• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menerapkan Riset Khalayak pada Pesan

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 94-97)

Oleh: Almy Zarlis, S.T.

Tahap   6.   Pengukuran ROI ‐ Return of Investment (hasil dari investasi)

B. Menerapkan Riset Khalayak pada Pesan

   

RENCANA komunikasi memandu aktivitas memilih saluran, bahasa, dan waktu  yang  digunakan  untuk  dapat  merumuskan  pesan‐pesan  kunci.  Juga  dalam  menentukan apakah saluran terbaik untuk mencapai setiap kelompok. Apa yang  anda  sampaikan  adalah  hampir  sama  pentingnya  dengan  bagaimana  anda  mengatakannya.  Pesan  harus  dapat  dikreasikan  secara  tepat  pada  semua  segmentasi  target  khalayak  tertentu,  yaitu  segmentasi  bahasa,  budaya,  pendidikan, usia, dan sebagainya.  

Analisis  khalayak  merupakan  proses  pemeriksaan  seluruh  faktor 

 

pemahaman secara menyeluruh tentang mereka sebagai penerima pesan. Metode  yang dapat digunakan untuk analisis khalayak adalah pengamatan/observasi,  mengajukan pertanyaan, survei khalayak, dan mempertimbangkan karakteristik  khalayak. 

Komunikasi terjadi dalam suatu organisasi dalam konteks orang yang  mencoba untuk memenuhi satu atau beberapa dari enam kebutuhan berikut ini: 

 

 Untuk merasa dihormati

 Untuk memberikan atau mendapatkan informasi

 Untuk dipahami dan dihormati

 Untuk menimbulkan perubahan tindakan

 Untuk menciptakan gairah dan mengurangi kebosanan

 Untuk menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti diam

atau konfrontasi.  

Metode yang digunakan oleh mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut  meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. (Sumber: Handbook of  Communication Skills for Public Managers). 

Dalam  perkembangan  bisnis  modern,  manajemen  perencanaan  pesan 

menjadi  faktor  penting  untuk  meyakinkan  khalayak.  Poin  pokok  dalam  perencanaan pesan yaitu bagaimana menggunakan hasil analisis khalayak/calon  penerima gagasan untuk perencanaan komunikasi, mengembangkan gagasan dan  pokok utama dari gagasan yang akan disampaikan, menyusun sketsa pesan, dan  mempersiapkan umpan balik kegiatan komunikasi. 

Pada  dasarnya sasaran strategi komunikasi  meliputi: masyarakat luas,  pemanfaat program, instansi terkait pelaksanaan program kegiatan/stakeholders,  lembaga legislatif (DPR/DPRD), para profesional, Lembaga Swadaya Masyarakat  (LSM), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), lembaga  atau kelompok peduli  lainnya. 

Sosialisasi strategi komunikasi dilakukan dengan menggunakan metode  penyebaran informasi, persuasi, advokasi, dan edukasi. Keempat metode ini  dalam penerapannya saling terkait satu sama lain meskipun pada satu kegiatan  komunikasi akan dapat diidentifikasi metode pokok yang digunakan. Metode  penyebaran  informasi  merupakan  penyampaian  informasi  secara  masif  dan  intensif kepada seluruh khalayak sasaran dengan menggunakan berbagai saluran  komunikasi khususnya media massa, media luar ruang, dan bahan cetakan  seperti poster dan booklet.  

 

Tindakan  persuasi  pada  prinsipnya  terkait  erat  dengan  tindakan  penyebaran  informasi  dan  tujuan  utama  yang  ingin  dicapai  adalah  untuk 

membangun  keberpihakan,  dukungan,  dan  ketertarikan  khalayak  sasaran 

terhadap program kegiatan komunikasi. Metode persuasi diterapkan dengan  pendekatan berbasis komunitas yang memungkinkan interaksi langsung antara 

penyelenggara  program dengan  khalayak  penerima  manfaat  dan  kelompok 

peduli lainnya baik itu melalui dunia maya maupun dunia nyata. Advokasi  dilakukan dengan tujuan membangun kepedulian dan komitmen para pemangku  kebijakan.  Edukasi  merupakan  proses  pembelajaran  yang  diarahkan  pada  perubahan sikap dan perilaku dari  penerima informasi  melalui penyebaran  informasi, persuasi, dan edukasi secara terus‐menerus. Tujuan edukasi adalah  membangun rasa percaya diri (self‐confident), rasa mampu diri (self‐efficacy), dan  kesadaran kerja sama untuk bangkit mandiri secara bahu‐membahu.  

Pengelolaan dan penyajian pesan haruslah accessible untuk berbagai tipe 

dan  karakteristik  khalayak  didasarkan  kepada  kecenderungan  penerimaan 

mereka dan kesenangannya pada media tertentu dalam menyajikan informasi.  Sebagai gambaran beberapa orang di antara kita lebih senang belajar sambil  mendengarkan musik, atau belajar dalam keheningan, bahkan ada pula yang  senang belajar di tengah keramaian kantin kampus. Tipe belajar sekolah formal  itu berlaku juga bagi pembelajar‐pembelajar informasi dan pengetahuan informal  sehari‐hari.  

Ada tiga jenis peserta didik: Visual (mayoritas orang jatuh ke dalam  kategori ini): Auditory (pendengar); dan Kinestetik (orang‐orang yang ingin  merasa dan menyentuh). Temukan cara untuk menarik semua orang. (Gallo,  2010).  

Dalam pertemuan tatap muka, siaran radio , talk show TV, dan kegiatan  serupa  lain yang  mengandalkan auditory  skill dari  khalayak,  penyelenggara  program  harus  memperhatikan  hal‐  hal  berikut  yang  dapat  meningkatkan  efektivitas komunikasi dalam meraih listener audience seperti berikut

 

Sikap yang mendukung perilaku mendengarkan secara efektif: 

 

• Menjaga postur tubuh yang santai

• Miring sedikit ke depan jika duduk • Menjaga jarak yang sesuai

• Menawarkan pengakuan sederhana • Merefleksikan makna (parafrase) • Mencerminkan emosi

 

• Menggunakan kontak mata

• Menyediakan lingkungan yang tidak mengganggu 

 

Sikap yang menghambat perilaku mendengarkan secara efektif: 

 

• Bertindak mengganggu

• Menceritakan kisah Anda sendiri saja • Tidak memberi respon

• Membatalkan respon, membuat jatuh • Mengganggu

• Mengkritik • Menilai • Mendiagnosis

• Memberikan saran / solusi • Mengubah subyek (Smith, 2005)       C. Menguji Pesan     

SEBELUM meluncurkan program komunikasi, “kesaktian”pesan dan metodenya  harus diuji terlebih dahulu agar program anda benar‐benar matang. Uji pesan  anda dengan rekan kerja, teman, dan keluarga. Apakah mereka mendapatkan  intinya dengan indikasi tertentu yang anda harapkan; apakah mereka tertawa,  menangis, atau tergiur dengan isi pesan tersebut.  

Pesan yang teruji berarti pesan yang dapat memberikan efek sesuai yang  diharapkan program kegiatan dan dapat memenuhi indikator tertentu. Peta pesan  yang telah  dikembangkan untuk orang‐orang yang perlu menerima mereka  ditambah potensi keberatan yang mungkin mereka miliki dan perlu diingat  setelah anda melakukan ini, bagaimana anda mengharapkan orang pemangku  kepentingan untuk berbuat apa. Pesan menangkap apa yang ingin anda capai dan  apa pesan akan mengkomunikasikan harapan/ ermintaan. Identifikasi siapa target  komunikasi Anda dan langsung menjawab kekhawatiran stakeholder tersebut.  

Variasikan metode interaksi anda dan saluran yang digunakan. Mengelola 

dan mengukur komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan sumber‐sumber 

kredibel, survei, wawancara, jaringan media sosial yang paling efektif dalam 

komunikasi  dua  arah.  Untuk  memastikan  konsistensi,  dokumentasikan 

 

komunikasi yang telah dilakukan. Komunikasikan visi anda dan ukurlah respon  mereka, indikator pencapaian dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif.  

Penetapan indikator pencapaian akan merujuk pada sasaran sosialisasi  program beserta fokus dari masing‐masing strategi komunikasi. Indikator dalam 

fokus  pencitraan  tergambar  dalam  pemahaman  khalayak,  pengakuan  dan 

dukungan  yang  sama  terhadap  program  sebagai  kebijakan  regional/ 

nasional/internasional yang menjadi ‘payung’ bagi semua sub‐programnya.   Indikator  dalam  fokus  aktivasi  mencakup  aspek  kognitif  (tingkat  pengetahuan), aspek afeksi (ketertarikan dan kepedulian), dan konatif (tingkat  partisipasi) dalam pengambilan keputusan, komitmen tindakan melaksanakan  program anda.  

Adapun  monitoring  bertujuan  agar  setiap  penanggung  jawab  dan 

pengambil keputusan dapat mengetahui keberhasilan maupun permasalahan 

yang  dihadapi  sedini  mungkin  untuk  dapat  ditangani  secara  tepat  waktu.  Monitoring meliputi aspek proses pelaksanaan komunikasi dan pengaruh yang  terbentuk di antaranya dalam proses sosialisasi; memonitor dan mengevaluasi  apakah aktivitas komunikasi yang dilaksanakan telah sesuai dengan strategi dan  program yang telah disusun. 

Pengaruh komunikasi pesan dimonitor untuk menjawab capaian indikator  keberhasilan sosialisasi, sebagai berikut: meningkatnya pemahaman masyarakat  luas, diperolehnya dukungan yang kuat dari berbagai pihak,  meningkatnya 

kesadaran  dan  partisipasi  masyarakat  terhadap  program,  meningkatnya 

komunikasi dan koordinasi kerja sama antar instansi/sector, dan terbangunnya  kemitraan dengan berbagai pihak. Mekanisme pengelolaan umpan balik dapat  dilakukan dengan cara tradisional sampai dengan menggunakan media sosial  seperti: membuka kotak pos, surat, SMS, telepon, email, media sosial seperti FB,  twitter, dan yang lainnya. 

McGuire merumuskan enam langkah yang membuat sebuah iklan atau  proses beriklan menjadi efektif. Langkah‐langkah tersebut merupakan proses  berkesinambungan, McGuire menyebutnya sebagai “The Persuation Process”: 

 

1. Presentation; pesan yang persuasif harus disampaikan kepada audiens tertentu sesuai target.

2. Attention; audiens harus dipastikan memberikan perhatian terhadap pesan tersebut.

3. Comprehension; pesan harus dijelaskan dengan situasi /demografi audiens.

4. Yielding; audiens harus pula dipastikan lentur dalam menerima semua argumen dan inti pesan yang disampaikan.

 

5. Retention; setelah menerima pesan dan meninggalkan situasi atau keluar dari proses penyampaian pesan, maka audiens harus dapat mengingat pesan tersebut.

6. Overt Behaviour; pada akhirnya audiens melakukan apa yang sesuai dengan maksud pesan.

(Lawrence, 1998)  

Selanjutnya anda harus bersiap untuk berkomunikasi mengelola layanan  yang telah disosialisasikan, dengan begitu anda akan meletakkan dasar yang kuat  untuk “pemasaran” program. Dengan globalisasi, “rivalitas” terus meningkat  karena semakin kaburnya batas‐batas nasional. Untuk alasan ini, berkomunikasi  tentang “merek” program kegiatan telah menjadi lebih penting karena berefek  pada bagaimana khalayak tumbuh menilai sistem komunikasi perusahaan.  

Menilai secara sistematis efektivitas komunikasi program perusahaan dan  kegiatan  komunikasi  yang  telah  berjalan,  di  antaranya  dengan  memeriksa  berbagai jenis paparan konsumen: liputan di media, tayangan produk, kontak  pribadi, dan alur “feed back” di media sosial, web, dan berbagai aplikasi sosial  lainnya di internet. 

     

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 94-97)