• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berfikir di luar Kotak ( Out of the box thinking )

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 77-80)

IMPLEMENTASI BERFIKIR STRATEGIS

7.2. Berfikir di luar Kotak ( Out of the box thinking )

Seorang pemimpin mestilah memiliki pemikiran “di luar kotak” atau out of the boxthinking. Mungkin hal itu yang menyebabkan kita mendapat tantangan bahwa kita beberapa kali menyebut agar kita berfikir kreatif dengan “out of the box thinking”. Berfikir di luar kotak adalah model pemikiran yang berani untuk menantang pikiran konvensional yakni berani mempertanyakan keyakinan yang sudah di pegang teguh oleh banyak orang yang dianggap hampir mustahil itu dilakukan. Jelas kita tampaknya mempunyai rasa intuisi bahwa kita butuh untuk keluar dari proses berfikir natural, untuk dapat keluar dari kotak berfikir kita sendiri. Dalam situasi tertentu kita diharuskan untuk berfikir diluar pikiran normal untuk mendapatkan sesuatu yang baru, yang mana ketika memikirkan sesuatu kita harus melihat dari luar kotak masalah.

Kita masing-masing mempunyai satu set mental yang gagal untuk diimplementasi-kan. Otak kita sesungguhnya efisien sebagai sebuah pola berfikir dengan melakukan pemikiran yang berulang-ulang setiap harinya. Kegagalan yang terjadi kita sadari ketika ber-hadapan dengan sebuah keputusan atau tantangan yang tidak sesuai dengan mental kita. Hal itu lebih mudah digunakan untuk memprediksi dan menetapkan apakah batasan-batasan yang kita miliki akan menjadi tantangan atau hambatan dalam berfikir strategis. Kita masih mampu berfikir secara efisien untuk memecahkan masalah, bahkan kita menjadi tertantang untuk dapat kita selesaikan masalah-masalah yang muncl bergantian setiap harinya.

Berfikir Strategis

73 Kita sering melihat sebuah masalah begitu lama tidak dapat diselesaikan, sehingga kita tidak menyadari bahwa kita telah menggunakan kegagalan kita. Untuk dapat “keluar dari kotak pemikiran anda” yang paling penting adalah perlunya mengetahui apa pilihan-pilihan berfikir kita untuk pengambilan keputusan sesuai dengan gaya berfikir yang kita miliki. Selanjutnya kita juga dapat mencari cara untuk mengembangkan kemampuan berfikir kita melalui seorang mentor yang melibatkan rekan atau sahabat yang mempunyai metode pemecahan masalah yang berbeda sesuai dengan kreatifitas yang dipraktikan. Kesadaran pikiran kita sendiri merupakan alat utama untuk mendapat solusi yang akan diimbangi dengan pikiran orang lain sehingga dapat bersinergi dalam pemecahan suatu masalah.

Kapanpun kita mengucapkan kata berfikir strategis, maka orang-orang beranggapan bahwa perencanaan lebih baik dari pada berfikir. Sebagian besar perusahaan sudah membuat perencanaan strategis yang dilakukan oleh divisi perencanaan di setiap perusahaan. Berfikir strategis seharusnya mendahului perencanaan strategis. Perubahan fungsi perencanaan strategis mempunyai implikasi untuk memfasilitasi berfikir strategis dan belajar dalam organisasi serta meningkatnya keterlibatan lini manajer dalam proses berfikir strategis. Kebanyakan organisasi atau perusahaan mengetahui banyak permasalahan dari bagian perencanaan. Perencanaan strategis dari atas ke bawah dan sejajar dengan prosedur ke bawah, seperti manajemen hierarki. Berfikir strategis mengutamakan sebuah pola pikir yang membolehkan manajer atau pemimpin perusahaan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi di masa depan. Manajer akan membuat skenario alternatif pemecahan masalah dengan melibatkan semua pihak yang relevan unuk dimintai pendapatnya sehingga dapat mengambil keputusan secara obyektif sesuai dengan arahan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Jika suatu saat tujuan kita telah tercapai, kemudian sebuah rencana mungkin akan terus berkembang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Tanpa pene-rapan berfikir startegis sebagai pondasi awal, seringkali perencanaan strategis disebut men-jadi oprasional atau taktikal yang samar. Untuk lebih memahamkan perbedaan implementasi antara sebuah perencanaan operasional dan perencanaan strategis dengan sisi lain kita bisa melihat perbedaan gaya berfikir yang kita gunakan. Model di bawah ini menunjukan adanya empat perbedaan gaya berfikir yang ada dalam diri kita dari sebuah persepektif berfikir strategis. Berfikir strategis terletak pada quadran berfikir D. Sedangkan, syarat berfikir ope-rasional lebih terdapat pada quadran B.

A

Rational Self Safe keeping Self B Felling Self C Experimental Self D Menganalisa Ambil tindakan pencegahan Sensitif Berpendapat mengukur Membangun prosedur Menggurui Berimajinasi Logis Bertanggung jawab Ikut campur Berspekulasi Kritis Dapat dipercaya Yang mendukung Mengambil resiko

Realistis Organisir Ekspresif Selalu bergerak

Menyukai angka Rapi Emosional Suka tantangan

Paham keuangan Tepat waktu Banyak bicara Suka kejutan

Inovatif perencana Bawa perasaan penasaran

Gambar 7.1: Empat perbedaan gaya berfikir kita 7.3. Kreatifitas Berfikir Strategis

Kreatifitas berfikir strategis merupakan sarana berfikir bagi seorang pemimpin untuk mengahadapi masa depan dengan terus berkembangnya kompetensi sumber daya manusia

maupun teknologi. Kreatifitas memunculkan hal-hal baru untuk menciptakan dan menghadapi kompetensi yang akan datang, sedangkan berfikir strategis merupakan cara berfikir ke depan untuk menghadapi segala sesuatu kemungkinan dan akan tepat sasaran untuk mencapai tujuanya.

Bagaimana untuk merangsang berfikiran strategis? Keberhasilan berfikir strategis sering berkaitan dengan kemampuan membaca keadaan sekitar (lingkungan), baik ling-kungan internal maupun eksternal. Proses tersebut berkaitan langsung dengan melihat faktor kunci dan secara umum mengenai keadaan bisnis yang akan berdampak pada hasil di masa depan. Hal lain yang penting dalam merangsang pikiran baru yaitu mengenai kunci elemen bisnis di zaman sekarang. Untuk mempertimbangkan agar konsumen perusahaan dapat bekerjasama di masa depan, maka perlu adanya terjadi interaksi antara konsumen dan per-usahaan, sehingga perusahaan mendapatkan perspektif baru dari konsumenya. Perusahaan harus selalu mengetahui situasi dan kondisi pasarnya supaya produk yang ada di pasar akan terus diburu konsumenya dan selalu memberikan pembaharuan-pembaharuan pada produk-produknya. Perusahaan perlu ikut berpartisipasi dalam sebuah aktifitas yang menghasilkan simbiosis mutualisme antara perusahaan dan konsumenya untuk mendiskripsikan kunci pro-duk, konsumen, distributor, vendor dan para pesaing.

Sekarang kita beri contoh adanya pikiran strategis yang terjadi pada para distributor. Ketika kelompok konsumen memulai mendiskusikan perubahan, perusahaan menyadari bahwa para distributor sungguh dipertimbangkan untuk outlet-outlet yang tidak digunakan dan yang mana yang hanya dijadikan gudang. Kemudian kelompok selanjutnya mengamati lingkungan luar perusahaan, apa yang sedang menjadi “trend” dalam masyarakat. Oleh sebab itu, dari adanya interaksi dengan semua pihak, perusahaan dapat membuat suatu hal yang baru dalam menjalankan bisnisnya tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas produksinya. Dari hal-hal kecil yang bersifat kreatif dapat memberi dampak baik bagi perusahaan, maka kreatifitas dapat digunakan sebagai alat pembaharuan sistem kerja tanpa mengubah semua sistem yang sudah ada, namun tetap menghasilkan kualitas produk yang sama atau bahkan lebih baik. Penggunaan sistem yang ada dapat mengungkapkan semua indikator bahwa penghasilan dengan prosentase besar akan datang dari para distributor di masa depan sesuai pergeseran trend yang terjadi.

Aktifitas ini memulai sebuah pergerseran pola pikir kelompok konsumen mengenai distributor, yang mana sekarang terlihat sebagai konsumen strategis. Hal ini menjadikan para distributor tersebut juga sebagai konsumen yang dapat mendatangkan keuntungan selain konsumen yang sudah terlebih dahulu menggunakan produk perusahaan. Perusahaan harus segera merancang strategi untuk mengembangkan sebuah strategi yang lebih spesifik yang terfokus pada pangsa pasar para distributor dan belajar untuk menganggap mereka sebagai konsumen utama.

Memperoleh sisi kompetitif dengan konsumen melalui antisipasi bukan reaksi yang baik adalah berupa hasil penjelajahan strategi yang bagus. Sekarang ini banyak pergeseran dalam pola pikir tentang perlunya melihat bisnis di luar perusahaan dan membaca sekilas trend perubahan lingkungan. Kita sebaiknya melihat atau mengamati konsumen perusahaan dengan cara baru melalui pertanyaan baru. Dalam sebuah strategi yang bagus adalah ketika strategi itu dihadapkan pada situasi di luar dugaan, hal tersebut bisa diatasi dan diantisipasi oleh strategi yang sudah disusun, bukan melakukan sesuatu di luar strategi ketika terjadi kejadian yang tidak terduga-duga. Sebuah tantangan strategi terhebat adalah untuk memindahkan pola pikir yang biasa dilakukan sehari-hari. Setiap bisnis membutuhkan konsumen setiap hari ini, dan tipe-tipe konsumen hari ini mungkin berbeda dengan konsumen hari kemarin atau hari esok. Dalam

Berfikir Strategis

Dalam dokumen ISBN > (Halaman 77-80)