• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memilih Simbol: Verbal & Non ‐ Verbal

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 97-101)

Oleh: Almy Zarlis, S.T.

Tahap   6.   Pengukuran ROI ‐ Return of Investment (hasil dari investasi)

D. Mengorganisasikan Pesan Komunikasi

2) Memilih Simbol: Verbal & Non ‐ Verbal

 

Logo & slogan sebuah program komunikasi atau perusahaan menjadi cermin  dari visi dan misi yang dimiliki serta menjadi pesan yang kuat yang ditujukan  kepada khalayak. American Marketing Association (AMA) menyatakan bahwa  merek atau brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,  atau kombinasi semuanya, untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual  atau kelompok penjual untuk menmbedakannya dari barang atau jasa pesaing.  

 

Merek  digunakan  untuk  menyederhanakan  penelusuran  produk, 

mengorganisasikan  catatan  inventori,  perlindungan  hukum,  menandakan 

mutu, mengamankan keuntungan bersaing, serta hambatan bagi pesaing.   Dalam sustainable marketing enterprise (SME), merek dibangun melalui  penerapan  strategi,  taktik,  dan  value  yang  tepat,  yaitu  kreativitas  dalam  menentukan  segmentasi  dan  targeting,  pilihan  positioning  yang  tepat,  pengembangan diferensiasi yang kuat, didukung marketing mix dan selling  strategy yang sesuai, dan pengembangan servis dan proses.  

Karakteristik yang harus dimiliki oleh ekuitas merek (brand equity)  meliputi  brand  awareness  65%,  the  strength  of  brand  postitioning,  concept,  personality, a perceive and distinct image (39%), the strength of sign recognition, logo,  codes, packaging by the consumer (36%), dan brand authority with customers, brand  esteem, perceived status of the brand and customer loyalty (24%).  

Dengan memposisikan diri di benak pelanggan, maka produk, merek  dan  perusahaan  akan memiliki identitas  yang jelas di benak  pelanggan. 

MarkPlus & co merumuskan diferensiasi berdasarkan tiga dimensi, yaitu:  konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (enabler). 

Konten adalah dimensi diferensiasi merujuk pada apa “value” yang 

anda  tawarkan  kepada  pelanggan.  Konteks  merujuk  pada  cara  anda 

menawarkan  value  kepada  pelanggan.  Infrastruktur  merupakan  faktor 

pemungkin terealisasinya diferensiasi  konten maupun  konteks (teknologi,  SDM,  fasilitas).  Diferensiasi  mampu  mendatangkan  excellent  value  ke  pelanggan, merupakan keunggulan bersaing dibanding pesaing, dan bersifat  unik. Diferensiasi dibangun melalui tahap segmentasi, targetingpositioning,  diferensiasi,  dan  komunikasikan  diferensiasi.  Menjaga  diferensiasi  dapat  dilakukan dengan fokus pada core diferensiasi, konsisten, serta memperkuat  diferensiasi dari waktu ke waktu.  

Phillip  Kotler  mengatakan  bahwa  diferensiasi  dapat  dilakukan 

berdasarkan produk (fitur, performa, disain), service (kecepatan, kemudahan, 

delivery  time,  empati,  dll.),  channel  (channel  coverage,  kemampuan  selling

customer service, dll.), people (kapabilitas, budaya kerja, skill, dll.), dan image  (logo, identitas merek, asosiasi, karakter, celebrity endorser, dll). Jadi, strategi  yang tepat untuk melakukan branding adalah “strategi segitiga positioning,  differensiasi, dan brand” rumusan “MarkPlus & Co” dalam arti positioning  yang didukung dengan diferensiasi yang kokoh akan menghasilkan brand  integrity yang kuat, yang kemudian akan menghasilkan brand image yang kuat 

 

dan memperkuat positioning sebelumnya yang pada akhirnya akan menjadi  landasan penguatan keunggulan kompetitif perusahaan (vicious circle). 

Program yang berorientasi pada publik, bersaing dalam memenuhi  kebutuhan akan kepuasan dari publiknya. Positioning dapat dinyatakan dalam  beberapa hal, di antaranya: logo, slogan, aktivitas perusahaan, dan identitas  perusahaan. Adapun  positioning  adalah cara  pemasar  menanamkan citra,  persepsi  dan  imajinasi  atas  produk  yang  ditawarkan  kepada  konsumen 

melalui  proses  komunikasi.  Positioning  berhubungan  dengan  bagaimana 

memainkan komunikasi agar di dalam benak konsumen tertanam suatu citra  tertentu.  

Rhenald Kasali dalam bukunya Change (2005: 45) mengatakan bahwa  setiap perubahan selalu membawa nilai‐nilai baru. Positioning mempunyai 

hubungan dengan bagaimana  memainkan  komunikasi  agar dalam benak 

konsumen tertanam suatu citra tertentu. Definisi positioning menurut Rhenald  Kasali  sebagai  berikut:  “Strategi  komunikasi  untuk  memasuki  jendela  otodidak konsumen agar produk/merek/nama anda mengandung arti yang 

dalam  beberapa  segi  mencerminkan  keunggulan  terhadap 

produk/merek/nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.” Pada konteks ini 

positioning condong bersifat sebagai suatu persepsi yang hendak diciptakan.   Logo adalah sebuah identitas. Bukan hanya sekedar nama tapi juga  menyangkut karakter produk. Identitas dan karakter sebuah produk dapat  terlihat  dari bentuk  logonya.  Bahkan saat  ini logo  bisa  menjadi sebuah  keyakinan,  kebanggaan,  dan  simbol  kebersamaan.  Current  Logo  Top  10:  1.World Wildlife Fund (7.5); 2. Federal Express (6.7); 3. MTV (6.7); 4. Atari  (6.7); 5. Nike Classic (6.7); 6. I Love NY (6.7); 7. Coca‐Cola (6.7); 8. McDonald s  (6.7); 9. Adidas (6.7); 10. Shell (6.7).1  

Sebuah logo adalah kombinasi dari merek, yang menjadi simbol visual  dari merek, dan menjadi nama dari merek tersebut dalam bentuk yang unik  Sekarang ini nama dari perusahaan atau nama produk seringkali dibubuhkan  pada logo. Beberapa perusahaan mengganti logo lama menjadi logo baru  antara lain adalah untuk repositioning, mengubah image, meremajakan image,  dan lain sebagainya. Logo dapat memiliki beragam bentuk, seperti bundar,  segi empat, oval, horisontal, vertikal. Logo merupakan bagian dari corporate  identity yang tampak secara kasat mata, logo adalah simbol yang paling  mudah sekaligus paling sulit diubah (Kasali, 1999 : 64).  

       1

 

Untuk merancang logo ada beberapa tahapan tertentu, di antaranya:  

 

1) Sebelum mendesaian logo, anda harus tahu apa yang ingin anda

katakan tentang perusahaan anda. Berdasarkan jawaban itu dan target audiens yang dibidik, barulah logo dapat didesain,

2) Biarkan future branding memainkan peran penting dalam proses

mendesain sejak awal. Logo akan berlaku selama-lamanya karena itu investasikan waktu dan sumber daya untuk mendesain serta tampilan yang berlebihan,

3) Sesuaikan warna dengan citra dan audiens.

 

Logo sebagai bagian perencanaan corporate identity design. Dari sisi  pemasaran, logo mempunyai  fungsi  identitas  yang  membedakan  sebuah  produk dengan produk yang lainnya. Logo sebagai sebuah karya seni rupa,  tidak terlepas dari berbagai elemen seni rupa dasar yang membentuknya  seperti garis, bentuk, ruang, warna, tipografi, dan lain sebagainya. Warna  dalam  logo  merepresentasikan  makna  tertentu,  contohnya:  warna  biru 

melambangkan  rasa  nyaman,  tenang,  menyejukkan  dan  mencerminkan 

keseriusan serta tahan uji selain juga melambangkan kesetiaan, kepercayaan,  kehormatan  yang  tinggi  dan  profesionalisme; warna  emas  menunjukkan  keagungan, kemulian, kemakmuran, dan kejayaan. Makna warna keemasan  berfungsi menjadi penarik perhatian yang menunjukkan sifat aktif, kreatif,  meriah serta merupakan warna spiritual dan juga merupakan metamorfosa  dari  sifat  lincah,  progresif,  pandangan  ke  depan,  fleksibilitas,  serta  ketangguhan dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan datang. 

Berikut ini beberapa jenis logo, yang penggolongannya berdasarkan  pendapat John Murphy dan Michael Rowe2:  

 

1. Name - Only Logo

Adalah logo yang diambil dari sebuah nama, dengan menggunakan gaya grafis khusus. Logo jenis ini memberi ketegasan dan pesan langsung kepada konsumen.

2. Name / Symbol Logo

Adalah logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis yang berkarakter kuat, tersusun atas bentuk-bentuk grafis seperti oval, lingkaran, ataupun kotak.

      

2 www.logoresource.com/artikel/symbol_logo.php, 26-03-2007

 

3. Initial Letter Logo

Adalah logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo tersebut.

4. Pictorial Name Logo

Adalah logo yang menggunakan nama produk atau organisasi sebagai komponen penting dari gaya logo, yang secara keseluruhan logo ini memiliki gaya yang sangat khusus. Perusahaan yang menggunakan logo jenis ini, biasanya adalah perusahaan yang sudah dikenal banyak orang.

5. Associative Logo

Adalah logo yang berdiri yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi mempunyai asosiasi langsung dengan nama, produk, atau wilayah aktivitasnya.

6. Allusive Logo

Adalah logo yang bersifat kiasan, seperti logo Mercedes Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari sistem kemudi mobil, bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang.

7. Abstract Logo

Adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Di antaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang mempunyai variasi.

 

Logo  yang  baik  adalah:  (1)  mudah  dikenali;  (2)  secara  esensial  membawa arti yang sama bagi seluruh anggota sasaran; dan (3) menimbulkan  perasaan yang positif.  

Berikut  ini  adalah  beberapa  contoh  logo  yang  dikutip  dari  situs  www.logoresource.com, logo‐logo tersebut sangat kreatif dan inovatif dalam  menuangkan visi dan misi perusahaan/program ke dalam aspek visual logo  maupun ungkapan slogan: 

     

 

Gambar 9.1. Contoh Logo 1  

 

   

 

Logo ini milik sebuah spa modern, gambar tangan menujukkan jasa  yang mereka jual. Pesan diintegrasikan dengan gambar mata burung hantu  yang berarti kebijaksanaan.  

     

Gambar 9.2. Contoh Logo 2  

 

   

   

Logo  Elettro  Domestici”  terlihat  seperti  steker  listrik  dengan  menyandingkan huruf E  dan D yang disusun dengan menggunakan teknik  negatif.           

Gambar 9.3. Contoh Logo 3  

 

   

   

Logo ini dirancang dengan menggunakan tifografi variasi angka 8. 

   

Slogan 

Slogan/tagline adalah ungkapan pendek atau kalimat yang menyoroti pesan.  Slogan bukan sebuah pesan tetapi lebih kepada sebuah ungkapan yang mudah  diingat yang dapat memperkuat pesan, seperti ”Connecting People”, “Just Do  It”, “Solution For A Small Planet”.  

Slogan tidak harus kalimat lengkap, juga tidak harus menggambarkan  organisasi.  Malahan,  mereka  harus  mudah  diingat,  pendek,  dan  tajam.  Menggunakan pernyataan misi  yang jelas lebih dahulu, misalnya slogan  sukarelawan Volunteer make connections.  

Slogan yang baik akan meningkatkan image dan awareness konsumen 

terhadap  merek,  bahkan  bisa  menjalin  hubungan  emosional.  Slogan 

memberikan  efek  luar  biasa  yang  bisa  dirasakan  secara  langsung  oleh 

konsumen  terhadap  merek,  maka  otomatis  berhubungan  dengan  emosi, 

visual, dan rasionalitas konsumen.  

Slogan menghubungkan merek dan konsumen secara erat, tidak hanya  digunakan untuk menjelaskan positioning sebuah merek, namun bisa menjadi  senjata  untuk  melumpuhkan  kompetitor.  Contoh‐contoh  slogan  tersebut  seperti yang telah kita kenal berikut ini: “Flu boleh, kerja jalan terus”, “Enak  dibaca dan perlu”, “Kokoh Tak Tertandingi!”, “Committed 2 U”, “The Power of  Dreams”,  “You’ll  think  you  can”,  “Be  groovy!”,  “Inovasi  Tiada  Henti”,  “Connecting People”, “Committed To You”, “Just Do It”, “This Buds for You“, “We 

 

Bring Good Things to Light”, “Zoom! Zoom!“, atau “Hari gini nggak bayar SPT,  apa kata dunia.” 

Kesadaran  merek  mengacu  pada  kemampuan  pelanggan  untuk 

mengingat dan mengenali merek dalam kondisi yang berbeda dan link ke  nama merek, logo, hutan, dan sebagainya untuk asosiasi‐asosiasi tertentu di  memori. Hal ini membantu pelanggan untuk memahami di mana produk atau  jasa kategori merek tertentu milik dan produk apa yang dijual dengan nama  merek. 

   

3) Komunikasi Visual : Menentukan Warna & Gambar Pemikat Mata3   

Komponen utama dari komunikasi visual yang muncul di lapangan, misalnya,  dapat ditemukan di beberapa bidang seperti arsitektur, arsitektur lanskap,  arkeologi, koreografi, dan kostum desain. Karena ini adalah sistem dinamis,  beberapa bidang akan menjadi pusat yang dominan dan bidang yang lain  mungkin menyusut dan bahkan mati. (Smith, 2005) 

Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual  yang  berhubungan  dengan  grafika  (cetakan)  dan/atau  pada  bidang  dua  dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time‐based images).  

Sedangkan  Komunikasi  visual  merupakan  payung  dari  berbagai 

kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai  media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi,  film /video, internet, dll; dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis  maupun bergerak (time based).  

Sedangkan  Komunikasi  Grafis  merupakan  bagian  dari  Komunikasi 

Visual  dalam  lingkup  statis,  dua  dimensi,  dan  umumnya  berhubungan  dengan percetakan / grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian:  (1) Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau  Komunikasi Grafis; (2) Graphishe Vakken (belanda=pekerjaan cetak) yang di  Indonesia menjadi Grafika, diartikan sebagai percetakan. Dalam terminologi  ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat.  

Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam  kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, 

      

3 (Sumber: New York Chapter of the Graphic Artists Guild, Copyright 2002, http://skknidesaingrafis.org)

 

periklanan  (advertising),  dan  biro  grafis  (graphic  house,  graphic  boutique,  production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi penunjang pada  industri non‐komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel,  pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen  promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.  

Pekerjaan Komunikasi  Grafis meliputi olah  gambar/images  (gambar  ilustrasi,  fotografi),  olah  teks/tipografi  (cipta  dan  susun  huruf)  dan  penggabungan unsur teks dan images ke dalam rancangan/desain yang siap  dilaksanakan. Istilah“graphic communication” dan “visual communication” dalam  menggambarkan peranan desain grafis dalam komunikasi.  

Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam: informasi  umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu  pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan,  promosi, kampanye sosial), dan pemantapan identitas (logo, corporate identity,  branding).  

Munculnya  istilah  “komunikasi  visual”  adalah  akibat  dari  makin  meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa  ini: percetakan / grafika, film dan video, televisi, web design, dan CD interaktif.  Bidang  komunikasi  grafis  merupakan  bagian  dari  ilmu  seni  rupa  yang  dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Karena itu ada beberapa hal menyangkut  wawasan, keterampilan dan kepekaan yang disyaratkan bagi orang sebelum  masuk dalam bidang ini.  

Standar kompetensi bidang Komunikasi Grafis dipilah menjadi 3 sub‐ bidang: 

 

- Desain Grafis: merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan

unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media (cetak) yang dimengerti publik.

- Ilustrasi: menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar

tangan dan penuangan daya imajinasi.

- Fotografi: menampilkan informasi dengan keterampilan

menangkap cahaya melalui kamera dan kepiawaian memilih / mengolah hasil bidikan.

 

Skill & Knowledge dalam komunikasi grafis membutuhkan pengetahuan,  keterampilan dan kepekaan olah unsur rupa/desain; (line, shape, form, texture,  space, tone, colour, dst.) serta prinsip desain (harmony, balance, rhythm, contrast,  depth,  dst.). Pengetahuan  warna (lingkaran  warna, hueanalogsaturation

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 97-101)