• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frekuensi (si)Apa ? Muhammad Faisal Akbar

Televisi adalah sebuah benda yang dapat mengeluarkan audio atau suara dan menampilkan gambar atau visual yang dapat mencuri perhatian orang-orang banyak karena unsur audio dan visual yang terdapat pada benda tersebut. Televisi merupakan sebuah media informasi yang memberikan audiens atau penonton tentang peristiwa yang terjadi disekitar kita. Informasi yang diberikan dikemas dalam program acara yang bernama berita. Selain berita, televisi juga memberikan program- program yang menarik agar banyak audiens yang menonton.Kini program-program ditelevisi semakin banyak dan berkembang, sehingga banyak stasiun televisi berlomba-lomba memberikan program acara yang tujuannya menarik minat masyarakat untuk menonton stasiun televisi tersebut.

Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam proses komunikasi terdapat pertukaran informasi. Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknyadalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memunculkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan penyebaran informasi yang bersifat masal dan menghasilkan suatu efek sosial yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan

sosiologis (Kuswandi,1996:21-22).

Di Indonesia terdapat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Komisi Penyiaran Indonesia adalah sebuah lembaga independen yang berfungsi sebagai pengawas penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia terdiri atas lembaga Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang berwenang mengatur penyiaran di wilayah setingkat provinsi. Tugas Komisi Penyiaran Indonesia meliputi pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran

Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, dan Lembaga Penyiaran Komunitas. Komisi Penyiaran Indonesia berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Tugasnya adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun kepentingan kekuasaan.

Selain itu, terdapat iklan disetiap program-program televisi. Iklan merupakan sebuah penghasilan dari stasiun televisi, karena iklan membeli beberapa menit tayangan dari acara sebuah program. Iklan adalah sebuah media promosi barang atau jasa yang diberikan oleh pemilik atau penyedia barang dan jasa tersebut.Pengertian iklan menurut Rhenald Kasali (1992: 21), secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu

produk yang ditunjukkan oleh suatu masyarakat lewat suatu media.

Banyak konten iklan yang terdapat di televisi dikemas dengan berbagai macam konsep mulai dari konsep yang dapat menggelitik perut, hingga konten yang dapat meneteskan air mata. Namun terdapat salah satu iklan melanggar regulasi Komisi Penyiaran Indonesia adalah iklan dari Partai Perindo (Persatuan Indonesia). Iklan ini menyalahi UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum. Ada beberapa kategori untuk menentukan sebuah iklan kampanye politik. Di antaranya menunjukan nomor urut,terdapat kalimat ajakan dan adanya penjabaran visi dan misi.

Gambar 3.8 Hary Tanoe sedang menjelaskan visi dan misi partai Perindo. Foto diatas merupakan cuplikan dari iklan Partai Perindo yang tayang disalah satu stasiun swasta. Foto tersebutsedang memperlihatkan ketika ketua Partai Perindo yaitu Hary Tanoesoedibjo atau yang lebih dikenal

Hary Tanoe sedang memberikan sambutan pada sebuah acara akbar Partai Perindo. Namun, dalam iklan tersebut Hary Tanoe menyampaikan visi dan misi Partai Perindo kepada audiens atau penonton iklan tersebut.

Iklan ini tentu menyalahi aturan UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum, karena ada penjabaran visi dan misi dari Partai Perindo. Iklan yang berdurasi 58 detik ini juga berisi ajakan untuk memperbaiki ekonomi Indonesia dengan bergabung bersama Partai Perindo.Iklan Partai Perindo ini ditayangkan pada stasiun media dari PT Media Nusantara CitraTbk atau yang lebih dikenal dengan sebutan MNC Group, dimiliki oleh Hary Tanoe yang juga merupakan Ketua Partai Perindo. MNC Group memiliki banyak media baik media elektronik, media cetak dan media online.Beberapa media elektronik MNC Group antara lain Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV), Global TV dan Radio Trijaya. Dan satu media cetak, Koran Seputar Indonesia dan satu media online MNC Group yaitu Okezone.com.

Tayangan iklan Partai Perindo ini juga melanggar Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/032012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (PPP) bab VII tentang Perlindungan Kepentingan Publik pasal 11 ayat 2 yang berbunyi:“Lembaga penyiaran wajib menjaga independensi dan netralitas isi siaran”. Dan juga melanggar Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Penyiaran (SPS) bab BII Perlindungan Kepentingan Publik pasal 11 ayat 1 yang berbunyi: “Program siaran wajib dimanfaatkan untuk kepentingan publik dan tidak untuk kepentingan kelompok tertentu”.

Gambar 3.9 Iklan Partai Perindo yang menggambarkan penjual jamu gendong

Iklan ini juga memuat tentang pedagang jamu gendong dan beberapa pedagang kecil lainnya yang disorot pada iklan tersebut. Iklan ini juga dijadikan sebagai ajang pencitraan yang dilakukan Hary Tanoe yang dianggap lebih memperhatikan pedagang kelas menengah kebawah dibandingkan partai atau tokoh politik lainnya. Hal ini menunjukan bahwa Hary Tanoe sebagai ketua Partai Perindo menggunakan status kepemilikan media MNC Group sebagai media pencitraan dirinya selaku tokoh politik.Kepemilikan media yang berskala besar ini dinamakan konglomerasi media. Hal ini tentu membuat demokrasi di Indonesia kurang sehat, mengingat kekuatan media dari MNC Group tersebut terhadap masyarakat yang mengkonsumsi informasi dari media tersebut.

Media seharusnya menjadi sarana publik yang memberikan informasi yang baik dan benar, serta harus selalu akurat dan netral. Fakta yang disampaikan harus sesuai dan bukan dari opini pihak-pihak tertentu. Tentunya media yang berada di bawah naungan MNC Group mendapatkan tekanan, baik secara ekonomi maupun politik. Karena pemilik media adalah seorang pengusaha dan juga tokoh politik, maka muncul kecenderungan untuk menggunakan media miliknya untuk mencapai tujuan politiknya.Pada akhirnya, media massa tidak lagi netral. Karena media dipergunakan untuk menunjukan status atau kedudukan seseorang dan dipengaruhi banyak pihak yang menaruh kepentingan dalam media tersebut.

Hal ini tentu merampas televisi sebagai frekuensi publik yang diatur oleh UU No. 32 Tahun 2002 yang menuliskan bahwa frekuensi merupakan sumber daya alam terbatas dan kekayaan nasional yang harus dijaga dan dilindungi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kejanggalan Dalam Siaran Televisi Bernuansa