• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Internal

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 42-45)

Oleh: Almy Zarlis, S.T.

B.   Analisis Internal

 

ANALISIS internal dilakukan untuk menilai berbagai hal relevan yang terlibat  atau bertanggung jawab dalam proses apa yang diinginkan dan apa yang menjadi  sumber daya organisasi untuk ditawarkan ke publik. 

Analisis internal menurut Patterson dan Radtke (2009: 44) adalah kegiatan  melihat budaya organisasi dan tujuan struktur, program dan manajemen, sumber  daya manusia dan keuangan, dan infrastruktur fisik dan teknologi.  Sebuah  prinsip dasar dari model perencanaan komunikasi strategis adalah bahwa semua  manajer senior perlu memahami pentingnya komunikasi internal dan eksternal.  Dengan memeriksa potongan‐potongan masalah, staf dan dewan harus mampu  memahami tidak hanya apa yang mungkin tetapi juga apa yang diperbolehkan  diberi seperangkat fakta. 

Morissan (2012: 40) mengatakan bahwa aspek lain yang perlu diperhatikan  dalam  melakukan  analisis  internal  adalah penilaian terhadap  kekuatan  dan  kelemahan organisasi atau merek dari perspektif citra atau image yang dimiliki.  Seringkali citra yang dibawa perusahaan atau merek ke pasaran memberikan 

dampak  yang  signifikan  dalam  menentukan  keberhasilan  promosi  yang 

dilakukan. Dengan kata lain, perusahaan atau organisasi yang sudah memiliki  reputasi atau citra yang bagus akan berada pada posisi yang selangkah lebih maju  dalam memasarkan produknya. 

Oleh karena itu, analisis internal yang memperhitungkan kekuatan dan  kelemahan  organisasi dalam  pandangan  citra  yang dimiliki  organisasi  atau  perusahaan akan menjadi penting sebelum organisasi tersebut mengeluarkan  produk  apa  yang  akan  dipasarkan  ke  publik.  Menganalisa  hal  ini  perlu  keterlibatan semua pihak bukan saja orang dalam organisasi, akan tetapi orang  yang berada di luar organisasi juga berkepentingan dalam menilai bagaimana  mereka memandang organisasi anda. 

 

Budaya Organisasi  

Budaya organisasi menurut Schein, (1985: 168) adalah sebuah sistem makna  bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari  organisasi‐organisasi lainnya. Sistem makna bersama yang dimaksud adalah  sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. 

Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan atau anggota  organisasi memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait  dengan  apakah  karyawan  menyukai  karakteristik  itu  atau  tidak.  Budaya 

organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih  bersifat evaluatif. 

Dalam budaya organisasi ini kita mengupayakan mengukur bagaimana  para karyawan memandang organisasi mereka (Robbins, Stephen, 2008: 256‐266): 

 

a. Apakah mendorong kerja tim?

b. Apakah menghargai inovasi?

c. Apakah menekan inisiatif?

 

Sebuah rencana strategis yang efektif komunikasi harus merupakan refleksi  akurat dari budaya organisasi. Ini harus mencerminkan hubungan kerja saat ini,  kemitraan,  ekspektasi  kinerja,  dan  kerangka  organisasi.  Jika  rencana  ini  membahas infrastruktur saat ini, juga harus mencakup strategi komunikasi untuk 

membantu  dewan,  staf,  dan  konstituen  kunci  lainnya  memahami  dan 

mendukung perubahan yang diinginkan arah.  Di antara pertanyaan untuk dipertimbangkan: 

 

 Berapa besar kewenangan yang dimiliki anggota staf dalam pekerjaan

mereka?

 Apakah ada aliran informasi yang relatif bebas dalam organisasi, atau

apakah orang cenderung untuk tidak berbagi?

 Bagaimana sikap di organisasi yang terbuka dan ramah, takut dan

paranoid, sinis?

 Apakah anggota staf merasa bahwa mereka diperlakukan dengan adil?

 Apakah ada hubungan pelaporan yang jelas dan pemahaman bersama

tentang bagaimana departemen bekerja dengan satu sama lain?

 Apakah ada tim antar departemen yang bekerja secara teratur di dalam

departemennya masing-masing?

 Apakah ada tanggung jawab yang tumpang tindih?

 

Setelah Perencana Komunikasi memiliki pemahaman yang jelas tentang  nilai‐nilai  inti  organisasi,  dapat  menentukan  apakah  akan  bekerja  dalam  parameter  ini atau  mencoba untuk perubahan lembaga. Penggunaan model  perencanaan komunikasi strategis, yang mengasumsikan penggunaan kelompok  kerja jangka pendek antar departemen, dapat menjadi katalisator bagi hubungan  kerja yang baru bagi sebuah organisasi dalam merencanakan komunikasi di 

Selain pemahaman budaya organisasi, pendekatan perencanaan strategis  umum untuk  analisis internal organisasi adalah untuk memeriksa kekuatan  organisasi dan kelemahan dalam lima bidang: 

  1. Administrasi 2. Program 3. Sumber Daya 4. Infrastruktur 5. Pengembangan Organisasi  

Bekerja  dengan  dewan  dan  staf,  Perencana  Komunikasi  harus 

mengidentifikasi kekuatan organisasi dan kelemahan di masing‐masing lima  bidang  di  atas.  Jika  Perencana  Komunikasi  melakukan  latihan  ini  secara  independen,  harus  berbagi  temuan  dengan  tim  manajemen  senior  untuk  memastikan bahwa mereka mengerti dan setuju dengan interpretasi dan asumsi  yang dicapai  oleh  Perencana  Komunikasi.  Tim  manajemen  senior mungkin 

memutuskan  untuk  mengatasi  beberapa  masalah  secara  terpisah  untuk 

memastikan bahwa Perencana Komunikasi dapat merencanakan strategi untuk  mengatasi kelemahan organisasi dan membuat penggunaan terbaik dari kekuatan  dalam konteks komunikasi.  

 

Administrasi  

Administrasi menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (2008), adalah usaha dan 

kegiatan  yang  berkenaan  dengan  penyelenggaraan  kebijaksanaan  untuk 

mencapai tujuan. Dalam arti luas merupakan seluruh proses kerja sama antara  dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana  prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. 

Dalam analisis situasi suatu organisasi, administrasi merupakan hal yang  sangat penting untuk diperhatikan, bagaimana kelompok manusia di dalam  organisasi tersebut kerja sama, proses atau usaha, bimbingan, kepemimpinan,  pengawasan dan tujuan dari organisasi tersebut. 

Perencanaan komunikasi yang sukses didukung secara penuh oleh tim  manajemen di dalam organisasi tersebut, bagaimana komitmen tim terhadap  rencana strategis secara keseluruhan, mempromosikan misi dan tujuan organisasi  dan mengakui bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam  segala aspek administrasi kerja organisasi. 

Manajer  senior  harus  menerima  rencana  tersebut  dan  mendorong 

departemen mereka  untuk berusaha memperbaiki temuan dan  rekomendasi 

dalam rencana tersebut. Banyak rencana dibiarkan begitu saja menjadi dokumen  yang tersimpan rapi karena tidak diproses secara cepat, tidak ada komitmen  bersama di dalam organisasi terhadap rencana yang telah disusun bersama, atau  ada sikap membiarkan atau menyabotase rencana tersebut. 

Seringkali struktur administrasi organisasi tidak sejalan dengan apa yang  diprioritaskan.  Mengevaluasi  proses  administrasi  dan  struktur  departemen  organisasi, dan membentuk struktur tersebut jika diperlukan kembali, dapat  membantu organisasi untuk beroperasi secara lebih efisien untuk memenuhi 

tujuannya.  Menyatukan  seluruh  perencanaan  komunikasi  dan  proses 

implementasinya dapat membantu pendekatan model baru dalam kerja‐kerja  organisasi. Dengan cara ini, perencana komunikasi membantu organisasi untuk  memahami bagaimana rencana tersebut akan mempengaruhi pekerjaan apa yang  akan dilakukan dan bagaimana itu dilakukan di masa yang akan datang. 

 

Program  

Program  dalam  suatu  organisasi  merupakan  hal  yang  fundamental  dalam  berjalannya suatu organisasi. Bagaimana merencanakan program yang dimulai  dari merumuskan masalah utama organisasi, penetapan tujuan, penyusunan  program aksi, antisipasi ketidakpastian, dan lain‐lain. Dan dilanjutkan bagaimana  mengimplementasikan program komunikasi organisasi sehingga berjalan dengan  capaian yang signifikan. Mengembangkan program dengan inisiasi program baru  dan memanfaatkan peluang dalam organisasi hingga dilakukan monitoring dan  evaluasi  dari  program  yang  digulirkan.  Semua  hal  ini  direncanakan  agar  komunikasi yang dibangun berbentuk program yang terukur dan memiliki tujuan  positif bagi organisasi. 

Perencanaan  komunikasi yang  efektif  dapat  memastikan  bahwa yang  menjalankan program dan layanan apa yang mereka butuhkan. Dengan melihat  program‐program secara teliti akan diketahui mana program yang berjalan baik  dan mana yang tidak berjalan. 

Program dari anggota organisasi diminta secara aktif untuk berpartisipasi 

dalam  proses  perencanaan  komunikasi  yang  akan  membantu  Perencana 

Komunikasi memahami apakah program yang diinginkan bekerja dengan baik.  Menentukan akar penyebab setiap kekuatan dan kelemahan dapat membantu  perencana komunikasi untuk menyesuaikan tujuan komunikasi yang baru dalam  meningkatkan keberhasilan semua program dan jangkauannya. 

   

Sumber Daya  

Organisasi  merupakan  semua  tentang  orang‐orang  yang  terlibat  dan  jenis  keterampilan dan sumber daya yang mereka bawa ke hadapan kita. Dalam arti  luas, sumber daya manusia organisasi meliputi tidak hanya staf tetapi juga  anggota dewan, relawan, donor, dan pendukung. Apa jenis sumber daya manusia  juga kebutuhan organisasi, dan bagaimana hal itu membuat penggunaan terbaik  dari apa yang tersedia untuk itu?  

Sumber Daya Manusia merupakan faktor sentral dalam pengelolaan suatu  organisasi. Mereka yang menjadi penggerak roda organisasi dalam mencapai dan  mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Karena itu, produktivitas  organisasi sangat ditentukan oleh produktivitas SDM yang bersangkutan. Dalam  analisis  internal,  sumber  daya  menjadi  hal  yang  sangat  diperhatikan  agar  pemberdayaan sumber daya menjadi bermutu dan tidak menjadi masalah.  

Ada dua kriteria yang harus diperhatikan, yaitu motivasi kerja tinggi dan  kemampuan unggul. Ukurannya akan ditentukan dari skala organisasi, tantangan  yang dihadapi, serta rencana strategis pengembangan sumber daya. Hal inilah  yang menjadi analisis internal bagi perencana komunikasi agar kelemahan dan  kekuatan berjalannya organisasi mampu direncanakan dengan terukur dan baik. 

Proses komunikasi strategis memberikan kesempatan untuk melibatkan  semua sumber daya manusia organisasi dengan cara merevitalisasi organisasi dan  komitmennya untuk misinya. Mungkin sederet dari keterampilan (dan sikap)  dapat ditingkatkan melalui pelatihan atau perekrutan. Membantu staf, relawan,  dan dukungan papan pelaksanaan rencana komunikasi strategis bisa menjadi  komponen penting dari perencanaan kerja. 

 

Infrastruktur  

Infrastruktur organisasi antara lain mencakup sumber daya keuangan, perangkat  kerja yang memadai, dan teknologi tepat guna. 

Untuk beberapa hal, infrastruktur menentukan bagaimana posisi yang baik 

itu  adalah  untuk  memenuhi  tujuan  program  dan  melaksanakan  tujuan 

komunikasi. Apakah lingkungan fisik (misalnya, ketersediaan parkir, keamanan,  tanda, ruang untuk diskusi rahasia) cukup untuk memenuhi kebutuhan anggota  staf dan klien? Apakah organisasi memiliki peralatan (misalnya, saluran telepon  cukup dan stasiun kerja komputer, kemajuan perangkat lunak dan database) untuk  mendapatkan pekerjaan? Apakah ada ruang kerja umum, ruang pertemuan, dan  pusat‐pusat lainnya untuk memungkinkan semua anggota staf untuk terlibat  dalam pekerjaan penting yang dilakukan? 

Hal‐hal inilah yang menjadi analisis internal dari infrastruktur organisasi  bagi perencana komunikasi. Sehingga dapat ditentukan kelemahan dan kekuatan  dari organisasi tersebut dalam membuat perencanaan komunikasi yang terukur  dan terencana.  

 

Pengembangan Organisasi 

Pengembangan  Organisasi  pada  dasarnya  adalah  serangkaian  proses  dari  pengetahuan,  teori‐teori,  dan  kegiatan  praktis  dikaitkan  dengan  perilaku  organisasi secara efektif yang akan menguatkan organisasi dalam menyukseskan  tujuan dari organisasinya. Serangkaian proses yang terencana ini juga berupaya  bagaimana meningkatkan kualitas dan sekaligus meningkatkan produktivitas  anggota organisasi. Pengembangan yang dilakukan terfokus terhadap bagaimana 

mengetahui  dan  memecahkan  kelemahan  dan  masalah  yang  terjadi  pada 

organisasi tersebut, sehingga akan terbangun kembali strategi, struktur, dan  proses yang lebih baik dan konsisten. 

Pengembangan organisasi inilah yang membantu perencana komunikasi 

dalam  menyusun  kelemahan  apa  saja  yang  dihadapi  organisasi  selama 

menjalankan roda organisasinya. Pengembangan terkadang dilakukan di tengah  perjalanan program yang dilakukan dan bahkan ada juga diawal dan menjadi  evaluasi semua manajemen di akhir masa perjalanan programnya. Hal ini akan  menguatkan dan menambah gairah baru untuk menyusun bagaimana rencana  komunikasi organisasi di masa yang akan datang. 

Pengembangan  secara  jangka  panjang  bisa  diartikan  bagaimana 

mendapatkan kucuran dana untuk organisasi. Pengembangan yang mengacu 

pada  kebutuhan  untuk  menjangkau  dan  memupuk,  atau  mengembangkan 

sehingga  organisasi  mampu  menguatkan  pondasi  keuangannya.  Perencana 

komunikasi harus mampu bekerja dengan anggota organisasi yang lain untuk  mendukung hubungan dengan para pendonor keuangan organisasi tersebut.  Setiap organisasi apa saja butuh pengembangan jangaka panjang. Mendapatkan  dukungan dari semua pihak dalam pengembangan organisasi akan menjadi  modal yang sangat penting untuk keberlangsungan organisasi baik itu sumber  dayanya maupun program yang ingin dicapai. 

   

   

   

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 42-45)