• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Monitoring dengan Evaluation

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 127-129)

Oleh: Almy Zarlis, S.T.

Tahap   6.   Pengukuran ROI ‐ Return of Investment (hasil dari investasi)

D. Perbedaan Monitoring dengan Evaluation

   

Monitoring  adalah  kegiatan  pengumpulan  informasi  secara  sistematis  dan  berkesinambungan,  juga  berarti  analisis  atas  informasi  yang  dikumpulkan 

tersebut  untuk  digunakan  sebagai  bahan  untuk  pengambilan  keputusan. 

Monitoring dapat diterjemahkan sebagai kegiatan pemantauan program. Menurut  UNDP (2009) ada perbedaan antara monitoring dengan evaluaton: Disebutkan 

bahwa  monitoring  memfasilitasi  evaluasi,  tapi  evaluasi  menggunakan 

pengumpulan data tambahan baru dan kerangka kerja yang berbeda untuk  analisis.  

Antara keduanya ada kesinambungan karena sesungguhnya keduanya tak  terpisahkan dalam kerangka perencanaan (UNDP, 2009)6: 

  

Without effective planning (clear results frameworks), the basis for evaluation is weak; hence evaluation cannot be done well.

Without careful monitoring, the necessary data is not collected; hence evaluation cannot be done well.

Monitoring is necessary, but not sufficient, for evaluation.

Monitoring facilitates evaluation, but evaluation uses additional new data collection and different frameworks for analysis.

Monitoring and evaluation of a programme will often lead to changes in programme plans.This may mean further changing or modifying data collection for monitoring purposes.

 

Monitoring  atau  pemantauan  diperlukan  dalam  kegiatan  perencanaan,  namun untuk kegiatan evaluasi diharuskan menggunakan pengumpulan data 

       6

Dikutip dari: Handbook on Planning,Monitoring and Evaluating for Development Resullts, Copyright ©UNDP, 2009, Halaman 6.

 

dan informasi tambahan selain dari hasil pemantauan yang dilakukan. Evaluasi  membutuhkan lebih banyak informasi dalam rangka melakukan analisis.  

Mengacu kepada UNDP (2009), monitoring dirumuskan sebagai proses  yang sedang berlangsung di mana para pemangku kepentingan (stakeholder)  memperoleh umpan balik berkala (regular feedback) mengenai kemajuan yang  telah  dicapai  dalam  rangka  meraih  sasaran  (objectives)  dan  tujuan  (goal).  Pengertian monitoring ini mengetengahkan banyak pihak  yang  terlibat pada  pencapaian sasaran dan tujuan. Artinya, monitoring dapat melibatkan pihak‐pihak  yang berada di luar lingkup organisasi.  

Jika diambil contoh pada kasus MCK umum di awal bab ini, monitoring  tidak  hanya  memantau  pihak  perencana  dan  strategi  komunikasi  (internal  organisasi), akan tetapi menghendaki pemantauan situasi dan tradisi masyarakat  di  mana  perencanaan  akan  diterapkan.  Dalam  batasan  ini,  stakeholder  dari 

berbagai  kriteria  harus  menjadi  objek  pemantauan.  Berdasarkan  sifat 

perencanaannnya,  kategori  untuk  mereka  dapat  beragam  dan  berbeda‐beda  untuk setiap perencanaan. Di satu perencanaan, kelompok konsumen produk  merupakan stakeholder potensial yang membutuhkan pemantauan penuh dalam  pencapaian sasaran. Namun di perencanaan lain, dapat saja pihak konsumen  bukanlah hal yang harus dipantau penuh, dapat saja menjadi lebih penting  memantau peran karyawan atau petugas internal dalam organisasi.  

Masih  mengacu  pada  UNDP  (2009),  evaluasi  dirumuskan  langkah 

penilaian (assesment) yang teliti dan independen atas kegiatan dalam perencanaan  yang telah dicapai atau yang sedang berlangsung dalam rangka menentukan  sejauh  mana  tujuan  telah  tercapai  dan  bagaimana  kontribusinya  dalam  pengambilan  keputusan  (decision  making).  Evaluasi  menghendaki  langkah  penilaian yang lebih kompleks untuk analisis bagi pelaksanaan dan bagi strategi  perencanaan.  Penilaian  (assesment) ini sifatnya  menetap,  lengkap,  dan  baku  sehingga memudahkan analisis dalam rangka membuat rekomendasi. Evaluasi 

memungkinkan untuk menempuh langkah‐langkah metodologis sebagaimana 

sebuah penelitian ilmiah . 

Kegiatan monitoring dan evaluasi cenderung selalau berangkai, namun  perlu diperhatikan bahwa antara keduanya terdapat perbedaan. Dadang Solihin  (2012) menyebutkan bahwa: monitoring dikatakan sebagai kegiatan mencatat, atau  membuat semua catatan (data, informasi atau bahan lain) yang dilakukan sebagai  bagian yang menyertai perjalanan program perencanaan. Sedangkan evaluasi  adalah penilaian secara berkala mengenai efisiensi, keefektifan (effectiveness), serta  keberlanjutan  dan  relevansi  hasil‐hasil  yang  diperoleh  dalam  program 

 

perencanaan (yang dinilai dari pencapaian tujuan). Penilaian dalam evaluasi  seyogyanya  dilakukan  secara  independent  dalam  rangka  objektivitas  dalam  menilai dan memberikan laporan. Mereka akan menghasilkan data, informasi dan 

bahan  lainnya  yang  sangat  membantu  atau  memandu  dalam  pengambilan 

keputusan di masa datang. 

Meskipun  keduanya  merupakan  langkah  penilaian  atas  pencapaian 

program, terdapat hal‐hal yang membedakan keduanya. Menurut Dadang Solihin  perbedaan tersebut dinyatakan dalam tabel berkut: 

   

Gambar 12.3. Perbedaan Monitoring dan Evaluasi  

 

ASPEK MONITORING EVALUASI

TUJUAN Menilai kemajuan dalam pelaksanaan program yang sedang berjalan Memberikan gambarang pada suatu waktu tertentu mengenai suatu program FOKUS

 Akuntabilitas penyampaian input program

 Dasar untuk aksi perbaikan

 Penilaian keberlanjutan program

 Akuntabilitas penggunaan sumber daya

 Pembelajaran tentang hal-hal yang dapat dilakukan lebih baik di masa datang

CAKUPAN

 Apakah pelaksanaan sesuai rencana?

 Apakah terdapat penyimpangan ?

 Apakah penyimpangan tersebut dapat dibenarkan ?  Relevansi  Keberhasilan  Efektivitas biaya  Pembelajaran WAKTU PELAKSANAAN

Dilaksanakan terus-menerus selama pelaksanaan program

Umumnya dilaksanakan pada pertengahan dan akhir program  

Sumber: Materi Diklat Perencanaan Kementerian Daerah Tertinggal. Modul Pelatihan. Oleh: Dadang Solihin, diambil dari: http://dadang-solihin.blogspot.com/

diunduh 29 Mei 2012 pukul 22.20.WIB  

 

Monitoring boleh diartikan sebagai kegiatan mengawasi, yakni melakukan  pengawasan atau pemantauan selama proses berlangsung. Ini berarti si pengawas  berada di dalam proses, terlibat dan berpartisipasi ketika proses berlangsung.  Pengertian ini dapat digambarkan dalam pola timeline atau penjabaran program  dan  kemajuan  dalam  urutan  kronologis.  Hal  ini  berarti  pengawasan  yang  mengacu kepada penjadwalan kegiatan selama menjalankan strategi komunikasi.  Penjadwalan  (scheduling)  diarahkan  pada  pekrjaan  setiap  bagian  dengan  pencapaian per satuan waktu, bisanya dibuat per minggu dalam satu bulan untuk 

 

jangka waktu tertentu (sesuai program perencanaan yang dibuat). Pola timeline  dapat diibaratkan sebagai catatan perjalanan waktu dari tahap awal hingga tahap  penyelesaian. Secara sederhana contoh timeline schedule dapat dilihat pada tabel  berikut ini: 

 

Gambar 12.4. Contoh Timeline Schedule  

 

Kotak  yang  diarsir pada  tabel tersebut  menunjukkan  pekerjaan  yang  dilakukan dalam konteks waktu per minggu dalam satu bulan. Scheduling di atas  hanya mencontohkan program perencanaan untuk jangka waktu tiga bulan.  Dapat  saja  program  dijadwalkan  lebih  panjang,  sebagaimana  yang  telah  disepakati pada saat perencanaan dan strategi dibuat.  

Untuk  skala  yang  lebih  kecil  dengan  menampilkan  bagian‐bagian  pelaksana dan sasaran yang hendak dicapai, dapat dilihat pencapaian atau raihan  seperti pada tabel berikut yang menggambarkan pencatatan kegiatan kampanye  komunikasi dari sebuah PR consultant

    NO TIMELINE SCHEDULE DIVISION AND DEPARTMENT ACTIVITY P I C

MONTH ( PER WEEK) JAN (1) JAN (2) JAN (3) JAN (4) FEB (1) FEB (2) FEB (3) FEB (4) MAR (1) MAR (2) MAR (3) MAR (4)

1 MEDIA Printed Media John DewIy

RELATION Prod. House Brian TamarIn

Radio, TV and others John DewIy

2 COMMUNITY Approaching Anita Dwight

RELATION Charity Anne Hatherton

Benefit Share W. Amster

3 GOVERMENT Legal and Permt Roger Bradley

RELATION Regular app. Marc Marquez Ex-officio Hamlin Hariman 4 FINANCE DEPT. Budget Scott Tamlin

Cash Flow Drake Darnell

Accounting Mariana Amran

5 GENERAL Office app. John Brown

AFFAIR Transport Hamish Stann

Administration B. Kerlogg

 

Gambar 12.5. Contoh Monitoring Sheet  

 

Dari catatan dalam bentuk monitorng sheet tersebut dapat dilihat bahwa  pencatatan dilakukan demi memenuhi kebutuhan data dan informasi. Setiap  kegiatan tercatat, tidak hanya menunjukkan apa (what) yang dilakukan dan  divisi atau bagian apa yang melaporkan, tetapi juga mengemukakan siapa (who)  yang bertanggung jawab, siapa yang melaporkan dan siapa yang memberikan  pengesahan (approval). Juga diketahui kapan (when) dilaksanakan dan seberapa  jauh (how) pencapaian hasil. Jika diperhatikan bahwa kegaiatan yang dilaporkan  merupakan bagian‐bagian dari (part of) kegiatan strategi media dalam program  kampanye, maka dapat pula dipahami di mana (where) laporan tersebut dibuat.  Di saat tertentu  unsur  where  ini  menjadi  penting,  misalkan  ketika  laporan  dilakukan kepada kantor pusat penyelenggara kampanye itu yang berada di  tempat lain yang mengharuskan pengiriman laporan: via surat konvensional  maupun surat elektronik atau e‐mail.  

Perihal format sheet ataupun matriks monitoring tersebut dapat dibuat  sesuai kebutuhan organisasi. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah: sedapat  mungkin menyajikan akurasi data dan informasi. Ketika dalam monitoring sheet 

ditampilkan komponen community care (kepedulian terhadap komunitas) dan 

progress yang telah dicapai pada bulan ketiga, maka si pembaca laporan sedapat  mungkin segera memahami bahwa bagian tersebut memang menjadi salah satu  kegiatan dalam team perencanaan komunikasi dengan goal dan objectives yang  telah disepakati sebelumnya. 

Dalam dokumen PERENCANAAN KOMUNIKASI KONSEP DAN APLIKA (Halaman 127-129)