Kemampuan yang akan kamu miliki set elah mempelaj ari bab ini adalah sebagai berikut :
• mengemukakan cara pelaf alan, int onasi, dan ekspresi pem- bacaan puisi;
• memberi t anggapan dengan alasan yang logis pem bacaan puisi yang didengar at au disaksikan.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang kata-katanya
disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan
irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan. Dalam setiap puisi
terdapat nada dan suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair
terhadap pembaca.
Pada dasarnya, puisi merupakan karya sastra untuk di dengar-
kan. Kamu ingat, puisi memiliki bunyi, irama, persajakan, bentuk
kata, dan kalimat yang menarik. Oleh karena itu, ekspresikanlah
sebuah puisi dengan cara membacakannya sesuai dengan lafal,
intonasi, dan nada suara yang tepat.
Mari, dengarkan pembacaan puisi berikut yang akan
dilakukan oleh gurumu. Kamu dapat memperhatikan ekspresi
atau gerak tubuh gurumu sesuai dengan puisi berikut.
Doa
kepada pemeluk t eguh
Tuhanku Dalam t ermangu
Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci
t inggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku
aku hilang bent uk remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing Tuhanku
di pint uMu aku menget uk aku t idak bisa berpaling
KaryaChairil Anwar, 13 November 1943
Sumber: Aku Ini Bi nat ang Jal ang, 2002
Kegiatan mendengarkan banyak ragamnya, antara lain
mendengarkan sekunder (contohnya mendengarkan musik),
kritis (contohnya mendengarkan berita), dan apresiatif
(contohnya mendengarkan pembacaan karya sastra). Mendengar-
kan pembacaan puisi termasuk mendengarkan apresiatif.
Pelaksanaannya sangat berbeda dengan mendengarkan
informasi lainnya. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Pertama, kamu harus mengetahui puisi
apa yang didengarkan dan siapa pengarangnya. Kedua, kamu
harus meningkatkan daya konsentrasimu. Ketiga, kamu harus
mengetahui kapan dan dalam rangka apa puisi tersebut ditulis oleh
pengarang. Keempat, kamu harus mendengarkan keindahan bunyi
dan makna yang terkandung dalam puisi, salah satunya melalui
nada dan suasananya. Kelima, kamu jangan memperhatikan siapa
pembaca puisi, tetapi perhatikanlah bagaimana ia membacakan
puisi.
Dari puisi "Doa", kamu dapat mengungkapkan isinya
dengan mempertimbangkan nada dan suasana. Puisi "Doa"
mengandung nada khusyuk. Nada menciptakan suasana
kesunyian dan kesendirian.
Dalam puisi, terdapat irama, yaitu irama berupa pengulangan
yang teratur. Pengungkapan irama menimbulkan gelombang
yang menciptakan keindahan. Irama berarti pergantian keras-
lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara
berulang-ulang dalam puisi dengan tujuan menciptakan
gelombang yang memperindah puisi.
Berdasarkan hal tersebut, kamu dapat menanggapi isi
puisi "Doa" dengan mempertimbangkan irama. Pada saat men-
dengarkan puisi "Doa", ada irama yang mengatur pembaca an
setiap larik dan baitnya. Kesatuan baris-baris puisi tersebut
diikat oleh pengulangan kata Tuhanku sehingga menciptakan
gelombang yang teratur.
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
...
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Tentu kamu tahu bahwa puisi selalu menggunakan kata-
kata yang khas. Kata-kata tersebut merupakan hasil pilihan
sang penyair untuk mempertimbangkan aspek pengucapan dan
efeknya. Kata-kata yang dipilih juga memiliki makna yang lebih
luas daripada kata atau kalimat yang biasa.
Berdasarkan hal tersebut, kamu dapat mengungkapkan isi
puisi dengan mempertimbangkan pilihan kata. Bait pertama
puisi tersebut terdiri atas tiga larik. Tiap larik tidak dapat disebut
kalimat. Kunci utama bait tersebut adalah kata termangu.
Termangu dalam hal apa, kepada siapa, tentang apa, dan banyak
pertanyaan lain. Mungkin penyair ingin mengatakan bahwa di
dalam kegoyahan imannya kepada Tuhan (termangu), ia masih
menyebut nama Tuhan (dalam doa-doanya).
Kunci utama bait kedua adalah kata susah. Susah dalam
hal apa? Tentang apa? Karena apa? Hal itu dapat ditafsirkan
bahwa penyair sangat sulit berkonsentrasi kepada Tuhan
Bahasa puisi harus penuhdengan penj iwaan. Bahasa puisi harus mem punyai f ungsi yang ef ekt if , menunj ukkan nada dan sikap, sert a mengut amakan t anda. Bahasa puisi penuh dengan pencit raan, dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit .
Sumber: www. si nar har apan. co. i d
secara total (penuh seluruh). Dalam keguncangan iman,
kesulitan berkomunikasi untuk "dialog" dengan Tuhan memang
dimungkinkan.
Bait ketiga, kata kuncinya adalah lilin. Cahaya lilin
ini mewakili cahaya yang sangat penting untuk menerangi
kegelapan malam; atau mewakili cahaya yang rapuh dalam
kegelapan.
Selain itu, kamu juga dapat mengungkapkan hal lain tentang
pertimbangan pemilihan kata dalam puisi. Dari puisi "Doa"
tersebut, ada beberapa kata yang sulit ditafsirkan secara langsung,
seperti termangu, menyebutnamaMu, susah sungguh, cahyaMu
panas suci, kerdip lilin, dan kelam sunyi. Kata-kata tersebut
tidak bermakna lugas, tetapi bermakna kias.
Dari puisi "Doa", kamu dapat menangkap gambaran
penginderaan. Sang penyair menciptakan gambaran penginderaan
(penglihatan) dengan menggunakan kata-kata hilang bentuk,
mengembara di negeri asing, pintuMu aku mengetuk, tidak
bisa berpaling.
...
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Dalam puisi "Doa", terdapat juga gambaran perasaan
dengan digunakannya kata-kata susah sungguh dan panas
suci.
Dengan penggambaran tersebut, seolah-olah pembaca
dapat melihat dan merasakan kedukaan penyair dengan lebih
jelas. Meskipun pada kenyataannya perasaan tidak dapat dilihat,
melalui puisi tersebut perasaan seolah-olah dapat dilihat untuk
menggambarkan begitu besarnya kedukaan itu.
Dalam puisi "Doa", tidak terdapat penggambaran
pendengaran. Untuk menambah pemahamanmu, mari perhatikan
contoh dalam puisi "Asmaradana".
Dalam puisi "Asmaradana" karya Goenawan Mohamad,
pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang
digambarkan oleh penyair. Perhatikan ungkapan-ungkapan yang
digarisbawahi dalam penggalan puisi "Asmaradana" berikut.
Chairil Anwar di lahir - kan di Medan, 26 Juli 1922, meninggal pada 28 April 1949 di Jakart a. Chairil menj adi sangat t erkenal karena ia menulis saj ak-saj ak bermut u t inggi dengan j enis sast ra yang menyandang suat u ideologi at au pemikiran besar t ert ent u, sepert i perang dan revolusi. Selain it u, ia j uga menulis saj ak-saj ak yang menj adi bahan perenungan yang t emanya lebih pada persoalan-persoalan keseharian.
Sumber: Ensi kl opedi a Sast r a Indonesi a, 2004
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan
dari daun,
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta
langkah
Langkah pedati ketika langit bersih menampakkan bima
sakti,
... .
Pada saat mendengarkan pembacaan puisi "Doa", kamu
dapat menangkap perasaan penyair yang melatarbelakangi
terciptanya puisi tersebut. Begitu juga kalau kamu mendengarkan
puisi lainnya. Perasaan tersebut dapat berupa perasaan gembira,
sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, sombong,
terancam, cemburu, kesepian, takut, dan menyesal.
Setelah memahami hal-hal tersebut, kamu dapat menangkap
pendapat yang ingin diungkapkan sang penyair. Pendapat
tersebut adalah penyair benar-benar khusyuk berserah diri dan
ingin senantiasa hidup di dalam cahaya kasih Tuhan. Penyair
merasa tidak berdaya tanpa Tuhan. Penyair menyadari bahwa
diri mereka adalah orang-orang berdosa yang remuk, terasing
seperti mengembara di negeri asing; hilang bentuk. Oleh
karena itu, tidak pantas disapa oleh Tuhan. Akan tetapi, penyair
menyadari bahwa tidak ada jalan lain kecuali jalan Tuhan yang
harus diikuti. Mereka merasa tidak dapat berpaling ke arah lain
kecuali ke jalan Tuhan.
Jika becermin pada puisi tersebut, ternyata begitu seringnya
kita berbohong. Begitu seringnya ucapan, tindakan, atau sikap
yang menyakiti orang lain. Apakah kamu menyadarinya?
Justru di saat semakin sombong, baru menyadari bahwa kita
membutuhkan. Bahkan, sebagian dari kamu pada saat terpuruk
dengan sombongnya barulah tersadar.
Sekarang, bergabunglah dengan kelompokmu. Bacalah
sebuah puisi oleh salah seorang di antaramu dan diskusikanlah
isi puisi tersebut bersama kelompokmu dan berilah tanggapan
terhadap puisi tersebut. Jika mengalami kesulitan, mintalah
gurumu untuk membimbing.
Sumber: Sampul Depan Asmar adana
1. Mari, dengarkanlah pembacaan puisi berikut yang akan dibacakan
oleh temanmu.
Tuhan telah Menegurmu
Tuhan t elah menegurmu dengan cukup sopan lewat perut anak-anak yang kelaparan Tuhan t elah menegurmu dengan cukup sopan lewat semayup suara adzan
Tuhan t elah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran lewat gempa bumi yang berguncang
deru angin yang meraung-raung kencang huj an dan banj ir yang melint ang-pukang. adakah kau dengar?
KaryaApip Must opa
Sumber: Apr esi asi Pui si , 2003