1. Mencatat Pokok-Pokok dalam Sambutan
Sambutan atau pidato sering kita dengar saat diselenggarakan suatu acara atau peringatan hari besar. Sambutan biasanya disampaikan oleh orang yang memiliki jabatan yang berhubungan dengan acara tersebut. Misalnya di sekolah yang sering menyampaikan sambutan pada acara sekolah yaitu kepala sekolah, upacara hari besar nasional di kecamatan disampaikan oleh camat atau pejabat lainnya.
Isi sambutan dihubungkan dengan peristiwa yang diperingati atau sedang berlangsung tanpa memperhatikan apakah pendengar sudah paham atau belum. Sambutan bersifat mengingatkan, memotivasi, menauladani peristiwa yang sedang diperingati.
Perhatikan sambutan berikut ini.
Peringatan Hari Pahlawan
Assalamualaikum wr. wb.
Bapak Danramil, Bapak Dansek, Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Puskesmas, para kepala sekolah, para tokoh Kecamatan Selaawi beserta ibu, serta para hadirin yang kami muliakan.
Syukur alhamdulillah kami ucapkan, bahwa berkat segala limpahan rahmat, taufik, hidayat, dan inayah-Nya kita dapat menghadiri acara yang bernilai sejarah ini, yaitu peringatan Hari Pahlawan 10 November 2004. Mudah-mudahan melalui acara ini dapat meningkatkan jiwa herois/kepahlawanan dan patriotis kita bersama dalam menghadapi berbagai macam tantangan.
Dalam peringatan Hari Pahlawan ini, kita mengenang kembali semangat juang pendahulu-pendahulu kita yang mempertahankan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang. Pengorbanan mereka tak terhitung besarnya.
Seandainya saat itu kita telah memiliki peralatan elektronika modern seperti sekarang, kita dapat melihat bagaimana suasana dan kegigihan para pejuang pada pertempuran tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Dengan perlengkapan senjata yang tidak memadai dan pekikan ”Allahu Akbar” para pejuang kita melawan penjajah. Pemuda-pemuda kita maju ke depan, tidak gentar menghadapi tank, bomber, meriam, dan persenjataan modern lainnya. Semboyan mereka adalah ”Merdeka atau Mati”!
Segenap hadirin yang berbahagia,
Tentara Inggris saat itu bernafsu untuk menguasai Indonesia kembali di kota-kota besar yang mempunyai kota pelabuhan, seperti Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan yang lain. Lalu terjadilah pertempuran-pertempuran sengit antara tentara Inggris - Belanda melawan pasukan dan laskar Indonesia. Di saat pihak penjajah dalam posisi kurang menguntungkan, maka Panglima Tentara Sekutu di Jawa Timur, Jendral E.C. Manserg mengeluarkan ultimatum
101
101
101
101
101
u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u
kepada seluruh pejuang Indonesia di Surabaya, sebagai penghinaan terhadap suatu bangsa yang sudah pernah menyatakan kemerdekaannya. Di antara isi ultimatum itu memerintahkan:
1. Seluruh pimpinan perlawanan Indonesia, pemimpin Gerakan Pemuda, Kepala Polisi, dan Kepala Radio Surabaya harus melaporkan diri di Bataviaweg pada tanggal 9 November pukul 18.00.
2. Mereka harus datang satu persatu dengan membawa senjata apa saja yang mereka miliki, agar ditempatkan di suatu tempat 100 yard dari tempat pertemuan.
3. Orang-orang Indonesia harus datang dengan mengangkat tangan di atas kepala, kemudian menandatangani suatu perjanjian yang menyatakan mereka menyerah tanpa syarat.
4. Semua senjata bangsa Indonesia harus diserahkan paling lambat pada hari Sabtu 10 November 1945 jam 06.00 pagi.
Ultimatum itu dijawab oleh pasukan rakyat dengan tekad bulat untuk menghadapi setiap kejadian. Bung Tomo pada waktu itu menyerukan, ”Selama banteng-banteng Indonesia masih berdarah merah, yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah, selama itu pula kita tidak akan membawa bendera putih untuk menyerah kepada siapapun.”
Bapak, ibu, dan segenap hadirin ....
Maka pada tanggal 10 November itu, barisan perlawanan yang terdiri dari arek-arek Surabaya menyerukan kepada para pemuda yang masih tinggal di rumah, yang masih enak tidur dan makan, untuk bangkit semua dan berangkat ke Surabaya! Tahukah bahwa Inggris -Belanda dan semua kaki tangannya harus meninggalkan Surabaya atau hancur musnah seluruhnya pada minggu ini.
Namun apa yang terjadi? Ternyata 10 November 1945 itu pasukan Sekutu (Inggris) menghujani kota Surabaya dengan serangan bertubi-tubi dari tiga jurusan, laut, darat, dan udara. Letusan meriam, ledakan bom, suara mitraliyur bergemuruh di angkasa sangat menggetarkan bumi Surabaya. Akhirnya sekalipun banyak korban berguguran di pihak Indonesia, tidak sedikit jumlah tentara Inggris dan Belanda hancur. Begitulah berkat semangat juang para pahlawan arek-arek Surabaya pada saat itu, demi mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara.
Tidak sedikit jumlah pahlawan kusuma bangsa yang berjuang sejak zaman perjuangan melawan penjajahan yang tercatat dalam sejarah. Terkenallah nama-nama Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Hasannudin, Untung Surapati, Pangeran Antasari, Kapitan Pattimura, Pangeran Diponegoro. Mereka adalah pahlawan perjuangan kemerdekaan. Disusul pula para Pahlawan Pergerakan Nasional, seperti: Ki Hajar Dewantoro, H. Samanhudi, HOS. Tjokroaminoto, Dr. Sutomo, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Zaenal Arifin, RA. Kartini, Dr.Tjipto Mangun Kusumo, K.H. Mas Mansur, K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahid Hasyim, dan yang lainnya. Masih banyak nama-nama pahlawan yang tak dapat kami sebutkan
102
102102
102102
uBelajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u
1
satu-satu, baik sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan, Pahlawan Kemerdekaan Nasional, Pahlawan Pergerakan Nasional, Pahlawan Pembela Kemerdekaan, Pahlawan Revolusi, maupun Pahlawan Nasional.
Kita doakan semoga arwah mereka diterima di sisi-Nya sebagai pahlawan dan syuhada. Sekalipun mereka telah gugur, hakikatnya masih hidup di sisi-Nya. Namanya menjadi kenangan kita sepanjang masa, bahkan mereka tetap mendapat rizki di sisi Allah.
Mengingat peristiwa yang bersejarah itu, yang mengandung semangat kepahlawanan, maka kemudian pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 10 November itu menjadi ”HARI PAHLAWAN”, salah satu dari Hari Peringatan Nasional yang diperingati setiap tahun. Sebagai penghargaan dan penghormatan dari Pemerintah, maka hampir di setiap kota-kota besar dibangun dan disediakan Taman Makam Pahlawan. Di sana tempat dimakamkannya sebagian pahlawan-pahlawan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan atau kriteria tertentu. Demikian sekelumit yang dapat kami sampaikan dalam memperingati Hari Pahlawan kali ini. Sekali lagi mudah-mudahan arwah setiap pahlawan akan mendapatkan rida Illahi, sesuai dengan kedudukan dan niat mereka masing-masing.
Wassalamualaikum wr. wb.
1. Mengapa 10 November ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari pahlawan?
2. Ultimatum apa yang diterima pejuang Indonesia di Surabaya? 3. Apa yang menjadi kamulan para Pejuang Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaannya?
4. Apa yang dimaksud dengan Pejuang Kemerdekaan, Pejuang Pembela Kemerdekaan, Pejuang Pergerakan Nasional, Pahlawan Revolusi, Pahlawan Nasional?
5. Siapa tokoh pejuang pada 10 November di Surabaya itu? 6. Apa yang menjadi alasan pemerintah menetapkan hari
Pahlawan dikaitkan dengan peristiwa di Surabaya?
7. Apa yang dimaksud pejuang pada teks sambutan tersebut?
2. Kalimat Efektif
Anda pernah membandingkan pemakaian kalimat yang biasa kamu gunakan dengan kalimat pada media massa atau kalimat seorang ahli? Mengapa ada kalimat yang mudah dipahami dan ada pula kalimat yang sukar untuk dipahami?
Perhatikan kalimat berikut ini!
1. a. Saya disuruh menghadap bapak guru di kantor.
b. Saya diminta agar supaya menghadap bapak guru di kantor. 2. a. Kepada para siswa yang belum membayar uang praktik diharap
103
103
103
103
103
u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u
2
b. Diharap para siswa yang belum membayar uang praktik mendaftarkan diri pada sekretariat.
3. a. Kepada para penumpang harap bayar dengan uang pas. b. Harap para penumpang membayar dengan uang pas.
Kalimat 1 (b), 2 (a), dan 3 (a) terasa kurang enak didengar, penuturannya berbelit-belit untuk sampai pada sasaran. Sedangkan kalimat 1(a), 2(b), dan 3(b) terasa lebih mudah dipahami karena kalimat tersebut langsung mengenai pada maksud penutur dan hemat penggunaan kata. Kalimat yang demikian dikatakan kalimat efektif. Sedangkan kalimat yang berbelit-belit sehingga sulit dipahami disebut kalimat tidak efektif.
Selain kalimat-kalimat efektif dan kalimat tidak efektif, kita juga sering membaca atau mendengar kalimat yang lengkap dan yang tidak lengkap.
Perhatikan contoh berikut ini! 1. Tidak datang.
Sedang makan. Sangat mahal! Agak terlambat!
2. Kelakuannya /sungguh tidak pantas Ibu-ibu/sedang berbelanja /di swalayan.
Pedagang/menjajakan /dagangannya.
Barang/itu mahal.
Contoh kalimat nomor (1) hanya memiliki satu unsur inti yang merupakan penggalan dari kalimat yang lebih luas. Kalimat seperti itu dinamakan kalimat minor atau pragmentalis. Kalimat tersebut merupakan jawaban dari suatu pertanyaan atau kalimat elips.
Sedangkan kalimat nomor (2) memiliki dua unsur inti (bergaris miring) sebagai pembentuknya; sedang masing-masing unsur mempunyai kemungkinan untuk diperluas tanpa merusak konstruksi semula. Kalimat seperti itu dinamakan kalimat mayor atau kalimat lengkap.
1. Tuliskan pokok-pokok yang terdapat pada teks sambutan dengan menggunakan kalimat yang lengkap!
2. Ubahlah kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif!
a. Para hadirin sekalian rupanya uraian dari saya dicukupkan sekian saja dulu.
b. Untuk selanjutnya waktu dan tempat kami persilakan kepada Bapak Camat.
3. Tuliskan tiga kalimat lain yang tidak efektif yang sering terdengar dalam sebuah sambutan!
104
104104
104104
uBelajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u
3
4. Ubah kalimat tidak efektif tersebut agar menjadi kalimat yang efektif!
5. Ubahlah kalimat tidak lengkap berikut ini agar menjadi kalimat lengkap! a. Kemarin sore. b. Baru saja! c. Mahal! d. Sudah tidur! e. Mau pergi! 3. Menyampaikan Ringkasan
Ringkasan hendaknya dibedakan dengan istilah lain yang pengertiannya kadangkala tumpang tindih, yaitu ikhtisar. Perbedaan kedua istilah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tuliskan ringkasan teks sambutan yang berjudul ”Peringatan Hari Pahlawan”!
2. Sampaikan ringkasan tersebut secara lisan di depan kelas! 3. Siswa yang lain mendengarkan serta menganalisis kesesuaian
ringkasan dengan teks asli serta pelafalan dalam penyampaian!
Ringkasan
• Tidak perlu
mempertahankan urutan karangan asli.
• Tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan asli secara proporsional. • Inti atau pokok
permasalahan dan
problematik pemecahannya dapat dikemukakan
langsung dengan diperjelas dengan ilustrasi atau isi beberapa bagian atau bab. • Bagian atau bab yang
kurang penting dapat diabaikan.
• Tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. • Tetap mempertahankan
perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional.
105
105
105
105
105
u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u