• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ciri-ciri Masyarakat Modern a. Rasional

b. Aliran-aliran Filsafat sesudah Renaissance

B. Ciri-ciri dan Problematika Manusia pada Abad Modern

1. Ciri-ciri Masyarakat Modern a. Rasional

Deliar Noer mengemukakan ciri-ciri masyarakat modern dengan menyusun urutan sebagai berikut: pertama, bersikap rasional.

Maksudnya lebih mengutamakan pendapat akal pikiran, daripada pendapat emosi. Sebelum melakukan pekerjaan selalu dipertimbangkan lebih dahulu untung ruginya, dan pekerjaan tersebut secara logika dipandang menguntungkan. Kedua, berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat, tetapi selalu melihat dampak sosialnya secara lebih jauh. Ketiga, menghargai waktu, yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Keempat, bersikap terbuka, yakni mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasan dan perbaikan dari manapun datangnya. Kelima, berpikir objektif, yakni melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.67

Kemudian Alfin Toffler membagi masyarakat menjadi tiga bagian sebagaimana dikemukakan oleh Jalaluddin Rahmat yaitu: pertama, masyarakat pertanian, yaitu masyarakat yang mendasarkan ekonominya pada tanah atau sumber alam. Teknologi yang mereka gunakan adalah teknologi kecil. Informasi yang mereka gunakan adalah media tradisional. Dilihat dari segi lingkungan sosial, mereka menganut sistem keluarga batih, yaitu keluarga yang didasarkan pada ikatan darah dan keturunan, serta menetap pada satu lokasi tertentu, dan bertempat di suatu wilayah yang tidak berpindah-pindah. Dari segi kejiwaan, mereka selalu komitmen dengan lingkungan dan suasana masa lalu, banyak menggunakan kekuatan yang bersifat irasional. Kedua, masyarakat industri, yaitu yang masyarakat yang menggunakan modal usaha berupa peralatan produksi, mesin-mesin pengolah bahan mentah menjadi barang yang siap pakai. Teknologi yang dipakai adalah teknologi tinggi yang hemat tenaga kerja, berskala besar dan bekerja secara efektif dan efesien. Informasi yang mereka gunakan adalah media cetak, bersifat rasional dan terus berkembang. Keluarga yang mereka anut adalah keluarga inti, yakni orang tua, suami, istri dan anak. Ketiga, masyarakat

67Deliar Noer, Pembangunan di Indonesia (Jakarta: Mutiara, 987), hlm. 24.

DU MM Y

informasi, biasa pula disebut abad elektronik, informasi atau pasca industri. Ramalan tentang era informasi sebagian bersifat pasti, sebagian lagi spekulasi. Pada masyarakat informasi dalam bidang teknologi, mereka menggunakan teknologi elektronika. Lewat komunikasi satelit dan komputer orang memasuki lingkungan informasi dunia. Media massa yang semula satu arah, berubah menjadi media interaktif.68

Selain bersikap rasional seperti yang dikemukakan di atas, juga manusia modern berpikir rasional. Akal dipandang sebagai satu-satunya kekuatan yang mampu membimbing manusia menuju kebahagiaan hidup. Orang yang menggunakan akal pikirannya dengan sebaik-baiknya, disebut rasionalis. Seseorang rasionalis berkeyakinan bahwa dengan akal pikirannya itu manusia sanggup menemukan kebenaran, sampai kebenaran terakhir sekalipun. Rasionalisme adalah paham yang mengakui kemutlakan rasio. Di awal munculnya modernisme, sekalipun agama penting, tetapi agama dipandang tidak lagi terdapat dalam dogma melalui wahyu. Agama sudah harus ditegakkan di atas prinsip rasio. Pengganti agama wahyu adalah agama alam yang ditegakkan di atas prinsip rasio. Bukan lagi rahmat dari Tuhan yang penting, tetapi kemampuan akal sebagai “pembebas” jiwa yang penting.

Manusia modern menjunjung tinggi kedudukan akal dan meyakini bahwa dengan akalnya manusia mampu menundukkan alam semesta, serta mengatur kehidupan di dunia. Berkat pemikiran rasionalnya, maka pada abad ke-20 manusia modern telah berhasil mewujudkan berbagai prestasi ilmiah, baik yang bersifat teori maupun praktik yang belum pernah diraih oleh umat manusia pada abad-abad sebelumnya.69 Akibat dari kemajuan cara berpikir tersebut, berkembanglah ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di seluruh bidang kehidupan, terutama bidang transportasi dan informasi, sehingga mengantarkan umat manusia memasuki era globalisasi. Sejak tahun 1903, manusia modern telah mampu membuat pesawat terbang yang membumbung tinggi di angkasa. Pada mulanya berbentuk kecil dan sederhana, kemudian dikembangkan menjadi lebih indah bentuknya, lebih bervariasi jenisnya, model dan ukurannya,

68Jalaluddin Rahmat, Islam Menyongsong Peradaban Dunia Ketiga, Ulumul Qur’an, (vol. 2, 1989), hlm. 46.

69Syamsuri, Op. Cit., hlm. 204.

DU MM Y

serta memiliki kecepatan lebih tinggi hingga terciptanya pesawat jenis concord.70

Pada perkembangan selanjutnya, manusia modern mampu menciptakan satelit-satelit buatan yang dilepaskan ke angkasa melalui roket dengan kecepatan yang sangat tinggi. Berikutnya mereka menciptakan pesawat luar angkasa yang membawa para antariksawan turun ke bulan dan planet-planet lain yang jaraknya lebih jauh dari bulan. Mereka telah berhasil menjelajahi ruang angkasa, mengelilingi planet bumi berkali-kali, serta memperoleh informasi tentang alam ini. Mereka telah berputar di sekitar bintang-bintang dan telah mengirim gambar-gambar yang begitu mempesona tentang bumi dan segala hal yang melingkupinya, planet-planet dan segala hal yang menyusunnya, dan telah pula mengirim gambar-gambar yang mempesona seperti angin puyuh yang sedang bertiup di dalamnya. Sebagian antariksawan benar-benar telah mencapai bulan dan berjalan di atasnya, menancapkan bendera, bahkan membawa batu dan debu dari bulan. Orang-orang bahkan bisa juga menyaksikan dengan mata telanjang bagaimana mereka memarkir pesawat di atas permukaan bulan dan mengambil gambar bumi yang sedang berputar, terbit dan tenggelam, sebagaimana terbit dan tenggelamnya bulan yang dapat disaksikan oleh penghuni bumi dari atas permukaan bumi.71

Dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, manusia modern telah berhasil menciptakan radio yang sangat mencengangkan. Bagaimana mungkin seseorang dapat mendengar suara orang lain, sementara antara mereka dipisahkan oleh lautan, pegunungan, lembah dan padang pasir yang jaraknya ribuan kilometer. Lebih mencengangkan lagi dengan ditemukannya pesawat televisi, di mana seseorang tidak hanya mampu mendengarkan suara pengucapnya, tetapi juga dapat melihat gambar orangnya. Pada mulanya, televisi dibuat dengan layar hitam putih, lalu dikembangkan menjadi berwarna. Di samping radio dan televisi, manusia modern juga berhasil menemukan telepon. Pada

70Ibid., hlm. 205, lihat pula Yūsuf Qarḍāwy, The Leader in You, Haow to Win Friends, Influence People, and Succed in Changing World. Terj.Yoga Izza Pranata, Umat Islam Menyongsong abad 21 (Solo: Era Intermedia, 2001), hlm. 22.

71Syamsuri, Tasawuf dan Terapi, Op. Cit., hlm. 205.

DU MM Y

mulanya telepon menggunakan kabel, kemudian kini telah muncul handphone dalam ukuran yang sangat kecil tanpa kabel, sehingga dapat dibawa ke mana-mana, bahkan kini telah hadir pula telepon yang pemakainya dapat melihat wajah teman bicaranya. Di samping itu, kini telah muncul teleks, facsimile, dan internet, alat komunikasi yang semakin canggih. 72

Dalam bidang kedokteran, manusia modern telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Mereka telah mampu melakukan transplantasi organ tubuh, seperti ginjal, jantung, hati, kornea, dan anggota tubuh lainnya. Mereka juga dapat melakukan operasi plastik dan bedah dengan sinar laser. Manusia modern juga telah menemukan teknik pembuatan

“bayi tabung” dan rekayasa genetik seperti “kloning hewan” yang dilakukan pada seekor biri-biri betina yang kemudian terkenal dengan nama “dolly”. Jika dibiarkan berkembang, tidak mustahil suatu ketika akan terjadi kloning manusia seperti yang dikhawatirkan oleh para ahli agama, moral, sosial dan hukum, karena hal itu akan membawa bahaya besar bagi manusia itu sendiri.73

Pemikiran rasional yang dikembangkan manusia modern juga telah menghasilkan prestasi besar dalam memajukan ilmu-ilmu humaniora dan sosial, seperti ilmu psikologi, pendidikan, sosial ekonomi, politik, hukum dan sejarah. Ilmu-ilmu ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat modern. Dengan demikian, mendorong sebagian umat Islam berpaling dan berkiblat ke Barat. Mereka tidak sekadar mempelajari ilmunya, tetapi sekaligus mencontoh sikap dan perilaku, adat istiadat dan kebudayaan Barat.

Berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersumber pada pemikiran rasional tersebut telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kenikmatan hidup bagi manusia. Seperti mendinginkan ruangan yang panas, atau menghangatkan ruangan di musim dingin, memperpendek jarak, memperdekat tempat, mempersingkat waktu, menghemat tenaga dan memberikan efesiensi dalam berbagai kehidupan. Dengan alat-alat transportasi dan komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia seolah-olah menjadi kampung besar yang terus mengecil, sehingga

72Ibid., hlm. 206.

73Syamsuri, Tasawuf dan Terapi, ibid.

DU MM Y

mirip dengan Rukun Tetangga (RT) yang dapat ditempuh hanya dalam beberapa saat dari satu ujung dunia ke ujung dunia yang lain.74

Memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di atas, sangatlah menyenangkan manusia. Manusia modern adalah manusia yang berpikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan kecerdasan hasil pikiran rasional dan bantuan teknologi, mestinya manusia lebih bijak dan arif dalam menghadapi kehidupan.

b. Bersifat Sekuler dan Materialistik

Pada umumnya, manusia Barat modern memiliki pandangan hidup materialistik dan sekuler, karena mereka dibentuk oleh peradaban Barat modern yang berdiri pada akar-akar peradaban Yunani dan Romawi kuno yang materialistik dan sekuler. Selain itu, peradaban modern juga dibangun di atas landasan kebencian dan dendam kepada pihak gereja yang sangat kejam terhadap para ilmuan dan kaum intelek yang memperjuangkan pembaruan dengan membunuh dan membakar mereka hidup-hidup. Akibatnya, orang-orang modern membenci kepercayaan atau yang berhubungan dengan keyakinan agama, moral para tokoh gereja. Pada mulanya mereka hanya memusuhi agama Kristen, lalu kemudian mereka memusuhi semua agama, bahkan memutuskan ajaran-ajaran gereja yang mengungkung dan membelenggu mereka, maka lahirlah peradaban modern yang bersipat materialistik dan sekuler.

Pandangan hidup materialistik berasal dari pemikiran materialisme, yaitu pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengenyampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.75 Aliran ini mengingkari hal-hal yang bersifat metafisis dan ghaib, seperti adanya Tuhan pencipta alam; para rasul yang menerima wahyu; roh manusia yang bersifat abadi, kehidupan di alam dunia, dan nilai-nilai ideal yang bersifat abstrak karena semua ini tidak dapat diobservasi oleh pancaindra dan berada di luar jangkauan metode ilmiah empirisme dan rasionalisme. Dengan kata lain, peradaban modern dibangun di

74Ibid., hlm. 207.

75Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 556.

DU MM Y

atas pemikiran materialisme yang mengabaikan spiritualitas, hanya mengakui hal-hal yang bersifat fisik dan mengingkari hal-hal yang bersifat metafisis. Nilai-nilai yang bersifat transenden disingkirkan, sekalipun itu menjadi kebutuhan dasar batin dan jiwa manusia.

Tanpa nilai-nilai agama keseimbangan hidup manusia akan timpang.76 Materialisme itu sendiri mempunyai lima dasar ideologi yaitu: pertama, segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi; kedua, tidak meyakini adanya alam gaib; ketiga, menjadikan pancaindra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu; keempat, memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum; kelima, menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.77

Selanjutnya menurut Poedjawijatna, materialisme dapat diartikan:

pertama; sebagai teori yang mengatakan bahwa atom berada sendiri dan bergerak dan merupakan unsur-unsur yang membentuk alam dan akal, serta kesadaran termasuk di dalamnya segala proses fisikal yang merupakan model materi yang dapat disederhanakan menjadi unsur-unsur fisik. Kedua; materialisme adalah doktrin alam semesta dapat ditafsirkan dengan sains yang condong untuk menyajikan bentuk materialisme yang lebih tradisional. Doktrin tersebut dijelaskan sebagai energisme yang mengembalikan segala sesuatu kepada bentuk energi, atau sebagai suatu bentuk positivisme yang memberi tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature of reality (realitas yang paling tinggi yaitu Tuhan).78

Pembicaraan mengenai materialisme, tidak lepas dari pembicaraan mengenai naturalisme, karena materialisme adalah bentuk lain dari naturalime yang asal katanya nature berarti alamiah, atau alam sebagai dunia nyata sekitar manusia atau alam. Istilah natura, telah terdapat dalam filsafat dengan bermacam arti, dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem dari fenomena-fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains dan alam. Dengan demikian dapat dipahami bahwa naturalisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa alam semesta adalah suatu sistem tertutup yang saling berinteraksi, tanpa campur tangan dari supranatural. Bagaimana bisa mengerti gejala alam dan proses

76Muhammad Qarib, Solusi Islam (Jakarta: Dian Rakyat, 2010), hlm. 21.

77N. Drijarkara, Percikan Filsafat, Op. Cit., hlm. 57-59.

78Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah, Op. Cit., hlm. 124.

DU MM Y

kehidupan di dalamnya, kalau bukan melalui sains, hanya sains yang bisa memberikan gambaran tentang realita yang sesungguhnya. Jadi pada hakikatnya aliran naturalisme mempunyai persepsi bahwa hal-hal yang supranatural itu tidak ada. Dalam istilah filsafat naturalisme (nature) diartikan dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Dengan demikian, naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supranaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam. Selain materialisme dan naturalisme, juga orang-orang modern ditandai dengan pemikiran sekularistik. Sekularisme itu sendiri adalah suatu paham yang mengatakan bahwa Tuhan tidak berhak mengurusi masalah duniawi, sehingga masalah-masalah duniawi harus diurusi dengan cara-cara lain, yang tidak datang dari Tuhan.79 Jadi, sekularisme adalah paham tidak ber-Tuhan dalam kehidupan duniawi manusia.