• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan yang akan kamu miliki set elah mempelaj ari pelaj aran ini adalah sebagai berikut :

• menuliskan perilaku dan kebiasaan yang ada dalam buku cerit a;

• menemukan realit as kehidupan anak yang t erefleksi dalam buku cerit a anak.

Bercerita merupakan kejadian yang menarik dan me-

nyenang kan. Apalagi jika dilakukan oleh orang yang pandai

bercerita. Kamu dapat bercerita melalui kegiatan membaca

buku cerita anak terlebih dahulu. Dengan bacaan buku cerita

tersebut, kamu pun dapat menuliskan perilaku dan kebiasaan

yang ada dalam buku cerita anak tersebut. Realitas kehidupan

anak tereleksi dalam buku cerita anak.

Cerita anak adalah karangan yang menyajikan bagaimana

terjadinya suatu hal, peristiwa, kejadian, dan sebagainya yang

ditujukan untuk anak-anak (menggunakan bahasa, tema, alur

cerita, dan tokoh yang sesuai dengan anak-anak).

Teman-teman, berikut ini ada kutipan buku cerita anak

terjemahan Lima Sekawan Beraksi Kembali karangan Enid Blyton.

Ada yang pernah membacanya? Mari, baca kutipannya.

Tokoh

Bahasa

Tahukah kamu Dendy Sugono? Ia lahir pada 1949 di Banyuwangi. Ia memperoleh gelar sarj ana pendidikan j urusan bahasa dan sast ra Indonesia di IKIP Malang pada 1974 dan meraih gelar dokt or bidang linguist ik di Universit as Indonesia pada 1991. Dalam bidang pembinaan bahasa, ia menj adi anggot a t im pengasuh siaran pem binaan bahasa Indonesia melalui RRI pada 1983-1986 dan TVRI pada 1986-sekarang. Ia j uga Sekret aris Umum Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) sej ak 1991.

Buku yang dit ulis ant ara

lain: Pet unj uk Penul i san

kar ya Il mi ah, Lancar Ber bahasa Indonesi a 1, Lancar Ber bahasa Indonesi a 2, dan Lancar Ber bahasa Indonesi a 3.

Sumber: www. t okohi ndonesi a. com.

Jalan Rahasia

Anak-anak ber j al an mengendap-endap menuruni t angga yang gelap. Mereka sangat hat i- hat i karena t idak mau menimbulkan bunyi yang membangunkan orang. Mereka masuk ke kamar

kerj a Paman Quent in. Dengan pelan, George menut up pint u. Sudah it u baru menyal akan lampu.

papan, mencari-cari t empat yang agak kasar. Barangkal i di sit u ada pegas at au t uas yang t ersembunyi.

Tiba-t iba papan it u t ergeser! Persis sepert i yang t erj adi dalam serambi di Kirrin Farm! Anak- anak menat ap l ubang gel ap yang menganga di balik papan. Hat i mereka ber debar-debar keras.

"Lubang it u t erlalu sempit , " kat a George. "Jadi t ak mungkin merupakan t empat masuk ke Jalan Rahasia! "

Jul i an mengambi l sent er dar i kant ong mant el kamarnya. Dimasukkannya sent er it u ke dalam lubang, lalu dinyalakan. Seket ika it u j uga ia menj erit karena gembira. Tet api j erit an- nya t idak t erlalu keras. Karena kalau sampai t erdengar Paman Quent in wah, gawat !

"Di dalam ada semacam pegangan. Pada pegangan it u t erikat seut as kawat . Aku akan menariknya! Kit a lihat saj a, apa yang t erj adi nant i. "

Julian menarik pegangan it u, t et api t enaga- nya t i dak cukup kuat unt uk meng ger akkan pegangan yang kel i hat annya t er t ancap ke dinding. Dick memasukkan t angannya ke lubang. Kedua anak l aki -l aki i t u menar i k ber sama- sama.

"Julian! Lant ai di bawah permadani bergerak!" kat anya ket akut an. "Aku merasakannya. Cepat , lihat ke bawah permadani! "

Pegangan it u t idak bisa dit arik lebih j auh lagi ke luar, Julian dan Dick melepas kannya, lalu memandang ke lant ai. Ada sesuat u yang ber ger ak di baw ah per madani , di sebel ah kanan pediangan. Mereka melihat nya dengan j elas. Permadani di sit u t idak t erhampar rat a, melainkan agak melengkung ke bawah.

"Rupanya ada ubin yang bergeser, " kat a Julian dengan suara berget ar karena t egang. "Pegangan ini menggerakkan sebuah pengungkit yang t ert ambat pada kawat . Cepat , angkat permadani it u, dan kit a gulung karpet nya. "

Sumber: Sampul depan Li ma Sekawan, 1985 Keempat anak it u memandang ke delapan papan pel api s yang t er pasang di at as r ak t empat pedi angan. Bet ul , j uml ahnya t epat del apan buah! Empat bar i san baw ah, dan empat lagi di at asnya. Julian membent angkan kain linen ke at as mej a, set elah it u anak-anak berkerumun mempelaj arinya.

"Tanda silang t erdapat di t engah-t engah p ap an k e d u a p ad a b ar i s se b e l ah at as, " kat a Jul ian set engah berbisik, "kucoba saj a menekannya. Kalian perhat i kan baik-baik! "

Jul i an m engham pi r i pedi angan. Yang l ai n mengi kut i dar i bel akang. Hat i mer eka berdebar-debar. Papan sebelah at as agak t inggi let aknya. Julian agak berj ingkat , lalu menekan bagian t engah papan kedua keras-keras. Tet api t ak ada sesuat u pun yang t erj adi.

"Tekan l ebi h ker as l agi ! Pukul dengan kepal an mu, " kat a Di ck mengaj ar i . Ia sudah t idak sabaran lagi.

"Aku t ak ber ani t er l al u ber i si k, " kat a Jul i an. Tangannya mer aba-r aba per mukaan

"Baiklah, " j awab Julian, yang se bet ulnya sudah kepingin memeriksa lorong pada saat it u j uga. "Tapi sekarang kit a periksa saj a, apakah di bawah memang ada sebuah lorong. Dari sini kit a cuma melihat sebuah lubang gelap yang menganga! "

"Kubant u kau t urun," kat a Dick. Julian t urun ke dalam lubang gelap it u dengan membawa sent er. Sesampai di bawah ia berseru gembira.

"Ini m em ang t em pat m asuk ke Jal an Rahasia! Dari sini ada lorong menembus bawah r umah. Lor ongnya sempi t dan r endah. Aku kepingin t ahu, ke mana t uj uannya! "

Julian agak mengigil. Lubang it u dingin dan lembap.

"Tolong aku naik, Dick, " kat anya. Tak lama kemudian, ia sudah kel uar dari l ubang, dan berada kembali di ruang kerj a yang hangat .

Anak-anak berpandang-pandangan. Mereka merasa bergembira. Hat i mereka berdebar- debar. Mereka menghadapi pet ualangan yang akan mengasyikkan. Sayang mereka t idak bisa mulai saat it u j uga.

"Kit a coba membawa Timmy besok, " kat a Geor ge. "He! Bagai mana car anya menut up lubang ini kembali?"

"Kit a t idak bisa membiarkan permadani dan karpet melengkung di at as lubang, " kat a Dick, "dan papan it u t idak boleh kit a biarkan t erbuka. "

"Kit a lihat saj a, barangkali ada cara t ert ent u unt uk m engem bal i kan ubi n ke t em pat nya semula, " kat a Julian. Ia berj ingkat lagi, lalu mer aba-r aba dal am l ubang di bal i k papan. Tangannya memegang sebuah t ombol yang t erpasang dalam bat u. Tombol it u dit ariknya. Seket ika it u j uga pegangan menggeser lagi ke dalam, t ert arik oleh kawat . Dan pada wakt u ber samaan, ubi n bat u mengel i nci r ke at as sampai rat a let aknya dengan lant ai. Gerak bat u it u menimbulkan bunyi menciut -ciut pelan. Mereka berempat memindahkan permadani,

lalu menggulung karpet . Begit u t empat yang di t unj ukkan ol eh Anne t er si ngkap, mer eka mel i hat pemandangan yang menakj ubkan. Sebuah ubin di lant ai merosot ke bawah, t er- t arik dengan salah sat u cara oleh kawat yang t erikat pada pegangan yang t ersembunyi di balik papan! Sebuah lubang gelap t ersembunyi di t empat ubin yang sekarang sudah t ergeser.

"Li hat l ah! " bi si k Geogr e dengan asyi k. "Tempat masuk ke Jalan Rahasia!"

"Ter nyat a memang di si ni t empat nya! " kat a Julian.

"Ayo, kit a masuk?" aj ak Dick.

"Jangan! " kat a Anne. Anak it u gemet ar, karena ngeri membayangkan l enyap dit el an lubang gelap it u.

Julian menyorot kan sent ernya ke lubang yang menganga di bawah mereka. Bat u ubin yang semula menut upi, t ernyat a merosot ke bawah l al u t er geser ke sampi ng. Di bawah nampak r ongga yang cukup besar dan bi sa memuat t ubuh seorang dewasa yang berdiri membungkuk.

"Kurasa dari bawah sini ada lorong menuj u ke luar, " kat a Julian. "Ke mana ya?"

"Kit a harus memeriksanya, " usul George. "Jangan sekarang, " kat a Dick. "Sekarang t erlalu gelap dan dingin. Aku t idak kepingin mer aba-r aba sepanj ang Jal an Rahasi a pada wakt u t engah malam. Kalau t urun ke bawah saj a aku set uj u! Hanya unt uk melihat wuj udnya. Tapi besok saj a kit a menelusuri lorong. "

"Besok paman Quent in akan bekerj a lagi di sini, " kat a Julian.

"Kat anya t adi , besok pagi i a akan me- nyi ngki r kan sal j u yang ber t umpuk di pi nt u depan, " kat a Geor ge. "Saat i t u ki t a akan bi sa menyel i nap ke si ni . Besok har i Sabt u. Barangkali saj a t idak ada pelaj aran. "

Berdasarkan jalan ceritanya, cerita anak terjemahan tersebut

memiliki tema petualangan. Tema tersebut juga didukung

keberadaan latar-latarnya yang sebagian mengandung misteri.

Salah satu latar tersebut adalah sebuah jalan rahasia yang pintunya

terdapat di kamar kerja Paman Quentin.

"Wah! Sepert i sulap saj a! " uj ar Dick kagum. "Memang benar-benar sulap! Bayangkan, alat - al at pengger aknya m asi h beker j a dengan l ancar, set el ah ber t ahun-t ahun t ak per nah dipakai! Baru sekali inilah aku melihat barang yang begit u menakj ubkan! "

Dari t ingkat at as t erdengar suara. Anak- anak berdiri sepert i t erpaku. Mereka menaj am- kan t elinga.

"It u Pak Guru! " kat a Dick berbisik. "Past i ia bangun karena mendengarkan kit a. Cepat , kit a harus naik ke at as sebelum ia sempat t urun. "

George dan Anne berhasil sampai di kamar mer eka dengan sel amat . Begi t u pul a Di ck. Tet api Julian nampak oleh Pak Guru Roland, sewakt u orang it u keluar dari kamarnya dengan membawa sent er.

"Sedang apa kau di sit u, Jul ian?" t anya gur u pembi mbi ng dengan her an. "Kau t adi mendengar sesuat u bunyi di bawah?"

"Ya, banyak bunyi-bunyi yang saya dengar di bawah, " kat a Julian. Dia t idak bohong! "Tapi, mungkin penyebabnya sal j u yang j at uh dari at ap ke t anah. Bisa saj a, kan?"

"Ent ah ya, " kat a Pak Guru agak ragu. "Kit a periksa saj a ke bawah. "

Mereka t urun berdua. Tet api t ent u saj a t ak ada lagi yang bisa dilihat di sit u. Julian merasa bersyukur, karena berhasil menut up papan pel api s dan mengembal i kan ubi n ke t empat nya semula. Ia sama sekali t ak berniat mencer i t akan r ahasi a yang bar u ber hasi l mereka bongkar pada Pak Guru it u.

Anak-anak duduk dengan rapi di kamar duduk, sambil menghadapi buku-buku pelaj aran

mereka. Mereka mendengarkan suara Pak Guru t erbat uk-bat uk di kamar t idurnya. Kedengaran l angkah bi bi masuk ke dapur, di susul ol eh suar a nya ber bi car a dengan Joanna. Mer eka mendengar bunyi kaki Tim menggaruk-garuk daun pint u dapur, kemudian ket ak-ket uk j arinya di l ant ai l or ong r umah. Kemudi an, muncul hidung yang besar di celah pint u kamar duduk! Ti m dat ang m encar i t uannya yang sangat disayangi.

"Ti m m y! " ser u Geor ge, l al u m em el uk binat ang kesayangannya it u.

"Si kapm u seol ah- ol ah sudah ber pi sah salama sat u t ahun, " kat a Julian.

"Rasanya memang sepert i sudah set ahun, " j awab George. "He, ayahmu sudah sibuk di luar. Bagaimana kalau kit a masuk sekarang ke kamar kerj anya? Kurasa keadaan aman unt uk beberapa wakt u. "

"Ayo! " seru Julian mendesak. "Cepat ! " Dengan segera ia t erj un ke dalam lubang. Dick menyusul . Sudah it u Anne, lalu George. Julian menyorong mereka memasuki lorong yang sempit dan rendah. Kemudian, ia mendongak. Mungkin lebih baik apabila karpet dan permadani dihamparkan menut up l ubang, supaya t idak l angsung ket ahuan apabi l a ada or ang yang kebet ulan masuk dan memandang berkeliling! Dal am beberapa det ik saj a ia sudah sel esai melakukannya. Kemudian, disusulnya saudara- saudaranya yang sudah mendahului. Akhirnya mereka menempuh Jalan Rahasia!

Mereka berempat memindahkan permadani, lalu meng gulung karpet . Begit u t empat yang dit unj ukkan oleh Anne t ersingkap, mereka melihat pemandangan yang menakj ubkan. Sebuah ubin di lant ai merosot ke bawah, t ert arik dengan salah sat u cara oleh kawat yang t erikat pada pegangan yang t ersembunyi di balik papan! Sebuah lubang gelap t ersembunyi di t empat ubin yang sekarang sudah t ergeser.

"Lihat lah! " bisik George dengan asyik. "Tempat masuk ke Jalan Rahasia! "

Tema petualangan tersebut didukung oleh watak tokoh-

tokohnya. George, Julian, Dick, Anne, dan Timmy memiliki

watak suka bertualang, memiliki kepenasaranan yang tinggi,

senang mengungkap misteri, pemberani, dan cerdik. Perhatikan

watak mereka yang senang mengungkap misteri berikut.

Keempat anak t ersebut memandang kedelapan papan pelapis yang t erpasang di at as rak t empat pediangan. Bet ul, j umlahnya t epat delapan buah! Empat it u barisan bawah, dan empat lagi di at asnya. Julian membent angkan kain linen ke at as mej a, set elah it u anak-anak berkerumun mempelaj arinya.

Anak-anak ber pandang-pandangan. Mer eka mer asa ber - gembi r a. Hat i mer eka ber debar -debar. Mer eka menghadapi pet ualangan yang akan mengasyikkan. Sayang mereka t idak bisa mulai saat it u j uga.

Dari cerita Lima Sekawan, kamu dapat mengungkapkan

pikiran dan imajinasimu (pembayangan) berdasarkan para

pelaku atau latar cerita tersebut. Perhatikan contoh berikut.

Cerita Lima Sekawan mengandung nilai persahabatan

yang patut kita teladani. Bahkan, nilai persahabatan itu juga

terlihat antara hubungan empat anak itu dan seekor anjing, yaitu

Timmy. Timmy tidak pernah disisihkan. Timmy selalu menjadi

bagian dari mereka dalam melakukan petualangan.

Penggambaran para pelaku dan lat ar dalam cerit a t ersebut begit u j elas dan det ail. Dengan demikian, kamu dapat merasakan perasaan para pelakunya. Kamu seolah-olah dapat melihat yang dilakukan para pelaku. Bahkan, kamu j uga seolah-olah dapat merasakan akibat -akibat yang t imbul dari wat ak para pelakunya. Begit u j uga t ent ang lat ar. Lat ar di mana pun digambarkan secara det ail. Dengan demikian, kamu dapat membayangkan set iap sisi dan suasana at au keadaan lat arnya.

Membeli Telur

Sesuai r encana, har i i ni Ibu membuat kue bolu unt uk keperluan arisan yang akan di- laksanakan di rumah. Namun, set elah pulang dari pasar, t ernyat a Ibu lupa membeli t elur. Padahal, siang it u j uga kue Bolu harus sudah j adi , unt uk di hi dangkan pada ar i san besok siang. Karena kelelahan, akhirnya Ibu menyuruh Sani unt uk kembali ke pasar, membeli t elur.

Se l e sai m ak an si an g, San i l an gsu n g berangkat ke pasar. Sat u set engah kilo t elur yang har us di bel i nya. Jar ak ant ar a pasar dan r umahnya seki t ar sat u ki l omet er. Agar l ebi h cepat , Sani memakai sepeda. Kar ena buru-buru, Sani mengendarai sepeda kencang- kencang. Sampai t erkadang, ia hampir saj a bert abrakan dengan orang at au kendaraan di

sepanj ang perj alanan. Sebenarnya mengebut ket i ka ber sepeda memang sudah menj adi kebiasaan Sani. Tapi herannya, ia t idak pernah j era. Walaupun ia sudah pernah j at uh karena ulahnya it u.

Telur ayam yang dipesan Ibu t elah selesai dibeli. Telur-t elur it u dit aruhnya di keranj ang depan sepedanya. Pulang dari pasar it u, Sani kembali mengayuh sepedanya dengan kencang. Tiba-t iba saj a, di sebuah t ikungan ada anj ing yang melint as. Sani t erkej ut . la pun berusaha menghindar agar t idak menabrak anj ing it u. Sani berhasil, namun karena rem sepedanya t idak pakem, sepeda it u t erus meluncur. Sani kehi l angan kendal i . Sebuah t i ang l i st r i k di pinggir j alan dit abraknya.

Perhatikan kutipan cerita anak berikut.

Latihan

Selain itu, kamu dapat mengaitkan isi buku cerita dengan

kehidupanmu. Perhatikan contoh berikut.

Kamu dapat melihat t ent ang persahabat an lima sekawan. Mereka bersaudara sekaligus memiliki ikat an persahabat an yang kuat . Persahabat an mereka menj adikan mereka sebagai kelompok yang selalu bekerj a sama membawa misi yang baik, yait u membongkar kej ahat an. Dalam hidup, banyak yang memiliki ikat an persahabat an. Akan t et api, persahabat an t ersebut t idak sedikit yang hanya unt uk mengkhususkan diri dari t eman-t eman yang lain. Dengan demikian, t idak j arang persahabat an menj adi kelompok yang memisahkan diri dari t eman-t eman yang lain. Jadi, sebenarnya persahabat an it u baik, asal t idak memandang perbedaan-perbedaan, sepert i suku, agama, j enis kelamin, kaya at au miskin, dan lain-lain. Selain it u, sebaiknya persahabat an membawamu pada kebiasaan-kebiasaan yang baik, sepert i persahabat an lima sekawan.

Teman-teman, masih banyak lagi hal yang dapat kamu

analisis dari kutipan cerita anak "Jalan Rahasia" tersebut.

Dengan berdiskusi bersama kelompokmu, analisislah kutipan

cerita anak tersebut.

Sani dan sepedanya j at uh. Tel ur -t el ur pesanan Ibu berserakan. "Aduh, t elurnya pecah semua lagi. Gi mana, ni h?" Sani memandangi t elur-t elur it u. la bingung harus berkat a apa kepada Ibunya nant i . Sani menj adi l emas. Per l ahan-l ahan, i a mendi r i kan sepedanya. Kan t on g p l ast i k p em b u n gk u s t el u r - t el u r i t u di bi ar kannya di ker anj ang sepedanya. Se k ar an g, San i m e n ge n d ar ai se p e d an y a perlahan-lahan. la t akut sekali dimarahi Ibu.

Sampai di rumah, Sani ragu-ragu unt uk masuk. Ibu masi h si buk di dapur. Kant ong plast ik yang berisi t elur pecah it u dibawanya ke dalam. Ibu melihat nya.

"Bawa ke mari t elurnya, San. " "Hmm. "

"Kenapa, San?" "Hmm. . . ini, Bu. "

"lya, cepat bawa ke mari t elurnya! " "Maaf . Hmm ini, Bu. Telurnya pecah. " "Semuanya?"

"lya, Bu. "

"Aduh, gi mana si h kamu ini?" "Maafin Sani ya, Bu. "

"Past i kamu ngebut lagi naik se peda nya! " Sani menganggukkan kepalanya.

"Ya, sudah. Kamu t idak apa-apa?" "Nggak apa-apa si h, Bu. "

"Sepedamu gimana?"

"Keranj ang sepedanya rusak. Maafin Sani, Bu. Gara-gara Sani, Ibu nggak j adi bikin kue bolu."

"lya. Tapi kamu harus j anj i sama Ibu nggak bakal ngebut lagi. "

"Sani j anj i, Bu. "

Keesokan harinya, diam-diam Sani me- nabung uang j aj an sekol ahnya. Set el ah be- berapa hari, uang t abungannya yang t erkumpul cukup unt uk membeli sat u buah kue bolu besar. la pergi ke pasar membeli kue bolu t ersebut . Kue bolu it u dihadiahkannya unt uk ibunya.

"Bu, kue ini unt uk Ibu. Ibu benar, kalau kit a hat i-hat i, kit a akan selamat . Ini bukt inya, kalau Sani masih ngebut naik sepedanya, kue ini j uga past i bisa hancur. "

"Nan, begit u dong. Ini baru Sani anak Ibu." Karya Rat no Fadillah

Sumber: Kumpul an Cer i t a Anak,2005

1. Sebutkan watak yang dimiliki oleh tokoh Sani pada cerita

tersebut.

2. Sebutkan nilai yang terkandung berdasarkan pelaku dan latar

dalam cerita tersebut.

3. Tuliskan keterkaitan isi buku cerita dengan kehidupanmu.

4. Diskusikan hasil tulisanmu dengan teman-temanmu.

1. Carilah buku cerita anak di perpustakaan sekolahmu bersama

kelompokmu.

2. Diskusikan bersama kelompokmu tema, latar, perwatakan, dan

nilai dalam buku cerita anak tersebut.

3. Diskusikan pikiran dan imajinasi yang dapat diungkapkan

berdasarkan pelaku atau latar cerita tersebut.

4. Diskusikan pula keterkaitan isi buku cerita anak tersebut dengan

kehidupanmu.

5. Bacakan atau ceritakan hasilnya di depan kelas teman-teman.

Dengan demikian, teman-temanmu dari kelompok lain dapat

tertarik membaca buku cerita yang telah dibaca kelompokmu.

Ringkasan Pelaj aran 10

1. Informasi dapat diperoleh dari media elektronik, seperti radio atau televisi. Dapat

pula diperoleh dari rekaman wawancara. Pikiran, pendapat, dan gagasan dapat

dikemukakan dalam informasi sebuah cerita.

2. Ketika membaca cerpen, harus memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi. Cerpen

mengandung isi, pesan, dan suasana.

3. Sebuah pesan singkat, harus memiliki sumber pesan, tertuju kepada, serta isi pesan.

4. Bercerita merupakan kejadian yang menarik dan menyenangkan. Apalagi

dilakukan oleh orang yang pandai bercerita. Kamu juga dapat bercerita melalui

kegiatan membaca buku cerita anak terlebih dahulu. Dengan bacaan buku cerita

tersebut, kamu akan menuliskan perilaku dan kebiasaan yang ada dalam buku