EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN 2 JONGGAT TAHUN AJARAN 2020/2021
Di susun oleh : EVA ANDRIANI
NIM:160105115
JURUSAN TADRIS IPS EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMATARAM
MATARAM 2022
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SMPN 2 JONGGAT TAHUN AJARAN 2020/2021
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk Melengkapi Pesyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Di susun oleh : EVA ANDRIANI
NIM:160105115
JURUSAN TADRIS IPS EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
iii
iv
vi
vii MOTO
ْمِهِسُفْنَاِب اَم ا ْوُرِ يَغُي ىهتَح ٍم ْوَقِب اَم ُرِ يَغُي َلَ َ هاللّٰ َّنِا
ۗ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”. (Q.S. Ar-Ra’d:11)
viii
PERSEMBAHAN
Untuk alm.bapakku H.Zohdi dan Ibuku Hj. Fauziah yang selalu mencurahkan do’a dan selalu memberikan motivasi
serta dukungan yang tiada henti-hentinya.
ix
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin
Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan seukses tanpabantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu antara lain:
1. Dr. Hj. Lubna M.Pd sebagai pembimbing I. Serta Drs.Wildan M.Pd sebagai pembimbing ke II yang memberikan bimbingan, motivasi,dan koreksi mendetail terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Kepada saudaraku Maria Ulfa, Mardiana Ulfa, serta keponakanku Daffa Alfian Saputra yang selalu medoakanku.
3. Kepada sahabat-sahabatku Bq. Isty Anatussoleha, Erma Fatimah,Nida Farida Andriana Dan Muslihah yang selalu menemani dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas kuliah
4. Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku ketua jurusan IPS ekonomi dan selaku Muh. Zainur Rahman, M.Pd selaku sekertaris jurusan
5. Dr. Jumarim, M.HI. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6. Prof. Dr. H.Masnun Tahir, M.Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, maskipun telah berusaha menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun sebagai bahan masukan bagi penulis agar dapat lebih baik lagi untuk kedepannya.
Mataram, 23 November 2021
Eva Andriani
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... ABSTRAK ... BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat ... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7
E. Telaah Pustaka ... 8
F. Kerangka Teori ... 11
G. Metode Penelitian... 22
H. Sistematika Pembahasan ... 37
xi BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39
1. Sejarah singkat SMP Negeri 2 Jonggat ... 39
2. Letak Geografis SMPN 2 Jonggat ... 39
3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Jonggat ... 40
4. Profil SMP Negeri 2 Jonggat ... 41
5. Kadaan Siswa SMP Ngeri 2 Jonggat ... 41
6. Data Guru SMP Negeri 2 Jonggat ... 44
7. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Jonggat ... 45
B. Penyajian dan Analisis Data ... 47
1. Efektifitas Penggunaan Media Online Dalam Pembelajaran IPS Pada masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri 2 Jonggat .... 47
2. Kendala-Kendala Penggunaan Media Online dalam Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negri 2 Jonggat ... 51
3. Upaya yang dilakukan Untuk Mengatai Kendala Penggunaan Media Online dalam Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid -19 di SMP Negeri 2 Jonggat ... 54
BAB III PEMBAHASAN A. Efektifitas Penggunaan Media Online Dalam Pembelajaran IPS Pada masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri 2 Jonggat ... 58
B. Kendala-Kendala Penggunaan Media Online dalam Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negri 2 Jonggat... 60
xii
C. Upaya yang dilakukan Untuk Mengatai Kendala Penggunaan Media Online dalam Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi
Covid -19 di SMP Negeri 2 Jonggat ... 64
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
7.1. Kesimpulan ... 66
7.2. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
xiii
Efektifitas Penggunaan Media Online Dalam Pembelajaran IPS Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
Oleh Eva Andriani
160105115
ABSTRAK
Penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 diharapkan agar proses pembelajaran tetap bisa dilaksankankan secara efektif. Adapun fokus penelitian pada skripsi ini yaitu efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid1-19 di SMPN 2 Jonggat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS di masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif, jenis penelitian yang digunakanadalah penelitian deskriptif, tujuannya adalah untuk membuat deskripsi suatu gejala peristiwa yang terjadi. Hal ini untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observais,wawancara, dan dokumentasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru IPS kelas VIII, dan siswa kelas VIII di SMPN 2 Jonggat. Dalam teknik analisis data peneliti menggunakan reduksi data dengan cara merangkum dan memilih hal-hal yang pokok, penyajain data dilakukan dengan menguraikan dengan singkat yang akan dijelaskan dengan sistematis, dan menyimpulkan data yang nantinya bisa menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media online dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Jonggat belum efektif dikarenakan sinyal lelet atau lemah, sarana dan prasarana yang belum memadai, keterbatasan kemampuan penggunaan smartphone pada guru, dan tidak memiliki cukup kuota untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Maka dari hasil tersebut memberikan hasil bahwa pengunaan media online pada pembelajaran IPS di masa pandemi covid-19 belum efektif.
Kata kunci: Efektifitas, penggunaan media online, pembelajaran IPS
1 BAB I
PENDAHULUAN A Latar Belakang
Terjadinya pandemi Covid-19 telah membawa perubahan besar bagi dunia termasuk Indonesia.Penyebaran virus corona menjadi penyebab angka kematian yang paling tinggi untuk saat ini.Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.Upaya yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan “physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang”1.Upaya tersebut ditunjukkan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.
Kebijakan-kebijakan tersebut yang dikeluarkan untuk membatasi penyebaran virus corona berdampak pada berbagai bidang diseluruh dunia terkhusus pada pendidikan.Pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan di dalam kelas dengan bertatap muka secara langsung beralih menjadi pembelajaran sistem online. “Pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh sendiri bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan dengan pemanfaatan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget
1Nova Irawati Simatupang, “ Efektivitas Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19”, Vol.13 ,No 02. , Hlm.198
2
yang saling terhubung antara siswa dan guru sehingga melalui pemanfaatan teknologi tersebut proses belajar mengajar bisa tetap dilaksanakan dengan baik”.2
Pembelajaran IPS merupakan kajian tentang manusia dan lingkungannya dimana kehidupan manusia merupakan suatu dinamika yang tidak pernah berhenti dan selalu aktif.Dinamika yang menggabungkan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya sebgai ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan juga makhluk sosial.
Akan tetapi setelah terjadinya penyebaran Corona Virus Deses-19 di Indonesia. Pemerintah indonesia mendesak rakyat untuk tidak melakukan segala aktivitas yang berada di luar rumah seperti tidak boleh ke kantor, tidak boleh berjualan di pasar dan para guru dan siswa tidak di bolehkan untuk bersekolah selama pandemi covid berlangsung. Guru dan pendidik sebagai elemen penting dalam dalam pengajaran diharuskan melakukan migrasi besar- besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pendidikan tatap muka tradisional ke pendidikan online atau pendidikan jarak jauh.3
Pembelajaran online ini merupakan tantangan baru bagi tenaga guru yang membuat mereka harus menguasai media pembelajaran online untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu berkreasi dalam proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Disaat kegiatan pembelajaran berlangsung perlu diperhatikan
2Ibid, Hlm 198
3Nurhasanah, “Pembelajaran Pada Masa Pandemic Covid-19” Vol. 22, No 1, April 2020, hlm. 66.
3
keefektifan dengan kata lain tingkat keberhasilan yang dicapai. Ciri-ciri keefektifan program pembelajaran adalah berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan, memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional dan memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajan. Keefektifan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar siswa saja,tetapi juga harus dilihat dari segi proses pembelajaran.
Pada awalnya yang semula bisa dengan mudah belajar secara formal disekolah, sekarang harus merubah kebiasaan itu dengan melakukan belajar mandiri. Kebijakan pemerintah mengantisipasi penyebaran wabah pandemi Covid-19 pemerintah memberlakukan pembelajaran dirumah dengan cara online.
Maka kebijakan baru dengan menerapkan kegiatan belajar dari rumah akan berpengaruh pada kondisi belajar siswa dirumah. Peran media online sangat dibutuhkan guna mendorong dan menunjang kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas-tugasnya secara online.
Untuk perbaikan manajemen pelaksanan pembelajaran di sekolah dan peningkatan sumber daya guru merupakan sebuah kebutuhan yang cukup signifikan yang harus segera di kembangkan oleh karena itu di masa pandemi ini guru dituntut menjadi lebih aktif lagi, lebih kreatif lagi dalam menyusun sistem pembelajaran.
4
Dalam pembelajaran , seorang guru harus mampu menjadi perencana, perancang, mampu membuat struktur pengajaran, mulai dari standar kompetensi, materi dan kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, serta media pembelajaran agar efektivitas pembelajarannya dapat terjamin.
Sebab, menurut Jerrold E. Kemp.sebagaimana menyatakan bahwa seorang guru harus mampu dan bisa terlihat dalam membuat perencanaan, pengembangan, penerapan, dan penilai hasil pembelajaran agar terjadi kontinyuitas dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas.4
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru merupakan faktor yang startegis dalam upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran agar proses belajar mengajar bisa lebih bermakna dan dapat mencapai hasil optimal.
Pelaksanaan pembelajaran menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi dalam melakukan proses pembelajaran. Hal ini merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melaksanakan pembelajaran tanpa memperhatikan semua komponen yang ada tentu akan membingungkan dalam melaksanakan pembelajaran, mencapai tujuan pembelajaran secara dalam menilai keberhasilan pembelajaran.
Untuk dapat menilai keberhasilan pembelajaran yang baik maka seorang guru hendaknya memperhatikan betul proses pembelajaran mulai dari perencananaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi. Evaluasi juga memegang peranan paling penting dalam pengelolaan pembelajaran, sebab tanpa di dukung dengan adanya evaluasi yang baik maka dipastikan seorang guru tidak bisa melihat sejauhmana keberhasilan pembelajaran yang telah
4 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan,(
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), .Hlm.14.
5
dilaksanakan.Sebab, evaluasi merupakan sesuatu yang integral dalam proses pembelajaran. Karena dengan evaluasi itulah, dapat diketahui dari aspek manakah kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan, bahkan dengan evaluasi pula dapat ditentukan perbaikan materi pelajaran dan program pendidikan yang mesti dilakukan.
Maka dari itu, dalam melaksanakan pembelajaran harus memperhatikan tiga aspek yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.Hal ini dilakukan agar efektifitas pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik, sehingga kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan suatu sekolah dapat terjamin.Terlebih pada mata pelajaran IPS yang secara khusus belum ada panduan tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran secara daring atau online dan menilai hasil pembelajaran mata pelajaran tersebut dengan baik, khususnya di lembaga sekolah seperti di SMP Negeri 2 Jonggat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektifitas Penggunaan Media Online Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII Pada Masa Pandemi Covid Di Smpn 2 Jonggat T.A 2020/2021.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat T.A 2020/2021.
6
2. Apa saja kendala penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat T.A 2020/2021?
3. Bagaimana upaya mengatasi kendala penggunaan media online dalama pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat T.A 2020/2021?
C Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang di ingin dicapai adalah:
a. Untuk mendeskripsikan efektifitas media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021 b. Untuk mendeskripsikan apa saja kendala-kendala penggunaan media online dalam pembelajaran IPS kelas VIII pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
c. Untuk mendeskripsikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala menggunakan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemic covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagisemua pihak yang terkait utamanya bagi pihak-pihak berikut:
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah, wawasan dan pengetahuan agar dapat dijadikan sebagai refrensi untuk penelitian berikutnya.
7 b. Manfaat praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini terdiri atas, manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Untuk lebih jelas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Bagi Siswa
Dari informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring atau online di masa pandemi ini.
2) Bagi Guru
Dari informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru di SMP Negeri 2 Jonggat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring atau online di masa pandemi ini.
3) Bagi Kepala Sekolah
Dari informasi yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil kebijakan pembelajaran daring di SMP Negeri 2 Jonggat D Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ketika berbicara ruang lingkup dan setting penelitian, sangat erat kaitannya dengan batasan-batasan penelitian dan tempat lokasi dimana peneliti bisa mendapatkan informasi yang akan dijadikan objek
8
penelitian.Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terbatas pada aplikasi whatsapp sebagai media pembelajaran online pada mata pelajaran IPS.
b. Terbatas pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN 2 Jonggat.
2. Setting Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMPN 2 Jonggat.yang berlokasi di Jl. Raden Puguh Puyung, Puyung Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Lokasi penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Hal tersebut dapat mempermudah peneliti mendapatakan data-data atau informasi yang valid dalam melakukan penelitian di SMPN 2 Jonggat E Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah salah satu cara untuk membandingkan karya ilmiah yang terdahulu dan atau perpaduan antara peneliti dengan peneliti terdahulu yang terkait dengan permasalahan yang di teliti. Menjadi tinjauan kritis yang memuat kelebihan,kekurangan, dan hasil penelitian terdahulu dikemukakan dalam bagian ini serta untuk menjamin keabsahan penelitian. Maksud dari telaah pustaka ini adalah untuk menghindari peneliti dari plagiasi dan penjiplakan.
Pada telaah pustaka ini peneliti memaparkan beberapa konsep yang peneliti menjadikan refrensi dari skripsi aatu karya ilmiah yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu” Efektifitas penggunaan media online pada
9
pembelajaran IPS kelas VIII di masa pandemi covid-19 SMPN 2 Jonggat T.A 2020/2021” sebagai berikut:
1. Dari penelitian yang dilakukan oleh Agung Rachmat yang berjudul
“Analisis Efektif Pembelajaran Daring(Online) Untuk Siswa SMKN 8 Tanggerang Pada Saat Pandemi Covid-19”5
Pada penelitian ini yaitu dilakukan di SMKN 8 Tanggerang, di dapatkan hasil penelitiannya bahwa belajar secara daring(online) dirasa kurang efektif dan berbanding lurus dengan kurang pahamnya siswa di dalam pembelaran. Terlebih mata pelajaran di SMK banyak melakukan praktikum.
2. Dari penelitian yang dilakukan oleh Nova Irawati Simantupang yang berjudul” Efektifitas Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19 Dengan Metode Survey Sederhana”.6
Pada penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah yang berada di Jakarta utara.Di dapatkan hasil penelitian bahwa banyak dari responden mengatakan bahwa pelaksanaan belajar mengajar pada masa pandemi covid-19 ini sangat tidak efektif karena beberapa dari responden merasa belum siap melaksanakan sistem belajar mengajar secara online.
Responden juga memberi tanggapan secara positif yaitu media pembelajaran secara online seharusnya bisa diterapkan di sekolah, akan tetapi di terapkan sewaktu-waktu tertentu saja.
5 Agung Rachmat, ” Analisis efektif pembelajaran daring(online) SMKN 8 Tanggerang Pada saat pandemi covid-19, Menteng Jakarta, Vol. , No. , 2020, .hlm.
6 Nova Irawati Simantupang, “Efektifitas Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19 Dengan Metode Survey Sederhana”, Jakarta, Vol.13, No.2, 2020, hlm.201.
10
3. Dari penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Hasanah yang berjudul
“Analisis Keefektifan Pembelajaran Online Di Masa Pandemic Covid- 19”.7
Pada penelitian ini dijelaskan bahwa pembelajaran menggunakan mdia online selama pandemic covid-19 di rasa tidak efektif karena banyak dari siswa-siswa tidak mempunyai fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran secara online, pembelajaran secara online membutuhkan banyak biaya seperti harus membeli kartu dan kuota terlebih di desa mereka tidak ada sinyal yang terlalu bagus dan kuat yang mengharuskan mereka membeli kartu yang paling bagus untuk mendapatkan sinyal untuk mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas bahwa pelaksanaan belajar mengajar di masa pandemi covid-19 ini dirasa kurang efektif atau tidak efektif karena banyak dari guru dan siswa-siswa merasakan dampak dari sistem belajar mengajar secara online.Dampaknya adalah materi tidak bisa disampaikan secara detail, tidak semua guru mempunyai handphone yang canggih, jaringan internet yang tidak stabil dan tidak dapat di jangkau oleh sebagian siswa.
7 Uswatun Hasanah, “Analisis Keefektifan Pembelajaran Online Di Masa Pandemic Covid-19”, Vol. , No. , Hlm.
11 F Kerangka Teori
1. Efektivitas
a. Pengertian efektivitas
Kata efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.
Kamus ilmiah popular mendefenisikan:
Efektivitas sebagai ketetapan penggunaan hasil guna atau menunjukan tujuan.Efektivitas merupakan unsure pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.8
Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi dapat dilakukan melalui konsep efektivitas, konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan seberapa perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini,
“efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efesien ditinjau dari sisi masukan (input), proses maupun pada keluaran (output)”. Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya yaitu meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana,serta metode dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efesien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan
8Iga Rosalina, “Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Pada Kelompok Pinjaman Bergulir”. Jurnal Efektivitas Perberdayaan Masyarakat, Vol. 01, Nomor 01 (Februari 2012), hlm. 3
12
prosedur, sedangkan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.9
Menurut Khumaidi dalam bukunya:
Efektivitas adalah taaraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah, serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran-ukuran tertentu. 10
Adapun Menurut Sri Haryani dalam Muchtar, mengemukakan bahwa:
Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada tarif tercapainya hasil. Dengan kata lain efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai. Sedangkan menurut Supardi efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah dicapai.11
Sementara Itu Menurut Asep Samsul M.Romli dalam bukunya yang berjudul jurnalistik online mendefinisikan bahwa,
Media online adalah media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (computer dan internet). Yang termasuk kategori media online adalah portal, website(situs web,ternasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twiter) radio online,tv online,dan email12
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah ukuran sejuah mana tujuan kita untuk mencapai sesuatu yang diinginkan baik dalam segi kualitas maupun dalam segi kuantitas dan waktu. Ukuran tersebut dapat dilihat dari
9 Ibid.,hlm. 4.
10Alie Humaidi, dkk, Etnografi Bencana, (Yogyaklarta : LKIS Yogyakarta, 2015), hlm.
41.
11Ibnu Hasan Muchtar, Efrktivitas FKUB dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (Jakarta : Puslidbang, 2015), hlm. 6.
12 Riski Purwo Darminto, “Fungsi Media Online Dan Manfaatnya Bagi Pengembangan Pesan Dakwah Kepada Publik, (Skripsi, FDIK UIN Raden Intan Lampung, Lampung,2017), hlm.21.
13
perbandingan antara tujuan yang akan dicapai di masa depan dengan kejadian yang terjadi di masa sekarang. Dapat dikatakan bahwa efektifitas media online merupakan suatu ukuran keberhasilan dari gabungan atau penggunaan media online sebagai alat atau sumber belajar dalam situasi pandemic covid-19 untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Indikator efektifitas
Indikator efektifitas menurut Degeng dalam firmina menjelaskan beberapa indicator efektifitas yaitu:
1) Kecermatan penguasaan prilaku
Kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari dapat disebut juga tingkat kesalahan unjuk kerja yang menjadi indikator untuk menetapkan efektifitas pembelajaran. Makin cermat peserta didik menguasai prlaku yang dipelajari, maka akan makin efektif pembelajaran yang dijalankan, atau makain kecil tingkat kesalahan, makin efektif pembelajaran tersebut.
2) Kecepatan unjuk kerja
Kecepatan unjuk kerja berkaitan dengan bagaimana peserta didik melakukan suatu pekerjaan dengan waktu yang singkat. Selain itu apa yang dikerjakan peserta didik tersebut berkualitas dan tidak asal- asalan, sehingga kecepatan unjuk kerja disini bukan hanya sekedar cepat tapi juga berkualitas.
3) Kesesuaian dengan prosedur
Kesesuaian unjuk kerja dengan prosedur buku yang telah ditetapkan juga dapat dijadikan indikator efektifitas pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila murid dapat menampilkan unjuk kerja yang sesuai dengan prosedur buku yang ditetapkan.
4) Kuantitas unjuk kerja
Sebagai indikator efektifitas pembelajaran, kuantitas unjuk kerja mengacu pada banyaknya unjuk kerja yang mampu ditampilkan oleh peserta didik dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan. Desainer pembelajaran banyak yang mengkaitkan kuantitas unjuk kerja padan jumlah tujuan yang dicapai oleh peserta didik. Makin banyak tujuan yang dicapai, maka makin efektif tujuan itu.
5) Kualitas hasil akhir
14
Efektifitas suatu pembelajaran terkadang sukar diukur dengan cara sebelumnya, seperti pembelajaran dalam bidang keterampilan atau seni. Unjuk kerja seringkali lebih didasarkan pada sikap dan rasa seni, dari pada prosedur buku yang harus diikuti, oleh karna itu, cara-cara untuk mengukur efektifitas pembelajaran seperti diuraikan sebelumnya sukar ditetapkan. Cara paling mudah menurut Degeng adalah mengamati kualitas hasil unjuk kerja. Unjuk kerja menghitung misalnya, yang diamati bukan saat peserta didik menghitung, tetapi hasil hitungan peserta didik dalam memecahkan masalah. Jadi dengan kata lain, kualitas hasil akhir ini hanya melihat mutu dari hasil akhir saja.
6) Tingkat alih belajar
Sebagaimana diutarkan reigeluth dan merril dalam degeng bahwa kemampuan peserta didik dalam melakukan alih belajar dari apa yang telah dkuasainya ke hal lain yang serupa, merupakan indikator penting untuk menetapkan efektifitas hasil pembelajaran. Indikator ini banyak terkait dengan indikator sebelumnya, seperti tingkat kecermatan, kesesuaian prosedur, dan kualitas hasil akhir. Indikator- indikator ini sangat menunjang unjuk kerja alih belajar, karna itu keefektifan pembelajaran berdasarkan tingkat alih belajar harus mempertimbangkan indikator-indikator tersebut.
Semakin cermat penguasaan peserta didik pada unjuk kerja tertentu, semakin besar peluangnya untuk melakukan alih belajar pada unjuk kerja yang sejenis. Demikian pula, semakin sesuai unjuk kerja yang diperlihatkan peserta didik dengan prosedur buku yang telah ditetapkan, semakin besar peluangnya untuk melakukan alih belajar pada unjuk kerja sejenis, semakin tinggi kualitas hasil yang diperlihatkan peserta didik, semakin besar pula peluang keberhasilan dalam melakukan alih belajar pada hasil unjuk kerja sejenis.
7) Tingkat Retensi
Indikator terakhir yang dapat digunakan untuk menetapkan efektifitas pembelajaran adalah tingkat retensi, yaitu jumlah unjuk kerja yang masih mampu ditampilkan peserta didik setelah selang priode waktu tertentu.13
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pembelajaran yang efektif maka salah satu yang harus dilakukan guru terhadap peserta didik adalah membuat peserta
13Firmina dan Angela Nai, Teori belajar dan pembelajaran implementasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP, SMA, Dan SMK, (Yogyakarta : deepublish, 2017) hal.317-318
15
didik bisa mempertahankan ingatanya atau hapalanya mengenai meteri pembelajaran yang sudah diajarkan dalam waktu yang lama.
2. Media Online
a. Pengertian Media Online
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan media memang tidak bisa dipisahkan.Teknologi dengan kemajuannya yang sangat pesat sangat memberikan pengaruh yang cukup besar pada perkembangan media yang berada di tengah-tengah manusia. Seperti halnya dengan teknologi internet yang dikembangkan pada era 60-an yang sampai hari ini pun dapat kita nikmati sebagai perkembangan media yang kita kenal dengan istilah media online.
Media online adalah media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan perangkat internet14.Oleh sebab itu, media online tergolong kedalam media yang bersifat khas.Kekhasan media ini terletak pada keharusan untuk memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer, di samping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi atau berita.
Menurut Asep Samsul M.Romli dalam bukunya yang berjudul jurnalistik online, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Yang termasuk kategori media
14Riski Purwo Darminto, “Fungsi Media Online Dan Manfaatnya Bagi Pengembangan Pesan Dakwah Kepada Publik Studi Media Online Di Lampung”, (Skripsi, FDIK UIN Raden intan, lampung, 2017), hlm. 21.
16
online adalah portal, website(situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook, radio online, tv online, dan email.15
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media online adalah media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan internet yang berbasis pada telekomunikasi dan multimedia komputer dan internet. Media online merupakan media baru yang merupakan penyederhanaan dalam istilah terhadap bentuk media di luar lima media massa konvensional.
b. Karakteristik Media Online
Jurnalistik online dapat disebut juga sebagai jurnalistik modern karena menggunakan sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media massa sebelumnya seperti media cetak, radio, dan televise, baik dalam format, isi, mekanisme hingga proses hubungan antara pengelola media online dan penggunanya.
Karakteristik sekaligus keunggulan media online dibandikan media konvensional (cetak/elektronik) identik dengan karakteristik jurnalistik online antara lain:
1) Multimedia: dapat memuat atau menyajikan berita/informasi dalam bentuk teks, audio, video, grafis, dan gambar secara bersamaan.
2) Aktualitas: berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
3) Cepat: begitu di posting atau di upload, langsung bisa diakses semua orang.
15Ibid., hlm. 22
17
4) Update: pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan dengan cepat baik dari sisi konten maupun redaksional,missal dalam kesalahan ketik/ejaan. Kita belum menemukan istilah “ralat” di media online sebagaimana sering muncul di media cetak. Informasi pun disampaikan secara terus menerus.
5) Kapasitas luas: halaman web bisa menampung naskah sangat panjang.
6) Fleksibilitas: pemanfaatan dan editing naskah bisa kapan saja dan dimana saja, juga jadwal terbit (update) bisa kapan saja, setiap saat.
7) Luas menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
8) Interaktif: dengan adanya fasilitas kolom komentar dan chat room.
9) Terdokumentasi: informasi tersimpan di “bank data” (arsip) dan fasilitas “cari” (search).16
Adapun karakter media online yang menjadi kekurangan atau kelemahannya, diantaranya:
1) Ketergantungan terhadap perangkat perangkat computer dan koneksi internet. Jika tidak ada aliran listrik, baterai habis, dan tidak ada koneksi internet, juga tidak ada browser, maka media online tidak bisa diakses.
2) Bisa dimiliki dan dioperasikan oleh “sembarang orang”.
Mereka yang tidak memiliki keterampilan menulis sekalipun dapat menjadi pemilik media online dengan isi berupa “copy-paste” dari informasi situs lain.
3) Adanya kecenderungan mata “mudah lelah” saat membaca informasi media online,khususnya naskah yang panjang.
4) Akurasi sering terabaikan. Karena mengutamakan kecepatan, berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media cetak, utamanya dalam hal penulisan kata (salah tulis)17
16Riski Purwo Darminto, “Fungsi Media Online Dan Manfaatnya Bagi Pengembangan Pesan Dakwah Kepada Publik Studi Media Online Di Lampung”, (Skripsi, FDIK UIN Raden intan, lampung, 2017), hlm. 23.
17Ibid, hlm. 25.
18 3. WhatsApp
a. Pengertian whatsapp
Whatsapp adalah sebuah aplikasi perpesanan(messeger) instan dan lintas platform pada smartphone yang memungkinkan pengguna mengirim dan menerima pesan seperti SMS tanpa menggunakan pulsa melainkan koneksi internet.18
b. Kelebihan whatsapp
Dalam pemeblajaran dengan sistem daring menggunkan aplikasi whatsapp saat ini sudah banyak diterapkan di dunia pendidikan, meskipun begitu apliaksi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai aplikasi yang sempurna untuk proses pembelajaran. Jika ditinjau dari fitur dan fungsi yang telah tersedia, Adapun kelebihan whatsapp adalah sebagai berikut:
1) Desain tampilan yang dibilang sederhana sehingga mudah digunakan.
2) Kontak yang ada di hp akan otomatis sinkronisasi.
3) Mudah digunakan karena aplikasi ini tidak harus membutuhkan registrasi yang rumit.
4) Sifatnya yang fleksibel sehingga dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.
5) Sangat responsive.
6) Hadirnya back up chat.
18
19 7) Kustomisasi yang mudah.
c. Kekurangan whatsapp
Walaupun whatsapp memiliki banyak keunggulan yang dominan,tidak bisa ditutupi bahwa aplikasi ini masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangannya yakni antara lain:19
1) Aplikasi tersebut harus terkoneksi dengan internet sehingga menyulitkan beberapa siswa yang tidak memiliki akses internet.
2) Aplikasi harus sering di update.
3) Volume data yang cukup besar.
4. Mata Pelajaran IPS a. Pengertian
Ilmu pengetahuan sosial adalah tentang manusia dalam hubungan sosialnya atau kemasyarakatannya. Manusia sebagai makhluk sosial yang akan mengadakan hubungan sosial dengan sesamanya, mulai dari keluarga, sampai pada masyarakatnya, baik pada lingkup lokal, nasional regional bahkan global. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Nursid Sumaatmadja bahwa setiap orang sejak ;ahir tidak terpisahkan dengan manusia.
Hakikat dari IPS adalah mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan bertanggung jawab,sehingga dapat diciptakan nilai- nilai budaya manusia yang baik di kemudian hari20.
19
20 Samsul Susilawati, Wawasan Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jogjakarta:Prima Sophie,2009) hlm.15.
20
Dari pendapat di atas tentang Ilmu Pengetahuan Sosial, dapat disimpulkan bahwa. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi ,sejarah ,geografi,ekonomi, politik,hukum,dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar kenyataan dan fenomena sosial.
b. Tujuan
IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.
Menurut Hanifah menguraikan tujuan pendidikan ips menjadi:
1) Pengetahuan dan pemahaman.
a) Pengetahuan mengenai fakta,yakni segala informasi dan data yang dapat diperiksa ketepatannya dan telah diterima secara umum bahwa hal itu benar.
b) Pengetahuan mengenai konsep-konsep, yakni ide umum dalam pikiran seseorang yang merupakan kelompok dari sesuatu atau tindakan yang mempunyai nilai dan sifat tertentu.
c) Pengetahuan mengenai generalisasi, yakni pernyataan umum atau teori yang menyatakan antara beberapa konsep yang mempunyai nilai yang luas.
21 2) Nilai Dan Sikap
Anak-anak membutuhkan nilai yang menafsirkan dunia sekitarnya sehingga dia mampu melakukan persepektif faktor antar keluarga, masyakat ataupun teman di lingkungan banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan nilai dan sikap anak.21 Oleh sebab itu orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting agar pada diri anak tertanam nilai-nilai dan sikap yang baik seperti rasa menghormatii satu dengan yang lain, kemudian rasa menghargai, kejujuran, bertanggung jawab, dan lain-lain.
c. Fungsi IPS sebagai pendidikan
Fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilam sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
21 Hanifah (dalam Maulana, dkk,2010, hlm.121)
22
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai22.
1) Ruang lingkup pembelajaran IPS
Cakupan bidang studi pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) cukup luas, dalam pembahasannya mencakup tentang manusia dan dunia sekeliling dengan menggunakan pendekatan beberapa cabang ilmu-ilmu sosial yang telah di sebutkan pada pengertian di atas.Karena luasnya ruang lingkup pembahasan tentang IPS, maka dengan mengingat dan mempertimbangkan kemampuan anak didik, masalah yang dibahas dalam bidang studi IPS menengah pertama dibatasi pada masalah sejarah, ekonomi dan geografi.
Ruang lingkup IPS yang lebih rinci dari kajian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a) Ruang Lingkup Bidang Sejarah
Mansyur dan Roshandi menjelaskan bahwa sejarah adalah gambaran masa lampau tentang sekitarnya yang disusun secara ilmiah, lingkup serta fakta di masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian dan pemahaman peristiwa yang telah berlaku23, manusia, orang atau pihak yang terlibat dalam peristiwa sejarah, kurun dan kejadian dimana sejarah itu berlangsung, jenis dan kejadian atau objek yang dimana manusia menjadi pusat perhatian sejarah.
b) Ruang Lingkup Bidang Ekonomi
22 Lif Khoiru Ahmadi, Mengembangkan pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta:Prestasi Pustakarya,2011), hlm. 9-10.
23Ibid, Hlm 10
23
Ilmu ekonomi mempelajari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dari sumber daya dan modal yang terbatas, produksi bahan kebutuhan, pengangkutannya, distribusinya, dan lain-lain.Sumber daya yang tersedia sifatnya terbatas mengakibatkan manusia diarahkan kepada suatu pilihan dalam melakukan kegiatan perekonomian yang tentunya agar berbagai kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas bisa terpenuhi.
Defenisi di atas menerangkan bahwa euang lingkup pelajaran pada bidang ekonomi meliputi semua aspek kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
c) Ruang Lingkup Bidang Geografi
Ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan dan kewilayahan dan konteks keruangan.
1) Geografi fisik yaitu geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi, lapisan tanah, lapisan air dan lapisan udara.
2) Geografi manusia yaitu cabang geografi dimana manusia sebagai faktor objek pokok dilihat dari sudut keruangan di permukaan bumi. Bahan kajian meliputi: geografi sosial, geografi penduduk, dan geografi ekonomi dan geografi pemukiman.
24
3) Geografi regional yaitu suatu uraian terpadu yang menyeluruh antara aspek manusia dalam relasi keruangan di suatu wilayah.
G Metode Penelitian
1. Pendeketan Penelitian dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.24Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya diperoleh tanpa adanya kuantifikasi dan perhitungan statistik.25
Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian minsalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfatkan berbagai metode alamiah.26
Jadi dapat disimpukan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang di dasari oleh kata-kata atau mendeskripsikan keadaan alamiah di lapangan.
b. Jenis Penelitian
24 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 5.
25 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 80.
26 Lexy J. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 6.
25
Dalam penelitian ini, jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi.27 Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran berupa kata-kata secara sistematis , faktual dan akurat menegenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.28
Dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, proses yang sedang berlangsung akibat atau efek yang terjadi.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti merupakan suatu keharusan karena peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya dapat menjelaskan hasil penelitian.29Di samping itu dengan hadirnya peneliti secara langsung di lapangan dalam rangka mengumpulkan data, maka akan dapat mempermudah peneliti untuk memilih dan memilah data serta mengklasifikasikan data kedalam bagiannya masing-masing karena peneliti dapat betul-betul memahami data yang diperolehnya di lapangan.
27 Juliansyah Noor, Metodolog penelitaian: Skripsi, Tesis, Disertasi,dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm.34.
28Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 43.
29 Lexy J. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 168.
26
Tujuankehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai pengamat dalam kehidupan subyek penelitian pada situasi yang diinginkan sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti.Jadi peneliti tidak ikut berperanserta dalam seluruh peristiwa yang terjadi di lapangan.Kehadiran peneliti di lokasi penelitian yaitu untuk melakukan observasi, wawancara dan pengambilan dokumentasi dengan tujuan agar peneliti mendapatkan keabsahan data sesuai dengan keadaan di lapangan.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tentang “Efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemic covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021. Adapun alasan mengapa peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian, dikarenakan sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang menyelenggarakan belajar secara online di masa pandemic covid-19.
4. Sumber Data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data.Dalam sebuah penelitian harus jelas dari mana data tersebut diperoleh.Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subyek penelitian atau informan atau dari mana data tersebut diperoleh.30
Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data penelitian kualitatif adalah keterangan berupa kata-kata yang diamati oleh peneliti serta benda-benda yang dapat diamati secara detail sehingga peneliti
30Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2013) hlm. 172.
27
dapat mengambil kesimpulan secara tersirat yang terdapat pada dokumen atau benda.31
Sumber data itu menunjukkan asal informasi yang harus diperoleh dari sumber yang tepat, sebab jika tidak maka akan mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik berupa pertanyaan tertulis maupun lisan. Adapun sumber data utama dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru IPS dan siswa yang mengikuti pelajaran secara online.Secara umum di dalam penelitian biasanya dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.32Jadi sumber data primer merupakan sumber data yang langsung diterima dari pengumpul data melalui wawancara dan observasi kepada informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Adapun sumber data primer pada penelitian ini adalah kepala sekolah,guru IPS, dan siswa yang mengikuti kegiatan belajar menggunakan online
b. Sumber data sekunder
31Ibid., hlm. 22
32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 225.
28
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dalam bentuk dokumen yang dapat memperkuat data primer.33Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah: arsip-arsip, dokumentasi, ataupun buku-buku yang berkaitan dengan Efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid pada suatu penelitian, maka teknik pengumpulan data disini sangatlah membantu dan menentukan kualitas dari penelitian ini dengan kecermatan memilih dan menyusun data-data valid yang peneliti butuhkan. Teknik pengumpulan data ini akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah yang valid. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan Observasi (pengamatan), wawancara (interview), dan dokumentasi.
Selanjutnya peneliti akan menguraikan teknik apa saja yang akan digunakan dalam mengumpulkan data:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang paling pertama yang digunakan dalam penelitian kualitatif.34Sedangkan menurut Imam Gunawan “observasi merupakan suatu teknik
33Ibid.,hlm. 225
34 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 104.
29
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.”35
Jadi dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi merupakan alat atau pengamat yang digunakan untuk pengumpulan data terhadap suatu objek yang diteliti secara langsung peneliti terjun ke lapangan untuk memperoleh data secara sistematis dan terstruktur.
Dalam penelitian kualitatif observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi partisipasi dan observasi non-partisipasi.
Observasi partisipasi merupakan suatu bentuk observasi dimana peneliti terlibat dalam kegiatan yang diamati.Sedangkan observasi non-partisipasi merupakan suatu bentuk observasi dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati.36
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non- partisipasi yaitu peneliti tidak ikut serta pada semua kegiatan yang berlangsung melainkan peneliti hanya sebagai pengamat. Adapun data yang akan digali dari teknik observasi non-partisipasi adalah efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19
b. Wawancara
35 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016), hlm. 143.
36 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 384.
30
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.37 Jadi, wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dari sumber data atau informan melalui tanya jawab yang dilakukan.
Menurut Sugiyono, wawancara dalam penelitian kualitatif di bagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang digunakan peneliti untuk menegtahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dan peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-peertanyaan tertulis yang alteranatif jawabannya pun telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara lengkap.38
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait objek penelitian yang dilakukan.Selain itu dengan dilakukannya metode wawancara peneliti akan memperoleh data yang berbeda dari beberapa responden yang ada di lingkungan tersebut.
Dalam hal ini, peneliti belum mengetahui secara pasti data yang akan di peroleh, sehingga dalam wawancara tidak terstruktur peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh informan.
37Ibid ., hlm. 372
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 138-140.
31
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dilakukan secara bebas akan tetapi tidak keluar dari pokok- pokok yang menjadi fokus penelitian dan dalam wawancara yang peneliti lakukan peneliti menggunakan alat bantu seperti pedoman wawancara dan alat perekam. Dengan wawancara yang dilakukan peneliti,maka peneliti akan mengetahui secara garis besar mengenai efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat melalui wawancara dengan:
1) Kepala sekolah SMPN 2 Jonggat
2) Guru IPS kelas VIII di SMPN 2 Jonggat
3) Siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran online, kriterianya antara lain yaitu: merupakan siswa kelas VIII, mempunyai handphone canggih, mempunyai cukup kuota internet dan memiliki aplikasi whatsapp.
Adapun jenis data yang diperoleh peneliti melalui metode wawancara adalah berupa:
1) Bagaimana efektifitas penggunaan media online whatsapp dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
2) Apa saja kendala penggunaan media online whatsapp dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
32
3) Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala penggunaan media online dalam whatsapp pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, selain menggunakan metode observasi dan wawancara dalam teknik pengumpulan data juga menggunakan dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.Dokumen yang dimaksud bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.39 Sedangkan menurut Imam Gunawan “dokumentasi adalah sebuah catatan kejadian yang sudah ada berupa dokumen tertulis, gambar, foto atau karya bentuk.”40Dokumentasi berupa fisik dan non fisik.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data-data yang di peroleh melalui wawancara, cacatan lapangan dan dokumentasi.41
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan suatu proses menelaah secara teratur informasi atau data yang di peroleh dari hasil
39Ibid., hlm. 240
40 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016), hlm. 175.
41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 244.
33
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan mengorganisasikan ke dalam kategori, unit serta melakukan identifikasi dan membuat kesimpulan sehinga diperoleh data temuan yang menjadi fokus penelitian.42
Jadi teknik analisis data merupakan proses yang sangat penting dan mutlak dilakukan dalam penelitian, dengan adanya analisis yang tepat maka akan di peroleh hasil penelitian yang berkualitas.
Dalam hal ini, setelah peneliti mendapatkan data melalui beberapa teknik pengumpulan data maka peneliti memilih data-data penting yang akan di pelajari sehingga dapat membuat kesimpulan yang mudah di pahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
Adapun cara yang digunakan dalam analisis data dalam penelitian ini dalah analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Reduksi Data (Reduction)
Mereduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal yang penting.43 Dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemic covid-19 dengan mengkategorikan pada aspek kegiatan-kegiatan pembelajaran serta kendala dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala
42 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016), hlm. 210.
43 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 218.
34
efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemic covid-19 di SMPN 2 Jonggat Tahun Ajaran 2020/2021
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti mengumpulkan data dan semua data yang diproses tersebut berasal dari observasi non- partisipasi, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi.
b. Penyajian Data (Data Display)
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah menyajikan data (Data Display).Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks naratif.44
Dalam menyajikan data peneliti menggunakan bentuk uraian singkat yang akan dijelaskan secara berurutan dan sistematis dalam bentuk narasi terkait data-data yang telah di reduksi sebelumnya agar mudah di pahami.
c. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.45 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang ketika peneliti berada di lapangan.
44Ibid.,hlm. 219
45Ibid.,hlm. 220
35
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data maka selanjutnya peneliti melakukan kesimpulan dengan memilih data yang penting, membuat kategori serta membuang data-data yang tidak digunakan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Data yang dikumpulkan tidak hanya dituntut lengkap tetapi juga harus benar dan dapat dipercaya.Pengecekan keabsahan data dilakukan agar hasil analisis dan interpretasi data dapat dipertanggungjawabkan keabsahan dan validitasnya.
Untuk memeriksa keabsahan data dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
a) Perpanjangan pengamatan b) Peningkatan ketekunan c) Triangulasi
d) Diskusi dengan teman sejawat e) Analisis kasus negatif
f) Memberchek.46
Dalam penelitian ini, cara untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data adalah dengan melakukan perpanjangan pengamatan, tringulasi dan diskusi dengan teman sejawat.
1) Perpanjangan pengamatan adalah cara untuk memeriksa data yang digunanakan untuk peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan dan wawancara lagi degan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.47 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan kembali ke SMPN 2 Jonggat untuk
46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 270.
47Ibid., hlm.270
36
mengetahui sama atau tidaknya hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan hasil pengmatan yang dilakukan kembali oleh peneliti agar hasil pengamatan tentang efektifitas penggunaan media online dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi covid-19 di SMPN 2 Jonggat itu valid.
2) Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, teknik dan waktu. Adapun pengujian kredibilitas triangulasi menurut Wiliam Wiersma terdapat tringulasi sumber, tringulasi teknik dan triangulasi waktu sebagai berikut :
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah kegiatan membandingkan data yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.48
Untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang di peroleh melalui beberapa sumber yang hasilnya dideskripsikan, dikategorikan jika terdapat pandangan yang sama atau berbeda serta mana yang spesifik dari sumber data tersebut. Sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan harus dimintakan kesepakatan kepada sumber-sumber dari data di peroleh. Diantara informan tersebut adalah kepala sekolah, guru IPS kelas VIII,dan siswa yang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran online.
48Ibid.,hlm.274
37
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara mendalam pada beberapa sumber data guna meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Dalam hal ini, peneliti akan menguji kredibilitas data yang berkenaan tentang bagaimana efektifitas penggunaan media online pada pembelajaran IPS kelas VIII di masa pandemi covid- 19 di SMPN 2 Jonggat T.A 2020/2021.
b) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.49
Dalam penelitian ini, pengecekan keabsahan data melalui triangulasi teknik dilakukan dengan cara membandingkan data terkait tentang efektifitas penggunaan media online pada pembelajaran IPS kelas VIII di masa pandemi covid-19 yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Jika data yang diperoleh adalah data yang berbeda maka penelit i harus melakukan diskusi mendalam dengan informan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar-benar kredibilitas.
c) Triangulasi Waktu
49Ibid., hlm. 274
38
Triangulasi waktu merupakan cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Karena waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.50
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi waktu dengan membandingkan data terkait efektifitas penggunaan media online pada pembelajaran IPS kelas VIII di masa pandemi covid-19 Jika peneliti memperoleh data yang berbeda maka peneliti harus melakukannya secara berulang-ulang sampai data yang diperoleh dapat dipastikan bahwa tersebut benar-benar dipercaya.
3) Diskusi dengan teman sejawat adalah pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang di teliti, sehingga peneliti sama-sama dapat menyatukan persepsi serta pandangan analisis yang sedang dilakukan.51 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat dalam bentuk diskusi untuk menggali berbagai informasi yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat antara teman sejawat yang pada akhirnya akan lebih mematangkan hasil penelitian.
50Ibid., hlm. 274
51 Lexy J. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 332.