• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menceritakan Isi Novel

Dalam dokumen sma11bhsind BelajarEfektifBhsInd EKusnadi (Halaman 131-141)

Baik dan buruknya suatu karya sastra seperti novel, salah satunya terletak dari kepiawaian pengarang dalam menjadikan pengalaman dan pengamatannya atas hidup dan kehidupan sekitarnya menjadi seolah-olah pengalaman kehidupan dirinya. Dengan keterampilan menulisnya, ia tuangkan apa yang ia pikirkan dan rasakan berdasarkan hasil pengamatannya itu menjadi karya sastra.

Seorang pengarang karya sastra, tidak hanya sekedar bercerita tentang perjalanan hidup seseorang (tokoh), tetapi dia berusaha merenungkan atau mengejawantahkan nilai-nilai hidup dan kehidupan yang mewarnai perjalanan hidup tokoh. Ia akan berusaha memaparkan kepada pembaca, prinsip hidup tokoh, keyakinan tokoh, cara pandang tokoh, dan lain-lain seolah si tokoh adalah pengarang sendiri. Selain itu seorang pengarang akan berusaha memaparkan pandangan masyarakat atas persoalan yang dihadapi tokoh, kepercayaan, pandangan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain yang menjadi latar belakang perjalanan dan lika-liku hidup si tokoh cerita. Dalam hal ini seolah pengarang menjadi seorang pengamat yang ahli di bidangnya. Oleh sebab itu, baik dan buruknya suatu karya sastra, salah satunya terletak dari nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra itu. Nilai-nilai yang dapat memperkaya batin dan wawasan pembaca tentang hidup dan kehidupan. Nilai-nilai yang dapat dijadikan cermin dan bahan introspeksi para pembaca hingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya, baik batiniah maupun lahiriyah.

Bacalah penggalan novel Atheis berikut ini!

A t h e i s

Stasiun Bandung sudah samar-samar diselimuti oleh senja ketika kereta api dari Cibatu masuk. Matahari sedang mengundurkan diri, pelan-pelan dan hati-hati seperti pencuri yang hendak meninggalkan kamar menghilang ke dalam gelap.

Kota Bandung tidak seperti tiga tahun yang lalu

Pada senja hari yang indah seperti itu, di zaman yang lalu kota itu seolah-olah mulai berdandan, lampu-lampu listrik di jalan-jalan, di toko-toko, dan di rumah-rumah dipasang, seakan-akan manusia

121

121

121

121

121

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

bersedia untuk mulai berjuang membantu Ormuzd, dewa terang dan dalam perjuangannya yang abadi melawan Ahriman, dewa gelap. Di mana-mana bola-bola lampu sudah menyala, riang terang seperti jambu-jambu api, yang makin lama makin terang untuk berbaur yang akhirnya menjadi suatu lautan dan cahaya yang terang benderang. Orang-orang, mobil-mobil dan kendaraan-kendaraan lain bergerak-gerak di atas dasar segara. Kebaya merah, rok kuning, stelan gabardin, beriring-iring, berpapasan, susul-menyusul, di atas trotoar, depan toko-toko yang bermandi cahaya. Packkard, Ford, Erskine, Willys mengkilap-kilap di atas aspal, menyiku Fongers, Raleig, Humber, dan mobil-mobil cap ”kuda” ke pinggir. Benar kata orang bahwa kota Bandung yang mendapat julukan ”Paris di Pulau Jawa” mulai hidup dari jam sore.

Tapi lain dulu lain sekarang

Tidak demikian halnya, ketika kereta api masuk stasiun sore itu. Ahriman agaknya sudah bisa melumpuhkan semangat Ormuzd. Tak berani lagi Ormuzd berpesta di kota Bandung. Bandung sekarang seolah-olah sedang berkabung. Kini tak ada lagi lampu-lampu yang terang benderang itu. Tak ada lagi toko-toko bermandi cahaya. Tak ada lagi kendaraan-kendaraan yang bersimpang siur. Beberapa lampu yang jauh-jauh jaraknya terpencil yang satu dari yang lain, seperti ragu-ragu agaknya memberikan cahaya, laksana putri Timur yang ragu-ragu-ragu-ragu pula menyiarkan cahaya kecantikannya karena wajahnya ditutup dengan tudung telingkup. Lampu-lampu itu pun diselubungi semuanya dengan sebuah selubung dari timah sari yang dicat hitam, sehingga tak ada cahaya yang ke pinggir atau ke atas, melainkan hanya ke bawah saja, ke atas jalan aspal. Dan di sana cahaya bulat-bulat seperti bulan purnama yang sedang pudar cahayanya.

Truck-truck yang penuh dengan serdadu Jepang mondar-mandir terbang dengan bergemuruh di atas jalan. Lampunya bergerak-gerak di dalam gelap seperti bola-bola biru menari-nari, sepasang-sepasang. Selain truck-truck dan mobil-mobil Jepang yang begitu banyak itu ada juga beberapa delman, yang rupanya lekas-lekas hendak pulang, seperti burung-burung di kala senja buru-buru mencari sarangnya. Maklumlah, akhir-akhir ini seringkali ada bahaya udara. Kecuali kendaraan-kendaraan tersebut, jalan-jalan itu boleh dibilang sepi sama sekali. Persis pukul 6.36 (menurut jam Jepang sudah jam 8.06) kereta api masuk stasiun. Jadi sudah mulai gelap.

Hasan lekas-lekas turun. Tas pakaiannya dijinjingnya, dan mantelnya diselampaikannya di atas pundaknya. Seperti penumpang yang lain, ia pun bergegas-gegas meninggalkan gedung stasiun. Di atas tangga ia berdiri sebentar, melihat ke kiri ke kanan mencari delman atau becak. Tapi satu dua delman yang ada di halaman sudah diambil orang lain. Karena itu, Hasan terpaksa berjalan kaki dengan harapan mudah-mudahan di tengah jalan akan bertemu dengan delman atau becak yang kosong.

Sebetulnya ia merasa terlalu lelah dan lemas untuk menempuh jalan ke rumahnya di Tegallega itu. (Sejak ia bercerai dengan Kartini, ia tidak lagi ke rumah di Lengkong Besar, tetapi pindah ke Tegallega).

Terseok-122

122122

122122

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

seok ia berjalan. Dan tidak ada kuli lagi. Pakaian dalam tasnya terasa sudah menjadi batu semuanya. Tangannya yang menjinjing itu lengket, karena keringat. Lekat seperti memegang dodol. Karena itu tasnya itu berpindah-pindah saja dari tangan kiri ke tangan kanan, dari tangan kanan ke tangan kiri. Dan bersama itu bahunya turun naik, seperti neraca.

Ia terseok-seok terus. Berkali-kali dilalui oleh orang-orang lain yang lebih cepat jalannya. Hari makin gelap.

Persis pada simpangan jalan Suniaraja, terdengarlah tiba-tiba sirine berbunyi. Ngeooong, ngeoooong …… ngeoooooong …….

Kusyu keiho! Kusyu keiho! teriak orang-orang yang pada lari mencari lubang perlindungan. Kusyu keiho! Kusyu keiho! sambung seorang laki-laki yang berteriak-teriak dengan menggunakan sebuah corong pengeras suara. Ia pakai sepeda lari ke sana ke mari dengan corong depan mulutnya, seperti seekor burung ganjil layaknya yang besar paruhnya.

Orang-orang pada ribut. Yang satu lari ke sini, yang satu lagi lari ke sana. Seperti ayam-ayam takut elang. tiap kaki lari cepat. Tiap-tiap hati berdebar-debar. Tiap-Tiap-tiap mata mencari perlindungan yang paling dekat.

Hasan bingung. Ia bergegas ke sebuah lubang perlindungan yang tidak jauh letaknya dari sana. Tapi dilihatnya sudah terlalu penuh. Tidak jadi masuk. Mencari perlindungan lain. Mantelnya menggelosor dari bahunya, jatuh ke bawah. Dipunggutnya.

Ayo, Bung! Lekas berlindung! Teriak seorang keibodan dengan picinya dari anyaman bambu, dan memegang senapan dari kayu.

Dengan menyeret-nyeret mantelnya yang menyapu jalan, Hasan bergegas lagi mencari perlindungan lain. Lari ia tidak berani. Takut akan penyakit paru-parunya. Napasnya mengkrak-mengrik.

Sirine mengaung-ngaung terus. Dan lampu-lampu sudah padam semua. Mati serentak seolah-olah tertiup semuanya oleh napas sirine yang berputar-putar di udara seperti kincir. Radio umum sudah bungkam juga, seperti suara gaang dalam tanah yang tiba-tiba berhenti karena mendengar langkah orang. Dan mobil-mobil serta kendaraan-kendaraan lain sudah berlindung di tepi-tepi jalan yang sembunyi tidak terlihat dari udara. Jalan-jalan mendadak sepi. Hitam. Bungkam. Mati. Ya, mati semua-muanya. Gudang-gudangan mati, toko-tokonya mati. Lampu-lampunya, radio-radionya, mobil-mobilnya semua mati. Akan tetapi, tidak demikiannya dengan orang-orangnya. Orang-orangnya tidak mati. Baru hanya takut mati.

Hasan sudah dalam perlindungan lain.

Masuk terus! Perintah si Amin seorang keibodan yang bekerja sehari-hari sebagai kuli binatu. Hasan didorong-dorongnya dari belakang, sehingga tersonggok-songgok masuk makin dalam menyusuk ke dalam lubang yang gelap itu.

Duduk semua: (perintah si Amin pula) Hai! Buang itu rokok semua (cara membentak ala Jepang terhambur dari mulut si Amin).

Mas Karto yang lupa aturan kusyu keiho lekas membuang rokok kreteknya.

123

123

123

123

123

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

3

Mbok Karto mengomel:

Kok, wong tua tidak tahu aturan, kaya bocah cilik saja. Daripada minta-minta dari Tuhan supaya selamat semuanya, ini kok mengepool saja. Hus!

Kemudian bibir orang perempuan itu kernyut-kernyut membaca surat fatehah dan kulhu dengan maksud supaya jangan ada bom jatuh di sana.

Hasan duduk di samping mas Karto. Hasan pun mengucap syukur karena mas Karto tidak merokok. Asap rokok tidak baik bagi orang yang berpenyakit TBC.

Sebentar kemudian sunyi-senyaplah dalam perlindungan itu, seperti dalam kuburan. Sirine sudah tidak berbunyi lagi. Dan orang-orang sudah bungkam semuanya, seperti mayat dalam kuburan. Hanya sekali-sekali jangkrik mengkerik di bawah bangku perlindungan. Krik-krik-krik-krik-krik. Sekali-sekali terdengar juga suara bibir Bok Karto mendesis-desis membaca kulhu dan fatehah.

Masing-masing orang dengan pikirannya sendiri-sendiri. Tapi tiap hati berdenyut seirama: takut mati. Berdenyut seirama pula: mohon selamat kepada Tuhan. Dan tiap muka tak bersinar. Apa bedanya keadaan mereka itu dengan tikus-tikus yang takut kucing, atau anak-anak ayam yang takut elang? Mungkin bedanya cuma karena ayam atau kucing tidak berdenyut dalam hatinya minta selamat kepada Tuhan. Tapi, entahlah, itu tidak bisa kita kontrol, karena kita tidak mengerti bahasa kucing atau ayam.

Hasan merenung-renung. Ia pun takut mati. Perasaan demikian itu akhir-akhir ini makin sering mengganggu dia. Mungkin karena ia merasa, bahwa penyakit paru-parunya sudah makin berat lagi. Dan dalam ketakutan itu segala dongeng-dongeng dahulu ketika kecil tentang mereka, malaikat, jin dan lain-lain itu hidup kembali dalam khayalnya. Makin hidup khayalnya, makin takut ia. Dan dalam keta-kutan, ia merasa bahwa ia hanya sesuatu makhluk yang kecil sekali yang tidak berdaya apa-apa. Dengan seluruh jiwanya bersujudlah ia kembali kepada Tuhan, memohon-mohon kepada-Nya, supaya ia lekas baik dari sakitnya, dan sekarang di dalam lubang itu, supaya ia selamat jangan kena bom. Makin keras ia memohon kepada Tuhan, makin tentramlah ia merasa dalam hatinya. Lupa ia akan segala ucapan dan ajaran Rusli tentang tidak ada Tuhan. Bahkan ia sekarang merasa lebih dekat lagi kepada Tuhan.

Kerjakan pelatihan dengan langkah-langkah berikut ini! 1. Bentuklah kelompok 4 – 5 orang siswa!

2. Bacalah penggalan novel ”Atheis” tersebut secara teliti! 3. Pahami dan renungkan dialog antartokoh serta perasaan dan

124

124124

124124

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

Sasaran Kompetensi

4. Diskusikan hal-hal yang menarik serta nilai-nilai yang terkandung dalam penggalan novel tersebut, yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan kamu dalam hidup dan kehidupan ini. Misalnya tentang prinsip dan pandangan hidup, keyakinan atau keimanan, moral, budaya, tradisi, kepercayaan, dan lain-lain.

5. Rumuskan hal-hal yang menarik serta nilai-nilai yang terkandung dalam penggalan novel tersebut dalam bentuk komentar atau tanggapan!

6. Ungkapkan dan presentasikan hasil diskusi kamu dalam bentuk diskusi kelas!

7. Sebelum kelompok kamu mengungkapkan atau mempresen-tasikan hasil kerja kelompok, mintalah salah satu anggota kelompok untuk menceritakan kembali penggalan novel dengan menggunakan bahasamu sendiri terlebih dahulu! 8. Siswa atau kelompok yang lain mengomentari atau menanggapi

hasil kerja kelompok kamu.

9. Jika timbul pertanyaan dan komentar atas hasil kerja kelompok kamu, usahakan setiap anggota kelompok untuk saling membantu menjawab.

1. Bacalah novel Atheis yang terdapat di perpustakaan sekolah kamu secara keseluruhan.

2. Buatlah ringkasan ceritanya dan ceritakan kembali isi cerita novel yang kamu baca tersebut di depan kelas!

3. Ungkapkanlah komentar kamu mengenai hal-hal yang menarik serta nilai-nilai yang terkandung dalam Novel Atheis yang kamu baca tersebut!

1. Daftar pustaka adalah bagian pelengkap dalam sebuah karya tulis ilmiah. Daftar pustaka berisi nama penulis buku lengkap dengan tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan tahun terbit yang digunakan sebagai acuan dalam menulis karya ilmiah. 2. Memo adalah surat perintah dari seseorang untuk orang lain

yang ditulis secara singkat, jelas, dan tegas.

3. Menceritakan isi novel adalah mengungkapkan kembali isi novel yang telah dibaca dengan cara dan bahasa sendiri.

125

125

125

125

125

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

Sudahkah kamu menguasai berbagai kemampuan berbahasa dalam Pelajaran 8 ini? Untuk mengukur dan meningkatkan kemampuanmu, coba kamu praktikkan dalam kehidupanmu sehari-hari berbahasa berikut ini. 1. Cari beberapa judul buku yang berbeda, yang terdapat di perpustakaan

sekolahmu. Daftarkan judul buku sesuai dengan ketentuan menulis daftar pustaka.

2. Misalnya kamu seorang ketua osis di sekolahmu. Kamu memerintahkan kepada seksi kerohanian untuk membuat proposal kegiatan peringatan Maulid Nabi. Berdasarkan pernyataan tersebut tulislah perintah dalam bentuk memo.

3. Carilah sebuah novel. Bacalah novel tersebut dengan cermat. Ceritakan secara tertulis novel yang kamu baca tadi dengan bahasa yang baik.

8

I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar!

1. Perhatikan identitas buku di bawah ini: 1. Judul Buku : Menulis Secara Populer 2. Pengarang : Ismail Marahimin 3. Penerbit : Pustaka Jaya 4. Tahun Terbit : 1993

5. Kota Terbit : Jakarta

Penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan EYD adalah ...

a. Ismail Marahimin, Menulis secara populer, Pustaka Jaya : Jakarta. 1993.

b. Marahimin, Ismail 1993. Menulis secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya

c. Ismail, Marahimin, 1993. Menulis secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya

d. Marahimin Ismail, Menulis secara Populer. Menulis secara Populer 1993.Jakarta : Pustaka Jaya.

e. Marahimin Ismail 1993. Menulis secara Populer. Jakarta : Pustaka Jaya.

2. Dalam karya tulis, daftar pustaka termasuk ke dalam bagian ….

a. bagian pelengkap pendahuluan

b. bagian isi

c. bagian kesimpulan

d. bagian pembahasan

126

126126

126126

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

3.

Unsur memorandum di atas yang kurang adalah ….

a. alamat

b. salam pembuka

c. perihal

d. salam penutup

e. waktu

4. Ujian praktik tahun pelajaran 2005/2006 akan dilaksanakan awal bulan April 2006. Kepala Sekolah meminta kepada Ibu dan Bapak Guru yang bersangkutan supaya menyerahkan naskah soal ujian praktik paling lambat 25 Maret 2006 kepada wakil kurikulum. Berdasarkan ilustrasi tersebut, kalimat memo yang tepat adalah …

a. Serahkan naskah soal ujian praktik kepada wakil kurikulum, paling lambat 25 Maret 2006.

b. Harap naskah soal ujian praktik diserahkan kepada kami paling lambat 25 Maret 2006.

c. Saya minta Ibu dan Bapak Guru menyerahkan naskah soal ujian praktik paling lambat 25 Maret 2006 di kurikulum.

d. Saya minta tanggung jawab Ibu dan Bapak Guru untuk segera menyerahkan naskah soal ujian praktik, paling lambat 25 Maret 2006.

e. Saya mengharapkan naskah soal ujian praktik untuk tidak terlambat kami terima, paling lambat 25 Maret 2006. Jangan terlambat!

5. Dalam tulisan ini akan ditemukan sistem keamanan lingkungan. Artinya, sistem tersebut akan ditinjau secara teoritis atas dasar asumsi bahwa warga masyarakat biasa pun mempunyai kewajiban untuk menjaga dirinya maupun sesama warga masyarakat. Kesadaran akan kewajiban ini tidak akan timbul dengan sendirinya sehingga perlu ada dorongan tertentu tidak harus berdasarkan pengorbanan.

MEMORANDUM

Kepada : Bapak Drs. Sayidiman Dari : Direktur PPSM

Kami menyetujui dan menunjuk Bapak, mewakili PPSM untuk membantu BLKA sesuai dengan surat terlampir.

Terima kasih.

127

127

127

127

127

u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

Penggalan karya tulis di atas terdapat pada bagian ….

a. abstrak

b. kata pengantar

c. pendahuluan

d. isi

e. penutup

6. Saat itu aku dihadapkan pada suatu dilema. Apakah aku akan mendekatinya dan terus terang mengatakan kepadanya siapa aku ini sebenarnya atau tetap begini saja seterusnya. Semenjak aku menjadi mandor kebun, aku tidak pernah berhubungan lagi dengan Mas Sudibyo.

Watak tokoh “aku” yang terlihat dalam penggalan novel adalah ....

a. egoistis

b. ceroboh

c. lemah

d. penyabar

e. peragu

7. Berikut ini termasuk instrinsik novel, kecuali ….

a. tema

b. alur

c. rima

d. sudut pandang

e. latar

8. Kelompok seminar membuat karya tulis dengan tema “Bahaya Merokok bagi Remaja.”

Rumusan latar belakang yang sesuai dengan tema karya tulis tersebut adalah …

a. Banyak perokok disebabkan oleh pergaulan remaja.

b. Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan dengan perokok aktif.

c. Dewasa ini banyak ditemukan penyakit akibat merokok, di kalangan remaja.

a. Iklan rokok sebagai pengembang devisa negara.

b. Tidak hanya kaum pria, kaum wanita pun banyak menjadi perokok.

9. Judul makalah: trauma yang dialami anak

Penulisan judul makalah tersebut yang tepat adalah ….

a. Trauma yang dialami anak

b. Trauma yang Dialami Anak

c. Trauma Yang Dialami Anak

d. TRAUMA yang DIALAMI ANAK

128

128128

128128

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

10. “Walau apa katamu terhadapku, walau kau caci maki aku, kau kutuki aku, aku terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Ami hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan telah melarangnya, o..o..o.. itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi, ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi, lyah, yakni kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip hidup segala manusialah menjunjung kebenaran Tuhan.”

Kemarau, A.A.Navis Nilai agama yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah ….

a. segala keputusan hendaknya selalu dikembalikan pada ajaran agama

b. kesabaran seorang ayah dalam menghadapi perilaku anak-anaknya

c. Tuhan melarang perkawinan beda agama

d. keihklasan seorang ibu dalam membahagiakan anaknya

e. melanggar prinsip agama mendatangkan kesengsaraan

II. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!

1. Tuliskan langkah-langkah bila kamu akan menceritakan isi novel 2. Apa yang dimaksud daftar pustaka?

3. Tuliskan urutan penulisan daftar pustaka! 4. Apa yang kamu ketahui tentang memo?

129

129

129

129

129

Hiburan

Pada Pelajaran 9 ini kamu akan mempelajari serta menguasai beberapa kemampuan berbahasa berikut ini.

1. Kemampuan membacakan naskah berita. Dalam pembelajaran ini, tersedia sebuah teks berita. Kamu diharapkan mampu membaca teks berita tersebut dengan delapalan dan intonasi yang tepat.

2. Kemampuan merangkum hasil wawancara. Teks wawancara disajikan dalam pelajaran ini harus kamu baca sampai paham betul isinya. Setelah membaca, kamu diharapkan mampu merangkum isi berita tersebut.

3. Kemampuan menulis proposal. Dalam pembelajaran ini diawali dengan penjelasan tentang proposal kemudian dicontohkan sebuah proposal kegiatan. Mencontoh dari proposal tersebut, kamu diharapkan mampu menulis proposal dengan baik. 4. Kemampuan membaca karya sastra terjemahan. Karya sastra

terjemahan dalam pembelajaran ini kamu baca dan pahami isinya dengan baik. Kemudian kamu harus mampu menjawab sejumlah pertanyaan isi cerita tersebut.

Pelajaran

130

130130

130130

u

Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2Bahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial u

1

Dalam dokumen sma11bhsind BelajarEfektifBhsInd EKusnadi (Halaman 131-141)