• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernahkah kamu membaca cerpen di depan orang banyak

dalam suatu acara? Jika pernah, cerpen apa yang kamu baca?

Wah, pastinya mengasyikkan, bukan? Kamu dapat terus

melatihnya. Kelak kamu akan menjadi mahir membaca cerpen.

Setelah membacakannya di depan orang banyak, kamu akan

menanggapi pembacaan cerpen tersebut.

Pada Pelajaran 10 Bagian B ini, kamu akan belajar menang-

gapi pembacaan cerpen. Menanggapi pembacaan cerpen dapat

dilakukan terhadap cara pembacaanya atau pada isi cerpen.

Dengan mempelajarinya, kamu dapat memahami isi, pesan,

dan suasana dari cerpen tersebut. Kamu dapat membacakannya

menggunakan lafal, intonasi, dan ekspresi.

Berkaitan dengan cara pembacaan cerpen, perhatikanlah

cerita berikut yang dibacakan oleh salah seorang temanmu.

Bacakanlah dengan saksama.

Kemampuan yang akan kamu miliki set elah mempelaj ari pelaj aran ini adalah sebagai berikut :

• menangkap isi, pesan, dan suasana cerpen yang didengar kan; • mengungkapkan l af al , int onasi, dan ekspresi pembacaan

cerpen;

"Benarkah Bunda t idak mau mengasuh Via, Eyang?" desak Via penasaran.

Eyang menat ap l embut cucunya yang sedang sedih dan gelisah. Dengan penuh kasih sayang t angannya yang ker i put m em bel ai Via.

"Apakah Via merasa begit u?"

Via t ercenung. Ya, sepert inya ucapan Bi Jum ada benarnya j uga. Bude Laras dan Bulik Prit a, saudara Bunda mengasuh sendiri anak- anaknya. Meskipun mereka berdua j uga bekerj a di kant or. Sement ara Via diasuh Eyang.

"Bingung, ya? Via, umumnya seorang anak memang t inggal bersama orangt uanya. Namun karena al asan t ert ent u, ada j uga anak yang t inggal dengan orang lain."

"Dan alasan it u karena mereka t idak mau r epot mengasuh anaknya, kan?" pot ong Vi a sengit .

"Mmm, sebaiknya Via cari t ahu sendiri ya, j awabannya. Nant i Eyang beri t ahu caranya. "

Via menat ap Eyang t ak berkedip. Dengan senyum t et ap t er sunggi ng di bi bi r, Eyang beranj ak mengambil kert as dan bolpoin.

"Dul u, kal au Eyang kecew a t er hadap seseorang, Eyang menulis semua hal t ent ang orang t ersebut . Semua kenangan yang manis at aupun yang t idak menyenangkan. Biasanya begit u selesai menulis, hat i Eyang lega. Pikiran pun menj adi j ernih. Sehingga Eyang bisa menilai orang it u dengan t epat . Via mau mencoba cara ini? Tulislah kenangan t ent ang Bunda. Mudah- mudahan Via akan menemukan j awaban. Eyang ke dapur dulu, ya. "

Langit begit u biru. Via menat ap gumpal an awan put ih yang berarak. Dulu Bunda bercerit a awan it u berlari karena t akut digelit ik angin.

Kenangan Via kembali ke masa kecil. Bunda sel al u mendongeng menj el ang t i dur. Bunda selalu memandikan dan menyuapinya. Tugas it u t idak pernah digant ikan pembant u, meskipun Bunda j uga bekerj a di kant or.

Tiba-t iba j am ker j a Bunda ber t ambah, karena hari Sabt u libur. Bunda t iba di rumah paling awal pukul 17. 20. Kini Via lebih banyak bersama pembant u. Suat u ket ika Bunda pulang lebih awal karena t idak enak badan. Saat it u wakt u bagi Via t idur siang. Namun pembant u mengaj aknya main ke rumah t et angga. Bunda marah dan pembant u ket akut an. Ia keluar.

Sambil menunggu pembant u baru, Via ikut Bunda ke kant or sepulang sekolah. Mula-mula semua berj alan lancar. Lalu Via mulai sakit - sakit an. Akhirnya, ia harus opname. Dokt er menduga Via kurang ist irahat dan makan t idak t er at ur. Bunda menangi s mendengar nya. Ia merasa bersalah.

Eyang dat ang menawarkan diri meng asuh Via di Salat iga. Via senang sekali. Ia t idak akan kesepian karena banyak sepupunya yang t inggal t idak j auh dari rumah Eyang. Sebet ulnya Bunda keberat an. Namun demi kebaikan Via, Bunda pun rela.

Ah, t iba-t iba ada aliran haru di dada Via. Ker aguannya t er hadap kasi h sayang Bunda, hilang sudah.

"Vi a, umumnya seor ang anak memang t inggal bersama orangt uanya. Namun karena alasan t ert ent u, ada j uga anak yang t inggal dengan orang lain, " kembali mengiang kat a- kat a Eyang.

1. Dengarkanlah cerpen berikut yang akan dibacakan oleh

salah seorang temanmu.

Hiruk-Pikuk Pasar

Karya Syarah Fauziah "Da, mau ikut Mama ke pasar, enggak?"

uj ar Mama mengaj akku.

"Enggak, Ma. Nanda sudah mandi, nant i kot or lagi, " t olakku.

"Eh, pasar i t u bi ar kot or, t api bar ang- barangnya kompl et dan murah, " kat a Mama meralat ucapanku.

"Yah, sudah, Nanda mau!" uj arku akhirnya. "Nah, gi t u dong. Nant i kan ada yang membawa belanj aan Mama, " kat a Mama dengan girang.

"Tapi, j angan lama-lama ya, Ma?" kat aku. Akhirnya, aku dan mama pergi ke pasar.

Dal am per j al anan aku ber t anya, "Ma, kok pasar it u selalu kot or? Enggak sepert i di supermarket . Nant i makannya enggak bersih dong, Ma."

"Pasar it u biar pun t empat nya kot or, t et api makanan dan barangnya bersih-bersih. Lagi pula sesampainya di rumah kan past i dicuci dulu. Kalau di supermarket sih yang disediakannya

Setelah membaca cerpen tersebut, kamu dapat me nanggapi-

nya dari berbagai aspek. Ditinjau dari aspek pembacaannya,

kamu dapat menanggapinya, seperti contoh berikut.

1. Intonasi dan lafal terdengar dengan jelas sehingga jalan

ceritanya bisa diikuti dengan baik. Tidak terlalu cepat juga

tidak terlalu lambat. Hanya saja pada aspek ekspresi masih

lemah. Hal tersebut tampak pada dialog para tokohnya.

Ekspresi tokoh yang sedih dengan yang sedang gembira

hampir sama. Oleh karena itu, penghayatanmu terhadap

cerpen perlu diperdalam.

2. Saya terharu dengan cerita yang dibacakan tadi. Kamu

membacakan cerpen tersebut benar-benar dengan penuh

penjiwaan. Para tokoh cerita tersebut seakan-akan hadir di

kelas ini. Saya beri acungan jempol untuk penampilanmu

tadi.

Ditinjau dari isi dan pesan yang disampaikan, dapat kamu

ungkapkan, seperti berikut ini.

1. Setiap orangtua pasti menyayangi anaknya.

2. Seharusnya Bunda Via tidak memarahi pembantunya.

3. Bagaimanapun keadaannya, Via tidak boleh membenci

ibunya.

5. Setiap anak menginginkan kasih sayang orangtua nya.

hanya produk buat an pabrik yang t ert ut up. Jadi, ya t empat nya lebih bersih, " kat a Mama menerangkan.

"Te t ap i k an l e b i h e n ak b e l an j a k e super m ar ket . Tem pat nya ber si h, t er at ur, enggak ber desak-desakan seper t i di pasar, " kat aku menj elaskan.

Tak t er asa kami ber dua sudah t i ba di pasar. Sepert i yang kuduga, pasar sangat penuh dan berdesak-desakkan.

Set el ah mendengar kan penj el asan dar i Mama, aku t idak risih lagi pergi ke pasar.

"Da, pegangan t er us pada Mama, ya? Kalau enggak, kamu bisa hilang, " kat a Mama memberi t ahu.

"Iya, " j aw abku sambi l memegang er at Mama. Kami langsung masuk ke dalam pasar. Suasana dal am pasar sangat r amai . Kul i hat Mama mendekap erat t asnya, di ant ara ket iak- nya. Aku t ahu maksud nya, agar Mama t idak men j adi korban pencopet an. Mama berhent i di kios sayur unt uk membeli sayur.

"Bu, ber apa har ga saw i i ni seki l onya?" t anya Mama.

"Dua ribu lima rat us," j awab sang Pedagang. "Wah, mahal sekali. Dua ribu rupiahlah! " Mama menawar.

"Wah, bel um bisa, Bu! " kat a Pedagang it u.

"Ya, sudah, " kat a Mama sambil meninggal- kan kios it u.

"Ma, kok enggak dibel i? Padahal , cuma beda lima rat us rupiah. Nanda ada uang nih, kalau hanya lima rat us rupiah, " kat aku.

"Buk an b egi t u, Nand a. Mem ang j ual beli it u harus sepert i t adi. Harus ada t awar- menawar, " kat a Mama menj elaskan.

"Oh, begit u, " kat aku mulai mengert i. Tak l ama kemudian, mama berhent i di t oko yang menj ual daging. Mama menunj uk ke arah daging dan berkat a, "Pak, it u berapa harganya?"

"Oh, dagi ng i ni , sat u ki l o sepul uh r i bu rupiah."

"Saya bel i dua ki l o, Pak, " kat a Mama sambil mengambil uang puluhan ribu rupiah.

Sudah hampir sat u set engah j am Mama dan aku berada di pasar. Kami berkeliling pasar unt uk mencar i bar ang yang mur ah, t et api berkualit as.

Akhi r nya, kami sampai di ki os bumbu dapur. Tam pak ki os i t u penuh sesak dan laris manis. Lain halnya dengan kios yang di sebel ahnya. Padahal , kios it u sama menj ual bumbu-bumbu dapur.

"Ma, belinya di sana saj a, kosong. Lagian ini sama saj a, " kat aku.

"Nanda, bar angnya bol eh sam a, t api kualit as nya beda-beda. Bukt inya t oko ini laku kar ena bar ang-bar angnya bagus, sedangkan yang it u, lihat saj a cabainya sudah busuk, " kat a Mama membandingkan.

"Oh, begit u, " kat aku mengert i. Set el ah Mama membeli sayur, kami langsung pulang ke rumah. Aku sudah mengert i sekarang t ent ang seluk beluk pasar.

Sumber: Pi ki r an Rakyat , 23 Desember 2005

2. Kemukakan tanggapan terhadap cara pembacaan cerpen

yang dilakukan oleh temanmu. Berikan tanda centang (√)

pada kolom penilaian berikut.

Taman Bahasa

Perhatikan kalimat berikut.

"Tapi jangan lama-lama, ya, Ma?" kataku. Akhirnya, aku

dan Mama pergi ke pasar.

Kalimat tersebut termasuk ke dalam kalimat larangan.

Kalimat larangan ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Selain itu, kalimat larangan juga menggunakan kata tidak boleh

atau dilarang.

Perhatikan pula contoh kalimat larangan berikut.

1.

Jangan minum es pagi-pagi, nanti sakit perut.

2.

Dilarang bermain layangan di tengah jalan, berbahaya.

3.

Kita tidak boleh jajan di sembarang tempat.

Nama

Aspek yang Diamati

Komentar Tidak

Tepat

Kurang

Tepat Tepat

Lafal Lafal dan Tekanan Suara

Tidak Tepat

Kurang

Tepat Tepat

Gerak atau Mimik Tidak

Sesuai

Kurang Sesuai Sesuai

1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan tiga orang. Kemudian,

bacalah sebuah cerita pendek.

2. Tulislah isi, pesan, dan suasana dari cerpen tersebut.

3. Bacakan cerpen tersebut secara nyaring di depan teman-teman.

Mintalah temanmu dari kelompok lain untuk mengomentari

penampilan kelompokmu.

Format Penilaian Cara Membacakan Cerpen