PENDAHULUAN
Rumusan masalah
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan khusus
- Manfaat
Manfaat teoritis
Manfaat praktis
- Ruang lingkup
- Sistematika penulisan
Studi kepustakaan
Studi kasus
Studi Dokumentasi
TINJAUAN PUSTAKA
Asuhan Kebidanan Komprehensif
Konsep Dasar Kehamilan
- Ante Natal Care (ANC)
Pengertian
Tujuan pemeriksaan kehamilan
Manfaat pemeriksaan kehamilan
Kebijakan pemerintah untuk pemeriksaan kehamilan
Pelayanan antenatal terpadu
Bayi besar/makrosomia
- Konsep dasar persalinan
Definisi persalinan
Tanda-tanda persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Tahapan persalinan
Mekanisme persalinan
Asuhan persalinan normal
Partograf
- Konsep dasar bayi baru lahir
Definisi
Penilaian pada bayi baru lahir
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
- Konsep dasar nifas
Perubahan system reproduksi fisiologis masa nifas
Kebijakan program nasional masa nifas
Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
Bendungan ASI pada Masa Nifas
Perawatan payudara
- Konsep dasar neonatus
Periode neonatal
Pelayanan kesehatan neonatal
Tanda-tanda bahaya pada neonatus
- Konsep dasar keluarga berencana
Macam-macam metode kontrasepsi
- Konsep dasar manajemen kebidanan
Tahap Pengumpulan Data Dasar
Interpretasi Data Dasar
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera
Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh
Pelaksanaan Asuhan
Evaluasi
SUBJEK DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS
Kerangka kerja studi kasus
Kerangka konseptual studi kasus pada dasarnya adalah kerangka hubungan antar konsep yang ingin diamati atau diukur melalui studi kasus yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Kerangka penulisan studi kasus dimulai dengan menyaring dan menilai subjek studi kasus, menarik kesimpulan diagnostik, mengembangkan rencana perawatan, melaksanakan perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan.
Subyek studi kasus
Leher: Tidak ada hiperpigmentasi, tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening. Dada : Bentuk dada simetris, dinding dada tidak retraksi, denyut jantung teratur, denyut nadi 84 x/menit. Leher: Tidak ada hiperpigmentasi, tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.
Pengumpulan data dan analisis data
Pengumpulan data
Peneliti melakukan observasi langsung terhadap kondisi klien atau mengamati perilaku dan kebiasaan klien terkait dengan perawatan yang akan diberikan. Peneliti melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kasus yang ditangani. Peneliti menggunakan dokumentasi terkait judul LTA ini seperti: catatan klien berupa buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), literatur dan lain sebagainya.
Analisa data
- Etika penelitian
Respect for person
Beneficence dan non maleficence
Justice
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-1
Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang bayi besar/makrosomia yang meliputi pengertian, akibat dan cara mengatasinya. Penjelasan ibu tentang bayi besar/makrosomia, terdiri dari pengertian, akibat dan cara mengatasinya. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu tentang bayi besar/makrosomia, termasuk pengertian, akibat dan cara mengatasinya.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Antenatal Care
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, terdapat bekas luka operasi di dada kanan, nafas berbunyi. Potensi diagnosis yang dapat terjadi pada bayi besar adalah persalinan dengan distosia bahu, potensi masalah yang dapat terjadi pada bayi besar adalah anemia pada kehamilan. Ibu paham tentang bayi besar dan dapat menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemunculan bayi besar.
Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-III
Mulut: Bibir simetris, mukosa mulut lembab, tidak ada karies pada gigi, tidak ada stomatitis, geraham lengkap dan lidah bersih. Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi nafas vesikular, irama jantung teratur, denyut jantung 80x/menit, tidak ada bunyi nafas tambahan.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care kala I
Kepala : Tidak ada lesi, struktur rambut kuat, merata, tekstur lembut dan bersih, tidak berketombe. Vagina : Tidak ada edema dan varises, terdapat lendir bercampur darah, tidak ada bekas luka pada vagina, tidak ada bagian sensitif, efisiensi 100. Anus : Tidak ada wasir, tekanan pada anus, tidak ada aliran kotoran dari saluran anus.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care kala II
Membimbing ibu saat mengejan ketika ada keinginan kuat untuk mengejan; Ibu mengejan ketika terjadi kontraksi yang kuat. Tangan yang lain memegang kepala bayi untuk mencegah defleksi dan membantu kelahiran kepala, sekaligus mendorong ibu untuk mengejan perlahan atau mengambil napas pendek dan cepat. Gerakkan kepala secara perlahan ke bawah dan ke distal hingga bahu anterior muncul di bawah lengkung kemaluan, lalu gerakkan ke atas dan ke distal untuk mengangkat bahu posterior. Gerakkan tangan bagian bawah ke arah perineum ibu untuk menopang kepala, lengan bawah, dan siku.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care kala III
Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem lagi tali pusat 2 cm distal dari klem pertama. Pegang tali pusat yang telah dijepit (melindungi perut bayi) dan potong tali pusat di antara kedua penjepit tersebut. Kencangkan tali pusat dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri menekan lembut rahim ke arah dorsorainal.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care kala IV
Amati TTV, UC, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan; Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36°C, TFU teraba 1 jari dibawah pinggang, kontraksi uterus baik, kandung kemih terasa kosong dan perdarahan ± 30 cc (data terlampir pada partograf). Amati TTV, UC, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan; Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, TFU teraba 1 jari dibawah pinggang, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan ± 20 cc (data terlampir pada partograf). Amati TTV, UC, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan; Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, TFU teraba 1 jari dibawah pinggang, kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong dan perdarahan ± 10 cc (data terlampir pada partograf).
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
- Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi nafas tambahan, bunyi jantung teratur, gerakan dada simetris. Punggung : Tampak simetris, tidak teraba skeliosis dan tidak terdapat meningokel, spina bifida, bengkak, lesung pipit atau bintik kecil berbulu. Payudara : Payudara simetris, bersih, terdapat produksi ASI, terdapat hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol dan tidak ada retraksi.
Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-II
Perut : Simetris, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra dan striae livide, tidak ada asites, TFU di tengah simfisis, kontraksi baik dan kandung kemih kosong. Alat kelamin : Vulva tidak edema, tidak terdapat varises, terdapat sekret lochea sanguiolenta, tidak terdapat bekas luka, tidak terdapat fistula, hangatnya tampak kering, dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Bawah: Simetris, tidak teraba edema, tidak ada varises, tidak ada tromboflebitis, pengisian kapiler baik, tanda Homan negatif, refleks patella positif.
Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan ke-III
Alat kelamin: Vulva tidak bengkak, tidak ada varises, tidak terlihat keluarnya lochea, tidak ada luka, luka meradang sembuh. Bawah: Simetris, tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada tromboflebitis, pengisian kapiler baik, tanda Homan negatif, refleks patela positif. Payudara : Payudara simetris, bersih, terdapat keluarnya ASI, terdapat hiperpigmentasi pada areola, puting menonjol dan tidak ada daya tarik.
Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke I
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi napas tambahan, bunyi jantung teratur, gerakan dada tampak simetris, puting susu menonjol. Perut : Simetris, tali pusat mempunyai 2 arteri dan 1 vena, tali pusat berwarna putih segar, tidak ada perdarahan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda radang tali pusat serta tidak teraba benjolan/massa. Biarkan tali pusar mengering, bersihkan dengan sabun saat mandi dan selalu ganti kain kasa jika basah atau kotor;
Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-II
Buatlah janji dengan ibu untuk kunjungan kembali bayi baru lahir berikutnya yaitu 6 hari berikutnya pada tanggal 12 April 2017 atau bila terdapat keluhan. Tenggorokan : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan refleks tonik leher baik. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi nafas tambahan, bunyi jantung teratur, pergerakan dada simetris, puting menonjol.
Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan ke-II
Pemantauan persalinan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua, dengan hasil Ny T dalam keadaan baik. Hingga akhir penelitian ini, Ny. T belum menjadi akseptor KB karena masih menunggu 40 hari setelah melahirkan dan ingin mengikuti KB di kampung halamannya yaitu Berau. Hasil dari perawatan tersebut adalah Ny T setelah melakukan penyuluhan mengenai pelayanan KB memutuskan untuk berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Calon Akseptor KB
PEMBAHASAN
Asuhan Kehamilan
Berdasarkan pemeriksaan palpasi perut mengikuti rumus Mc.Donald yaitu tinggi fundus uteri dibagi 3,5 dan dikalikan 4 untuk menunjukkan usia kehamilan dalam minggu, Ny. Kunjungan kedua pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 17.00 WITA dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari dengan total pertambahan berat badan sampai saat ini 10 kg. Sejalan dengan teori palpasi perut menurut rumus Mc.Donald yaitu tinggi fundus uteri dibagi 3,5 dan dikalikan 4 untuk menunjukkan usia kehamilan dalam minggu, maka Ny.
Asuhan Persalinan
Ibu T yang memasuki usia kehamilan 39 minggu 6 hari, proses kala I Ny. T berlangsung ± 3 setengah jam dan terdapat tanda-tanda persalinan yang ibu rasakan pada tanggal 5 April 2017 yaitu nyeri ulu hati yang ibu rasakan sejak saat itu. 00.00. WITA dan pada pukul 03.00 WITA tanggal 6 April 2017, ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (JNPK-KR Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008), penatalaksanaan aktif kala III terdiri dari langkah utama pemberian suntikan oksitosin dalam menit pertama setelah kelahiran bayi. . , melakukan PTT dan pijat rahim. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (JNPK-KR Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008) bahwa persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan diakhiri dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Asuhan Bayi Baru Lahir
Hal ini sesuai dengan (Saifuddin, 2010) Pemantauan stadium IV dilakukan 2-3 kali pada 15 menit pertama, setiap 15 menit pada jam pertama, setiap 20-30 menit pada jam kedua setelah melahirkan, termasuk kontraksi uterus dan vagina. . berdarah. Periksa tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15 menit pada jam pertama setelah lahir dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah lahir, selain itu pemeriksaan suhu dilakukan satu jam sekali pada dua jam pertama setelah lahir. Hal ini didukung dengan teori menurut (Dewi, 2012) yang menyatakan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu.
Asuhan Masa Nifas
Penulis berpendapat bahwa bendungan ASI pada ibu disebabkan oleh pengosongan payudara yang tidak tuntas. Hal ini sesuai dengan teori (Suherni, Widyasih Hesti, 2009) bendungan ASI menimbulkan nyeri yang cukup hebat dan dapat disertai dengan peningkatan suhu. Sesuai dengan teori menurut (Rukiyah Ai, 2010) untuk pengobatan bendungan ASI pada ibu menyusui, terapi parasetamol diberikan sebanyak 500 mg per oral.
Asuhan Neonatus
Pada kunjungan kali ini diketahui permasalahan ibu kurang mengetahui tanda bahaya pada bayi dan perawatan tali pusat. Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2010), penting untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi agar bayi cepat mendapat pertolongan dan kematian dapat dicegah. Selain itu, KIE juga mengurusi perawatan sehari-hari bayi yaitu perawatan tali pusat ibu.
Pelayanan Keluarga Berencana
Setelah penulis menerapkan pelayanan obstetri komprehensif melalui studi kasus kesinambungan perawatan pada Ny. Mulai dari pelayanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus hingga kontrasepsi, dapat disimpulkan bahwa penting untuk memberikan pelayanan obstetrik yang komprehensif untuk deteksi dini guna mengurangi faktor risiko yang mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir. neonatus dan layanan kontrasepsi. Di akhir laporan tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada pelayanan obstetrik komprehensif, sebagai berikut.
PENUTUP
Ante natal care
Intra natal care
Bayi baru lahir
Post Natal Care
Neonatus
Pelayanan Kontrasepsi
- Saran
Diharapkan kita dapat menerapkan perawatan yang diberikan pada kehamilan berikutnya dan memperhatikan jarak aman saat melahirkan baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di kawasan Puskesmas Jembatan Serong Kecamatan Pancoran Mas Depok Jawa Barat. Artikel penelitian tentang hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi di Kota Pariaman, 2(1), 34.
Bagi Intitusi
Bagi Pasien
Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan para ibu tentang kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana sehingga dapat menjalaninya tanpa komplikasi. Oleh karena itu, kami berharap Anda dapat mengatasi ketidaknyamanan atau masalah pada masa kehamilan selanjutnya, yang dapat Anda lakukan sendiri.
Bagi Mahasiswa Kebidanan