• Tidak ada hasil yang ditemukan

alur dengan arah perputaran ke kiri (pada Co/r) atau ke kanan (pada Smith and Wesson)

Dalam dokumen Buku Ilmu Kedokteran Forensik (Halaman 43-46)

Di samping senjata api dengan laras beralur (rifled bore), terdapat pula jenis dengan laras licin (smooth bore) seperti pada senjata api jenis shot gun, yang pada satu kali tembakan dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak sekaligus.

Peluru untuk jenis senjata api berlaras beralur berbeda dari peluru untuk senjata api berlaras licin. Secara skematik dapat tampak pada gambar berikut:

Gambar kiri menunjukkan peluru untuk laras beralur sedangkan gambar kanan adalah peluru untuk senjata api berlaras licin.

Anak peluru untuk senjata api berlaras pendek jenis revolver umumnya terbuat dari timah hitam yang kadang kadang berselaput plastik, sedangkan anak peluru untuk senjata berlaras pendek jenis pistol dan senjata api berlaras panjang umumnya terbuat dari timah hitam sebagai inti yang dibalut dengan tembaga, kuningan atau nikel sebagai mantel. Garis tengah anak peluru senapan biasanya berukuran 7-9 mm dengan panjang 25-39 mm dan berat 9-14 gram. Anak peluru yang digunakan pada senapan mesin umumnya lebih kecil dan lebih ringan, 5,56 mm dan 3,5 gram.

Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada pelbagai faktor: 45

a. Besar dan bentuk anak peluru

b. Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru) c. "Kerapuhan" anak peluru

d. kepadatan jaringan sasaran e. vulnerabilitas jaringan sasaran

Tembakan yang mengenai tubuh akan menimbulkan luka tembak, yang gambarannya tidak hanya terjadi sebagai akibat terjangan anak peluru pada sasaran, tetapi juga oleh pruduk ikutan

yang terjadi saat tembakan dilepaskan, yaitu partikel logam akibat geseran anak peluru dengan laras, butir mesiu yang tidak sempurna terbakar, asap serta panas akibat ledakan mesiu dan pada luka tembak yang terjadi akibat tembak tempel, kerusakan jaringan akibat moncong laras yang juga menekan sasaran. Tergantung pada komponen produk ikutan mana yang masih dapat mencapai sasaran, luka tembak masuk dibedakan menjadi luka tembak masuk jarak jauh, luka tembak masuk jarak dekat, luka tembak masuk jarak sangat dekat dan luka tembak tempel. Apabila setelah mengenai sasaran, anak peluru masih memiliki tenaga untuk meneruskan lintasannya dan menembus ke luar tubuh, maka akan terjadi luka tembak keluar.

Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu zat yang melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb, Sb, Ba) akan terusap pada tepi lubang sehingga terbentuk kelim kesat yang terdapat tepat di tepi lubang (pada luka tembak masuk jarak jauh). Butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar akan tertanam pada kulit disekitar kelim lecet, membentuk kelim tatoo (pada luka tembak masuk jarak dekat), dan jelaga/asap yang ke luar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga, sedangkan api yang ikut keluar akan

membentuk kelim api (berupa hiperemi atau jaringan yang terbakar, pada luka tembak masuk jarak sangat dekat).

Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar yang menonjol, dikenal sebagai jejak laras. LTM (Luka Tembak Masuk) jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru, sedangkan LTM jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis ter-bakar. LTM jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api.

LTM tempel/kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut di atas (yang akan masuk ke dalam saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan, yang terjadi sebagai akibat tekanan berbalik dari udara hasil ledakan mesiu.

Bila seluruh lingkaran laras senjata menempel tegak lurus cada kulit, maka butir mesiu, jelaga, api, semuanya langsung masuk «e dalam saluran luka. Tekanan balik gas panas yang ikut masuk ke saiam saluran dapat mengakibatkan peregangan kulit yang sangat resar dan memberikan gambaran luka seperti bintang. Bila tidak seiuruh lingkaran laras senjata menempel pada

permukaan kulit, -aka akan terbentuk gambaran LTM yang merupakan kombinasi dari LTM tempel dan LTM jarak sangat dekat.

Gambar menunjukkan secara skematis gambaran pada sasaran yang diakibatkan oleh pelbagai komponen suatu tembakan.

Gambaran LTM jarak jauh dapat juga ditemukan pada korban . ang tertembak pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapat penghalang misalnya pakaian yang tebal, kat pinggang, helm dan sebagainya sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan api tertahan oleh menghalang tersebut.

Jarak penembakan yang tepat hanya dapat diperkirakan de--gan membandingkan luka tembak masuk yang ditemukan dengan -ka tembak masuk yang diperoleh dari uji coba tembakan yang -enggunakan senjata dan peluru yang sejenis.

Pada umumnya, mesiu mengandung unsur Sb, Ba dan Nitrat. =enentuan kuantitatif terhadap Sb pada luka tembak masuk mung-* n dapat memberikan perkiraan kasar terhadap jarak tembak. Uji difenhidramin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan spektrofotometri terhadap Sb pada tangan tersangka pelepas tembakan, terutama pada senjata jenis revolver merupakan salah satu cara pembuktian terhadap pelaku penembakan.

Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan - temukan luka tembak keluar (LTK). LTK umumnya lebih besar dari _~M akibat terjadinya deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK. =ada anak peluru yang menembus tulang pipih, seperti tulang atap tengkorak, akan terbentuk corong yang membuka searah dengan gerak anak peluru.

LTK mungkin lebih kecil dari LTM bila terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akan keluar meninggalkan tubuh. Bentuk LTK tidak khas dan sering tidak beraturan.

Gambar menunjukkan ujung anak peluru yang menembus keluar pada luka tembak keluar, namun karena habis tenaganya lalu tersangkut pada kulit.

Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada tempat keluar tersebut terdapat benda yang keras, misalnya ikat pinggang, atau korban sedang bersandar pada dinding. Senapan angin, yang mendorong anak peluru menggunakan udara atau gas CO2 bertekanan tinggi, dapat memberikan kecepatan anak peluru saat tinggal laras sebesar 194 m per detik, sehingga bila ini mengenai mata, dapat menembus atap orbita dan masuk ke dalam rongga tengkorak. Pistol dengan peluru berkaliber 5,6-11 mm dapat memberikan kecepatan anak peluru 200-400 m/detik. Bila mengenai pembuluh darah besar atau organ vital, dapat berakibat fatal. Pecahan granat merupakan proyektil tidak beraturan yang berkecepatan setara dengan anak peluru pistol.

Senjata api dengan anak peluru berkecepatan tinggi (> 800 m/detik), misalnya pada senapan berburu, senapan militer dan senapan mesin memberikan LTM dengan daya rusak hebat, terutama pada jarak dekat.

Peluru dum-dum merupakan peluru yang ujung anak pelurunya dibuat sedemikian rupa sehingga mudah mengalami deformitas saat mengenai sasaran sehingga dapat menimbulkan luka tembak masuk dengan kerusakan jaringan yang hebat.

Pistol gas air mata menggunakan peluru khusus yang saat ditembakan, melepaskan gas khlor-asetofenon yang dapat melukai mata. Kelainan yang terjadi pada mata dapat berupa keratitis, irido-siklitis atau kadang-kadang dapat mencapai retrokorneal.

Dalam dokumen Buku Ilmu Kedokteran Forensik (Halaman 43-46)