasi hidupan liar, kepariwisataan dan lain-lain.

• Meningkatkan kebanggaan terhadap TNKM dan kekayaan, keunikan serta kepentingan keragaman hayatinya secara global.

V-256 Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN)

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku II)

Rencana Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) V-257

Kayan Mentarang Periode 2001-2025 (Buku II)

Materi untuk mencapai masing-masing tujuan perlu dirancang dan disampaikan melalui berbagai kegiatan dan media seperti:

• Kampanye peningkatan kesadaran tentang topik-topik terpilih di kampung

• Program Pelatihan singkat

• Rencana pembelajaran dan buku guru di sekitar TNKM

• Program pelatihan dan seminar guru

• Program Radio

• Lomba untuk Remaja

• Kerja sama dengan pramuka dan kelompok remaja lain

• Kursus dan program yang lebih lama tentang pengelolaan sumber daya alam dan kepariwisataan untuk masyarakat setempat.

• Media seperti film, pertunjukan slide, poster, buku komik, newsletter, koran, drama, dan pertemuan-pertemuan dengan masyarakat.

• Studi tour ke taman nasional lain di Indonesia dan negara lain untuk melihat contoh bagaimana taman nasional dan kawasan dilindungi dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ekonomi berkelanjutan.

b. Pengembangan LSM

Mengenai pengembangan LSM khususnya pengembangan dan pelibatan FoMMA dalam pengelolaan taman nasional didiskusikan dalam bagian F bab ini.

c.Pembinaan Kepramukaan

Pramuka merupakan mitra yang potensial dalam bidang konservasi. Kegiatan peningkatan kesadaran dan pendidikan dapat dikhususkan kepada pramuka, melalui brosur, buku komik, presentasi dalam pertemuan, lomba, drama dan sebagainya. Bila transportasi menuju taman nasional ditingkatkan selama 25 tahun mendatang, menjadi mungkin untuk mencari sponsor untuk mengirim pramuka dari daerah lain di Kalimantan Timur, terutama dari kota.

Perjalanan menuju taman nasional dapat merupakan hadiah utama bagi pemenang berbagai lomba lingkungan dan konservasi, seperti merancang poster, kuis dan lain-lain.

d.Pengembangan Karang Taruna

Karang Taruna merupakan mitra konservasi potensial lain bagi taman nasional. Anggotanya dapat diberikan kesempatan kerja di taman nasional, terutama pemandu wisata.

Dalam dokumen Buku II RPTN Taman Nasional Kayan Mentarang (Halaman 152-157)