• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3.10 Bumper in Berita Islami Masa Kini

Membicarakan tentang globalisasi media massa dan informasi sebenarnya kita berhadapandengan masalah menipisnya batas-batas sistem komunikasi dan hukum-hukum komunikasi internasional. Arus informasi meluas ke seluruh dunia. Informasi dari media massapun menciptakan keseragaman pemberitahuan maupun, preferensi acara liputan. Pada akhirnya sistem media masing-masing negara cenderung seragam dalam hal menentukan kejadian yang dipandang penting untuk diliput.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata membawa dampak yang tidak kecil bagi masyarakat dunia. Dalam globalisasi media massa dan informasi, dunia menyaksikan peranan telekomunikasi serta media elektronik yang luar biasa.Pada hakikatnya media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Menurut Carl L Hovland dalam buku Ilmu Komunikasi menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk merubah perilaku orang lain (Hovland dalam Mulyana, 2005: 62). Televisi yang pada mulanya dipandang sebagai barang mainan atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial, kemudian berperan sebagai alat pelayanan. Pada intinya televisi lahir dengan memanfaatkan semua media yang sudah ada sebelumnya.

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang up to date dan digunakan sebagai media komunikasi yang berguna untuk menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam buku Psikologi Komunikasi mendefinisikan bahwaTelevisi merupakan hasil

produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu (Rakhmat, 2003: 188).Bedasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual dan merupakan system pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi sering digunakan sebagai media komunikasi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.

Menurut Morissan pada buku Teori Komunikasi Program Televisi dibagi menjadi dua, yaitu program hiburan dan program informasi. Program informasi adalah berbagai jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.Dalam hal ini program informasi terbagi menjadi dua bagian yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Berita keras (Hard newsmerupakan

Sebuah berita yang sajiannya berisi tentang berbagai informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran, karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak. Dan berita lunak (Soft news) meupakan sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalamnamun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita (Morissan, 2008: 207).

Sebuah program soft news yang baik seharusnya bisa mendidik khalayak banyak, memberikan contoh-contoh yang patut ditiru dalam kehidupan masyarakat. Karena sesuai dengan UU No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Pasal 35 yang berbunyi, Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama.Namun, apa yang terjadi dalam program acara ini adalah sebaliknya.Banyak

hal – hal negatif yang ditampilkan dalam program acara ini, mulai dari penayangan video yang kurang layak untuk dikonsumsi dan berita yang di ambil. Penyampaian informasi kepada penonton kurang layak untuk masyarakat luas, khususnya jika anak-anak atau remaja yang menyaksikan acara tersebut

Berita Islami Masa Kini adalah program acara soft news yang tayang pada hari senin hingga hari jumat, pukul 17.15 WIB.Dengan mengusung tema yang menyajikan pengetahuan terkini tentang perkembangan di dunia Islam. Sepanjang acara ini penonton akan ditemani dengan host yang interaktif dan diselingi dengan pengetahuan dengan tayangan - tayangan video yang bermuatan dengan konten Islami. Namun, dalam proses penayangan tidak dapat dipungkiri adanya kesalahan dalam setiap penayangan yang mengakibatkan program acara yang bernuansa Islami ini menjadi kurang layak untuk di konsumsi bagi penonton.

Gambar 3.11 Proses penyelamatan oleh pemadam kebakaran

Pada gambar 3.11 dan gambar3.12 merupakan cuplikan gambaran dari episode kelalaian orang tua yang berakibat fatalyang ditayangkan pada tanggal 6 Oktober 2015 pada kedua gambar mereka menampilkan kelalaian orang yang berakibat anaknya masuk ke dalam mesin cuci, orang tua mereka sepertinya tidak memeperhatikan gerak gerik anak mereka yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan seperti pada gambar di atas

Dengan adanya kejadian tersebut program acara Berita Islami Masa Kini tidak memperhatikan ketentuan tentang perlindungan anak–anak dan remaja sebagaimana diatur dalam pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran pada Bab 10 pasal 14 nomor 2 yang berbunyi bahwa lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran. Hal ini, dapat mengakibatkan efek yang kurang baik bagi penontonnya. Seperti yang telah diatur dalam Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) .

Dari adanya pelanggaran terhadap tayangan tersebut tentunya memberikan dampak yang besar bagi para penontonnya yang menimbulkan ketidaknyamanan dan kengerian bagi penonton yang menyaksikan acara tersebut dan tentunya akan memungkinkan untuk ditiru jika ditonton anak-anak jika tanpa pengawasan dari orang tua. Dilihat dari sisi kognitif, sisi afektif dan juga behavioral. Dampak yang paling besar adalah dampak perilaku atau behavioral yang merupakan proses tertanamnya nilai-nilai sosial yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan adanya praktik peniruan anak terhadap adegan selesai menonton acara tersebut, mengingat bahwa pengaruh acara televisi sampai saat ini masih terbilang kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena, kekuatan audiovisualtelevisi mampu menyentuh segi-segi kejiwaan penontonnya karna dari semua media komunikasi yang ada televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2007: 134)

Seharusnya pihak penyelenggara program televisi harus memperhatikan isi tayangan yang akan di tampilkan agar nantinya bisa memberikan dampak yang baik bagi yang menontonnya. Sebuah tayangan televisi harus sesuai dengan UU Penyiaran No 24 Tahun 1997 Bab II pasal 4, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati dan menjujung tinggi hak anak-anak dan remaja, memperkokoh persatuan dan kesatuan

bangsa, dan membangun masyarakat adil dan makmur takterlaksana dengan baik. Dari kejadian di atas kita semua berharap agar tidak terjadi lagi pelanggaran yang dilakukan dan penyelenggara program harus lebih berhati- hati dalam menyajikan program yang berkaitan dengan perlindungan anak-anak dan remaja serta meninjau kembali apa yang akan disajikan untuk umum penyelenggara wajib menjadikan PPP dan SPS KPI tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran.

TELEVISIAL 4

Teror Kekerasan Serial Larva