Kemampuan yang akan kamu miliki set elah mempelaj ari pelaj aran ini adalah sebagai berikut :
• menent ukan pokok-pokok cerit a;
• merangkai pokok-pokok cerit a menj adi urut an cerit a yang baik dan menarik;
• bercerit a dengan urut an yang baik, suara, laf al, int onasi, gest ur, dan mimik yang t epat .
Apakah kamu pandai bercerita atau mendongeng? Dengan
pandai mendongeng, kamu akan lebih mudah bersosialisasi dan
memiliki banyak teman. Banyak orang yang suka bercakap-
cakap dengan orang yang pandai mendongeng (bercerita).
Di samping itu, kamu akan lebih menguasai keadaan ketika
ditugaskan berbicara di depan umum. Sebuah cerita dapat kamu
peroleh dari buku cerita atau buku teks.
Bercerita atau mendongeng adalah kegiatan menceritakan
kembali kisah-kisah legenda, fabel, kepahlawanan, atau cerita
lainnya dengan ragam lisan. Cerita yang didongengkan dapat
berupa kejadian yang lucu, menegangkan, atau cerita yang
menyeramkan. Agar dongeng tersebut menarik dan seperti
benar-benar terjadi ketika diceritakan, jalan ceritanya harus
runtut. Selain itu, kamu juga harus memperhatikan tekanan-
tekanan suara dengan dukungan gerak dan raut wajah yang
sesuai dengan tuntutan jalan cerita.
Berikut ini temanmu akan menceritakan sebuah dongeng
dengan memperhatikan suara, lafal, intonasi, dan gerak atau
mimiknya.
Tanda intonasi
: menaik
: mendatar
: menurun
Beberapa hal yang harus kamu lakukan pada saat bercerita
adalah sebagai berikut.
1. Kamu dapat memilih bahan atau sumber cerita.
2. Berkonsentrasilah pada saat membaca agar inti cerita dapat
kamu serap.
3. Setelah memahami cerita, kamu dapat menceritakan
kembali hasil bacaanmu.
4. Berceritalah dengan alur cerita yang runtut. Hindari alur yang
meloncat-loncat karena akan membingungkan pendengar.
5. Pada saat bercerita kamu dapat memperagakan gerakan-
Tokoh Sast ra
Tahukah kamu dengan Heru Prakoso? Dia adalah pendongeng hebat di negeri ini. Kak Heru memulai kegiat an men - dongengnya di Ancol. Kak Heru kemudian berkenalan dengan Kak Set o yang mengaj aknya ikut Fest ival Dongeng Int er nasional. Kak Heru dapat berkeliling Jepang unt uk mendongeng. Ia j uga pernah mendongeng di India. Ia j uga
memenangi lomba mendongeng nasional.
Sumber: Or bi t , No. 12, Tahun 2004
Asal Usul Nama Bitung
Teman-t eman, aku akan mencer i t akan sebuah dongeng t ent ang kot a kel ahi r anku, Bi t ung. Aku m enget ahui dongeng i ni dar i kakekku. Begini cerit anya.
Daerah di sebel ah t imur Tonsea dahul u t er dapat banyak pohon. Hut an yang r umi t dan t umbuhan yang belum diket ahui namanya t umbuh di sana. Banyak pohon yang t umbuh r am pi ng dengan cabang- cabang t er kul ai . Akan t et api, banyak j uga pohon raksasa yang bercabang-cabang menj ulang t inggi, berdaun rimbun, dan padat merindangkan. Daerah ini t erlet ak di lereng Gunung Dua Sudara.
Suat u ket i ka, or ang- or ang di daer ah Tonsea i ngi n m em per l uas kebun m er eka. Mer eka m enebang pohon di suat u daer ah dengan cara menebang habis. Mereka ingin menj adi kan daer ah i t u daer ah per kebunan dan perkampungan. Jadi, set elah penebangan hut an, akan di adakan penanaman kembal i . Orang-orang yang dat ang dari daerah di sekit ar daer ah i ni mul ai mengadakan penebangan dengan cara penebangan hut an kira-kira seluas empat puluh hekt ar.
Se t e l ah se l e sai m e n e b an g, m e r e k a melihat dari kej auhan ada sebuah pohon yang sangat besar, yait u pohon bit ung. Pohon it u bergaris t engah kira-kira empat belas met er. Berdekat an dengan pohon ini t erdapat pul a pohon yang lebih besar, yait u pohon beringin. Pohon ini t umbuh menghij au. Daunnya kecil ber bent uk bul at t el ur yang mer unci ng ke uj ung. Tumbuhnya di daerah berhawa panas.
Pohon b er i ngi n i t u hanya d i t em p at i burung-burung besar dan menakut kan, sepert i bur ung manguni , bur ung doyot , dan angko (kera). Pohon bit ung dihinggapi berj enis-j enis burung.
Ket ika orang-orang melihat dan mendekat i pohon bi t ung, t er dengar l ah suar a r i uh dan merdu. Berj enis-j enis burung hinggap di pohon it u. Mereka merasa kagum dan t akj ub melihat keindahan burung-burung beraneka warna.
Mereka t ercengang dan berkat a sat u sama lain bahwa t empat ini serat us t ahun yang akan dat ang akan menj adi kot a besar dan banyak pe- ngunj ungnya. Orang akan dat ang dari berbagai b angsa d an d ar i sel ur uh p enj ur u d uni a. Demikianlah, kisah Kot a Bit ung yang berasal dar i pohon bi t ung yang t i nggi dan ber daun lebar, mirip pohon ket apang.
Sumber: Cer i t a Rakyat dar i Mi nahasa, 1997 dengan penyesuaian
Setelah kamu belajar bercerita, perankanlah cerita dalam
dongeng tersebut dengan baik dengan menggunakan suara,
lafal, intonasi, gestur, dan mimik. Perhatikanlah temanmu yang
sedang bercerita dengan saksama. Komentarilah gaya bercerita
yang dilakukan temanmu.
Pokok cerita dalam dongeng tersebut adalah menceritakan
tentang Asal-Usul Nama Bitung.
Pokok cerita tersebut dapat dirangkai menjadi urutan cerita
yang baik dan menarik, yaitu sebagai berikut .
1. Bacalah dongeng berikut dengan saksama.
Banj ir Air Mata si Lancang
Al ki sah t er sebut l ah sebuah cer i t a, di Kam p ar zam an d ahul u k al a t i nggal l ah si Lancang bersama ibunya dalam keadaan sangat miskin. la sudah t idak memiliki ayah lagi, hidup mengharapkan dari penghasil an seorang ibu mengambil upah mengerj akan ladang orang. Si Lancang sendiri t ukang usir ayam makanan padi t et angganya.
Suat u mal am di sur au pengaj i an, ber - cerit alah guru mengaj i kepada para muridnya: ". . . or ang r aj i n sembahyang ke mana pun mer ant au, ber bekal si f at j uj ur dan pandai membawa diri selalu berhasil menj adi saudagar kaya-raya . . . . "
Kat a sang guru it u lagi, "Hiu beli belanak beli, ikan panj ang beli dahulu. " Aj ar beliau pula selanj ut nya, "Kalau pandai berkain panj ang, lebih baik daripada berkain sarung. Kalaulah pandai berinduk semang, lebih baik daripada saudara kandung. "
Ter makanl ah pi ki r an si Lancang i ngi n merant au sepert i pengaran sang guru it u, dan ia pun bermohon mint a keizinan ibunya.
"Kalaulah engkau ingin j uga pergi merant au, anakku Lancang, bai kl ah Ibu i zi nkan, " kat a ibunya. "Tet api ibu berpesan, j ika sudah di rant au orang kelak, selalulah engkau kenangkan ibumu yang di rumah. Pulang segera, bila rezeki Keindahan kot a Bit ung yang dahul unya t erdapat banyak
pohon yang t umbuh ramping dengan cabang-cabang t erkul ai dan berdaun rimbun. Let ak kot a Bit ung sangat st rat egis dan nyaman karena t erlet ak di lereng Gunung Dua Saudara. Banyak pohon-pohon besar yang hanya dit empat i burung-burung. Set iap orang yang mel ihat nya akan merasa kagum dan apal agi j ika t akj ub apalagi j ika melihat keindahan burung-burung beraneka warna.
Dapatkah kamu menemukan pokok cerita menarik
lainnya dalam dongeng tersebut. Ceritakanlah kepada teman-
temanmu.
2. Tandailah dongeng tersebut dengan tanda lafal dan tanda intonasi
dengan tepat.
3. Ceritakan dongeng tersebut di depan teman-teman dengan
memperhatikan keruntutan cerita, suara, lafal dan tekanan suara,
serta gerak dan mimik.
4. Amati ketika temanmu sedang mendongeng. Isilah format berikut
di buku tulismu.
No. Nama
Aspek yang Diamati
Jumlah Nilai Kurang Runtut (0–4) Cukup Runtut (5–7) Runtut (8–10)
Keruntutan Cerita Lafal dan Tekanan Suara Kurang Tepat (0–4) Cukup Tepat (5–7) Tepat (8–10)
Gerak dan Mimik Kurang Baik (0–4) Cukup Baik (5–7) Baik (8–10)
Format Penilaian Mendongeng
sudah didapat i, sekerat -sepot ong pun ingin j uga ibu rasai. "
"Baiklah Emak, Lancang t urut kehendak Emak, " kat a si Lancang seraya menyembah lut ut ibunya unt uk mint a berkah. Ibunya pun suj ud menyerahkan bungkusan lamping dodak, sej enis kue kegemaran si Lancang semasa kecil unt uk dij adikan bekal dalam perj alanan j auh it u.
Konon, set elah bert ahun-t ahun berusaha di rant au orang, berhasillah si Lancang menj adi saudagar cukup t er nam a. Ber pul uh- pul uh buah kapal dagang dapat dibelinya. Seimbang dengan kekayaan yang dimilikinya pula, ia pun berist ri t uj uh orang gadis j elit a anak orang- orang kaya.
Ibu si Lancang di kampung, sebagaimana di cer i t akan yang empunya cer i t a, cukupl ah menderit a lahir bat in. Dalam hidup miskin di hari t ua, siang-malam rindukan si Lancang sudah lima
belas t ahun t idak pulang-pulang ke kampung. Jangankan pulang, kabar berit anya pun t idak pernah t erdengar ent ah hidup ent ah mat inya.
Pada suat u ket ika si Lancang mengumpulkan ket uj uh orang ist rinya, hendak dibawanya ber- layar ke Andalas. Apa pun perbekalan yang di- mint a para ist ri t ercint a dipenuhinya, sepert i al at m usi k gung, t am bur i n, sul i ng naf i r i , gendang dan t elempong. Sement ara it u, kain kasa sut ra, aneka hiasan emas-perak dan int an- berlian, j uga dipersiapkan.
Bet apa gegap-gempi t a bunyi nya or ang beregung bercanang dan bert elompong sert a t iupan serunai-nafiri, riuh-rendah di geladak kapal si Lancang t at kal a mudi k ke Sungai Kampar t empat kelahirannya di Andalas bagian t imur it u.
Sumber: Cerit a Rakyat dar i Ri au 2, 1995 dengan penyesuaian