• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi yang Terukur

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 132-136)

Oleh: Almy Zarlis, S.T.

MONITORING SHEET

E.   Evaluasi yang Terukur

   

TELAH disebutkan bahwa kegiatan evaluasi dapat memberi rekomendasi dalam 

rangka  perbaikan  program  perencanaan  komunikasi.  Karenanya  diperlukan 

analisis  sebagaimana  dimaksudkan  dalam  model  pada  Gambar  12.1.  yang  membutuhkan tahapan pengelolaan data dan informasi yang baik. Ini diperlukan  agar  ketika  rekomendasi  disampaikan  bukanlah  hasil  pemantauan  sepihak,  sehingga tampak kurang komprehensif, namun sepatutnya dilengkapi data dan  informasi yang terolah dengan baik. Untuk itu diperlukan langkah‐langkah yang  dapat dikategorikan sebagai upaya mengukur keberhasilan dalam evaluasi.  

Melakukan  pengukuran  dalam  evaluasi  bukanlah  aktivitas  yang 

sederhana. Hal ini perlu disadari oleh tim evaluasi. Boleh jadi, untuk program 

perencanaan  komunikasi  yang  kompleks  dibutuhkan  pengukuran  yang 

menyerupai penelitian ilmiah. Telah disebutkan di muka bahwa para peneliti  kampanye di Amerika Serikat melakukan survey pendahulan untuk keperluan  program perencanaan mereka (Rice dan Paisley, 1989: 211; Venus 2004: 108).  

Sebagaimana  kita  ketahui  bahwa  dalam  penelitian  survei  dilakukan  kegiatan pencarian data kuantitatif kepada responden, yang biasanya dilakukan  dengan  menyebarkan  kuesioner  atau  daftar  pertanyaan.  Untuk  keperluan 

 

evaluasi perencanaan komunikasi, proses ini juga dapat dilakukan jika memang  dibutuhkan.  

Kebutuhan seperti itu menghendaki materi pertanyaan yang dibuat (dalam  survei)  terfokus  pada  hal‐hal  yang  akan  dievaluasi  dan  hendak  diketahui  bagaimana  hasil  yang  diperoleh.  Hal  lain  yang  perlu  diperhatikan  saat  memutuskan untuk melakukan metode survei seperti ini adalah penentuan  responden. Jika memang tidak memungkinkan menjadikan populasi menjadi  sampel,  maka  penarikan  sampel  harus  benar‐benar  mewakili  karakteristik  populasinya. Contohnya, untuk responden kasus MCK pada awal bab ini, maka  perlu dilakukan  sampling  yang  benar‐benar  mewakili  masyarakatnya.  Tidak  dianjurkan  menggunakan  purposive  sampling,  akan  lebih  baik  menggunakan  teknik cluster sampling atau proportional sampling. Sebagai patokan, Arikunto (2006:  134) menyebutkan persentase sampel dapat diambil dari populasi sebesar 10%  sampai 15% dengan n populasi di bawah 100 orang.  

Melakukan pengukuran dalam evaluasi merupakan kegiatan peninjauan  ulang atau review. Adapun review atas strategi yang dijalankan diukur dengan  meninjau ulang strategi yang dipilih untuk dijalankan, kemudian buatlah nilai  numerik (angka) untuk menilai keefektifan dari strategi‐strategi tersebut.  

Patterson dan Radtke (2009) menyampaikan tujuh kriteria yang dapat  diukur dalam rangka review strategi yang dijalankan:  

 

a) Meninjau ulang tanggapan khalayak: Angka 1 untuk tidak responsif -

angka 5 untuk respons tinggi.

b) Mengukur hubungan yang terjalin: Angka 1 untuk hubungan yang jauh -

angka 5 untuk hubungan yang mendukung program

c) Mengukur strategi yang dijalankan dalam mempengaruhi persepsi: Angka

1 untuk pengaruh emosional - angka 5 untuk pengaruh rasional

d) Strategi upaya pesan (message effort): Angka 1 untuk tidak dapat

mengontrol pesan - angka 5 untuk pesan yang dapat kita kendalikan

e) Upaya untuk mengimplementasikan: Angka 1 untuk implementasi oleh

khalayak yang sangat bergantung pada kekuatan kita (strenghts) - angka 5 untuk implementasi yang ringkas oleh khalayak

f) Biaya untuk mengimplementasikan: Angka 1 untuk biaya termurah -

angka 5 untuk yang paling mahal

g) Pengaruhnya bagi orang lain: Angka 1 untuk pengaruhnya hanya pada

diri sendiri - angka 5 untuk pengaruh untuk menularkan atau menjangkau target audiences lainnya.

 

Kriteria‐kriteria tersebut jika dicoba diaplikasikan secara sederhana pada  kasus MCK di awal bab ini, dapat dibuatkan hasil sebagai berikut: 

     

Gambar 12.7. Contoh Pengukuran dalam Perencanaan Komunikasi  

  (Diadaptasi dari Patterson dan Radtke, 2009: 154)

   

Analisis terhadap strategi yang dipilih didasari pemikiran bahwa strategi‐ strategi tersebut dianggap perlu penilaian. Untuk lain kasus akan berbeda dalam  melakukan pengukuran evaluasinya. Berarti, tabulasi seperti pada contoh dapat  memanjang, bergantung kepada seberapa banyak item strategi yang akan diukur.  Adapun kriteria yang hendak dinilai dalam tujuh kriteria telah cukup sederhana  dan memenuhi kebutuhan ukuran evaluasi. 

Dari contoh pada Gambar 12.7. di atas untuk pemasangan strategi media,  baliho sebagai media dapat dinilai lebih efektif daripada penyebaran leaflet.  Perhatikanlah bahwa pengukuran tangapan khalayak (kolom pertama) lebih  tinggi nilainya dibanding media cetak. Nilai ini tentulah dapat menjadi bahan  atau data untuk melakukan rekomendasi atas strategi media. Nilai didapat dari  pengukuran  yang jelas, hasil yang  diperoleh akan lebih meyakinkan untuk  menjadi acuan rekomendasi. Apabila kemudian tim evaluasi merekomendasikan  program untuk mengesampingkan leaflet (media cetak) dan lebih memperbanyak  pemasangan baliho (media luar ruang), maka hal itu didapat dari pengukuran  yang cukup akurat. Dalam hal ini mereka tidak hanya menganalisisnya dari  kolom satu saja, rekomendasi tersebut diberikan juga memperhatikan kriteria di  kolom‐kolom lain; seperti kolom kriteria pembiayaan yang relatif sama di kolom  ketiga, dan jangkauan pesan yang meluas di kolom kedua.  

Selanjutnya, adalah cara‐cara yang biasa dilakukan oleh tim evaluasi dalam  sebuah program perencanaan komunikasi. Beberapa hal dapat kita gunakan  sebagai  acuan  untuk  melakukan  pengukuran  keberhasilan  dalam  evaluasi  perencanaan  komunikasi, yaitu: membuat kuesioner  atau daftar pertanyaan, 

PILIHAN STRATEGI Tanggapan Khalayak Hubungan Khalayak Pengaruh pada Persepsi Upaya / Kendali Pesan Upaya Implementasi Biaya Implementasi Pengaruh ke Orang Lain Total Prioritas MEDIA 1. Leaflet 2. Baliho 2 1 1 5 1 3 1 14 1 5 4 1 5 1 3 1 20 2 GROUP FOCUS 1. Presentasi 2. Ceramah 5 4 4 5 1 2 1 22 1 2 2 2 5 1 2 1 15 2    

melakukan  wawancara  kepada  khalayak  atau  audiens,  melakukan  diskusi 

khalayak. Scoring yang kita lakukan (misalkan mengacu kepada skala Likert’s  dalam rentang 1 sampai degan 5) merupakan scoring atas jawaban khalayak.  Yakni  yang  kita  peroleh  dari  penyebaran  kuesioner  ataupun  melakukan  wawancara  perorangan  (atau  bahkan  dalam  bentuk  diskusi  kelompok).  Ini  berarti, tim evaluasi yang ditugaskan melakukan pengukuran atau penghitungan  jawaban akan sedapat mungkin melakukan scoring dimaksud. Ibarat sebuah  penelitian ilmiah, maka data yang diperoleh dari khalayak harus terekam dengan  baik. Kesalahan sering terjadi ketika menganggap bahwa scoring dapat dilakukan  sepintas saja. Kesalahan seperti ini tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena 

scoring yang dimasukkan ke dalam tabulasi per kolom memiliki standar penilaian  dalam rentang yang jelas. Manakala kesalahan terjadi, dapat dipastikan bahwa  rekomendasi yang mereka berikan akan keluar dari jalur yang diinginkan.  

          Daftar Pustaka       

Arikunto, Suharsini, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Baldwin, John R., Stephen D. Perry, Mary Anne Moffitt. 2004. Communication Theories, For Everyday Life. Pearson Education, Inc. Boston.

BPKP, 2007, Teknik Komuikasi Audit (Buku Modul Diklat Pembentukan Auditor Terampil), Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Jakarta.

Griffin, Em., 2003. A First Look at Communication Theory, 5th edition, McGraw-Hill, New York.

Jones, Phil, 2008, Communicating Strategy, Gower Publishing, Burlington, USA

Patterson, Sally J., and Janel R, Radtke, 2009, Staretgy Communication For Nonprofit Organization, John Wiley & Sons, Publisher, Hoboken, New Jersey.

Syam, Nina dan Atwar Bajari dan Dadang Sugiana, 2004, Modul Kuliah Universitas Terbuka: Perencanaan Pesan dan Media, Universitas Terbuka, Jakarta.

UNDP, 2009, Handbook on Planning,Monitoring and Evaluating for Development Resullts, Copyright ©UNDP, One United Nations Plaza, New York, NY 10017, USA. Diambil dari situs internet http://www.undp.org/eo/handbook

 

Sumber lainnya:

Materi Diklat Perencanaan Kementerian Daerah Tertinggal. Modul Pelatihan. Oleh: Dadang Solihin Diambil dari: http://dadang-solihin.blogspot.com/

Dadang Sugiana. “Konsep Dasar Perencanaan Komunikasi”. Artikel diambil dari http://communicationdomain.wordpress.com/2011/03/13/konsep-dasar-perencana an-komunikasi/                                                                

Dr. Atwar Bajari, M.Si.

Lahir di Sumedang, 27 Maret 1965. Menyelesaikan Program Doktor Ilmu Komunikasi di Unpad. Saat ini bekerja sebagai dosen di program sarjana, magister, dan doktor di Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Pernah mengajar di program magister Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Mengerjakan berbagai program riset dan perencanaan untuk sosialisasi- komunikasi seperti perlindungan anak, gender, pemberdayaan masyarakat, sampai program pangan (raskin). Lembaga yang menjadi partner kegiatan di antaranya: Bulog Jabar, Pemprov Jabar, Bapeda Jabar, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, dan Unicef. Menulis artikel untuk surat kabar, jurnal nasional dan internasional, pembicara seminar nasional dan internasional, serta buku, baik secara mandiri maupun bunga rampai.

Aria Santana, S.H.

Lahir di Bandung pada tanggal 16 Juli 1973, mendapatkan gelar kesarjanaannya di Sekolah Tinggi Hukum Garut pada tahun 2001. Aria justru aktif pada organisasi kemahasiswaan saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan sejak 1992 s.d. 1998. Diawali sebagai Ketua Angkatan Mahasiswa Unpar 1992, Ketua Biro Umum SEMA FH 1993/1994, hingga sempat menjabat sebagai Sekretaris Umum (Sekum) SEMA FH Unpar 1994/1995. Bekerja di Pemerintah Provinsi Banten sejak masih bergabung dengan Provinsi Jawa Barat pada tahun 1998 di Pemkab Serang sesaat sebelum menikah di tahun yang sama dengan gadis asal kota Serang. Tahun 2006 mengawali kariernya pada Bagian Persidangan Sekretariat DPRD Banten sebagai Kepala Sub- Bagian TU Pimpinan, kemudian dipercaya menangani Bidang Kehumasan dan Keprotokolan DPRD pada tahun 2008 s.d. akhir 2012, dan kini memulai jabatan barunya pada Biro Pemerintahan Prov. Banten di Bagian Otonomi Daerah sebagai Fasilitator Adm. Kepala Daerah & DPRD. Saat ini tengah menempuh pendidikan S2 di Program Pascasarjana Fikom Unpad.

Almy Zarlis, S.T.

Lahir di Batu Belah, 27 Oktober 1985. Almy adalah alumni Institut Teknologi Medan, Jurusan Teknik Kimia pada tahun 2010, dan kini tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana di Fikom Unpad. Semasa kuliah aktif di berbagai organisasi kemahasiswa di kampus ITM dan organisasi massa, di antaranya menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kaderisasi KAMMI Komisariat Institut Teknologi Medan (ITM), Sekretaris Umum KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Daerah Sumatera Utara, Ketua Umum Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Kabupaten Kampar, Riau, dan sampai kini masih menjabat Sekretaris Lembaga Pelatihan Kampar Leadership Center (KLC) Riau. Selain itu juga pernah menjadi Pegawai Honorer Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kampar, Dosen Luar Biasa Politeknik Kampar (POLKAM), dan Sekretaris Badan Narkotika Nasional (BNN) Kab. Kampar, Riau.

 

 

Dwi Maharani, S.Ikom.

Dwi Maharani, S.Ikom. merupakan salah satu mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fikom Unpad (2011). Sarjana Ilmu Komunikasi Unisba (2007). Bekerja sebagai Asisten Lab. Fotografi Fikom Unisba sejak tahun 2009. Memiliki pengalaman berorganisasi di KMMK (Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi) Fikom Unisba sebagai sekretaris, dan di JePER (Jendela Edukasi Pemotret) Unisba sebagai Bendahara. Saat ini tengah menempuh studi Magister Komunikasi Bisnis di Pascasarjana Fikom Unpad.

Firna Firsa Hakiki, S.Ikom.

Lahir di Jakarta, 14 Juli 1988, anak pertama dari 3 bersaudara. Kiki adalah Sarjana Komunikasi Universitas Binadarma Palembang. Saat ini tengah menempuh studi Magister Komunikasi S2 di Pascasarjana Fikom Unpad. Pengalaman bekerja di Chaperon, dan pernah meraih Putri Sumsel tahun 2010-2013. Selain itu pernah juga bekerja sebagai penyiar Radio OZ Bandung pada tahun 2007 sampai 2011. Saat ini Kiki bekerja sebagai salah satu karyawan PT Lekipali Utama.

   

   

 Gilang Perdana Tresna, S.T.

Lahir di Bandung pada 12 Juni 1986, anak keempat dari empat bersaudara, dari orang tua bernama Asep Sutresna dan Popy Kuntari. Saat ini masih melanjutkan studi Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran, semester akhir. Sebelumnya telah lulus di kampus ITB pada tahun 2010 akhir, dengan mengambil konsentrasi desain dan animasi di Fakultas Seni Rupa dan Desain. Sebelum memasuki masa perkuliahan, Gilang menempuh pendidikan Sekolah Menengah di SMAN 1 Bandung dan selesai pada tahun 2004, baru pada tahun 2006 Gilang menekuni perkuliahannya di Universitas Widyatama dengan konsentrasi desain Multimedia pada Fakultas Desain Komunikasi Visual di Bandung. Pada masa perkuliahan, Gilang pada tahun 2008 sudah bekerja sebagai tenaga freelance di suatu lembaga pemerintahan, Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) di Lembang, Kabupaten Bandung, sebagai Product Designer. Sampai saat ini ia masih melakukan kegiatan sebagai freelance design untuk sebuah perusahaan Production House PT. Dreamicon Indonesia di Bandung sejak 2009 dan membuat beberapa music video untuk band-band lokal independen di Bandung dan Jakarta. Gilang, sempat pula memiliki sebuah Galeri Seni bernama TeraRupa di kawasan rumahnya di Jalan Tera kota Bandung pada tahun 2009, meski tidak bertahan lama dan berhenti beroprasi pada tahun 2010. Saat ini status Gilang adalah bekerja di PT. Digital Global Media dengan jabatan sebagai Creative Production Design untuk seluruh produk dan program-program yang dikerjakan oleh perusahaan tersebut.

 

Hana Ganrina, S.S., M.Ikom.

Kelahiran Bandung, 5 Juni 1974, adalah seorang pegawai negeri sipil di dinas Kominfo Kodya Bandung. Gelar sarjana sastra Inggris diraihnya di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, dan pada tahun 2013 Hana Ganrina menyelesaikan pendidikan S2 di Program Magister Pascasarjana Fikom Unpad konsentrasi Ilmu Komunikasi.

         

Kenmada Widjajanto, S.Sos. 

Sarjana lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 1992. Lahir di Cianjur 11 Juli 1968. Semasa mahasiswa aktif menjadi anggota Himpunan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa di Fikom Unpad dan organisasi kemahasiswaan lainnya. Mengawali karirnya menjadi seorang penerjemah dan penulis berita di Radio KLCBS 100,55 FM di Bandung sampai tahun 1994. Tahun 1995, hijrah menjadi jurnalis televisi di ANTV Jakarta dan bekerja selama 16 tahun, mulai dari reporter sampai jabatan terakhir sebagai Manajer di Departemen Produksi Pemberitaan tahun 2005 sampai tahun 2010 dan Departemen Current Affairs pada tahun 2010 sampai tahun 2011. Selama menjadi jurnalis televisi, memiliki berbagai pengalaman liputan dan memproduksi program, termasuk pengalaman mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri, serta menjadi pemberi materi dalam berbagai acara Citizen Journalism dan seminar tentang dunia pertelevisian. Tahun 2011, memulai karir di dunia pendidikan tinggi menjadi dosen luar biasa di Program Penyiaran D-3 PAKT Fikom Unpad dan pada tahun 2013 bergabung di Universitas Telkom Buah Batu Bandung juga sebagai dosen luar biasa. Hingga kini dunia media masih digeluti dengan bergabung di sebuah Production House dan Multimedia di Bandung sebagai Poduser Kreatif dan tengah menempuh studi di Program Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Fikom Unpad.

   

 Putri Trulline, S.Ikom.

Putri Trulline adalah mahasiswi Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran kelahiran Bandung 19 Februari 1989. Sarjana Manajemen Komunikasi dari Unpad (2010), peraih beasiswa unggulan untuk kategori Calon Dosen saat ini sedang menyelesaikan pendidikan magister Ilmu Komunikasi di PascaSarjana Universitas Padjadjaran angkatan 2011. Buku ini adalah hasil karya pertama yang ditulis bersama dengan teman-teman satu kelas di Jurusan Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Padjadjaran (2013) yang merupakan salah satu syarat untuk bisa meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi.

 

Sendy Triwilopo, S.Sos., M.Ikom.

Ia adalah alumnus Jurusan Ilmu Jurnalistik di Fikom Unpad tahun 1993. Pernah bekerja menjadi praktisi di dunia Pubic Relations di perusahaan tambak dan esportir udang di Lampung dari tahun 1995 hinga tahun 2010. Berhenti menjadi pegawai dengan niat mengajarkan pengalaman yang pernah ia peroleh selama bekerja di corporate communication, Sejak tahun 2010 menjadi dosen tetap di Universitas Tulang Bawang (UTB) Bandar Lampung. Mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus menjadi pengurus Laboratorium Fotografi dan Produksi Televisi UTB. Gelar Magister Ilmu Komunikasi diraihnya pada tahun 2013 di Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung.

Titan Roskusumah, S.Sos.

Adalah alumni Ilmu Perpustakaan Fikom Unpad, kelahiran Bandung 25 Januari 1976. Mengawali karier sebagai Kepala Perpustakaan di STIE INABA Bandung antara tahun 2000 – 2002. Kemudian bergabung di Ditjen Migas Kementerian ESDM tahun 2005 – 2006 sebagai Staf Bagian Hukum dan Humas, dan sejak tahun 2006 sampai saat ini bergabung di Bagian Rencana dan Laporan di Badan Geologi Kementerian ESDM. Saat ini tengah menempuh pendidikan Pascasarjana Fikom Unpad.

Yane Hendriyani, S.Sos.

Adalah lulussan Strata Satu Public Relation Fikom Unpad yang kembali mendalami Ilmu Komunikasi Strata Dua di tempat yang sama. Tulisannya di buku ini adalah coretan tugas kuliahnya yang diharapkan dapat menjadi setitik debu pengetahuan yang bisa diamalkan dan diajarkan oleh siapa saja di organisasi formal seperti perkantoran maupun wirausahawan.

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 132-136)