• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Makna Modern yang dikaitkan dengan Penemuan di Bidang Ilmu Pengetahuan

Modernitas ditandai oleh ketidakpercayaan, jika bukan penolakan terhadap tradisi; keutamaan diberikan kepada individu dan kepentingan kebebasan yang tidak dapat diabaikan; keyakinan kepada akal, kemajuan dan sains (tiga serangkai); pemisahan masyarakat yang sakral dan agama melalui proses sekularisasi; membuka nilai perubahan dan penemuan;

dan yang lebih umum keunggulan yang didasarkan pada refleksi diri dan pelembagaan diri; akhirnya pada level politik, kemunculan sektor swasta yang berbeda dari sektor publik (negara); pentingnya hukum dan negara; keharusan membangun dan mempertahankan kebebasan publik yang menjadi kontradiksi demokrasi.”14

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, modernisasi yang berkaitan dengan periodisasi (kurun waktu) adalah suatu dinamika atau gerakan (renaissance) untuk menolak atau meninggalkan hal-hal yang dianggap sebagai masa lalu dan menganut hal-hal yang baru. Ia memiliki sejarah yang panjang dan menggemparkan, muncul sebagai simbol antitesa, perlawanan, pemberontakan dan penolakan terhadap apa yang lampau dan tradisional.

b. Makna Modern yang dikaitkan dengan Penemuan di Bidang

membawa revolusi besar dalam dunia pemikiran yang dikenal dengan copernicus revolution. Copernicus menjelaskan beberapa ketentuan dasar, yaitu seluruh alam semesta merupakan bola, semua benda angkasa dan bumi juga merupakan bola, dan semua benda angkasa bergerak secara teratur dalam lintasan yang bundar.16 Demikianlah Copernicus menunjukkan bahwa teori-teori lama dari Ptolomeus dan Aristoteles salah. Ia mengemukakan bahwa observasi dan kalkulasi matematik dapat dipercaya. Jadi yang harus dilakukan adalah mengumpulkan sebanyak mungkin hasil observasi yang kemudian diolah oleh akal.

Selanjutnya, Francis Bacon ikut merombak cara berpikir abad pertengahan yang masih dikuasai oleh Aristotelianisme. Menurutnya, ilmu pengetahuan bukanlah untuk ilmu dan pemenuhan kepuasan intelektual, tetapi ilmu haruslah menghasilkan sesuatu dan mempertinggi kemampuan dan kekuasaan manusia. Tampaknya, Francis Bacon mempertajam cara kerja metode empiris. Ia menganjurkan agar ilmuwan mengumpulkan sebanyak-banyaknya fakta pengalaman, setelah itu dianalisis. Kesamaan fakta dapat memberi petunjuk akan kemungkinan adanya hukum alam. Hal itu diuji terus dengan eksperimen (verifikasi) untuk melihat apakah hasilnya tetap sesuai dengan harapan atau tidak. Bila secara konstan hasil eksperimen itu memenuhi harapan, maka teori yang dihasilkan dapat diandalkan untuk meramalkan kejadian yang akan datang.

Francis Bacon adalah pelopor metode induktif modern. Dikenal sebagai penemu praktik metode ilmiah. menjadi pelopor untuk mensistematisasi secara logis prosedur ilmiah. Seluruh asas filsafatnya bersifat praktis, yaitu untuk menjadikan manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam dengan perantaraan penemuan-penemuan ilmiah.17 Dengan metode induksi, gambaran proses untuk mendapatkan kepastian induktif mudah terwujud. Adapun proses untuk mendapatkan kepastian induktif sebagai berikut: (a) Observation (pengamatan), (b) Measuring (pengamatan), (c) Eksplanating (penjelasan) dan (d) Verifying (pengujian).18

16F. Budi Hardiman, Sari Sejarah, Op. Cit., hlm. 11.

17Ali Maksum, Pengantar Filsafat dari Masa Klasik hingga Postmodernisme, Cet.

V (Jakarta: Arruz Media, 2011), hlm. 120.

18Endang Saefuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 61.

DU MM Y

Menurut Francis Bacon, tujuan ilmu adalah penguasaan terhadap alam untuk meningkatkan kemakmuran hidup. Semboyan Francis Bacon yang terkenal adalah “knowledge is power” dengan ilmu manusia dapat menundukkan alam. Supaya tugas itu dapat dilaksanakan, maka diperlukan: (a) alam diwawancarai (b) bahwa orang bekerja menurut suatu metode yang benar (c) orang bersikap pasif terhadap bahan-bahan yang disajikan alam, artinya orang harus menghindarkan diri dari mengemukakan prasangka-prasangka terlebih dahulu. Hal ini dipandang perlu guna mencegah timbulnya gambaran yang keliru. Metode yang benar adalah mengamat-amati alam semesta tanpa prasangka.19 Dalam bukunya Novum Organum, dikemukakan bahwa ada doktrin negatif dan ada doktrin positif. Doktrin negatif yang dikenal dengan istilah “idols”

(kekeliruan). Prancis Bacon telah mendominasi dan menjerumuskan pikiran manusia dan menghambat penguasaan ilmu pengetahuan.

Kekeliruan itu dapat dilihat: pertama, Idols of Tribe, yaitu kekeliruan yang disebabkan oleh kecenderungan yang melekat pada diri manusia.

Misalnya, ketika melihat sesuatu manusia cenderung mengukur dari pandangannya sendiri, tidak mendasarkan pandangannya pada realitas yang dilihatnya. Akibatnya, manusia mengabaikan objek yang dilihatnya karena manusia menerapkan ukuran yang tidak ada pada sesuatu itu. Kedua, Idols of the Cave yaitu kekeliruan yang disebabkan oleh subjektivitas manusia, karena cenderung terlalu yakin pada anggapannya sendiri yang dipengaruhi oleh watak, pendidikan, pembacaan dan pengaruh-pengaruh yang tertanam dalam diri manusia. Ketiga, Idols of the Market-Place, yaitu kekeliruan yang disebabkan manusia terlalu percaya pada bahasa atau kekuatan kata-kata. Keempat: Idols of the Theatre, yaitu manusia cenderung mempercayai pengetahuan yang bersumber dari tradisi atau budaya yang telah diwariskan turun-temurun tanpa pikiran yang kritis.20 Oleh karena itu, filsafat harus dipisahkan dari teologi.

Keempat, idiols inilah manusia mendekati alam dengan tidak jujur yang pada ahirnya terjerumus dalam kesalahan bernalar.

Dari sini dapat dipahami bahwa, Francis Bacon betul-betul mengagumi ilmu pengetahuan yang observasinya bersifat indrawi.

Seperti pada semboyannya yang terkenal “knowledge of power”

(pengetahuan adalah kuasa)”. Bukan berarti lewat pengetahuan indrawi

19Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah, Op. Cit., hlm. 15.

20Ali Maksum, Tasawuf, Op. Cit., hlm. 122.

DU MM Y

bisa menguasai segalanya, melainkan bahwa pengetahuan itu bersifat fungsional. Pengetahuan dapat dipergunakan untuk memajukan kehidupan manusia. Sedang kuasa yang dimaksud adalah kuasa atas alam. Alam hanya dapat ditaklukkan dengan cara mematuhinya.

Pikiran mematuhinya dengan cara memahami hukum-hukumnya, mempelajari sifat-sifat universalnya, dan pengecualian-pengecualiannya.

Jadi, kepatuhan manusia terhadap alam hanyalah tipu muslihat untuk menguasainya. Dengan menaklukkan alam, Francis Bacon percaya bahwa umat manusia akan menjadi sejahtera lewat ilmu pengetahuannya.21

Sementara Tycho Brahe berjasa membuat alat-alat berukuran besar untuk mengamati benda-benda angkasa secara lebih teliti. Pada tahun 1572, ia berhasil mengamati munculnya bintang baru, yaitu bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum padam kembali.

Bintang itu disebut nova atau supernova. Supernova sangat tergantung pada besarnya dan massanya. Penemuan supernova ini menggugurkan pandangan yang dianut pada masa itu bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa dan akan tetap abadi. Pada tahun 1577 M, Brahe juga berhasil mengamati connet dan mampu menetapkan lintasan connet, yang ternyata lebih jauh dari planet venus. Penemuan ini juga membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada crystalline spheres, tetapi datang dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi. Benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.22

Sedangkan Johannes Kepler adalah seorang ahli matematika yang awalnya menjadi asisten Thycho Brahe, lalu melanjutkan penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa. Dari penelitiannya itu, Johannes Kepler, kemudian berhasil menemukan tiga buah hukum yang melengkapi hasil penyelidikan Brahe sebelumnya; yaitu: (a) gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle, seperti yang dikemukakan Brahe. Akan tetapi, gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips. (b) dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama. (c) dalam perhitungan matematik, terbukti bahwa jika jarak rata-rata dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan

21F. Budi Hardiman, Filsafat Modern, Op. Cit., hlm. 27.

22Koentowibisono Siswomiharjo, Filsafat Ilmu sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan (Klaten: Intan Variwara, 1997), hlm. 45.

DU MM Y

Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q maka P2: Q2 = X3 :Y3.23 Demikian Johannes Kepler menegaskan adanya hubungan matematis antara waktu revolusi planet-planet dengan jaraknya matahari. Johannes Kepler memperlihatkan sukses metodenya dalam mencari hubungan matematis yang simpel dan perlunya verifikasi dalam menentukan hubungan-hubungan tersebut melalui observasi dan kalkulasi. Pengumpulan data pengamatan yang teliti dan tekun secara terus-menerus, dapat menjadi landasan utama bagi perhitungan yang tepat. Pentingnya penemuan ini terletak pada kenyataan bahwa semua benda termasuk yang paling jauh harus dideskripsikan dan dijelaskan berdasarkan peristiwa dan kekuatan alam yang dikenal melalui pengamatan dan eksperimen.

Galileo-Galilei melanjutkan pendapat Johannes Kepler tentang prinsip tata surya heliosentris, serta hukum-hukum yang dikemukakannya. Kemunculan Galileo-Galilei ini, sekaligus meruntuhkan pendapat Aristoteles, yang saat itu seolah-olah pendapat Aristoteleslah yang paling benar. Sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih enteng. Pendapat ini turun-temurun diikuti oleh kaum cerdik pandai. Namun Galileo-Galilei mencoba menelusuri benar tidaknya melalui eksperimen, lalu berkesimpulan pendapat Aristoteles keliru.

Menurut Galileo, baik benda berat maupun enteng jatuh pada kecepatan yang sama, kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya, akibat pergeseran udara. Caranya Galileo menjatuhkan bola dengan berat yang berbeda dari puncak menara miring Pisa. Kemudian dengan hati-hati Galileo mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang ditentukan dan mendapat bukti bahwa jarak yang dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding, seimbang dengan jumlah detik kuadrat jatuhnya benda.

Artinya sumbangan besar Galileo-Galilei terhadap ilmu pengetahuan adalah penemuannya mengenai hukum kelambanan.24

Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang astronomi.

Hal ini juga membuktikan kebenaran penemuan Copernicus, yaitu

23Slamet Iman Santoso, Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Sastra Budaya, 1977), hlm. 71.

24Michael H. Hart, The 100 a Ranking of the Most Influental Persons in History, terj. Mahbub Djunaidi. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Cet. V (Jakarta: Pustaka Jaya, 1983), hlm. 96.

DU MM Y

matahari sentris. Awalnya Galileo menemukan teleskop, lalu dilihatnya bulan itu atau benda-benda langit tidaklah rata melainkan benjol-benjol, tidak beraturan seperti wajah bumi. Dilihatnya pula bahwa Bimasakti itu bukanlah semacam kabut sama sekali, melainkan terdiri dari sejumlah bintang-bintang. Planet Saturnus bagaikan dilingkari gelang. Yupiter dikelilingi oleh empat buah bulan yang berputar-putar.

Dari sini membuktikan bahwa benda-benda angkasa dapat berputar-putar mengelilingi sebuah planet selain bumi. Kemudian diperhatikan sang surya, tampak olehnya ada bintik-bintik dalam wajahnya. Sementara itu, planet venus dan mercurius serupa dengan jangka bulan. Ini merupakan bukti penting sekaligus mengukuhkan teori Copernicus bahwa bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari.25

Berdasarkan penemuan tersebut, Galileo berkesimpulan bahwa planet-planet tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari matahari. Menurut Galileo benda yang bersinar sendiri tidak akan berubah. Permukaan bulan tidak datar, tetapi bergunung-gunung, sehingga tidak sempurna datar. Ia juga mengamati lintasan batu yang dilempar dan menentukan bahwa lintasan itu berbentuk parabola. Penemuan ini berguna untuk menentukan lintasan peluru dan menjadi bagian penting dalam teknik persenjataan dan peperangan.26

Beberapa penemuan Galileo di atas, dapat disimpulkan yaitu:

pertama; jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang sama, tanpa memandang bobot jika benda-benda itu melewati medium yang sama. Dengan kata lain, benda yang jatuh bersamaan akan memerlukan waktu yang bersamaan pula untuk sampai di tanah. Kedua, semua lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Hal ini memberikan sugesti adanya idealisasi bahwa lintasan benda yang tidak terganggu membentuk garis lurus. Ketiga, baik benda yang jatuh tegak lurus maupun yang mengikuti bidang miring masing-masing mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan sugesti untuk melakukan eksperimen pemeriksaan jatuhnya benda mengikuti

25Ibid., hlm. 97.

26Donald B. Calne, Within Reason, Rationality and Human Bevavior, terj. Parakitri T. Simbolon. Batas Nalar, Rasionalitas & Perilaku Manusia (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2004), hlm. 255-256.

DU MM Y

bidang miring, untuk mencapai idealisasi tidak terganggu apa pun, bidang semakin lama semakin dilicinkan, sehingga jatuhnya benda-benda melalui bidang miring praktis dalam waktu yang sama. Selain itu, pada bidang miring diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran dimasukkan sebagai unsur dalam ilmu pengetahuan. Keempat, berdasarkan idealisasi, hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu.

Dengan kata lain, terjadilah peramalan. Kelima, ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang hasilnya dihitung secara rata-rata. Keenam, karena antara ramalan dan hasil percobaan ada kesesuaian yang menyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang mengikuti garis lurus. Langkah-langkah yang dilakukan Galileo tersebut menanamkan pengaruh yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan zaman modern karena menunjukkan beberapa hal seperti pengamatan, penyingkiran segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati. Idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan, pengukuran dan percobaan untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan matematis.27

Sementara itu dalam dunia Islam, dikenal para penemu ilmu pengetahuan, seperti Ḥāsan Ibnu Haiṡām, ahli ilmu fisika Muslim terkenal, Jābir Ibnu Hayyan, yang oleh bangsa Eropa disebut bapak ilmu kimia. Karya-karya mereka sangat memengaruhi para ilmuan seperti Roger Bacon, Johann Kepler, dan Leonardo Vinci. Yang menarik di sini, bahwa semua kemajuan ilmiah ini telah terjadi pada abad-abad pertengahan dan berbarengan dengan oposisi keras gereja terhadap renaissance dan para pelopor gerakan ilmah baru.28

Selain dari itu, Muḥammad Ibn Mūsa al-Khawārism (w. 249 H/ 863 M) ahli matematika muslim yang pertama. Ia telah menulis buku yang tidak pernah ada sebelumnya dalam ilmu hitung dengan membuat bab-bab di dalamnya. Buku ini merupakan buku matematika pertama yang masuk ke Eropa setelah diterjemahkan oleh penerjemah berkebangsaan Inggris, Adeland of Bath. Selama berabad-abad lamanya buku tersebut menjadi rujukan para ilmuwan, bisnisman, dan insinyur.

27 Syamsuri, Tasawuf dan Terapi, Op. Cit., hlm. 29.

28World Shia Muslim Organization, Rationality of Islam. terj. Maslim Arbi, Rasionalitas Islam, Cet. I (Jakarta: YAPI, 1989), hlm. 15.

DU MM Y

Orang-orang Eropa menulis namanya Algoritmi. Ilmu aljabar yang telah ditemukan dijadikannya terpisah dari ilmu hitung. Aljabar artinya menambah sejumlah angka tertentu untuk dua tambahan dengan tujuan memudahkan penyelesaiannya. Sementara itu, almuqābalah (persesuaian) artinya menyamakan antara satu angka dengan angka yang lain dan menghasilkan suatu nilai.29

Al-Khawarism sendiri mengatakan dalam bukunya bahwa Khalifah al-Makmun yang memerintahkan untuk menulis buku aljabar tersebut, sehingga dapat dipahami bahwa sebelum al-Khawārismi aljabar memang belum ada, sebelumnya hanya sistem penjumlahan angka-angka India dengan kaidah dan teori arsitektur sebagaimana yang dikembangkan oleh bangsa Yunani.

Selain al-Jabar, al-Khawārism juga termasuk penemu hitungan trigonometri, ilmu falak (astronomi), terlibat dalam pengukuran lingkaran bumi dengan cara menggunakan ilmu astronomi pada masa khalifah al-Makmun dan ilmu geografi. Pengaruh al-Khawārism dibuktikan oleh fakta bahwa algorisme, sebutan latin untuk namanya al-khawarazmi. Dalam masa yang lama aritmatika oleh sebagian besar Eropa digunakan untuk metode perhitungan berulang dan telah menjadi satu aturan yang tetap.30 Muḥammad Ibn Zakariya al-Rāzi (tahun 251-tahun 313 H/tahun 865 M-tahun 925 M.), al-Rāzi, nama latinnya Rhazes, disebut “Galennya Arab” Ia seorang dokter Muslim terkenal di Barat dan di Timur, namun karya-karyanya banyak yang hilang.

Diantara karya medisnya yang terpenting adalah “Pengendalian diri”

karya ini merupakan karya tunggal terpanjang mengenai ilmu medis dan memuat banyak versi yang dilakukakan al-Rāzi sendiri. Karya lainnya seperti naskah tentang cacar dan campak di kalangan medis dunia Barat sampai masa modern.31

Ibnu Sina (tahun 370 H-tahun 428 H/ tahun 980 M-tahun 1037 M), yang dikenal Avicenna di Eropa, pada masa mudanya, ia seorang filsuf, ahli kedokteran, gramatika, sastra, teologi, dan hafal

29Muḥammad Gārib Gaudah, Abāqinah ´Ulama’ al-Haḍārah wa al-Islāmiyah, terj. Muhyiddin Mas Ridha. Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Cet. I (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2007), hlm. 104.

30Seyyed Ḥossein Nasr, Science and Civilization in Islam (New York: New American Library, 1970), hlm. 46.

31Ibid., hlm. 46.

DU MM Y

Al-Qur’an. Pada akhir hidupnya ia menjadi dokter yang terkenal pada masa Daulah Buwaihih dan menjadi dokter pada pangeran di dinasti tersebut.32 Adapun karya monumentalnya yaitu: Qānūn fī al-Ṭibb (aturan pengobatan), sebanyak 14 jilid. Karya ini merupakan ikhtisar pengobatan Islam yang diajarkan hingga kini, baik di Timur maupun di Barat diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Al-Syifā’ (penyembuhan), buku ini berjumlah 28 jilid, merupakan encyclopedia berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Antara lain isinya ilmu manthiq, kosmologi, metafisika, matematika. Karya ini di dunia Barat dikenal sebagai

“Pangeran para Dokter” karena mendominasi ilmu medis berabad-abad lamanya. Pandangan ilmiah, filsafat, dan teologinya meninggalkan bekas pada banyak tokoh penting, seperti; Petrus Magnus, St.Thomas, Duns Scotus, dan Roger Bacon.33

Abū Ālī al-Ḥasan bin al-Haiṡām (tahun 354 H-tahun 430 H/ tahun 965 M– tahun 1039 M) ahli fisika terbesar lahir di Baṣra, dikenal di Barat dengan nama “Alhazen”. Tulisan al-Haitsam ini hampir dua ratus karya, terutama dalam bidang matematika, fisika, astronomi, dan ilmu medis, tetapi yang paling menonjol fisika dan optics. Karya ini memengaruhi tulisan tentang optic karya Francis Bacon, dan Kepler di Barat. Ia juga memberikan kontribusi besar dalam bidang anatomi dan penyakit mata.34

Abū Raihān al-Birūni (tahun 362 H-tahun442 H/tahun 973 M-tahun 1051 M) lahir dekat Khawarazm, terkenal sebagai saintis Muslim terbesar di dunia Islam. Al-Birūni menguasai banyak ilmu seperti astronomi, matematika, sejarah, geografi, fisika, kedokteran, sastra, dan berbagai bahasa, bahkan ilmu nujum. Ia mengabdikan hidupnya untuk belajar. Ia menguasai dua peradaban, yaitu Yunani dan Islam. Mempunyai hubungan erat dengan intelektual Muslim dan Kristen.35

Selain ilmuan-ilmuan Muslim yang telah dikemukakan di atas, masih banyak ilmuan Muslim yang tidak sempat dikemukakan pada pembahasan ini. Dari sini dapat dipahami bahwa modernisme itu

32Ibid., hlm. 48.

33Ibid.

34Ibid., hlm. 49.

35Muhsin Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla Sadra, Cet. I (Jakarta:

al-Huda, 2005), hlm. 114.

DU MM Y

diawali dengan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan baik di Timur maupun di Barat. Khusus penemuan yang dilakukan oleh ilmuan Barat turun-temurun membentuk opini bahwa manusia sebagai penentu keberhasilan ilmu pengetahuan, sehingga peranan teologi disingkirkan ke pinggir. Manusia Barat bagaikan butir debu atau noktah kecil di tengah alam semesta yang sangat luas ini.