• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baku Hantam Kaisar Matahari Terbit Naila Nadila

Televisi merupakan media yang sangat ampuhdalam hal menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas secara bersamaan. Televisi telah memungkinkan seluruh masyarakat dapat dengan cepat dan mudah mengetahui berbagai perkembangan yang sedang terjadi diberbagai belahan dunia. Televisi juga mempunyai daya jangkau yang luas dan mampu meniadakan batasan wilayah geografis, sistem politik, sosial, dan budaya

masyarakat.Disamping memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya hidup, dan motivasi masyarakat. Berdasarkan berbagai studi yang telah dilaksanakan diberbagai negara, dampak atau pengaruh positif dikalangan anak-anak adalah bahwa program siaran televisi dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak, menumbuhkan keinginan atau motivasi untuk memperoleh informasi, meningkatkan kosa-kata, istilah dan kemampuan berbahasa, meningkatkan kemampuan berimajinasi dan kreativitas anak dan memicu minat baca dan motivasi belajar anak-anak.

Televisi memiliki dampak terhadap anak-anak, televisi dapat membuat anak-anak menjadi takut dan kemudian mempengaruhi diri mereka untuk melarikan diri dari kegiatan belajarnya, elevisi juga dapat menimbulkan tingkah laku yang kasar apabila anak-anak terlalu sering menonton program tayangan televisi yang memperlihatkan prilaku kekerasan, kasar, atau tindakan yang sadis. Setiap orang termasuk anak-anak dapat mengakses informasi melalui beragam bentuk media, termasuk televisi. Tayangan anak merupakan satu dari sekian banyak program yang sering muncul di televisi. Program tersebut pada dasarnya ditujukan bagi anak-anak agar anak-anak mendapat nilai-nilai positif untuk perkembangan dirinya, seperti nilai pendidikan, akhlak, agama dan moral.

Anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru apa pun yang mereka lihat dari lingkungannya tanpa mempertimbangkan mana yang baik atau buruk dan manfaat atau kerugian dari tayangan yang ditontonnya. Hal ini, terjadi karena anak-anak belum cukup memiliki daya pikir yang kritis

sehingga mudah percaya dan terpengaruh oleh isi dan materi media yang dikonsumsinya.Itulah sebabnya, mereka memerlukan hiburan yang khusus dibuat untuk anak, yaitu hiburan yang memperhatikan berbagai kebutuhan mereka.Berbagai penelitian maupun kajian menemukan fakta bahwa program tayangan anak banyak mengandung unsur-unsur negatif yang justru membawa pengaruh buruk bagi perkembangan diri anak.Diantara pengaruh buruk televisi adalah pada penyebaran nilai-nilai kekerasan yang terdapat di dalamnya.

Terdapat asas, tujuan, fungsi dan arah penyiaran dalam UU No. 32 tahun 2002 yaitu pada Bab II Pasal 2, 3, 4 dan 5. Isi dari pasal 2 yang berbunyi “Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum,keamanan, keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.” pasal 3 yang berbunyi “Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia” ,pasal 4 yang berbunyi “(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. (2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.”, Pasal 5 yang berbunyi “Penyiaran diarahkan untuk : a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai- nilai agama serta jati diri bangsa; c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia; d. menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa; e. meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional; f. menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan hidup; g. mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di bidang penyiaran; h. mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi; i. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab; j. memajukan kebudayaan nasional ”.

Gambar 4.12 Film Animasi Naruto

Film animasi Naruto salah satu film animasi yang disukai oleh anak

kecil hingga dewasa. Film animasi Naruto tayang setiap hari senin hingga jumat, pukul 18.00 WIB di channel Global TV. Namun disayangkan, film

animasi Naruto ini mengandung kekerasan dan pengaruh buruk terhadap anak-anak.Naruto adalah sebuah film animasi berbasis ninja asli Jepang

yang menjadi salah satu favorit para penggemar anime di Indonesia. Film ini menceritakan tentang perjalanan hidup serta perjuangan dari seorang anak bernama Uzumaki Naruto untuk menjadi seorang Hokage (pemimpin desa) dari desa Konohagakure. Dalam cerita film Naruto

banyak mengandung kekerasan yang sangat berbahaya untuk ditonton oleh anak-anak yang juga terdapat UU Penyiaran yang mengatur tentang prinsip-prinsip penyelenggaraan penyiaran yang berlaku di Indonesia. Hal itu mencakup tentang asas, tujuan, fungsi dan arah penyiaran nasional, mengatur tentang ketentuan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), jasa penyiaran, Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Berlangganan, Lembaga Penyiaran Komunitas, Lembaga Penyiaran Asing, stasiun penyiaran dan jangkauan siaran, serta perizinan dan kegiatan siaran. Dalam film Naruto ini terdapat kekerasan

Gambar 4.13 Salah satu adegan kekerasan dalam film animasi Naruto Gambar 1.2 di atas merupakan bagian dari film animasi Naruto

yaitu pada episode 364, gambar tersebut merupakan contoh kekerasan yang tidak pantas untuk ditayangkan khususnya pada anak-anak. Film tersebut merupakan film animasi yang ditayangkan sebagai hiburan

untukanak-anak. Kekerasan dalam bagiantersebut bertentangan dengan UU No. 32 Tahun 2002 yaitu yang menetapkan: keputusan Komisi Penyiaran Indonesia tentang pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran, pada bab IV tentangPelaksanaan Siaran Bagian Pertama (Isi Siaran), pada Pasal 36 yang berbunyi bahwa (1) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. (2) Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik, wajib memuat sekurang-kurangnya 60% (enam puluh per seratus) mata acara yang berasal dari dalam negeri. (3) Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu”. Dalam bagian tersebut kawan-kawan Naruto tertembak oleh senjata tajam yang berasal dari musuh Naruto, bagian tersebut menampilkan kekerasan secara langsung kepada anak-anak yang menontonnya. Sehingga itu dapat membahayakan dan mempengaruhi psikologis anak-anak yang menontonya serta menirukan gaya adegan yang membahayakan anak- anak tersebut.

Gambar 4.14 Adegan kekerasan

Pada gambar 1.3 juga terlihat orang-orang di sekitar tertusuk oleh kayu-kayu panjang dengan sadisnya dan berlumuran darah, bagian ini mengandung muatan kekerasan yang menentang UU No. 32 Tahun 2002 yaitu pada Bab IV Pelaksanaan Siaran Bagian Pertama Isi Siaran ayat (3) dan ayat (5), ayat (3) yang berisi tentang isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak- anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran. (5) Isi siaran dilarang : a.

bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong; b. menonjolkan

unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-gunaan narkotika dan obat terlarang; atau c. mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan. Banyak sekali bagian-bagian film Naruto yang menentang UU No.

32 Tahun 2002, seperti pada ayat 3 yang berisi bahwa isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus yaitu anak-anak dan remaja dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, sedangkan pada film animasi Naruto sendiri bertentangan

dengan isi pasal tersebut, Naruto tersebut dipersembahkan untuk anak- anak dan ditayangkan pada pagi dan sore hari waktu di mana anak-anak menonton televisi. Pada dasarnya peraturan dibuat untuk menghindari anak-anak, namun kenyataannya film Naruto yang tidak baik ditonton

anak-anak sudah menjadi konsumsi anak-anak setiap harinya. Sudah jelas bahwa film animasi Naruto tersebut sudah bertentangan dengan

Undang-Undang. Dan isi ayat 5 yang berbunyi bahwa isi siaran dilarang menghasut, menonjolkan unsur kekerasan namun pada kenyataannya film

animasi yang sudah menjadi konsumsi anak-anak setiap harinya tersebut sangat menghasut anak-anak untuk melakukan tindakan kekerasan dan pornografi. Dalam film Naruto adegan kekerasan sudah menjadi hal biasa

dimata anak-anak yang menonton film tersebut atau sudah menjadi hal

yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 4.15 Pornografi dalam film animasi Naruto

Dalam film animasi Naruto juga terdapat gambar-gambar yang

tidak dikhusukan untuk anak-anak sebagai konsumen film tersebut. Pada

gambar 1.4 dalam film ini seorang guru Naruto yang bernama Jiraiya

adalah pembimbing Naruto yang ke-3. Dia adalah satu dari tiga legenda Sannin keduanya yaitu Tsunade yang tak lain adalah Hokage ke-5 dan Orochimaru yang kini sudah meninggalkan Konoha.Jiraiya adalah pria yang sangat genit.Setiap melawan musuhnya dia selalu menggunakan

“Sexy woman Transformation” Ia selalu terkecoh. Ia dipanggil Petapa genit oleh Naruto. Kerjaannya hanya melihat majalah-majalah dewasa seperti gambar di atas dan juga suka mengintip orang mandi, sudah jelas bahwa

film Naruto tidak pantas ditonton oleh anak-anak karena mengajarkan

hal yang tidak baik.Bagian diatas, menentang UUNomor 32 Tahun 2002 yaitu, pada Bab IVPelaksanaan Siaran Bagian Pertama Isi Siaran Pasal 36 yang berbunyi bahwa (1) Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Namun pada film Naruto tersebut tidak meberikan manfaat untuk

Stop! Kartun Tidak untuk di Bawah Umur