• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan yang akan kamu miliki set elah mempelaj ari pelaj aran ini adalah sebagai berikut :

• mendat a lat ar cerpen;

• mengait kan lat ar cerpen dengan realit as sosial masa kini.

Sekarang ini, semakin banyak cerpen yang dapat kamu

baca dari surat kabar atau majalah. Jika kamu analisis, cerpen-

cerpen tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Selain

itu, cerpen-cerpen tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat

diambil manfaat oleh pembaca. Cerpen termasuk karya iksi, yang

memiliki hubungan dengan realitas sosial. Realitas sosial adalah

keadaan masyarakat yang sesuai dengan kenyataan. Sebagian

t erdiri at as berisi t ent ang melalui kegiat an melalui kegiat an Kehidupan Masyarakat Bahasa Sast ra Menarasikan Teks Wawancara berisi t ent ang

Menj elaskan Hubungan Lat ar Cerpen Hubungan lat ar cerpen dengan kehidupan sekarang menget ahui Membaca Buku Biografi Ident it as pribadi Riwayat pendidikan

dan pekerj aan Prest asi dan karya-karyanya

Keist imewaan dan ket eladanannya

Kamu akan mempelaj ari Pelaj aran 6 ini selama 12 j am pelaj aran. 1 j am pelaj aran = 40 menit

Inf ormasi pent ing Kalimat lansung dan t idak langsung

Nilai-nilai dalam cerpen Mendat a lat ar cerpen

cerpen ditulis oleh penulisnya dengan teknik menggambarkan

keadaan sesungguhnya.

Sekarang, kamu akan belajar menanggapi karya sastra

berjenis prosa, yaitu cerpen. Cerpen atau cerita pendek adalah

kisah pendek yang memiliki kesan tunggal yang menonjol dan

terpusat pada satu tokoh atau situasi. Cerpen memiliki kesan

tunggal serta menyajikan satu cerita dan ide tertentu.

Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan

intensif. Dalam setiap cerpen, mengandung latar. Latar sebagai

unsur iksi dalam karya sastra, seperti cerpen pada hakikatnya

berhadapan dengan sebuah dunia realitas sosial masyarakat. Latar

disebut juga sebagai penyaran pada pengertian tempat, hubungan

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan.

Penunjukan latar dalam karya dapat dengan cara yang

bermacam-macam, bergantung selera dan kreativitas pengarang.

Ada pengarang yang melukiskan secara rinci, ada pula yang

sekadar menunjukkan dalam bagian cerita.

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok,

yaitu:

1. Latar tempat, yaitu menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya iksi. Unsur tempat yang di-

pergunakan berupa tempat-tempat dengan nama-nama tertentu,

misalnya desa, sungai, jalan, hutan, kota, dan sebagainya.

2. Latar waktu, yaitu berhubungan dengan masalah "kapan"

terjadinya peristiwa yang dikisahkan dalam karya sastra.

Adanya kesejalanan waktu dimanfaatkan untuk memberikan

kesan kepada pembaca seolah-olah cerita tersebut sungguh-

sungguh ada dan terjadi.

3. Latar sosial, yaitu menyarankan pada hal-hal yang ber-

hubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di

suatu tempat yang diceritakan dalam karya iksi. Latar sosial

dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,

pandangan hidup, serta cara berpikir dan bersikap. Selain itu,

latar sosial juga berhubungan dengan situasi sosial tokoh yang

bersangkutan, misalnya rendah, menengah, dan atas.

Latar sosial berperan menentukan apakah sebuah latar

menjadi khas dari sebuah cerita serta memiliki hubungan

dengan kehidupan sosial.

Sekarang, dengarkanlah pembacaan cerpen yang dilakukan

oleh temanmu. Lakukanlah dengan berdiskusi untuk mendata

latar cerpen dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Bahan yang dapat dijadikan sumber pembelajaran dapat berupa

buku referensi atau buku teks.

Lat ar mut lak dibut uhkan unt uk menggarap t ema dan plot suat u cerit a. Ini dikarenakan keberadaan lat ar harus bersat u dengan t ema dan plot unt uk menghasilkan cerit a pendek yang padat dan berkualit as. Lat ar pun sangat menent ukan wat ak dan karakt er t okoh.

Sumber: www. pi nt unet . com

Jalan Kembang Setaman, Jalan Kembang Boreh,

Jalan Kembang Desa, Jalan Kembang Api

Cerpen Kunt owij oyo

Kami t inggal berderet -deret di Perumnas di Jal an Kembang Set aman (bunga w ar na- warni dalam j ambangan). Kami sangat senang mendapat rumah. Daripada menyewa berpindah- pindah, kami dapat hidup t enang dengan rumah t et ap. Meskipun rumah kami sederhana saj a. Rumah dan t anah berukuran 36/ 80. Jalan di depan kami j uga hanya cukup unt uk kendaraan roda dua. Akan t et api, kami t idak suka apabila t eman seperumnas bergurau, "kami t inggal di pet ernakan manusia", "kami t inggal di kaleng sarden", at au "kami t inggal di kandang ayam". Saya sendiri selalu mem banggakan Perumnas kami dengan menyebut nya sebagai "kot a sat elit t erbesar di pinggir Ring Road Ut ara".

Tet angga sebel ah r um ah kam i sangat kaya. Rumahnya dit ingkat , dinding bat a dan semen sungguhan, lant ai keramik, relief kamar t amu bergambar Arj una naik keret a dengan kusir Krisna, gent eng t anah nomor sat u dari Gombong, dan pagar merah dan bat u laut .

Set el ah dua t ahunan, rumah bert ingkat i t u membuat masal ah. Ti ngkat at as bagi an belakang yang t erbuka adalah t empat khusus unt uk kandang-kandang anj ing. Anj ing-anj ing i t u sebenar nya sama sekal i t i dak membuat gaduh, sebab suaranya hanya ki k-ki k-ki k lirih.

Mula-mula perkara anj ing it u memang t idak j adi soal. Namun, lama-lama keluhan dat ang j uga. Keluhan it u j ust ru dat ang dari t et angga dekat nya yang l ai n, yang not abene t i dak menabukan anj ing. "Bulunya it u, lho. Bikin kulit gat al-gat al, " kat a ist ri dalam arisan ibu-ibu.

. . . .

Ket i ka anaknya yang nomor dua kena bat uk ah-uh sepanj ang hari dan t idak kunj ung sembuh, baru t et angga yang baik it u memikirkan sindiran yang halus, sepert i "Wah, anj ingnya suka menggaruk-garuk bulu, ya".

Anaknya t erpaksa dibawa ke dokt er. Lalu dilakukan t es sunt ik. Ket ahuanlah kalau anak it u memang alergi bulu. Disuruh dia mengingat - ingat penyebabnya.

"Ya. Memang ada t et angga yang pelihara anj ing dan bulunya suka be t erbang an," kat anya.

"It ul ah, it ul ah. " Dokt er member i r esep sambi l bi l ang bahwa yang t er pent i ng i al ah menghilangkan penyebabnya.

Ia mengadukan per i hal anj i ng kepada Ket ua RT. Namun, ada perkembangan baru. Belum sempat Ket ua RT bert indak, t et angga yang punya anj i ng i t u memut uskan unt uk membuang anj i ng-anj i ngnya. Ia member i - berikan anj ing pada kawan-kawannya. Mereka mau naik haj i. Ha? Benar! Menurut mereka, t idak ada seorang haj i pun yang memelihara anj ing. Mereka berangkat naik haj i bersama anaknya dengan ONH Plus. Sebelum berangkat , mereka menyelenggarakan open house.

Pada kesempat an it u banyak yang mint a didoakan ini-it u. Ist ri saya mint a di -doakan punya cucu l agi . Suam i m encat at semua pesanan doa pada selembar kert as.

"Semoga j adi haj i mabr ur, semoga . . . , kami berdoa.

"Amin, Amin. "

"Semoga dapat hidayah. " "Amin. "

Kami mengant ar mereka ke airport karena m er eka t er daf t ar di Jakar t a. Kam i sal i ng berpelukan. Ibu-ibu sesenggukan wakt u ist ri sekali lagi mint a maaf .

Yogyakart a, 13 April 2002

Sumber: Wakt u Nayl a, Cer pen Pi l i han Kompas

Dari cerpen tersebut, kamu dapat menjelaskan latarnya.

Contohnya, kamu dapat mengungkapkan bahwa salah satu

latar dalam cerpen tersebut adalah Perumnas. Kamu dapat

mengungkapkan latar cerpen tersebut berdasarkan penggalan

cerpen berikut.

Akan saya cer i t akan kasus r umah ber t i ngkat di Per um- nas kami supaya Anda dapat mensyukuri nikmat Tuhan. Bagi orang gedongan kat akan, "Alhamdulillah, saya t idak t inggal di Perumnas. " Bagi orang yang masih menyewa, "Al hamdul il l ah, j el ek-j el ek saya t i dak t i nggal di Per umnas. " Bagi penghuni Perumnas yang lain, "Alhamdulillah, saya t idak t inggal di sit u. " Bagi para t et angga rumah bert ingkat , "Alhamdulillah, semoga saya t ermasuk orang-orang yang beriman. "

Latar sosial dalam cerpen tersebut, dapat ditemukan melalui

nilai sosial dalam cerita, yaitu terlihat pada kutipan berikut.

Ia mengadukan perihal anj ing kepada ket ua RT. Namun, ada perkembangan baru. Bel um sempat ket ua RT bert indak, t et angga yang punya anj ing it u memut uskan unt uk membuang anj ing-anj ingnya. Sebelum berangkat , mereka menyelenggarakan

open house. Kami mengant ar mereka ke Airport karena mereka t erdaf t ar di Jakart a. Kami saling berpelukan. Ibu-ibu sesegukan wakt u ist ri sekali lagi mint a maaf .

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat ditemukan nilai-nilai

sosialnya jika dihubungkan dengan latar cerita, yaitu sebagai

berikut:

1. sikap tenggang rasa dan kepekaan sosial sangat diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari;

2. membiasakan berkomunikasi dengan tetangga dekat;

3. kurangnya komunikasi antarwarga dapat menimbulkan

ketegangan;

4. harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Penggunaan lat ar t empat dengan nama- nama t ert ent u haruslah mencerminkan at au paling t idak t ak ber t ent angan dengan sif at dan keadaan

geografis t empat yang

bersangkut an. Masing- masing t empat memiliki karakt erist ik yang membedakan dengan t empat -t empat yang lain.

Sumber: Buku Teor i Pengkaj i an Fi ksi, 2002

1. Bacalah penggalan cerpen berikut olehmu. Kemudian, teman-

temanmu mendata latar yang ada dalam cerpen tersebut.

Sudah t iga hari ini Euis t ak melihat Mak Cioh saat melewat i rumahnya. Mak Cioh yang sudah t ua it u menghuni rumah mungil si sudut Gang Margacint a. Set iap pulang sekolah, Euis mel i hat nya sedang duduk di ber anda. Eui s sel al u menghampirinya. Memperhat ikan Mak Cioh meronce manik-manik. Biasanya mereka pun akan berbincang sebent ar.

"Apa pelaj aranmu hari ini, Euis?" "Berapa nilai Mat emat ika, Bahasa Sunda…?" "Apa Bu Guru sudah mengingat kanmu, kalau sebent ar lagi ada ulangan semest er?"

Euis bert anya pada Ibu, mengapa Mak Cioh sangat memperhat ikan pelaj arannya?

"Mungkin karena Mak Cioh it u dulu mant an guru, " kat a Ibu.

"Oh, pant as! Kadang aku bosan men j awab pert anyaannya, Bu. "

Sekarang, Euis berdiri di luar pagar besi rumah Mak Cioh. Ia sudah rindu kepada Mak Ci oh. Mat anya t er t uj u ke pi nt u r umah Mak Cioh.

"Eh, Neng Euis sedang apa?" t iba-t iba Mang Ja’ i, Pak RT, menegurnya.

"Euh, i ni Mang…. " Eui s agak t er gagap. "Mak Cioh ke mana ya? Sudah beberapa hari t ak kelihat an. "

"Lo , m e m an gn y a b e l u m t ah u ? Mak Cioh dibawa ke Bandung ol eh anaknya yang baru kembal i dari Biak. Kan Mak Cioh kena st r oke…. "

"St roke?" Euis j adi t eringat kepada mendiang papanya. Papa j uga kena st roke dan… meninggal. Oooh. …

Euis pulang dengan hat i gundah. Mengapa Mang Ja’ i t i dak member i t ahu w ar ga l ai n

t ent ang Mak Ci oh? Bukankah semua w ar ga Margacint a mengenal Mak Cioh? Ada yang aneh, pikir Euis.

"Bukan begit u, " bant ah Ibunya. "Kat a Mang Ja’ i, anak Mak Cioh sudah berpesan. Agar Mang Ja’ i t idak menyebarkan berit a Mak Cioh…. "

"It u kan aneh! " t ukas Euis. "Orang sakit , kok t ak boleh diberit akan? Bukankah it u baik. Supaya banyak yang besuk Mak Cioh ke rumah sakit . "

"Ya, kalau penyakit nya t ak segawat Mak Cioh, " Ibu mengingat kan.

Euis j adi t erdiam. Ia t ahu, pasien st r oke dit empat kan di ruangan khusus. Orang yang bol eh mel ihat hanya kel uarga t erdekat . Ya, mungkin it ulah alasan Bu Tut eng, pikir Euis.

Unt uk menghi l angkan r i ndunya kepada Mak Ci oh, Eui s m enyi b uk k an d i r i nya. Ia mengingat -ingat cara meronce manik-manik yang d i aj ar k an Mak Ci oh. Eui s m encob a m em b uat k al ung d ar i m ani k - m ani k yang dibelinya di pasar.

"Kalung ini kamu yang bikin?" t anya Ibu seolah ragu.

Iya, Bu! " sahut nya.

"Siapa yang mengaj arimu meronce manik- manik?"

"Mak Cioh" j awab Euis.

"Kalau sudah banyak, Ibu mau men j ualnya di kant or, " kat a ibunya kembali memperhat ikan kalung manik-manik hasil ronceannya.

"Masa sih t eman-t eman Ibu mau?" "Kenapa t idak? Teman-t eman Ibu kebanyak- an p unya anak seb ayam u. Tent u m er eka menyukai hasi l r onceanmu. Asal , har ganya j angan mahal-mahal…. "

Mak Cioh

2. Tuliskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen tersebut.

3. kutiplah kalimat yang sesuai dengan kehidupan nyata dalam

cerpen tersebut.

4. Diskusikanlah hasil pekerjaanmu tersebut.

Eui s j adi ber semangat . Di am-di am i a membuat r oncean dar i mani k-mani k. Ada kalung, gelang, dompet mungil, bahkan hiasan di ndi ng. Set el ah i t u, i a m enyer ahkannya kepada Ibu.

"Waaaah, bukan main! Laris manis, Is! kat a Ibu sepulang kant or. Ibu menyerahkan hasil penj ualan keraj inan t angan Euis. Tapi, j angan l upa bel aj ar, ya? Sebent ar l agi kan ulangan semest er.

"Tent u, Bu! " Eui s ber j anj i . "Lagi pul a, Is t ak mau memperl ihat kan nil ai-nil ai yang j eblok pada Mak Cioh nant i. "

"Oh ya. Sekarang Mak Cioh sudah dapat t erima t amu. Tadi Bu Tut eng t elepon. Kat anya, Mak Cioh ingin bert emu kamu, " uj ar Ibu.

"Oh, syukurlah…. " Euis mengucap syukur kepada Tuhan. Set el ah hampi r dua bul an, akhi r nya Mak Ci oh dapat m el ew at i m asa kr i t i snya. Waj ah Mak Ci oh ber ser i -ser i dan senyumnya mengembang melihat kedat angan Euis.

Sumber: Bobo, 2006