• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Sebagai Saluran Komunikasi Organisasi

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 63-66)

Oleh: Almy Zarlis, S.T.

B. Media Sebagai Saluran Komunikasi Organisasi

   

Patterson  dan Radtke (2009: 127–145) menyebutkan  ada tujuh jenis  saluran  komunikasi dalam organisasi di mana enam di antaranya menggunakan media  yakni: 

 

1. Pertemuan Tatap Muka 

 

2. Media Cetak 

Media  Cetak adalah media visual yang memiliki metode tertentu untuk  meraih perhatian pembacanya. Begitu perhatian didapatkan, maka isi dan  elemen lain akan diperhatikan pembacanya. 

Ada beberapa hal atau contoh yang harus diperhatikan para perencana  atau manajer komunikasi organisasi tentang bagaimana khalayak merespon isi  media cetak, misalnya: 

 

 Brosur hanya bisa diperhatikan pembacanya secara seksama selama 3

detik saja.

 Selembar Surat hanya bisa diperhatikan pembacanya selama 11 detik saja.

 Keterangan Gambar lebih diperhatikan sebesar 70 persen ketimbang

keterangan tulisan.

 Pembaca biasanya cenderung membaca terlebih dulu halaman muka dan

belakang isi media cetak, sebelum menaruh perhatian pada seluruh isinya.  

Media Cetak adalah media satu arah, karena itu perlu diperhatikan  tujuh elemen untuk menarik perhatian pembacanya, yakni: 

  

 Foto. Sebuah foto dapat bercerita seribu kata. Pemilihan foto yang tepat

dapat memunculkan perhatian pembaca, bahkan sebelum melihat headline sekalipun.

 Keterangan Foto dan Judul. Keterangan gambar biasanya dibaca 70

persen lebih banyak, dibanding keterangan lain. Judul atau ide utama tanpa gambar, dapat memperkuat kunci utama atau gagasan, yang bisa memunculkan gambaran ringkasan utama.

Headlines atau Judul. Judul yang kuat dan ringkas, biasanya akan diperhatikan pembacanya selama beberapa detik. Jika judul tidak bicara, maka akan membuat pembacanya akan membaca seluruh artikel.

 

 Desain. Jika desain media cetak terlihat menarik, maka bisa mendapat

perhatian pembacanya. Selain itu, jika media cetak didesain mudah dibaca, maka pembaca cenderung akan membacanya.

Sidebars / Boxes atau Catatan Sisi atau Catatan Khusus. Penyajian poin kunci yang terpisah dalam penyajian media cetak, bisa menuntun mata pembaca ke arah yang dimaksud, dan juga bisa menjadikan tulisan terkesan lebih pendek.

Grafik dan Bagan. Grafik dan Bagan biasanya membantu pesan yang

digarisbawahi menjadi lebih panjang dan membantui pembaca memudahkan membaca data secara baik.

 Warna. Orang biasanya secara tidak sadar merespon warna yang ada di

media. Arti sebuah warna biasanya dipengaruhi oleh budaya, misalnya merah umumnya diartikan sebagai simbol kemarahan, kebencian atau tenaga. Biru diinterpretasi sebagai simbol rasa dingin, tenang dan stabil. Hijau diasosiasikan sebagai simbol alam. Jadi warna bisa digunakan dalam media cetak untuk menarik perhatian atau memperkuat tema tulisan.

 

Menggunakan  media  cetak  memiliki  beberapa  keuntungan,  di 

antaranya: a) sudah dikenal banyak orang dan mudah diakses; b) mudah  digunakan untuk khalayak yang awam dan mudah dibawa; c) bisa diisi  dengan konten yang detail, terminologi, dan grafik; d) materi cetak memiliki  usia panjang dan bisa digunakan sebagai referensi di masa akan dating; e) isi  juga bisa sangat lengkap dengan informasi yang detail.  

Adapun tantangan atau keterbatasan menggunakan media cetak dalam  komunikasi organisasi adalah sbb.: a) media cetak tidak bisa diakses oleh  orang yang bura huruf atau kesulitan membaca dan memiliki keterbatasan  bahasa;  b)  media  cetak  tidak  memiliki  audio  dan  tidak  personal;       c) khalayaknya tidak bisa langsung merespon; d) biaya percetakan bisa mahal.  

Selanjutnya  bagi  para  perencana  media  maupun  komunikasi 

pemasaran, ada sejumlah pertanyaan petunjuk menggunakan yang penting  dipahami  dalam menggunakan  media  cetak,  yakni: a)  Apakah  khalayak  nyaman menggunakan media cetak?; b) Bagaimana membuat material cetak  dengan  menarik  dan  memikat?; c) Apakah  memiliki  sumber daya  yang  memadai untuk mengembangkan teknik menulis yang baik dan atraktif?;         d) Apakah material cetak bisa digunakan untuk khalayak yang berbeda?;          e)  Apakah  kualitas  materialnya  bisa  digunakan  untuk  jangka  panjang?;       f) Apakah sudah dipertimbangkan menggunakan materi media cetak untuk  menancapkan  identitas  brand atau merek dan misi  organisasi ke pikiran  khalayak? 

 

 

3. Komunikasi Media Elektronik 

Dalam  banyak  hal,  email  sampai  saat  ini  masih  menjadi  media  yang  fenomenal.  Patterson  dan  Radtke  (2009)  menggambarkan  hampir  semua 

pekerja  profesional  di  Amerika  menggunakan  email  untuk  mendukung 

pekerjaan mereka, meski tentu saja dengan tujuan yang berbeda‐beda. Para  dokter dan pengacara misalnya, cenderung memberikan email mereka kepada  klien mereka. Atau para dosen dan sebagian politisi justru melakukan hal  yang sebaliknya kepada para mahasiswa dan konstituennya. Di Indonesia,  juga terjadi hal yang sama. Email kini telah menjadi sebuah keharusan bagi  masyarakat di perkotaan, khususnya para pelajar, mulai dari murid SD sampai  mahasiswa, kalangan pekerja mulai dari pekerjaan rendahan seperti pekerja  atau buruh hingga pekerja intelektual atau kalangan eksekutif. Semua itu tidak  lain  karena  mereka  ingin  ingin  terhubung  dengan  media  sosial  seperti  Facebook atau Twitter. 

Tradisinya, email adalah media komunikasi informal, di mana seseorang  yang berkorespondensi dengan organisasi atau perusahaan dengan email,  biasanya karena sudah memiliki kedekatan hubungan. Email juga merupakan  media  komunikasi  yang  murah  dan  efisien.  Bahkan  dalam  kepentingan  tertentu, pengiriman pesan dengan email bisa dibuat dalam bentuk kelompok  (group)  sehingga  bisa  dikirim  secara  bersamaan  hanya  dengan  sekali  pengiriman. Cara tersebut dinilai  sangat  bermanfaat  untuk menyebarkan  pesan berupa berita atau pengumuman organisasi atau perusahaan. Email  juga  bisa  digunakan  untuk  melengkapi  komunikasi  organisasi  bersama  dengan media cetak seperti misalnya notulen rapat. Selain itu keunggulan  email adalah bisa disisipkan di media elektronik lainnya, di website. Bahkan  email juga memiliki kemampuan respon yang cepat dan efektif, seperti jika  digunakan untuk keperluan menyebar angket, form pengukuran dan evaluasi.  Ada  sejumlah  tipe  email  yang  biasa  digunakan  berbagai  organisasi  di  antaranya: 

 

Person to person atau Pribadi ke pribadi

Newsgroup / Company Group atau Grup Berita / Grup Perusahaan

Instant Messaging atau Pesan Singkat

Grouped by defined audience atau Kelompok dengan khalayak khusus

Bulletin or message board atau Media E-Bulletin atau Pengumuman  

 

Menggunakan  email  memiliki  sejumlah  keuntungan,  di  antaranya:          a) menawarkan pengiriman dari meja ke meja dengan cepat; b) sangat berguna  untuk mengirim dokumen yang disertai dengan gambar; c) proses yang  murah; d) sangat bisa diarahkan pada khalayak yang diinginkan; e) email 

adalah teknologi yang dapat dikelola dan diakses 

 

4. Media Audio 

Dalam organisasi, berkomunikasi dengan media audio seringkali diperlukan.  Walaupun media audio adalah media terbilang cukup mahal, baik dari harga  perangkat maupun biaya jasa. Menurut Pattersson dan Radtke (2009), suara  (dari  media  audio)  baik  untuk  membangun  muatan  emosi,  drama  atau  atmosfir penting, meski hanya mengena pada indra pendengaran saja. Suara  juga bisa sangat efektif membangun citra (ilustrasi atau gambaran) mental jika  dibuat dengan singkat.  

Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, menyebut suara (audio)  sebagai pesan Paralinguistik; “pesan non‐verbal yang berhubungan dengan  cara mengucapkan pesan verbal.” (Rakhmat, 2008).  

Selain itu Rakhmat juga membagi pesan paralinguistik atas lima jenis,  yakni: 1) nada atau “pitch”, menunjukkan jumlah getaran atau gelombang  yang dihasilkan sumber bunyi; 2) kualitas suara, menunjukan “penuh” atau  “tipisnya”  suara;  3)  volume,  menunjukkan  tinggi‐rendahnya  suara;       4) kecepatan; dan 5) ritme atau irama. 

Media audio dianggap cukup fleksibel, karena bisa mencapai sasaran  khalayak dalam jumlah besar (mass audience), sekelompok orang atau bahkan  antara dua orang saja. Jenis‐jenis media audio menurut Patterson dan Radtke  seperti Audio Tapes, Mesin Pesan, Pager (sekarang sudah tidak digunakan lagi  di Indonesia), Musik dan Jingles, Telepon, Hotline atau Toll Free Numbers,  Teleconferences atau Telekonferensi, Internet Streaming, Compact Disc (CD), Radio 

Talkshows atau Acara Talkshow Radio, Radio Advertising atau Iklan di Radio,  Radio Komunitas, Radio PSAs atau Iklan Layanan Masyarakat di Radio, Radio  News atau Radio Berita.  

Keuntungan  menggunakan  media  audio:  a)  sangat  baik  untuk 

membangun emosi, drama dan rasa penting; b) sangat efektif untuk khalayak  yang  buta  huruf;  c)  bisa sangat interaktif seperti  radio;  d)  bisa  terjalin  hubungan personal; e) bisa mencapai target khalayak dalam jumlah besar  dengan cepat (radio); f) bisa disinergikan dengan media lain.  

 

Sedangkan  tantangan  menggunakan  media  audio  sebagai  berikut:          a) media audio hanya efektif jika dibuat dalam durasi yang pendek, dalam  berbagai contoh, iklan radio hanya dibuat dalam hitungan detik saja, antara 10  – 30 detik; b) media audio lebih efektif dengan pesan yang sederhana; c) media  audio, dalam beberapa hal memerlukan biaya yang mahal, seperti iklan di  radio; d) media audio, seringkali membutuhkan tenaga yang terampil. 

 

5. Media Video – Audio Visual 

Dalam berbagai hal, media video dianggap sebagai media yang paling efektif  menyampaikan pesan, karena mengandung dua elemen atau unsur yakni  audio (pendengaran) dan visual (penglihatan). Media video juga dianggap  paling dapat menjangkau khalayak yang beragam, termasuk untuk target  khalayak yang tidak bisa baca tulis.  

Namun  menurut  Patterson  dan  Radtke,  unsur  audio  atau  suara  berpengaruh 50 persen lebih terhadap khalayak. Unsur audio atau suara  dalam media video adalah suara bicara, ilustrasi musik, dan sound effect 

khusus.  Ada  beberapa  jenis  media  video  yang  bisa  digunakan  untuk  menyampaikan pesan komunikasi organisasi yakni film, berita TV, internet  streaming, video konferensi, iklan TV atau iklan layanan masyarakat di TV,  media audio visual perusahaan (jaringan terbatas), TV berjaringan atau TV  kabel,  TV  komunitas,  dan  media  video  luar  ruangan  (billboards  atau 

scoreboards).  

Keuntungan  menggunakan  media  video  (audio  visual)  dalam 

komunikasi organisasi menurut Patterson dan Radtke adalah sbb.: a) sebagian  besar khalayak lebih menyukai media video; b) bisa lebih dramatis dengan  sentuhan efek gambar maupun suara; c) bisa memperlihatkan bagaimana  sebuah program organisasi bekerja dan bagaimana hasil kerjanya berdampak  pada khalayak; d) sebagian orang dipengaruhi oleh stimulus visual; e) bisa  mengandung banyak informasi dalam tayangan yang singkat; f) bisa dibawa  ke mana‐mana (contoh dalam hal ini adalah gadget atau perangkat elektronik  seperti laptop, tablet PC, ponsel pintar/smartphone yang terkoneksi dengan  internet); g) jika dikombinasikan dengan sistem penyiaran dengan teknologi  satelit yang real time atau siaran langsung, bisa menciptakan Global Village 

(istilah yang diambil dari prediksi Marshall McLuhan); h) video membawa  dunia menjadi lebih baik atau lebih buruk ke ruangan di rumah (melalui  siaran tv teresterial atau jaringan kabel).  

 

Sedangkan tantangan menggunakan media video untuk komunikasi 

organisasi: a) biaya produksinya sangat mahal; b) khalayak menginginkan  nilai produksi yang tinggi; c) membutuhkan tenaga terampil untuk membuat  isinya; d) video bisa menciptakan efek mengaburkan, karena itu buatlah pesan  yang pendek dan sederhana.  

 

6. Media Online 

Komunikasi dengan media online adalah komunikasi yang proaktif, interaktif  (bisa timbal balik), dan terus‐menerus. Patterson dan Radtke menyebutkan:  “They involve finding and posting relevant information; identifying with current,  potential, and seeker (people who are roaming the Web and find the site because the  issue interests them) audiences, and it is hoped, developing an online community” 

(Paterson  &  Radtke,  2009),  yang  artinya:  mereka  (baca:  media  online)  melibatkan  proses  pencarian  dan  posting  informasi  yang  dikehendaki,  mengidentifikasi khalayak yang aktual, potensial dan pencari (baca: orang  yang mengeksplorasi dan menemukan situs, karena isunya membuat mereka  tertarik), yang harapannya bisa membangun komunitas online.  

Adapun media online saat ini terdiri atas tiga jenis, yakni: 1) Penyediaan  Informasi; 2) Penyediaan Informasi dengan keanggotaan yang terbatas (sign up 

atau mendaftar, situs pemesanan atau order materials, dll.; dan 3) Penyediaan  Informasi dengan pola interaktif dengan host atau tuan rumah.  

Jenis‐jenis media online menurut Patterson dan Radtke adalah nameplate 

only, intranet, penyedia konten, penyedia program, interaktif atau blog.  

Keuntungan menggunakan media online untuk komunikasi organisasi:  a) mudah dicari oleh semua orang; b) beroperasi selama 24 jam; c) bisa dicari  dengan cepat menggunakan kata kunci; d) teks dan gambar mudah dicopy dan  dimanipulasi untuk kepentingan pengguna; e) bisa diintegrasikan dengan  materi  video  maupun  audio;  f)  bisa  diprogram  secara  otomatis  untuk  memberikan jawaban; g) bisa sangat interaktif.  

Sedangkan tantangan atau kendala menggunakan media online untuk  komunikasi organisasi: a) membutuhkan biaya besar untuk pembuatan dan  pemeliharaan; b) tidak semua khlayak bisa mengakses secara merata; c) konten  bisa membahayakan jika tidak dikelola dengan baik dan hati‐hati. 

 

7. Media Alternatif 

Sebuah organisasi atau perusahaan biasanya juga memiliki media alternatif  untuk berkomunikasi dengan khalayaknya, selain semua media yang sudah 

 

dijelaskan. Media ini biasanya dibuat untuk diberikan secara cuma‐cuma  sebagai kenang‐kenangan atau bisa juga dijual untuk menambah penghasilan  perusahaan atau organisasi. Media tersebut biasanya disebut sebagai souvenir,  antara lain bentuknya adalah kaos, jaket, atau topi, sticker (gambar tempel) & 

car wrap, produk konsumer seperti kaleng susu, tote bags atau goody bags,  kancing atau pin, mug atau gelas keramik, banners, balon atau balon udara,  penanda buku, buku agenda, kalender, flashdisk, dan masih banyak lagi. 

     

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 63-66)